Oleh :
ABU THOLIB
J 100 070 038
Hari : Senin
Tim Penguji :
Disahkan oleh:
Hari : Rabu
Pembimbing
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah
-(Kahlil Gibran)-
Dalam hidup terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak
kita inginkan, dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan,
akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat
membuat hidup kita menjadi lebih bahagia,
Allah Maha Bijaksana, Ia memberi rasa sedih, kecewa, luka
namun jauh diatas segalanya, Ia sedang merajut sesuatu yang terbaik
untuk hidup kita
-(Mutiara Kata)-
PERSEMBAHAN
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
MALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
HALAMAN RINGKASAN ............................................................................ xiii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
D. Manfaat ............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Fungsional Vertebra ....................................................... 7
a. Struktur tulang vertebra lumbal .................................................... 7
b. Discus intervertebralis .................................................................. 10
c. Stabilisasi vertebra lumbalis ......................................................... 10
A. Patologi dan Problematika Fisioterapi .............................................. 16
1. Definisi ......................................................................................... 16
2. Etiologi ......................................................................................... 17
3. Patologi ........................................................................................ 18
4. Tanda dan gejala .......................................................................... 20
5. Komplikasi ................................................................................... 21
6. Prognosis ...................................................................................... 22
7. Diagnose banding......................................................................... 22
8. Problematic fisioterapi ................................................................. 24
B. Teknologi Intervensi Fisioterapi ....................................................... 25
1. Short Wave Dyathermy (SWD) .................................................... 25
2. TENS ............................................................................................. 26
3. Terapi Latihan WIFE .................................................................... 27
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 30
B. Kasus Terpilih ................................................................................... 30
C. Instrumen Penelitian ......................................................................... 30
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 33
E. Prosedur Pengambilan dan Pengupulan data .................................... 33
F. Teknik Analisa Data ......................................................................... 34
BAB IV PELAKSANAAN STUDI KASUS
A. Pelaksanaan studi Kasus ................................................................... 36
1. Anamnesis .................................................................................... 37
2. Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 40
3. Pemeriksaan gerak dasar .............................................................. 41
4. Pemeriksaan spesifik ..................................................................... 43
BAB V hasil dan pembahasan
A. hasil ................................................................................................... 61
B. pembahasan ........................................................................................ 62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Abu Tholib, J 100 070 038, Jurusan Program Studi Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan, 2010, 63 Halaman.
Latar Belakang :Nyeri punggung bawah adalah nyeri pada pinggang tulang
bawah L1 sampai seluruh sacrum dan otot-otot sekitarnya. Fisioterapi sebagai
salah satu tenaga kesehatan mempunyai peran untuk meminimalisasi resiko
terjadinya komplikasi nyeri punggung bawah yang lebih parah. Tehnik Fisioterapi
yang digunakan pada pasien nyeri punggung bawah sangat bervariasi untuk
mengatasi masalah yang timbul akibat nyeri punggung bawah mogenik.
Metode dalam Karya Tulis ini dengan menggunakan modalitas Short
Wave Dyathermy (SWD) dengan tujuan meningkatkan metabolisme sel-sel local
sehingga terjadi vasodilatasi local,menurunkan nyeri,menurunkan proses
kontraktur jaringan. TENS dengan tujuan menurunkan nyeri. Terapi Latihan
dengan tujuan mengurangi nyeri punggung bawah dengan memperkuat otot
terutama otot obdominal dan gluteus maximus dan meregangkan kelompok otot
ekstensor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang
penanganan Fisioterapi pada pasien nyeri punggung bawah miogenik. pada
kondisi nyeri punggung bawah karena miogenik menimbulkan suatu
permasalahan yaitu adanya nyeri, lingkup gerak sendi (LGS), adanya spasme otot
pada otot paravertebra dan permasalahan kemampuan fungsional adalah
permasalahan ganguan dari posisi tidur ke berdiri, gangguan saat aktifitas sholat,
adanya gangguan fungsional dari jongkok ke berdiri, untuk mengatasi
pemasalahan yang timbul pada kondisi tersebut modalitas yang digunakan adalah
Short Wave Dyathermy (SWD), TENS, terapi Latihan juga diberikan edukasi pada
penderita
Hasil : Dari pemberian modalitas terapi tersebut setelah diberikan terapi
sebanyak 6x didapat penurunan nyeri diam 2 menjadi 1, nyeri tekan 4 manjadi 3,
Kekuatan otot pada punggung bawah fleksi 3 menjadi 4, Ekstensi 3 menjadi 4,
LGS pada trunk fleksi 51 menjadi 55, Ekstensi 42 menjadi 38, Slide lateral fleksi
dextra 46 menjadi 42, Slide lateral fleksi sinistra 46 menjadi 42.
