Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan
bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika
didinginkan. Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih
mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari
timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada
timah seperti seng, bismuth, atau gallium.
Pada PT Timah, timah tidak ditemukan dalam bentuk bebas melainkan dalam
lapisan kulit bumi terutama biji Kasiterit. Mayoritas timah terdapat pada pertambangan
di Cina, Malaysia, Peru, dan Indonesia. Dan para ilmuan memperkirakan bahwa timah
yang ditambang di Bumi akan hilang dalam 20 sampai 40 tahun kedepan. Timah
memiliki banyak kegunaan. Timah saat ini digunakan untuk membuat patri solder. patri
solder adalah campuran timah dan timbal yang digunakan untuk menyambungkan pipa
dan membuat sirkuit elektronik. Timah yang resistif (dapat melawan korosi) dari air
juga memungkinkan digunakan sebagai bahan pelapis untuk melindungi logam
lainnya.
Sebelum melakukan kegiatan penambangan timah, sebaiknya melakukan
tahapan eksplorasi terlebih dahulu. Tahapan ini merupakan tahapan penyelidikan
geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk,
letak, sebaran, kuantitas dan kualitas timah untuk kemudian dapat dilakukan
analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan. Kegiatan eksplorasi ini perlu
dilakukan sebelum kegiatan penambangan karena menghindari resiko kerugian yang
akan ditanggung perusahaan timah.
Seluruh kegiatan eksplorasi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
potensi sumber daya mineral (resources) yang terdapat dibumi menjadi cadangan
terukur yang siap untuk di tambang (miniable reserve). Agar proses penambangan

1
timah dapat bernilai ekonomis, dengan biaya (cost) yang rendah dan produksi yang
besar maka Teknik eksplorasi yang digunakan harus baik dan benar. Oleh karena itu,
kita perlu mengetahui tahapan-tahapan dan metode eksplorasi dalam penambangan
timah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu bijih timah ?
2. Bagaimana eksplorasi timah ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui komposisi pada timah ?
2. Untuk mengetahui teknik eksplorasi pada bijih timah ?

1.4 MANFAAT
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai bijih timah
2. Mendapatkan pemahaman tentang tahapan eksplorasi bijih timah
3. Mengetahui metode eksplorasi bijih timah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN EKSPLORASI TIMAH


Eksplorasi bijih timah adalah segala kegiatan sebelum aktivitas penambangan
yang dikhususkan untuk mengetahui, memperkirakan, dan mendapatkan ukuran,
bentuk, posisi, kadar ratarata serta jumlah cadangan timah agar dapat menentukan
kualitas dan kuantitas dari suatu endapan tersebut diperuntukkan mengetahui nilai
ekonomisnya. Beberapa ilmu penunjang yang mendukung kegiatan eksplorasi ini
antara lain Geologi, mineral, genesa bahan galian, Teknik eksplorasi, geofisika,
geokimia, Analisis cadangan, geostatistik, Hidrogeologi, dan geoteknik.
Eksplorasi timah merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui :
Kadar (%, gram/ton, kg/m, kalori) timah
Bentuk endapan timah
Kedalaman endapan timah
Penyebaran (lateral, vertikal) timah
Posisi endapan (miring, datar, vertikal) timah
Sifat-sifat fisik timah
Sifat-sifat batuan samping
Jumlah cadangan timah

2.2 TAHAPAN EKSPLORASI


Tahap Eksplorasi dilaksanakan melalui empat tahap, yakni :
a) Survei Tinjau
Survei tinjau merupakan kegiatan explorasi awal terdiri dari pemetaan
geologi regional, pemotretan udara,citra satelit dan metode survey tidak langsung
lainnya untuk mengedintifikasi daerah-derah anomial atau meneraliasasi yang
proespektif untuk diselifdiki lebih lanjut.

