Pendahuluan
Studi Kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha.
Beberapa proyek gagal di tengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi, dan kredit yang
macet di dunia perbankan, serta kegagalan investasi lainnya merupakan bagian dari tidak
diterapkannya studi kelayakan secara konsisten. Studi kelayakan yang diterapkan secara
benar akan menghasilkan laporan yang komprehensif tentang kelayakan proyek/bisnis
yang akan didirikan/dikembangkan/didanai dan kemungkinan-kemungkinan resiko yang
akan dihadapi/terjadi.
Secara umum, tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apakah produk yang ditawarkan marketable atau tidak?
2. Dari sisi produksi, apakah secara teknis dapat dilakukan dan sustainable?
3. Dari sudut pandang manajemen, apakah bisnis tersebut efektif dan efisien?
4. Ditunjau dari sisi hukum, apakah termasuk usaha yang legal atau ilegal?
5. Dari sisi keuangan, apakah bisnis tersebut profitable atau tidak?
Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, legal dan
profitable, berarti bisnis tersebut layak, layak untuk dibiayai/ diberikan kredit/didirikan dan
atau disetujui izinnya.
b. Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan
dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang
akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk melakukan
pengawasan terhadap jalannya usaha.
e. Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan muidah terdeteksi, sehingga
mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.
a. Calon Investor
Dalam menilai studi kelayakan bisnis, calon Investor lebih terkonsentrasi pada
aspek ekonomis dan keuangan karena pada aspek inilah mereka dapat menentukan
tingkat pengembalian modal (IRR), payback period, aliran kas dan tentunya proyeksi
laba-rugi. Disini mereka juga dapat memperhitungkan return dan resiko yang
mungkin dihadapi.
c. Perbankan
Dalam proses persetujuan perkreditan dari bank diperlukan rekomendasi yang
menyatakan bahwa proyek tersebut layak, maka diperlukan studi kelayakan bisnis
d. Pemerintah
Penilaian Pemerintah terhadap studi kelayakan adalah biasanya yang menyangkut
pada aspek legalitas dan perizinan (izin prinsip dan izin operasional proyek).
e. Manajemen Perusahaan
studi kelayakan bisnis untuk pengembangan bisnis baru akan berhubungan dengan
pihak menajemen terutama direksi.
f. Masyarakat
Acuan penilaian masyarakat terhadap suatu proyek atau bisnis biasanya yang
menyangkut AMDAL (dampak lingkungan). Dan AMDAL ini biasanya untuk proyek-
proyek besar.
Faktor-faktor penyebab kegagalan suatu Bisnis
1. Data dan Informasi tidak lengkap
2. Tidak teliti
3. Salah perhitungan
4. Pelaksanaan pekerjaan salah
5. Kondisi lingkungan
6. Unsur sengaja
2. Aspek Pemasaran
Pada dasarnya analisis pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar (market
share) dari produk bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif
maupun inferensial, sedangkan datanya dapat digunakan data kuantitatif maupun
kualitatif.
3. Aspek Hukum
Evaluasi ini berguna antara lain untuk kelangsungan hidup proyek serta dalam
rangka meyakinkan kreditur dan investor bahwa proyek yang akan dibuat tidak
menyimpang dari aturan yang berlaku.
4. Aspek Manajemen
Aspek manajemen yang dievaluasi ada dua macam :
a. Manajemen saat pembangunan proyek antara lain menyusun rencana kerja,
siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya.
b. Manajemen saat proyek telah dioperasionalkan antara lain menentukan secara
efektif dan efisien mengenai bentuk badan usahan, jenis-jenis
pekerjaan,struktur organisasi serta pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan
5. Aspek Lingkungan
Analisa lingkungan diperlukan untuk melihat kondisi lingkungan sekitar yang
berpengaruh positif atau negatif bagi perusahaan meliputi sistem nilai masyarakat,
sistem birokrasi, iklim politik, perekonomian, lingkungan alam dan lingkungan hidup
6. Aspek Keuangan
Dari sisi keuangan, suatu proyek dikatakan sehat jika memberikan keuntungan yang
layak dan mampu memenuhi kebutuhan kewajibannya. Analisa yang diperlukan
dalam aspek keuangan ini meliputi menghitung perkiraan jumlah dana yang
diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap
proyek, struktur pembiayaan yang paling menguntungkan
2. Sumber Dana
- Uang Sendiri
- Patungan
- Pinjaman Bank
PENILAIAN INVESTASI
Laba Kotor
Pendapatan Biaya
Dikatakan layak jika Payback Period lebih kecil dari tahun penyusutan/ketentuan
lainnya
ASUMSI - ASUMSI :
- Nilai Investasi Alat Rp. 9.900.000.000
- Kegiatan ditahun pertama sebanyak 1.500 dan naik 5% per tahun
- Tarip Tindakan Rp. 2.000.000 dan naik 10% per 2 tahun
- Biaya SDM sebesar Rp. 35.000 per tindakan dan naik 5% per tahun
- Biaya BMHP sebesar Rp. 200.000 per tindakan dan naik 10% per tahun
- Biaya Listrik sebesar Rp. 50.000 per tindakan dan naik 10% per tahun
- Biaya Service Sebesar Rp. 2.000.000 ditahun ke-2 dan naik 10% per tahun
Tahun ke- 1 2 3 4 5
TAHUN PENDAPATAN BIAYA SDM BIAYA BMHP BIAYA LISTRIK BIAYA SERVICE PENYUSUTAN LABA KOTOR
Kas DF
Tahun Laba kotor PV
Masuk 14%
1 892.500.000 2.872.500.000 0,877 2.519.736.842
2 1.187.875.000 3.167.875.000 0,769 2.437.576.947
3 1.515.787.500 3.495.787.500 0,675 2.359.556.989
4 1.877.481.609 3.857.481.609 0,592 2.283.938.781
5 2.276.429.503 4.256.429.503 0,519 2.210.656.106
JUMLAH 7.750.073.613 17.650.073.613 11.811.465.665
1). Payback Periode
3). NPV
Dengan tingkat bunga 14% NPV positif, atau lebih kecil dari 1
Tahun Kas
Masuk
(9.900.000.000)
1 2.872.500.000
2 3.167.875.000
3 3.495.787.500
4 3.857.481.609
5 4.256.429.503
Jumlah 17.650.073.613