Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Injektor pada motor diesel berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar ke dalam selinder
pada akhir langkah konpresi saat piston berada pada 14 sebelum TMA, pada langkah ini nozzle (
bagian injektor ) menyemprotkan bahan bakar dalam bentuk kabut sempurnya secara kontyniu dan
teratur sesuai mekhanisme katup. Injektor di dalam mekhanismenya di bantu oleh komponen
komponen penunjang agar memaksimalkan kinerja dari injektor di dalam mengabutkan bahan
bakar.
a. Nozzle adalalah klep yang digunakan menyemprotkan bahan bakar ke dalam cylinder dalam
bentuk kabut, sehingga bahan bakar dapat tercampur dengan udara secara merata ( homogen ) dan
mudah terbakar.
1) Hole type :
a) Single hole
b) Multiple hole
2) Pin type :
a) Throttle.
b) Pintle
B. Jenis jenis injektor yang sering digunakan pada motor diesel menurut waktu penginjeksian
bahan bakar
Injektor dalam penggunaannya pada motor diesel terdiri dari berbagai jenis yaitu injektor
langsung dam injektor tidak langsung. Dari segi pemakaian kedua jenis injektor ini sering
digunakan pada kendaraan karena keduanya memiliki kekurangan serta kelebihan masing
masing.Adapun perbedaan antara injektor langsung dan tidak langsung adalah :
1. Injektor jenis tidak langsung ( precombution camber PC )
Pada sistem ini bahan bakar tidak langsung disemprotkan langsung ke dalam cylinder ( ruang
bakar utama ), melainkan terlebih dahulu melalui suatu kamar muka atau precombution camber (
PC ), sehingga proses pembakaran terjadi secara menjalar ke ruang bakar utama.
Gambar : injeksi tidak langsung ( precombution camber PC )
2. injeksi langsung ( direct injeksion DI )
Injeksi langsung pada motor diesel cara kerjanya adalah nozzle menyemprotkan baha n bakar
dalam bentuk kabut ke dalam selinder ( ruang bakar ) sehingga proses pembakaran terjadi secara
serempak.
Kelebihan kelebihan injeksi langsung (direct injeksion ) dengan injeksi tidak langsung
(precombution) :
a. Untuk precombution pembakaran lebih sempurna , sedangkan direct injektion pemakaian bahan
bakar lebih hemat.
b. precombution umur komponen utama lebih panjang, pada direct injektion engine response (
percepatan ) lebih baik.
c. Pada precombution nozzle tidak cepat kotor atau buntu, untuk direct injektion engine lebih
mudah dihidupkan.
d. Precombution lebih ramah lingkungan, karena tingkat polusi udara lebih rendah , padadirect
injektion kapasitas alat pendingin lebih kecil.
e. Pada precombution kemungkinan pemakaian bahan bakar yang lebih berat ( energi lebih besar )
sedangkan pada direct injetion horse power lebih besar.
3. Akhir Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar,tekanan bahan bakar turun dan pressure
spring mengembalikan nozzle needle keposisi semula (menutup saluran bahan bakar).Sebagian
bahan bakar yang tersisa antara nozzle needle dan nozle body,melumasi semua komponen dan
kembali ke over flow pipe.
D. Proses Pengabutan Bahan Bakar pada Injector
Proses pengabutan bahan bakar diesel melalui injektor ini diperlukan agar terjadi proses
pembakaran yang sempurna didalam silinder, kendati pada motor diesel ini pembakaran diberikan
melalui panas yang dihasilkan oleh pemampatan udara luar namun nyala api tidak akan terjadi
tanpa adanya penambahan oksigen. Oleh karena itu, dalam proses pengabutan ini pada dasarnya
adalah mencampur bahan bakar dengan oksigen, untuk itu proses pengabutan untuk memperoleh
gas bahan bakar yang sempurna pada injector dapat dilakukan dengan tiga sistem pengabutan yaitu
:
1) Pengabutan Udara
Proses pengabutan udara terjadi pada saat bahan bakar yang bertekanan 60 sampai 85 kg/cm
mengakibatkan tekanan pada rumah pengabut sebesar 60 kg/cm yang selalu berhubungan
langsung dengan tabung udara dengan tekanan bahan bakar dari pompa mencapai 70 kg/cm pada
Volume tertentu akan tertampung pada cincin pembagi dari pengabut tersebut. Tekanan bahan
bakar dari pompa tadi juga akan mengangkat jarum pengabut dengan demikian, udara yang
bertekanan tadi akan mengalir bersama bahan bakar melalui lubang-lubang halus pada cincin
pembagi sehingga membentuk gas bahan bakar dan masuk kedalam silinder. Gas bahan bakar yang
terbentuk karena proses persenyawaan antara udara dengan bahan bakar maka akan sangat mudah
terbakar bila berhubungan dengan udara panas dan bertekanan tinggi. Dengan plunger pompa
injeksi yang digerakan oleh poros bubungan dan distel sedemikian rupa maka pengabutan hanya
terjadi pada akhir kompresi.