3
b) Prospeksi Umum
Prospeksi Umum dilakukan untuk mempersempit dearah yang
mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan Penyelidikan dilakukan
dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan contoh awal, misalnya puritan
dan pemboran yang terbatas, study geokimia dan geofisika, yang tujuanya adalah
untuk mengidentifikasi suatu Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral
Resources) yang perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis
kegiatan diatas.

c) Pendahuluan
Tahapan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi secara umum
meliputi : keadaan daerah, geologi, mineralisasi, dan penyebaran singkapan.
Pada tahap ini tingkat ketelitian / kerapatan mash rendah (> 200 m) masih secara
umum mencakup seluruh wilayah.

d) Eksplorasi awal
Eksplorasi awal yaitu deliniasi awal dari suatu endapan yang
teredintifikasi. Bertujuan untuk mengetahui ketebalan lapisan, bentuk, kolerasi,
sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas.
Kegiatannya antara lain:
Pemetaan Geologi
- Jenis Batuan
- Alterasi
- Mineralisasi
- Struktur
Penggunaan GPS
Pengambilan sampel Soil
Pembuatan Parit dan sumur uji
Pemboran Awal
- Membuktikan kemenerusan batuan

4
e) Eksplorasi rinci
Eksplorasi rinci yaitu tahap ekplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam tiga
dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari percontohan
singkapan,puritan, lubang bor, shafts, dan terowongan.
Tiga Dimensi Pada Pemboran Sumberdaya
-Terkira
-Terindikasi
-Terukur

2.3 METODE EKSPLORASI


Pada dasarnya metode eksplorasi dibagi menjadi 2 yaitu :

2.4.1 Eksplorasi Langsung

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan


dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi
permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari, serta dapat
dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling
terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan,
dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan.
Metode ini terbagi menjadi paritan, sumuran uji, dulang, Tracing, Trencing dan
sebagainya.

Metode Pengambilan Data Eksplorasi langsung

Pemetaan geologi
Pemetaan geologi (geological mapping) secara sederhana dapat
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan atau proses yang dijalankan dalam
rangka membuat peta geologi dari suatu daerah yang menjadi objek
pemetaan.
Pemetaan alterasi dan mineralisasi

5
Pendataan informasi-informasi geologi permukaan dan menghasilkan
suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat memberikan gambaran
mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan).
Pemetaan Struktur Geologi
Pendataan yang memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang
mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut.
Pengambilan contoh (Sampling)
Suatu proses pengambilan sejumlah kecil dari populasi (gas, cairan,
padatan, tumbuhan) yang mewakili sifat fisik dan kimia secara keseluruhan
populasi tersebut. Pengambilan conto perlu dilakukan karena bahan galian
mempunyai sifat fisik dan kimia tertentu, mempunyai mineral penyusun
bermacam-macam, komposisi dan kadar yang tidak sama. Bertujuan untuk
menentukan ada tidaknya endapan bahan galian atau menentukan bentuk, kadar
dan kedudukan di permukaan bumi.
Metode pangambilan contoh :
- Channel sampling : cara konvensional yg dilakukan pada sumur uji, drift,
dan cross cut
- Chip sampling : pengambilan conto pada batuan yg tersingkap
- Broken ore sampling : pengambilan conto pd sekumpulan batuan yg telah
terpisah dr batuan induknya secara manual/mekanis
- Grab sampling : sama dengan broken ore tetapi dilakukan apabila broken
ore telah diluar stope/ di atas alat angkut.
- Core sampling dan cutting
Laboratorium
Alur proses pada laboratorium
- Teknik Preparation (Regristasi, Pengeringan, Penimbangan, griding dan
press)
- Analisa unsur Sn (Penaksiran bentuk dan warna Sn serta mineral lain)
- Kalkulasi kadar Sn
- Input data

6
2.4.2 Eksplorasi Tidak Langsung

Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang


dilakukan dengan tidak berhubungan langsung dengan bahan atau endapan bahan
galian yang dicari. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan melalui mengamati atau
menganalisis kelainan kelainan sifat baik itu sifat fisik maupun sifat kimia dari
batuan. Metode ini meliputi metode geofisika dan geokimia.

