Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017/2018

MODUL :Boiler

PEMBIMBING : Ir. Dwi Nirwantoro Nur., MT

Tanggal Praktikum : 12 September 2017


Tanggal Penyerahan Laporan : 19 September 2017

Oleh :
Kelompok : 1 dan 2
Nama : 1. Afiek Mauliani Utami 151411001
2. Alvin Maulana 151411002
3. Asri Aminah 151411003
4. Dani Darmawan 151411004
5. Dani Gustiana Sandie 151411005

Kelas : 3A-Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu, kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Boiler ini dapat dioperasikan dengan sistem pembakaran
single firing maupun double firing yaitu pembakaran menggunakan 2 jenis bahan bakar, fuel oil
dan fuel gas. Bahaya yang paling besar adalah jika terjadi kegagalan pada sistem supply fuel, dan
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mematikan api dan pengurangan bahan bakar.
Untuk menjaga fuel tetap terbakar dengan sempurna dan untuk menghindari terjadinya banjir di
dalam dapur karena fuel tidak terbakar (tekanan fuel terlalu tinggi atau rendah) maka setiap
dapur mempunyai system safe guard dengan parameter Flow Fuel Oil (High atau Low Flow).
Bahan bakar yang digunakan boiler harus melalui beberapa tahapan proteksi supaya bahan
bakar oiler tersebut sesuai yang diinginkan. Sering kali, inputan maupun outputan bahan bakar
boiler baik fuel oil dan fuel gas mengalami perbedaan tekanan dan perbedaan flow. Agar sistem
di dalamnya bisa menjalankan fungsinya dengan baik tanpa mengalami adanya suatu kegagalan,
maka beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan antara lain tingkat keamanan yang
diperlukan untuk mengamankan proses.
1.2 Tujuan
Menghitung temperature
Menghitung kalor yang disupply
Menghitung kalor yang diterima steam
Menghitung efisiensi boiler
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Boiler adalah bejana bertekanan dengan bentuk dan ukuran yang didesain untuk
menghasilkan uap panas atau steam. Di Industri sawit boiler sebagai pengahsil uap sangat
berperan penting karena uap yang dihasilkan digunakan sebagai tenaga penggerak utama
turbin sebagai motor penggerak generator dan menghasilkan energi listrik. Sementara uap
bekas dari turbine dipergunakan untuk kebutuhan proses produksi TBS, baik itu untuk
kebutuhan sterilisasi, pemanasan sludge dan minyak serta pemanasn air.
2.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita
sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu
diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah
air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan
panas yang sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Gas hasil
pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir mengikuti bentuk boiler
hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas
buang akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan diteruskan secara konduksi ke air
di dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah (saturated
steam) dan dapat berlanjut hingga menjadi uap kering (superheated steam). Boiler
berfungsi sebagai steam generator (penghasil uap), adalah suatu bentuk sistem
pembakaran yang merupakan gabungan dari beberapa tube, header, ducting, burner, fin
plate dan manifold yang di desain untuk saling terhubung dalam suatu proses untuk
mengubah air menjadi uap bertekanan yang kemudian digunakan untuk menggerakkan
turbin dan generator sehingga menghasilkan listrik di sebuah power plant (pembangkit
listrik) dan berfungsi sebagai pencaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi.
2.3 Jenis Boiler
Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan
evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang dipengaruhi oleh gas buang boiler
yang mempengaruhi lingkungan dan produk steamseperti apa yang akan dihasilkan.
Berikut klasifikasi boiler yang telah dikembangkan:
a. Berdasarkan tipe pipa :
Fire Tube:
Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik: menghasilkan kapasitas dan tekanan
steam yang rendah.
Cara kerja: proses pengapian terjadi didalam pipa, kemudian panas yang
dihasilkan dihantarkan langsung kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi
boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler tersebut.
Kelebihan: Proses pemasangan cukup mudah dan tidak memerlukan
pengaturan yang khusus, tidak membutuhkan area yang besar dan memiliki biaya
yang murah.
Kekurangan: Memiliki tempat pembakaran yang sulit dijangkau saat hendak
dibersihkan, kapasitas steam yang rendah dan kurang efisien karena banyak kalor
yang terbuang sia-sia.
Water Tube:
Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik: menghasilkan kapasitas dan tekanan steam
yang tinggi.
Cara Kerja: proses pengapian terjadi diluar pipa, kemudian panas yang
dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan
terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu
dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai,
melalui tahap secondary superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan
ke pipa utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan
terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di dalam air tesebut. Hal ini
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Kelebihan: Memiliki kapasitas steam yang besar, niali efesiensi relatif lebih
tinggi dan tungku pembakaran mudah untuk dijangkau saat akan dibersihkan.
Kekurangan: Biaya investasi awal cukup mahal, membutuhkan area yang luas
dan membutuhkan komponen tambahan dalam hal penanganan air.
b. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan :
Solid Fuel
Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik: harga bahan baku pembakaran
relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair
dan listrik. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe
listrik.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar padat (batu bara, baggase, rejected product, sampah kota, kayu) dengan
oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Bahan bakar mudah untuk didapatkan dan lebih murah.
Kekurangan: Sisa pembakaran sulit untuk dibersihkan,
Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik
jika dbandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara percampuran
bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Memiliki sisa pembakaran yang sedikit sehingga mudah
dibersihkan dan bahan baku yang mudah didapatkan.
Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki
kontruksi yang mahal.
Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran
paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini
lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja: pembakaran yang terjadi akibat percampuran bahan bakar gas
(LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: memiliki bahan bakar yang paling murah dan nilai efesiensi yang
lebih baik.
Kekurangan: Kontruksi yang mahal dan sumber bahan bakar yang sulit
didapatkan, harus melalui jalur distribusi.
Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan relatif lebih
murah dibandingkan dengan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai
effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan semua tipe boiler
berdasarkan bahan bakarnya.
Cara kerja: pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyuplai
sumber panas.
Kelebihan: Memiliki perewatan yang sederhana dan sumber pemanas sangat
mudah untuk didapatkan.
Kekurangan: Nilai efesiensi yang buruk dan memiliki temperatur pembakaran
yang rendah.
c. Berdasarkan kegunaan boiler :
Power Boiler
Tipe power boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam sebagai pembangkit listrik, dan sisa steamdigunakan untuk menjalankan proses
industri.
Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar,
sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam atau air panas untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan
pemanas.
Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube
atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan
tekanan yang sedang.
Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam atau air panas sebagai pemanas dan sebagai tambahan untuk
menjalankan proses operasi komersial.
Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube
atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan
tekanan yang rendah.

Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil
steam atau air panas tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.
Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe fire tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah

Heat Recovery Boiler


Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai
penghasil steam dari uap panas yang tidak terpakai. Hasilsteam ini digunakan untuk
menjalankan proses industri.
Cara kerja: steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan tipe water tube
boiler atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang besar.

d. Berdasarkan konstruksi boiler :


Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik: perakitan boiler dilakukan di pabrik
pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk boiler.

Site Erected Boiler


Tipe site erected boiler memiliki karakteristik: perakitan boiler dilakukan di tempat
akan berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per komponen.
2.4 Bagian Boiler
Bagian-bagian dari boiler
1) Pemanas Lanjut Uap atau Steam Super Heater
Pemanas lanjut uap adalah alat yang digunakan untuk memanaskan uap jenuh
menjadi uap yang dipanaskan lebih lanjut. Uap yang dipanaskan lanjut bila digunakan
untuk melakukan kerja dengan jalan ekspansi di dalam turbin atau mesin uap tidak
akan segera mengembun, sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya bahaya yang
disebabkan terjadinya pukulan balik atau Back Stroke yang diakibatkan
mengembunnya uap belum pada waktunya sehingga menimbulkan vakum ditempat
yang tidak semestinya di daerah ekspansi. Kemungkinan terjadinya pukulan balik
atau back stroke di tempat yang belum semestinya tersebut lebih mudah terjadi bila
yang digunakan aialah uap kenyang sebagai penggerak mesin uap ataupun turbin uap.
2) Ekonomiser
Gas asap setelah meninggalkan superheater konveksi ataupun pemanas lanjut
ulang atau steam reheater, temperaturnya masih cukup tinggi sekitar 500C hingga
800C,sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut
dibuang lewat cerobong. Gas asap yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk
memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel, sehingga air
telah dalam keadaan panas, sekitar 30C sampai 50C di bawah temperatur
mendidihnya. Air yang telah dalam keadaan panas pada saat masuk ke dalam drum
ketel membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum, dinding ketel
tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet dengan demikian biaya
perawatan atau biaya maintenance-nya menjadi lebih murah. Lain halnya bila air
dalam keadaan dingin masuk ke dalam drum tersebut, dinding drum akan mengerut
dan mudah pecah atau bocor, sehingga biaya perawatannya mahal.
3) Pemanas Udara atau Air-Preheater
Gas asap setelah keluar dari memanasi ekonomiser masih bertemperatur sekitar
400C hingga 700C sehingga sayang bila dibuang langsung lewat cerobong, karena
panas yang terkandung di dalam gas asap tersebut masih dapat dimanfaatkan lagi
untuk memanaskan udara sebelum dimasukkan ke dalam tungku, sehingga efisiensi
thermos boiler dapat dinaikkan lagi. Memanaskan udara pembakaran sebelum
dimasukkan kedalam tungku berarti mengurangi kebutuhan panas untuk menaikkan
temperatur udara di dalam tungku, sehingga api di dalam tungku tidak banyak
mengalami penurunan temperatur, sehingga mengurangi kemungkinan api di dalam