2) Pengabutan Tekan
Pada proses pengabut tekan ini saluran bahan bakar dan ruangan dalam rumah pengabut harus
selalu terisi penuh oleh bahan bakar, dengan jarum pengabut yang tertekan oleh pegas sehingga
saluran akan tertutup. Namun ketika bahan bakar dari injection pump yang beterkanan 250 kg/Cm
mengalir kebagian takikan jarum pengabut, pengabut akan tertekan keatas sehingga saluran akan
terbuka. Dengan demikian, bahan bakar akan terdesak melalui celah di antara jarum pengabut
dalam bentuk gas. Untuk memperoleh proses pembakaran yang sempurna didalam silinder maka
proses pemampatan udara di dalam silinder diusahakan menghasilkan turbulensi udara.
3) Pengabutan Gas
Pengabut ini dikonstruksi sedemikisn rups dengan komponen-komponen yang terdiri atas rumah
poengabut, katup dan bak pengabut yang ditempatkan di bagian bawah dari pengabut dan berada
di dalam ruang bakar. Dalam proses pengabutan ini bahan bakar telah berada dalam keadaan
bertekanan tinggi dan katup injeksi sudah terbuka sejak langkah pengisapan oleh torak dan pada
kondisi demikan ini sebagian bahan bakar telah menetes ke bak pengabut yang di bagian sisinya
terdapat lubang-lubang kecil. Keadaan ini akan mengakibatkan motor menjadi sangat panas
sehingga bahan bakar tadi akan berubah menjadi kabut. Pada akhir langkah kompresi udara yang
bertekanan akan menerobos masuk ke bak pengabut tersebut melalui lubang-lubang kecil dari bak
pengabut tersebut dan mengakibatkan letusan Namun hal ini tidak cukup membakar bahan bakar
secara keseluruhan kartena tidak cukup oksigen sehingga sisa bahan bakar yang tidak terbakar
akan keluar masuk didalam ruang bakar dan terbakar pada ruangan ini, oleh kerena itu pada sisitem
pengabutan ini askan terjadi dua kali proses pembakaran yaitu proses pembakaran mula dan prose
pembakaran yang sebenarnya, kendati sistem ini jarang digunakan namun proses pengabutan
dengan gan ini dapat menghasilkan kabut bahan bakar yang memenuhi syarat dalam kebutuhan
proses pembakaran.
Keterangan :
a) Pada gambar a terlihat tidak terjadi penyemprotan pada nozzle dan ini menandakan bahwa
terjadi penyumbatan pada nozzle nedle. Keadaan ini apabila dibiarkan akan menimbulkan
kerugian serta efek samping terhadap mesin. Nozzle yang tersumbat akan mengakibatkan tidak
adanya bahan bakar yanga disalurkan ke dalam selinder, ini akan mengakibatkan mesin akan
pincang dan tenaga akan berkurang bila nozzle yang tersumbat hanya satu buah.
b) Sedangkan pada gambar b terlihat penyemprotan nozzle tidak sempurna karena pengabutan
hanya berpusat pada satu titik saja dan keadaan ini mengakibatkan pembakaran tidaklah
sempurna karena bahan bakar yang dikabutkan tidak terkabut secara sempurna dan pemakaian
bahan bakar alan boros dan asap pada kenalpot akan tebal dan berwarna putih.
c) Pada gambar c terlihat pengabutan yang sempurna dimana pengabutannya menyebar dan tidak
berpusat pada satu titik . Pengabutan yang baik membentuk sudut pengabutan dengan sudut 14 .
Pengabutan yang sempurna akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dan pembakaran
yang sempurna akan menngkatkan efisiensi mesin. Diameter nozzle akan mempengaruhi tekanan
pengabutan tekanan pengabutan yang baik tergantug dari spesifikasi motor diesel.
F. Pelindung panas untuk nozzle
Pelindung panas pada nozzle berfungsi untuk melindungi nozzle dari temperatur yang tinggi,
temperatur yang tinggi akan mempengaruhi kinerja dari nozzle karena dengan temperatur yang
tinggi akan menyebabkan berubahnya bentuk dan fisik nozzle itu sendiri. Melihat dari kondisi di
atas maka para insinyur mulai mengembangkan pendingin nozzle yang berfungsi untuk
mengurangi resiko yang ditimbulkan akibat temperatur yang tinggi.Di bawah ini akan dijelaska
jenis jenis pendingin pada nozzle yang banyak digunakan dewasa ini pada motor diesel.