Metode Geofisika
Di dalam eksplorasi geofisika biasanya digunakan beberapa metode seperti
metode geolistrik (geoelectric), metode magnetik, metode gravitasi dan
seismik. Masing-masing metode diterapkan sesuai dengan objek bahan galian
yang akan diselidiki.
Metode Geokimia
Merupakan pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements
(unsur-unsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas
dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali geokimia (Levinson, 1974;
Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987).
Sedangkan anomali geokimia adalah konsentrasi abnormal dari unsur-
unsur tertentu yang sangat kontras dengan lingkungannya, yang dipercaya
mengindikasikan hadirnya endapan mineral atau bijih. Pembentukan anomali
ini dihasilkan oleh mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi
dalam zona-zona mineralisasi (Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984;
Chaussier, 1987).

2.5 SURAT IZIN EKSPLORASI


2.5.1 Surat Keterangan Izin Peninjauan (SKIP)
Sesuai pasal 31 ayat 1 UU no 11 tahun 1967, Dalam kegiatan survei tinjau,
prospeksi dan pendahuluan surat izin yang digunakan ialah Surat Keterangan Izin
Peninjauan (SKIP), Maka berdasarkan pasal 68 PP no 32 tahun 1969 perlu untuk
menetapkan kembali garis-garis kebijaksanaan pemerintah yang digunakan

7
sebagai pedoman dalam pemberian Surat Keterangan Izin Peninjauan ke wilayah
yang dimintakan peminat dengan ketentuan sebagai berikut :
SKIP prinsipnya hanya surat jalan bagi seseorang untuk mengadakan
peninjauan terhadap wilayah tertentu khusus untuk tujuan permohonan
kuasa pertambangan kontak karya tanpa memberikan hak prioritas apapun
kepada pemegang SKIP yang bersangkutan.
Dalam peninjauan kembali pemegang SKIP hanya diperbolehkan
mengambil contohh batuan/mineral dari permukaan bumi tanpa
mengadakan pengalian, pemboran dan pemetaan.
SKIP diberikan atas permintaan yang bersangkutan, dengan menggunakan
contoh formulir yang memuat ketentuan-ketentuan antara lain mengenai:
- Jangka waktu berlakunya SKIP selama-Iamanya (satu) bulan
terhitung mulai tanggal diterbitkan SKIP itu, dan tidak dapat
diperpanjang.
- Berhubung karena SKIP bersifat peninjauan, maka didalam SKIP
tidak dicantumkan bahan galian tertentu yang hcndak ditinjau oleh
peminat yang bersangkutan.
- Pada SKIP untuk pengusaha nasional tidak perlu dilampirkun peta
wilnyah yang hendak dikunjungi dan tidak dicanturnkan luas
wilayah yangbersangkutan. Pada SKIP itu cukup disebut Propinsi
/ Kabupaten/ Kecamatan yang meliputi wilayah yang hendak
ditinjau.
- Pada SKIP untuk perusahaan asing, perlu dilampirkan peta dan
batas- batas wilayah yang hendak ditinjau.
- Sebelum mengadakan peninjauan agar yang bersangkutan
melaporkan terlebih dahulu kepada Gubernur/ pejabat instansi
serempat lainnya yang berwenang tentang maksud dan tujuan
kunjungan pernegang SKIP wilayah yang bersangkutan.
- Sebelum berakhimya SKIP, pemegang SKIP diwajibkan
menyampaikan laporan tentang hasil peninjauannya secara tertulis

8
kepada instansi yang mengeluarkan SKIP, dengan tembusan kepada
Menteti Pertambangan dan Energi cq. Direktorat Jenderal
Pcrtambangan Umum.

SKIP hanya dapat diberikan oleh :

Direktur Jenderal Pertambangan Umum cq. Direktur Pembinaan


Pengusahaan Pertambangan dengon tembusan kepada Sekretaris Jenderal
Departemen Penambangan dan Encrgi khusus bagi calon penanam modal
dalam rangka Undang-undang No. I tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing.
Direktur Jenderal Pertambangan Umum eq, Direktur Teknik Pertam-
bangan dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal Departemen
Pertambangan dan Energi untuk Pengusaha Nasional.
Gubemur / Kepala Daerah Propinsi, sepanjang mengenai
wewenangnya dibidang pertambangan umum dengan tembusan kepada
Direktur Jcnderal Pertambangan Umum dan Sekretaris Jenderal
Departeinen Pertambangan dan Energi.