tungku tiba-tiba padam sendiri.
4) Peralatan untuk Pembersihan boiler
Pada boiler terjadi pengotoran-pengotoran yang disebabkan oleh :
kerak ketel pada aliran air;
abu pada aliran api atau gas asap.
Kerak ketel yang terbentuk pada pipa-pipa penguap, untuk waktu-waktu tertentu
harus dibersihkan, agar tidak mengerak pada dinding-dinding pipa sehingga dapat
menggangu perpindahan panas dari api di luar pipa kepada air yang di dalam pipa.
Untuk membersihkan kerak ketel dari dalam pipa-pipa, digunakan pelocok pipa
umtuk pipa-pipa yang lurus, seperti halnya pipa-pipa pada ketel seksi. Ujung pelocok
pipa diberi kawat baja spiral yang dapat mengorek endapan-endapan kerak pada pipa.
Abu yang terbentuk di dalam ketel hasil pembakaran bahan bakar padat, dapat dibagi
menjadi:
abu padat yang terkumpul dalam sumuran-sumuran abu;
abu yang menjadi cair yang terbawa melayang-layang di dalam api atau
gas asap;
abu padat yang terbawa terbang bersama api atau gas asap yang padat
mencapai daerah konveksi.
Untuk menghilangkan abu padat yang terdapat pada sumuran abu,dapat
digunakan cara membuka klep abu yang terdapat di dasar sumuran abu pada waktu-
waktu tertentu sehingga abu tumpahdi atas ban berjalan atau konveyor, dan dengan
menggunakan konveyor tersebut abu dibuang dari sumuran abu dan diterima oleh
alat-alat transport.
5) Penangkap debu atau Dust Collector atau Praecipitator
Gas asap sebelum dibuang ke luar melalui cerobong asap harus dibersihkandahulu
dari debu atau abu terbang, yang turut terbawa oleh gas asap, agar tidak menimbulkan
pengotoran atau polusi terhadap lingkungan sekitarnya.
Ada beberapa macam alat yang digunakan untuk menangkap debu terbang sebelum
gas asap dibuang ke luar melalui cerobong yaitu:
a) Sistem mekanis kering, terdiri dari:
- siklon (cyclone) dan
- multisiklon (multi-cyclone)
b) Sistem mekanis basah, terdiri dari:
- sistem hujan buatan, dan
- sistem adhesi
c) Sistem elektro-statis.
Bahan bakar yang digunakan di dalam boiler pada umunya diklasifikasikan sebagai
berikut:
Bahan bakar padat
Bahan bakar padat yang terdapat di bumi berasal dari zat-zat organik. Bahan
bakar padat mengandung unsur-unsur seperti zat arang atau Karbon (C), Hidrogin
(H), zat asam atau Oksigen (O), Nitrogen (N), belerang (S), abu dan air, yang
kesemuanya terikat dalam satu persenyawaan kimia.
Bahan bakar cair
Bahan bakar cair berasal dari minyak bumi. Minyak bumi didapatkan dari dalam
tanah dengan jalan mengebornya di lading-ladang minyak, dan memompanya
sampai ke atas permukaan bumi, untuk selanjutnya diolah lebih lanjut menjadi
berbagai jenis bahan bakar.
Bahan bakar gas
Di dalam tanah banyak terkandung gas bumi (petrol gas) atau sering pula disebut
gas alam, yang timbul pada saat proses pembentukan minyak bumi, gas tambang
dan gas rawa (CH4 atau methan).
Bahan bakar nuklir atau sumber energi nuklir:
Energi nuklir disebut juga energi panas yang merupakan proses terjadinya
pembelahan inti dari atom dan menimbulkan panas. Inti dari atom berat, terbelah
menjadi inti-inti dari atom-atom yang lebih ringan yang didalam proses ini akan
menimbulkan panas yang sangat tinggi. Bahan pokok dari energi nuklir di
antaranya adalah uranium, yang merupakan salah satu unsur kimia yang berat
dengan bilangan atom 92 dan mengandung sedikit radioaktif.
BAB III
METADOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan :
- Boiler
- Tangki Penampung air