1. Pelindung panas nozzle jenis pintel dan trotle
Jenis pelindung nozzle pintel dan trothle dengan cara meletakkan / menyisipkan plat di antara
mur penahan dan kepala nozzle. Tujuan diletakkannya plat ini adalah sebagai sirip pendingin
yang gunanya untuk membuang panas ke udara, dengan begitu permukaan nozzle yang
menerima panas lebih sedikit.
keterangan gambar :
1. nozzle
2. Mur penahan
3. Plat pelindung panas
4. kepala nozzle
keterangan gambar :
1. Nozle lubang banyak
2. Mur penahan nozzle
3. Ring / perapat
4. Pelindung panas
5. Kepala nozzle
Warning : sewaktu bekerja dengan nozzle tester, jangan mengarahkan semprotan kebagian tubuh
mekanik. Semprotan nozzle dapat masuk ke aliran darah sehingga dapat menimbulkan keracunan
pada darah.
Keterangan :
a) gambar A bentuk penyemprotan tidak baik karena penyemprotannya pendek dan menyebar.
b) Gambar B bentuk penyemprotan kurang baik karena sudut penyemprotannya lebih lebar dan juga
pendek.
c) Gambar C bentuk penyemprotan baik hanya saja penyemprotannya tidak lurus.
d) Gambar D bentuk penyemprotan yang di harapkan karena sudut penyemprotan membentuk sudut
14 dan arah penyemprotan juga lurus.
Keterangan:
1. Nut
2. Gasket
3. Nozzle holder
4. Shim
5. Preasure spring
6. Retaining pin
7. Distance spase
8. Nozzle pin
9. Retaining nut
Kemudian bersihkan semua komponen menggunakan injektor cleaner
Gambar : membersihkan injektor menggunakan injekror cleaner.
Setelah melakukan pembersihan komponen menggunakan solar, kemudian lakukan tes luncur
jarum pada nozzle pin dan bodynya. Jarum harus meluncur pelan pelan dengan sendirinya.
Kemudian lakukan penyetelan tekanan penyemprotn dengan cara mengurangi ataupun
menambah tebal shim. Perbedaan tebal 0.04 mm akan merubah tekanan penyemprotan 4 bar,
atau menambahkan shim dengan tebal 0.1 mm akan menambah tekanan sebesar 10 kg/cm .
Setelah semua penyetelan tekanan penyemprotan selesai dan hasil tes menunjukkan tekanan
penyemprotan sudah sama dengan standard , kemudian pasang injektor pada mesin.
Terakhir hidupkan mesin dan lakukan pembuangan angin palsu pada injektor saat mesin mati
dan saat nesin hidup.
Gambar : membuang angin palsu ( membleding ) pada injektor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas , maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada kendaran motor diesel, mekanisme sistim pengabutan bahan bakar sangat penting dijaga
kondisinya agar maksimalnya proses pembakaran serta homogenisasi pembakaran.
2. Injektor yang baik pada motor diesel dapat memaksimalkan kinerja serta perfomani kendaraan
di lapangan.
3. Perawatan pada injektor sangat mudah bila dilakukan perawatan secara berkala.
B. Saran
1. Bagi teknisi kendaraan, bagian maintenence dealer dan masyarakat secara umum hendaknya
memperhatikan kondisi serta keadaan mekhanisme sisitim pengabutan pada kendaraan ( khusus
untuk motor diesel ) , terutama bila terjadi gejala- gejala yang tidak normal pada mesin dan
tebalnya asap kendaraan yang menandakan adanya ketidak beresan pada pembakaran. Hal ini
juga berhubungan dengan kurangnya perawatan secara berkala pada kendaraan serta tidak
maksimalnya kinerja sistim penyemprotan bahan bakar pada kendaraan akan merugikan
pengendara sendiri. Jadi, diharapkan agar perawatan serta pemerisaan sisitim
pengabutan dilaksanakan sesuai dengan Standard Operation Prosedur ( SOP ) masing
masing kendaraan.
2. Mudah- mudahan makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca mengenai
pemeriksaan serta penyetelan sisitim pengabutan bahan bakar ( injektor system ) pada
kendaraan.
3. Harapan penulis makalah ini dapat menjadi sumber rujukan dan pedoman dalam melakukan
service dan reparasi injektor pada kendaraan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Budi santoso , 1989 Teknis Praktis Sevise Motor Diesel . Surabaya :Karya Anda
Basic Engine System for Heavy Equipment , 1999 . Perawang : Repair Centre
PT.INDAH KIAT PULP DAN PAPER CORP, repair centre, 1991 Dasar dasar Motor
Diesel
Grotamsil purba , 1991 Trouble Shooting For Diesel . Perawang : Repair Centre Dept.
Heavy Equipment