2.5.2 Izin Usaha Pertambangan (IUP)

Jenis izin usaha pertambangan menurut UU No. 4 Tahun 2009, lebih


sederhana dari pada jenis izin menurut UU No. 11 Tahun 1967, yaitu hanya
terdiri dari tiga macam izin.
Sebagaimana diatur dalam Psal 35, bahwa usaha pertambangan
dilaksanakan dalam bentuk :
Izin Usaha Pertambangan, disingkat IUP;
Izin Pertambangan Rakyat, disingkat IPR; dan
Izin Usaha Pertambangan Khusus, disingkat IUPK.
Selain adanya penyederhanaan jenis izin sebagaimana diuraikan di atas, UU ini
juga menyederhanakan izin tahapan kegiatan penyelidikan, yaitu untuk

9
melakukan kegiatan penyelidikan bahan galian, cukup memperoleh satu kali izin,
misalnya IUP Eksplorasi.
Izin Usaha Pertambangan (IUP) adalah legalitas pengelolaan dan
pengusahaan bahan galian yang diperuntukkan bagi; badan usaha baik swasta
nasional, maupun badan usaha asing, koperasi, dan perseorangan.
Selanjutnya menurut Pasal 36 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2009, IUP terdiri dari
atas dua tahap, yaitu :
IUP Eksplorasi
IUP Operasi Produksi.
IUP Ekplorasi secara teknis meliputi kegitan-kegiatan sebagai berikut :
Penyelidikan umum;
Eksplorasi;
Studi kelayakan.
IUP Operasi Produksi, [2]meliputi kegiatan usaha pertambangan, sebagai-
berikut :
Konstruksi atau pekerjaan persiapan
Penambangan
Pengolahan dan Pemurnian
Pengangkutan dan Penjualan
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(PP 23/2010) diatur dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 ,
di dalamnya disebutkan bahwa IUP diberikan oleh Menteri, gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

BAB III

10
11
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 ENDAPAN BIJIH TIMAH


Kegiatan eksplorasi dilakukan pada perusahaan PT Timah (Persero) Tbk. Dari
data yang didapat dilapangan, endapan bijih timah berada pada vein kuarsa-kasiterit
di batu lempung- batu pasir (bedding vein). Arah umum vein N 120 E / 65 dengan
tebal vein 0.2-12 cm.

4.2 METODE EKSPLORASI


Metode yang sesuai untuk bentuk endapan bijih timah pada PT Timah adalah
metode geofisika. Metode ini sering digunakan untuk tipe endapat alluvial di laut / Off
Shore deposit.
Tahap pertama adalah pengumpulan data-data pemetaan dari daerah yang
berbatasan dengan endapan timah yang sudah diketahui, dan dilanjutkan
dengan tahap survey
Tahap survey geofisika dilaksanakan dengan metode geolistrik :
Resistivity dan Chargebilitas
Survey ini bertujuan untuk menentukan letak daerah arah jalur lemah,
tebal lapisan, dalam laut dan penyebaran timah.

1. Metode Geolistrik

Metode geolistrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


induksi polarsisasi atau polarisasi terinduksi. Prinsip kerja dari metode induksi
polarisasi ini adalah mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan
mineral-mineral logam di bawah permukaan bumi. dari hasil pengukuran
lapangan didapatkan data berupa resistivitas semu dan chargebilitas.

12
Data penelitian merupakan data primer dengan 5 lintasan yang
panjangnya 500 meter dengan menggunakan konfigurasi dipole dipole. hasil
pengukuran dan pengolahan data dinterpretasi dengan menganalisis
penampang 2D dan 3D hasil pemodelan nilai resistivitas dan cargebilitas
dengan dukungan data bor. Hasil interpretasi menyatakan bahwa ada indikasi
timah primer yang ditandai dengan nilai resistivitas 700 10000 ohm.m.
Adanya zona lemah di setiap lintasan yang di indikasikan sebagai
patahan,rekahan ataupun kekar yang dianggap sebagai jalur timah primer.
Untuk memperkuat dugaan nilai resistivitas digabungkan dengan nilai
chargebilitas yang memiliki rentang nilai 3-25Msec, pada rentang nilai
tersebut terdapat batuan ataupun mineral-mineral pembawah timah primer.
Sehingga dapat disimpulkan pada daerah penelitian masih terdapat
potensi timah primer. Prinsip kerja dari metode induksi polarisasi ini adalah
mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada permukaan mineral-mineral
logam di bawah permukaan bumi, dari hasil pengukuran lapangan didapatkan
data berupa resistivitas semu.