Abu Tholib, J 100 070 038, Jurusan Program Studi Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan, 2010, 63 Halaman.
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, membentuk sumber daya manusia yang optimal dalam bidang kesehatan
upaya preventif dan promotif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif
mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada
1
2
dimilikinya ikut mengambil peran serta aktif dan ikut bertanggung jawab terhadap
berperan dalam bidang kapasitas fisik dan kemampuan fungsional secara optimal
Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) adalah suatu gangguan neuro
muskuloskeletal berupa nyeri yang terbatas pada regio thoraco lumbal dan
sakral, tapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu Radiks
terbanyak dipoliklinik rawat jalan. Ditinjau dari beban biaya yang dikeluarkan,
Low back pain merupakan rangking 3 paling mahal setelah penyakit kanker
dan penyakit jantung. Keluhan Low Back Pain ini paling sering menyebabkan
merupakan suatu permasalahan yang sering dijumpai dan mengenai kira kira
Yanuar, 2002). Tetapi nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh strain
infeksi.
Pada karya tulis ilmiah ini penulis hanya membahas nyeri punggung
bawah akibat Miogenik. Miogenik merupakan salah satu bentuk kelainan pada
struktur tulang belakang umumnya terjadi karena trauma dan pergeseran yang
kiri. Miogenik paling sering terjadi pada sendi Lumbo-Sacral, karena beban
yang paling banyak pada tulang punggung terletak pada persendian ini
(Prasodjo, 2002). Kondisi ini dapat disertai nyeri atau tanpa nyeri. Insiden
(1) Kelompok umur diatas 40 tahun akan didapati nyeri pada kondisi
kematian, tetapi pada penderita yang mengalami nyeri akan terjadi gangguan
aktivitas sehingga nyeri tidak dapat dianggap remeh. Nyeri dapat berupa nyeri
tekan, nyeri gerak, ataupun nyeri yang menjalar pada daerah tungkai, yang
diikuti spasme otot dan berlanjut pada keterbatasan Lingkup Gerak Sendi
4
(LGS) serta penurunan kekuatan otot. Dampak dari kondisi tersebut akan
membungkuk, saat jalan dan saat bangun dari duduk (Soedomo, 2002). Nyeri
yang dirasakan akan bertambah saat melakukan aktivitas dan rasa kaku pada
punggung bawah.
Stimulation (TENS), Short Wave Diathermy (SWD), Infra Red (IR), Micro
merupakan suatu modalitas fisioterapi yang dipilih penulis pada kasus nyeri
punggung bawah akibat Miogenik yang dibahas pada proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
kekuatan otot elastisitas, luas gerak sendi dan ketahanan. (Borenstein, 1989)
B. Rumusan Masalah
otot fleksor dan ekstensor trunk, menambah Lingkup Gerak Sendi (LGS)
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas 2 hal yaitu tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT
miogenik
6
LBP Miogenik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lumbal, 5 tulang sacral dan tulang coccygeus. Tulang cervical, thoracal dan
region thorax dan sacrum. Vertebra lumbal ditandai dengan corpus dan
arcus yang kuat. Vertebra lumbal berjumlah lima, ke atas bersendi dengan
kedua sisi corpus vertebra dan sedikit kearah atas dan bawah dari
gerak fleksi dan ekstensi kearah anterior dan posterior (Cailliet, 1981).
