Anda di halaman 1dari 16

TOPIK 3

SUMBER AJARAN ISLAM PERTAMA:


AL-QURAN
HADIS RIWAYAT MALIK



))
Aku mewariskan dua hal, yang membuat kalian
(ummatku) tidak akan tersesat, selama masih
berpegang teguh kepada dua hal tersebut, yaitu
Kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnah-ku. (Hadis
riwayat Malik)
PENGERTIAN AL-QURAN

Secara bahasa (etimologi), Al-Quran berarti


Bacaan, berasal dari akar kata qaraa.
Kata kerja qaraa dan berbagai kata
bentukannya muncul 17 kali dalam Al-Quran.
Secara istilah (terminologi), Al-Quran is the
Muslim scripture, containing the revelation
recited by Muhammad and preserved in a
fixed, written form.
NAMA LAIN AL-QURAN

Selain nama Al-Quran, disebut pula nama


Al-Kitab, yang berarti Tulisan.
Menurut Abu al-Maali Uzaizi bin Abdul Malik
(w. 1085), terdapat 55 nama yang lazim
digunakan untuk merujuk Al-Quran.
Salah satu nama tersebut adalah Al-Furqan,
yang berarti Pembeda, yakni Pembeda
antara yang hak dan batil.
SEJARAH AL-QURAN
Al-Quran sebagai Kalam Allah diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril
selama kurang lebih 20 tahun.
Pewahyuan secara gradual adalah selaras dengan
perkembangan misi kenabian Muhammad SAW.
Menurut Jalaluddin al-Suyuti (w. 1505) cara pewahyuan
Al-Quran adalah sebagai berikut:
1. Laksana gemerincing lonceng.
2. Dihunjamkan ke hati Nabi Muhammad oleh Jibril.
3. Disampaikan oleh Jibril yang berwujud manusia.
4. Disampaikan langsung oleh Tuhan, baik saat Nabi
Muhammad terjaga atau bermimpi.
SEJARAH AL-QURAN (Lanjutan)

Al-Quran tersusun tidak berdasarkan kronologi


pewahyuannya, karena 5 ayat pertama yang turun (Iqra
dan seterusnya) terdapat pada Surah 96 (Al-Alaq).
Berdasarkan tempat turunnya wahyu, menurut Ibnu
Abbas, surah-surah dalam Al-Quran terbagi menjadi
dua: Makkiyyah (86 surah) dan Madaniyyah (28 surah).
Al-Quran terpelihara dari kemusnahan dan dikumpulkan
menjadi sebuah Kitab Suci melalui dua cara:
1. Ia dihafalkan oleh Nabi dan para Sahabat.
2. Ia direkam secara tertulis di atas berbagai jenis
bahan yang bisa ditulis.
SEJARAH AL-QURAN (Lanjutan)

Para Sahabat Nabi yang dikenal sebagai penghafal dan


pengumpul Al-Quran antara lain:
1. Ubay bin Kab (w. 642)
2. Muaz bin Jabal (w. 639)
3. Zaid bin Tsabit (w. 655)
4. Ali bin Abi Talib (w. 661)
5. Usman bin Affan (w. 656)
6. Saad bin Ubaid (w. 637)
7. Abu al-Darda (w. 652)
8. Abdullah bin Masud (w. 652)
KODIFIKASI AL-QURAN

Inisiatif penulisan Mushaf Al-Quran berasal dari Umar


bin al-Khattab yang mengusulkan kepada Khalifah Abu
Bakar agar tulisan-tulisan ayat Al-Quran dikumpulkan.
Umar khawatir, karena pada Perang Yamamah puluhan
pejuang-penghafal Al-Quran gugur.
Maka dibentuk tim yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit.
Penyeragaman dan standarisasi teks dan bacaan
Al-Quran ditetapkan pada masa Khalifah Usman bin
Affan, dan dikenal sebagai Mushaf Usmani.
Selanjutnya Al-Quran standar tersebut disebarkan ke
kota-kota yang dikuasai oleh Khilafah Islamiyah.
KEOTENTIKAN AL-QURAN
Jaminan dari Al-Quran sendiri:




Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran,
dan Kami yang memiliharanya

Pengakuan William Muir (seorang Orientalis):

.Kamidengan sangat yakin menegaskan bahwa setiap ayat dalam


Al-Quran merupakan komposisi asli dan tak berubah dari Muhammad
sendiri
Kami yakin bahwa Al-Quran memang kata-kata Muhammad, seperti
keyakinan orang Muslim bahwa Al-Quran adalah firman Tuhan
FUNGSI AL-QURAN

Sebagai petunjuk akidah atau kepercayaan yang


harus dianut oleh manusia.
Sebagai petunjuk mengenai moral (akhlak) yang
harus diikuti manusia baik secara individual
maupun kolektif.
Sebagai petunjuk mengenal syariat dan hukum
dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum
yang harus diikuti oleh manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.
KEDUDUKAN AL-QURAN

Al-Quran dipandang sebagai sumber


pertama yang membentuk seluruh
bangunan keagamaan Islam, baik teologi,
etika, maupun hukum.
Al-Quran menjadi basis segala aspek
kehidupan individual dan sosial kaum
Muslim.
POKOK KANDUNGAN AL-QURAN

Ajaran mengenai akidah.


Ajaran mengenai ibadah dan syariah.
Ajaran mengenai muamalah.
Keterangan tentang yang haq (benar) dan bathil
(salah).
Petunjuk-petunjuk ilmiah (keilmuan).
Keterangan tentang alam gaib.
Kisah umat-umat terdahulu.
Tabsyir (berita gembira) dan indzar (peringatan)
TAFSIR AL-QURAN

Tafsir berasal dari kata fassara berarti menjelaskan,


menerangkan, menyingkap, atau menampakkan.
Secara khusus tafsir bermakna penjelasan atas al-Quran
atau ilmu tentang penafsiran Kitab Suci tersebut.
Tafsir mencakup penjelasan tentang sebab pewahyuan
suatu bagian al-Quran, kedudukan bagian tersebut
dalam surah, kisah sejarahnya, penentuan masa
pewahyuan (Makkiyah-Madaniyah), nasikh-mansukh,
am-khas, dan lain-lain.
Tafsir telah muncul sejak awal Islam dan dimotori oleh
Nabi Muhammad SAW sendiri. Tafsir Nabi ini direkam
dalam berbagai koleksi hadis, dan disusun mengikuti
urutan surah dalam Mushaf Usmani.
KONTEKSTUALISASI
PENAFSIRAN AL-QURAN

Secara umum metode tafsir terbagi dua:


Tafsir bi al-Matsur (periwayatan) dan
Tafsir bi al-Rayi (penalaran).
Para penafsir Al-Quran menafsirkan
ayat-ayat sesuai dengan konteks zaman
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
SIGNIFIKANSI AL-QURAN

Ciri kehidupan modern adalah rasionalitas.


Al-Quran sangat mendorong manusia
menggunakan rasionya.
Isyarat-isyarat ilmiah di dalam Al-Quran
justru banyak terbukti pada zaman modern.
Petunjuk-petunjuk Al-Quran relevan dengan
isu-isu kemanusiaan yang berkembang pada
zaman modern, seperti masalah keadilan,
HAM, persamaan, demokrasi, dan lain-lain.
REFERENSI

Ismail Raji al-Faruqi, Cultural Atlas of Islam (Atlas


Budaya Islam), Bandung: Mizan, 2003.
Taufik Adnan Amal, Al-Quran, dalam Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam: Akar dan Awal, Jilid 1, Jakarta:
Ichtiar Baru van Hoeve, 2002.
Muhammad Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran:
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat.
Abuddin Nata, Al-Quran dan Hadits: Dirasah Islamiyah I.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,
Jilid 1.

Anda mungkin juga menyukai