Cara Kerja Metode Geolistrik


Alat penentu dan echosounder digunakan untuk pengambilan data
resistivitas. Alat ini bekerja sebagai penerima sinyal satelit, transduser
pengukur kedalaman laut dan konsole yang berfungsi sebagai prosesor dan
display data-data.
Data yang dihasilkan dari peralatan lowrance dihubungkan ke peralatan
marine resistivity.

13
GAMBAR 4.1
SKEMA PENGUKURAN MARINE RESISTIVITY

Untuk mengukur resistivitas batuan, menggunakan alat Super Sting


Marine R8 dengan menggunakan 8 saluran yang dapat melakukan
pengukuran resistivitas secara terus menerus (Continuous Resistivity
Profiling, CRP).
Alat ini menggunakan 8 pasang elektroda pengukur beda tegangan yang
berupa 8 buah elektroda yang tersusun pada sebuah kabel dengan sistem
dipole-dipole.

Pengolahan data Resistivitas hasil pengukuran menggunakan metode


Marine Resistivity bertujuan untuk menghasilkan gambaran distribusi
resistivitas bawah permukaan yang sedapat mungkin mendekati kondisi
geologi yang sebenarnya.
Adapun pengolahan data yang dilakukan :

14
Mengkonversi resistivitas semu berdasarkan data beda potensial (V), arus
(I) dan faktor geometri hasil pengukuran lapangan.
Menghitung resistivitas semu didasarkan pada parameter model,
konfigurasi elektroda dan model.
Melakukan inversi untuk menentukan perkiraan dari parameter model yang
didasarkan pada data dan model.

4.3 HASIL DATA RESISTIVITAS


Berdasarkan data resistivitas yang peroleh dinterpretasikan bahwa :
1. Pada rentang nilai resistivitas <500 ohm.m (low resistivity) merupakan material
lepas berupa alluvial dengan litologi berupa pasir kerakal dan kerikil kerakal.

2. Rentang antara 500 ohm 5000 ohm (medium resistivity) merupakan soil yang
terdiri atas lempung pasiran.

3. Nilai resistivitas >10000 (high resistivity) ohm.m merupakan batupasir keras.

4. Nilai resistivitas yang rendah dekat dengan permukaan dengan geometri


berbentuk cekungan sedimentasi diinterpretasikan sebagai alluvial sedangkan

15
apabila nilai resistivitas rendah yang jauh dari permukaan dengan geometri di
interpretasikan sebagai zona struktur.

5. Lapisan batuan yang mengandung mineral sulfida berada pada nilai chargebility
> 25 msec yang diinterpretasikan sebagai zona mineral sekunder.

6. Dugaan potensi vein yang mengandung timah berada pada nilai resistivitas 500
m 5000 m dan nilai chargebilitas<25 msec. \

4.4 HASIL DATA CHARGEBILITAS


Berdasarkan data chargebilitas yang diperoleh merujuk pada tabel dibawah :

Namun dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang sebagaimana


eksplorasi yang digunakan pada PT Timah Tbk yaitu Eksplorasi timah menggunakan
kapal survey geotin 1
Kegiatan eksplorasi timah dilaut dengan menggunakan kapal survey geotin 1,
Kapal survey geothin 1 merupakan kapal eksplorasi milik PT Timah eksplomin yang
di produksi pada tahun 1998, sangat efektif dalam melakukan survey dilaut baik survey
geologi, geofisika maupun pengeboran.
KM geotin 1 dilengkapi dengan alat seismic yang memiliki kemampuan merekam
gambar dengan jelas dan akurat. Alat pengeboran menggunakan system count flush.

16
17

Anda mungkin juga menyukai