7
8
1
7
9
5
Gambar 2.1
Tulang punggung (Sobotta, 1995)
Keterangan
1. Vertebra cervical
2. Vertebra thoracal
3. Vertebra lumbal
4. Vertebra sacral
5. Vertebra coccygeus
6. Vertebra prominem
7. Pancecius spinosus
8. Pancecius tranversus
9. Discus invertebralis
9
2 7
3 5
4
8
5
5
Gambar 2.2
Vertebra lumbalis ke IV, tampak dari cranial (Sobotta, 1995)
Keterangan
1. Body
2. Pedicle
3. Processius tranversus
4. Facies Articularis
5. Lamina
6. Processius Spinosus
7. Foramen Vertebrae
8. Facies Articularis Inferior
10
b. Discus intervertebralis
Bila terjadi suatu tekanan atau kompresi yang merata bekerja pada
vertebra maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh discus
intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi saja, nucleus
pulposus akan melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi
yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada gerakan vertebra seperti fleksi,
vertebra dan ligament sebagai stabilisasi pasif serta otot sebagai stabilisasi
lumbal antara lain (1) Ligamen longitudinal anterior dan posterior, (2)
posterior.
11
1
2
Potongan melintang
5 6
Potongan sagital
Gambar 2.3
Discus Intervertebralis dan ligamentum
Potongan melintang dan sagital
Keterangan :
1. Annulus Fibraus
2. Nucleus Pulposus
3. Ligament Interspinosus
4. Ligametum Supraprinosium
5. Nucleus Pulposus
6. Analus Vibrasus
12
Gambar 2.4
Segmen pergerakan Lumbal
Skema, potongan medial (Sobotta, 1995).
Keterangan
1. Ligament longitudinal posterior
2. Anulus fibrosus
3. Nucleus pulposus
4. Ligament longitudinal anterior
5. Ligament flavum
6. Processus articularis superior
7. Ligament supraspinale
8. Processus spinosus
9. Ligament interspinale
10. Processus articularis inferior
11. Foramen intervertebrale
13
corpus vertebra pada sisi kontralateralsaling melebar dan pada sisi lateral
(Kapandji, 1974).
Gambar 2.5
Otot Lumbal (Sobotta, 1995).
14
Gambar 2.6
Otot Lumbal (Sobotta, 1995).
Gambar 2.7
Otot Lumbal (Sobotta, 1995).
15
derajat, saat gerak ekstensi adalah 30 derajat (Russe dan Gerhard, 1975).
latero fleksi, rotasi yang terjadi dengan aksis vertical melalui prosessus
spinosus dengan sudut normal 45 derajat, gerakan ini dibatasi otot rotasi
joint di region lumbal memiliki bidang gerak sagital dan frontal sehinga
40 fleksi hanya terjadi pada lumbal dan 60 fleksi bila dipengaruhi oleh
Gambar 2.8
Otot otot perut ( Sobotta, 1995 )
Keterangan :
1. M. rectus abdominis
2. M. obliquus externus abdominis
3. M. obliquus internus abdominis
17
Gambar 2.9
Otot otot punggung
( Sobota, 1995 )
Keterangan :
1. M. Illiocostalis thoracic
2. M. Latisimus dorsi
3. M. Illiocostalis thoracic
4. M. Erector spine
5. M. Spinalis thoracic
6. M. Longisimus dorsi
7. M. Illiocostalis
8. Obliqus internus abdominis
18
karena tidak ada tulang yang memfiksasi, berbeda dengan region thoracal
yang difiksasi oleh tulang costa. Selain itu vertebra lumbal berfungsi
1. Definisi
Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah suatu gangguan neuro
musculoskeletal berupa nyeri yang terbatas pada regio thoraco lumbal dan
sacral, tapi gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radix
lumbalis (Sidharta, 1984). Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan
didaerah punggung bawah yang dapat berupa nyeri local maupun nyeri
punggung, tendo, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas sehari-
hari berlebihan. Nyeri bersifat tumpul, intensitas bervariasi sering kali menjadi
kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri ini tidak
19
disertai dengan parestesi, kelemahan atau deficit neurologis. Bila batuk atau
2. Etiologi
disebabkan karena :
a. Ketegangan otot
terhadap tulang.
b. Spasme/kejang otot
pemanasan. Spasme otot ini memberikan gejala yang khas, ialah dengan
adanya kontraksi otot disertai rasa nyeri yang hebat. Setiap gerakan akan
c. Defisiensi otot
dijumpaia adanya noktah picu ini. Titik ini bila ditekan akan
3. Patologi
Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal
lebih lemah disbanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban.
Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle
a. Nyeri
Nyeri yang dirasakan akan bertambah saat melakukan aktivitas dan rasa
b. Spasme otot
ringan pada otot-otot punggung bawah dan otot otot perut serta
c. Keterbatasan gerak
d. Kelemahan otot
kelemahan otot karena pasien enggan bergerak. Biasanya otot otot yang
e. Gangguan fungsional
5. Komplikasi
usia dini, sering berlanjut sampai terjadi pergeseran yang berat dan membawa
resiko komplikasi neurologist yang besar apabila dibiarkan tanpa ada tindakan
otot pada kedua tungkai dan dapat pula disertai gangguan spincter ani dan
Selain itu juga dapat terjadi hiperlordosis lumbal dan penurunan LGS
lumbosacral.
6. Prognosis
7. Diagnosa banding
23
Apabila terjadi keluhan nyeri pada punggung kita juga harus melihat
a. Spondylosis
biasanya bertambah bila pasien dalam keadaan berdiri tegak dan terlalu
lelah.
b. Spondylolisis
Prasodjo, 2002).
d. Tumor Vertebra
bertambah saat malam hari dan nyeri tidak akan berkurang dengan adanya
24
aktivitas dan perubahan posisi. Selain itu pasien juga kehilangan berat
e. Infeksi
nyeri yang biasanya akan bertambah saat malam hari dan nyeri pada
8. Problematik Fisioterapi
a. Impairment
vertebra kearah depan dan adanya proses degenerasi. Dengan adanya nyeri
kekuatan otot.
b. Fungsional limitation
BAK.
25
c. Disability
interaksi sosial.
stressor panas berupa energi elektro magnetic yang dihasilkan oleh arus bolak
balik berfrekuensi 2.450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm. Arus ini
sensorik atau dengan kata lain tidak menimbulkan kontraksi otot. Pemberian
SWD pada kasus ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, mengurangi spasme
Efek fisiologis dari SWD antara lain (1) meningkatkan metabolisme sel-
sel local kurang dari 13% sewtiap kenaikan temperatur 1 derajat celcius, (2)
saraf.
Efek terapeutik dari SWD antara lain (1) nyeri, spasme, gangguan
Para ahli sepakat bahwa pengurangan nyeri dari pemberian MWD adalah
2. TENS
saraf dengan dua arah disepanjang akson saraf yang bersangkutan. Di sini ,
impuls yang dihasilkan TENS yang berjalan menjauh dari sistem saraf pusat
mengacu pada teoti gerbang control bahwa gerbang terdiri dari sel internunsia
yang bersifat inhibisi yang dikenal sebagai substansia gelatinosa dan yang
terletak di kornu posterior dan sel T yang merelai informasi dari pusat yang
lebih tinggi. Tingkat aktivitas Sel T ditentukan oleh keseimbangan asupan dari
serabut berdiameter besar A beta dan A alfa serta serabut berdiameter kecil A
delta dan srabut C. Asupan dari saraf berdiameter kecil akan mengaktifasi sel
T yang kemudian dirasakan sebagai keluhan nyeri. Namun pada saat yang
berdampak pada penurunan asupan terhadap sel T baik yang berasal dari
serabut berdiameter besar maupun kecil dengan kata lain asupan impuls dari
3. Terapi latihan
Terapi latihan adalah gerak dari tubuh atau bagian dari tubuh untuk
karena letak gangguan mekanik dan nyeri pada punggung bawah terdapat di
Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperkuat otot otot fleksor pada
(Basmajian, 1978). Pada saat latihan ini otot otot ekstensor trunk bergerak
memanjang dan otot otot flexi trunk memendek berulang ulang sehingga
Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan terapi latihan,
latihan ini pada tahun 1937 untuk pasien dengan LBP kronik sebagai respon
Low Back Pain dengan degenerasi vertebra hingga penyakit degeneratif discus
(William 1965).
Tujuan akhir dari latihan ini untuk mengurangi nyeri dan memberikan
pada flexor hip, otot punggung bawah dan sendi sacroillica. William berkata
sesuai pada group flexor dan ekstensor dari otototot postural. (William
1965)
Dalam beberapa kasus latihan ini digunakan saat penyebab dari gangguan
atau beberapa karakteristik dari gangguan yang tidak diketahui oleh terapis.
29
mereka sendiri
Latihan ini ada 6 gerakan yaitu (1) Pelvic Telting, (2) Knee to chest yang
terdiri 2 gerakan yaitu Single knee to chest dan Double Knee to chest, (3)
Partial Sit-up, (4) Hamstring Stretch, (5) Hip Flexor Stretch, (6) Squat.
Ilmiah ini penulis hanya menggunakan 3 gerakan yaitu, (1) Pelvic Telting, (2)
Knee to chest yang terdiri 2 gerakan yaitu Single knee to chest dan Double
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. RENCANA PENELITIAN
B. KASUS TERPILIH
Kasus yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini nyeri
pungggung bawah miogenik pada Ny. X Umur 66, agama islam, pekerjaan
pensiunan kopral .
C. INTRUMENT PENELITIAN
gambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Ada dua macam
bawah sebelah kiri, keterbatasan LGS pada trunk, dan penurunan ADL.
30
31
Kasus penelitian KTI ini diambil dari RST Dr. Soejono Magelang,
1 Maret 2010.
1. Data primer
a. Pemeriksaan fisik
b. Interview
c. Observasi
diberikan terapi.
34
2. Data Sekunder
a. Studi dokumentasi
b. Studi Pustaka
pasien. Data tersebut diambil dari data yang ada di rumah sakit berupa
terhadap pasien yang didukung dengan diagnosa dokter dan assesment dari
fisioterapi. Setelah itu penulis mengumpulkan data yang ada dari hasil
2. dari data yang sudah diperoleh kemudian dievaluasi oleh terapis secara
perkembangan pasien.
BAB IV
Back Pain Miogenik dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal.
ini akan menjadi dasar yang sangat penting untuk menentukan program
mengetahui metode yang dipilih apakah sudah sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien.
36
37
a. Pengkajian Data
1) Anamnesis
yaitu:
keluhan
merasakan
berjalan.
sebelah kanan.
40
2) Pemeriksaan fisik
b) Inspeksi
trunk.
c) Palpasi
paravertebra
41
d) Perkusi
e) Auskultasi
nyeri.
(1) Kognitif
(2) Intrapersonal
untuk sembuh.
(3) Interpersonal
terapis.
merasakan nyeri
43
berdiri
3) Pemeriksaan Spesifik
nyeri ringan, pada saat ditekan (nyeri tekan) nyeri tidak begitu
berat, pada saat gerak (nyeri ngerak) nyeri tidak begitu berat.
untuk evaluasi.
b. G e r a k a n lateral fleksi
c. G e r a k a n rotasi
45
terulur
b. Menentukan Diagnosa
dan fungsional limitation pada pasien Low Back Pain Miogenik. Dari
impairment dari penderita: (1) Adanya nyeri gerak dan tekan pada
c. Tujuan fisioterapi
pendek dan tujuan jangka panjang, dimana kedua hal tersebut saling
bawah
penderita
d. Penatalaksanaan Fisioterapi
a) Persiapan alat
b) Persiapan pasien
c) Pelaksanaan
a) Persiapan alat
elektroda yang sama besar dan dalam kondisi yang cukup basah
b) Persiapan pasien
c) Pelaksanaan terapi
ubah durasi dan frekuensi pulsa tetap pada parameter yang telah
lainnya.
(Basmajian,1978).
a) Persiapan alat
pasien.
b) Persiapan pasien
pas.
.
Gambar 3.1
Gerakan pertama (Pelvic Telting)
Gambar 3.2
Gerakan kedua (Partial Sit-Up)
hamstring.
53
Gambar 3.3
Gerakan ketiga ( Single Knee to Chest)
4) William Flexion Exercise nomor 4 (T4)
Gambar 3.4
Gerakan keempat (Double Knee to Chest)
fascia latae.
Gambar 3.5
Gerakan kelima (exaggregated starters position)
Gambar 3.6
Gerakan keenam (Standing Pelvic Telting)
Pelaksanaan Terapi yang dilakukan pada hari kedua yaitu
1. Evaluasi
1) Evaluasi sesaat
Tabel 4.2
Hasil evaluasi VDS, MMT, LGS, and Skala Jette
Komponen Yang
No. T1 T2 T3 T4 T5 T6
dievaluasi
1 Nyeri (VDS)
- Nyeri Diam 2 3 1 1 3 1
- Nyeri Gerak 3 3 5 5 4 3
- Nyeri Tekan 4 5 5 4 4 3
2 Kekuatan Otot(MMT)
- Fleksor trunk 3 3 4 4 4 4
- Ekstensor trunk 3 3 3 3 4 4
3 LGS (Midline) Posisi awal
: 51 51 53 53 55 55
- Fleksor trunk 42 42 40 40 38 38
- Ekstensor trunk
Posisi Akhir
- Fleksor trunk 46 46 44 44 42 42
- Ekstensor trunk 46 46 44 44 42 42
Gerakan Slide Fleksi
Trunk Kanan
- Awal 40 39 36 43 43 41
- Akhir 14 13 18 11 11 13
57
2) Evaluasi Akhir
didapat hasil nyeri berkurang pada saat diam tidak ada nyeri (1),
saat gerak nyeri ringan (3), saat ditekan nyeri ringan (2).
mandiri.
2. Tindak lanjut
telah dicapai.
f. Edukasi:
setiap hari ( sehari 2 kali sesi ) jangan hanya pada saat sakit saja.
waktu 20 30 menit.
dengan tubuh, (2) punggung dalam keadaan lurus, (3) hindari torsi
59
konstan.
salah satu kaki lebih tinggi dari yang satunya, (5) kursi jangan
terlalu tinggi sehingga lutut lebih rendah dari paha, (6) selingi
angkat ke atas dengan jari tangan kanan kiri saling ditautkan lalu
g. Dokumentasi
bukti tiap pelayanan, (4) sebagai dasar analisa mutu layanan, (5)
yang berlaku.
BAB V
A. Hasil
Seorang pasien dengan kondisi Low Back Pian Miogenik yang berusia
berkurang pada saat diam tidak ada nyeri (1), saat gerak nyeri ringan (3), saat
ditekan nyeri ringan (2). Peningkatan lingkup gerak sendi pada fleksi trunk
4 cm, ekstensi trunk 4 cm, slide lateral fleksi kanan 4 cm, slide lateral
Tabel 5.1
Hasil Terapi menggunakan Skala VDS, MMT, LGS, and Skala Jette
Komponen Yang
No. T1 T2 T3 T4 T5 T6
dievaluasi
1 Nyeri (VDS)
- Nyeri Diam 2 3 1 1 3 1
- Nyeri Gerak 3 3 5 5 4 3
- Nyeri Tekan 4 5 5 4 4 3
2 Kekuatan Otot(MMT)
- Fleksor trunk 3 3 4 4 4 4
- Ekstensor trunk 3 3 3 3 4 4
3 LGS (Midline) Posisi awal
: 51 51 53 53 55 55
- Fleksor trunk 42 42 40 40 38 38
- Ekstensor trunk
Posisi Akhir
- Fleksor trunk 46 46 44 44 42 42
- Ekstensor trunk 46 46 44 44 42 42
Gerakan Slide Fleksi
Trunk Kanan
- Awal 40 39 36 43 43 41
- Akhir 14 13 18 11 11 13
Gerakan Slide Fleksi
Trunk Kiri
- Awal 43 44 41 42 44 45
61
62
- Akhir 11 10 13 12 10 9
Rotasi
- Kanan 85 85 85 85 83 83
- Kiri 90 90 90 85 85 83
4 Skala Jette
7. membungkuk 3 3 2 2 2 2
- Nyeri 4 4 4 4 4 4
- Kesulitan 3 3 3 3 3 3
- Ketergantungan
8. jongkok
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulutan 4 4 3 3 3 3
- Ketergantunagn 2 2 3 3 3 3
9. bangun
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulitan 3 3 3 3 3 3
- ketergantungan 2 2 2 3 3 3
10. duduk lama
- Nyeri 3 3 3 2 3 3
- Kesulitan 3 2 2 2 3 3
- ketergantungan 2 2 2 2 3 3
11. BAK
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulitan 4 4 4 3 3 3
- ketergantungan 2 2 2 3 3 3
12. BAB
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulitan 4 4 4 4 3 3
- ketergantungan 3 3 3 3 3 3
Keterangan :
1. sangat mudah
2. agak mudah
3. tidak mudah juga tidak sulit
4. agak sulit
5. sangat sulit
B. Pembahasan
kondisi Low Back Pain Miogenik pada waktu sebelum diterapi dan sesudah
spasme pada otot paravertebra, (2) Adanya nyeri tekan dan gerak pada
extensor punggung, (5) Adanya keterbatasan LGS trunk karena nyeri, Untuk
1. Nyeri
10
nyeri diam
5 nyeri gerak
nyeri tekan
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Rasa nyeri dapat berupa nyeri spontan, nyeri gerak, maupun nyeri
yang lebih tinggi di susunan saraf pusat. Serabut saraf berdiameter besar
(Mardiman, 2001).
otot melebar sehingga sirkulasi darah sekitar menjadi lancar. Sirkulasi darah
2. Kekuatan Otot
65
3 Fleksor trunk
2 Ekstentor trunk
0
T1 T2 T3 T4 T5
Grafik 5.2 Evaluasi kekuatan otot Fleksor dan ekstensor trunk dengan
MMT Pada kasus Low Back Pain Miogenik
kekuatan otot karena gerakan tubuh selalu disertai oleh kontraksi otot.
yang diberikan pada otot yang berkontraksi, otot akan beradaptasi dan
dan secara tidak langsung kekuatan otot akan meningkat. Hal ini juga
didukung dengan adanya nyeri yang sudah berkurang, maka kerja otot
50
40
fleksi trunk
Nilai
30 ektensi trunk
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6
Terapi
Dari grafik di atas dilihat adanya peningkatan LGS trunk baik fleksi,
Hal ini dipengaruhi oleh efek dari SWD dan TENS itu sendiri yaitu
jaringan.
untuk menmbah lingkup gerak sendi (LGS). Stretching ini dapat juga
itu relax dan tidak tegang maka otot tersebut dapat bergerak dengan full
4. Kemampuan Fungsional
Data T1 T2 T3 T4 T5 T6
1. membungkuk
- Nyeri 3 3 2 2 2 2
- Kesulitan 4 4 4 4 4 4
- Ketergantungan 3 3 3 3 3 3
2. jongkok
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulutan 4 4 3 3 3 3
- Ketergantunagn 2 2 3 3 3 3
3. bangun
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulitan 3 3 3 3 3 3
- ketergantungan 2 2 2 3 3 3
4. duduk lama
- Nyeri 3 3 3 2 3 3
- Kesulitan 3 2 2 2 3 3
- ketergantungan 2 2 2 2 3 3
5. BAK
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulitan 4 4 4 3 3 3
- ketergantungan 2 2 2 3 3 3
6. BAB
- Nyeri 3 3 3 2 2 2
- Kesulitan 4 4 4 4 3 3
- ketergantungan 3 3 3 3 3 3
Tabel 5.4 Evaluasi Fungsional dengan Skala Jette
Pada kasus Low Back Pain Miogenik
Keterangan :
1. sangat mudah
2. agak mudah
3. tidak mudah juga tidak sulit
4. agak sulit
5. sangat sulit
(Kisner, 1996).
69
BAB VI
A. Kesimpulan
otot punggung, tendo, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas
Nyeri ini tidak disertai dengan parestesi, kelemahan atau defisit neorologis.
modalitas SWD, TENS dan terapi latihan, dan edukasi hasilnya membaik
yaitu adanya penurunan nyeri pada nyeri diam yaitu ; dari nyeri sangat
ringan (skala 2) menjadi tidak merasa nyeri (skala 1), nyeri gerak ; dari
nyeri ringan (skala 3) menjadi nyeri sangat ringan (skala 2), dan nyeri tekan
; dari nyeri tidak begitu berat (skala 4) menjadi nyeri sangat ringan (skala 2).
Peningkatan LGS.
69
70
nyeri pada punggung bawah terutama sebelah kiri, penurunan LGS trunk
home program dan edukasi yang telah dianjurkan dan diajarkan oleh terapis.
B. Saran
rumah.
yang tepat, untuk menentukan jenis modalitas fisioterapi yang tepat dan
itu, jika telah terjadi cidera yang dicurigai terjadi patah tulang maka
DAFTAR PUSTAKA
Apley, A. Graham, Buku Ajar Orthopedi Fraktur Sistem Apley, 7th ed, Wi
dya Medika CD Atlas of clinical Anatomi
Basmajian,Jhon V.,1989, Therapeutik Exercise, third edition, USA
Beyerstein B. Alternative medicine and common errors of reasoning. Acad Med
2001 ; 76 : 230 236.
Borenstein D. wisel S, Boden anatomi dan biomecanich of the lumbu sacral spine,
in :Low Back Pain : Medical Diagnosis and. Comprehensife
management.
Caillet,R., 1981, Low Back Pain Syndrome; second edition. FA Davis
Company.Philadelphia
Chusid, J G.,1990, Neuroanatomi korelatif dan neurology fungsional, cetakan
kedua, Gajah mada university;Yogyakarta
Foster MG. An introduction to ethnomedicine. In : WHO : Traditional medicine
and health care coverage. Geneva : WHO 1983. P 17 -24
Hislop,H.J and Montgomery,J,1995, Pemeriksaan alat gerak tubuh, cetakan
kedua.penerjemah Steven pandogo, Netherland,Hal 173
Ig. Sujatno dkk. 2002, Sumber fisis. Politeknik Kesehatan Surakarta: Surakarta.
Hal 180
Kapandji, LA,.1990 The Physiologi of joint, volume three, chruchill living
stone,USA
Kisner, 1996, Therapeutik exercise foundation and technique, Third edition. F.A,
Dawis Company, Philadelphia
Kuntono H.P.. ManagementNyeri Muskuloskeletal. Temu Ilmiah Tahunan
Fisioterapi XV. Semarang. 2000.
Maliana L, Pinzon R.2004. Patofisiologi dan penatalaksanaan nyeri punggung
bawah, kumpulan makalah.pain syndrome; toward echanism base
treatment, Jogjakarta
Mirawati T., et al., 2004, etiologi dan resistensi LBP hernia nucleus pulposus
(HNP)
Paliyama,J.M, 2003, Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS
dalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal, FK Undip
Semarang,Semarang 103
73
Parjoto.s, 2006, Terapi listrik untuk modulasi nyeri, Ikatan Fisioterapi Indonesia,
Semarang
Rahma AS & Yahya W. Gambaran Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Berdikari Sari Utama Flour
Mills, Makassar. Makassar: Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin; 2005.
Prasojo, JB. 2002. Modalitas Diagnostik Radiologik Nyeri Punggung Bawah.
Simposium Pelantikan Dokter Periode 142. Solo.
R.Puts and R.Pabst,1995. Sobbota atlas manusia bagian I, alih bahasa Indart
hadinata; editor,J oko Suyono, ed.20,EGC, Jakarta
R.Puts and R.Pabst,2000. Atlas Anatomi Manusia Subota, Jilid 2 (edisi 21).
Jakarta. EGC