B. Bahan yang digunakan


- Air
- Bahan Bakar boiler (Gas LPG)
3.2. Prosedur Kerja
SEBELUM PENGOERASIAN
Periksa terlebih dahulu seluruh instrument, instalasi pipa dan instalasi listrik
pastikan dalam keadaan baik

Pastikan tangki air umpan sudah terisi, saluran air umpan boiler sudah terbuka
dan kualitas air umpan dalam kondisi baik

Pastikan water softener berfungsi dan dapat menghasilkan soft water

Pastikan hubungan listrik sudah terhubung dengan baik

Pastikan tangki bahan bakar sudah terisi, kran bahan bakar sudah terbuka dan
saluran serta kondisi bahan bakar dalam keadaan baik

Pastikan tangki bahan kimia sudah terisi kimia

Buang air dalam ketel (blow down) sebelum pengoperasian boiler setiap hari
FENOMENA STARTING
Pastikan valve air terbuka, tekan tombol emergency

Naikkan posisi MCB dan NFB switch ke posisi on

Putar water switch pump ke posisi on, auto

Nyalakan main switch, tekan tombol lock out & reset untuk meng-off-kan.
Lampu lockout mati menandakan burner siap dioperasikan.

Putar burner switch ke posisi on. Lampu stage 1 dan stage 2 menyala
menandakan kedua burner menyala

Boiler otomatis menyala.


Periksa kondisi air, tekanan steam, tekanan bahan bakar

PENGOPERASIAN BOILER

Tekanan steam diatur pada 6 kg/cm2. Dan tekanan baha bakar di atur pada 1,5
bar. Sehingga saat tekanan steam sudah mencapai yang diinginkan,boiler
otomatis akan mati. Dan ketika tekanan mulai turun, boiler akan kembali
menyala, namun hanya stage 1 yang akan menyala. Artinya hanya satu burner
yang akan beroperasi

MEMBERHENTIKAN OPERASI BOILER

Putar stage switch ke osisi stage 1 (low fire)

Putar burner switch ke posisi off dan tunggu beberapa saat

Ketika tekanan steam mencapai 1-2 kg/cm2tutup kran utama saluran uap (main
valve

Lakukan blowdown hingga pompa air pengisi ketel perputar dan tunggu hingga
pompa air pengisi ketel berhenti
Putar water feed pump switch ke posisi off.
Tutup saluran air umpan dan saluran bahan bakar

Putar main switch ke posisi off


BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1. Hasil Percobaan
Pengamatan boiler

No Waktu Tekanan Steam Tekanan Gas Indikator Burner
(kg/cm2) (Bar)

1 0 3,18 100 Stage 1 dan 2
2 5 4 100 Stage 1 dan 2
3 10 5,4 100 Stage 1 dan 2
4 15 5,8 110 Stage 1 dan 2
5 20 5 105 Stage 1
6 25 4,9 110 Burner off
7 30 5 100 Stage 1
8 35 5,6 110 Burner off
9 40 4,8 105 Stage 1
10 45 5,6 105 Stage 1

4.2. Pengolahan Data


1. Menghitung kalor yang dilepas dari pembakaran LPG (kalor yang di supply)
Diketahui:
HHVLPG : 49930 kJ/kg

Menghitung banyaknya gas selama proses berlangsung.

Berat awal = 27,1 kg


Berat tabung kosong = 15,1 kg (literature)
Berat bersih awal = 27,1kg 15,1kg = 12 kg
Berat akhir = 23,1 kg
Berat bersih akhir = 23,1 kg 15,1 kg = 8 kg
Berat gas yang terpakai (m) = 12 kg 8 kg = 4 kg

Q1 = m x HHVLPG
= 4 kg x 49930 kJ/kg
= 199720 kJ

2. Penentuan kalor yang diterima steam


Asumsi : Air feed boiler semuanya teruapkan menjadi steam maka massa steam sama
dengan massa air umpan boiler
Diketahui :
= 1000 /3
Cp air = 4.32 (kJ/kg K)
= 2747,5 kJ/kg
Psteam rata-rata = 4.99 kg/cm2 T = 151.8oC = 424.8K

Data Pengamatan
Luas Boiler : 0.785m2
No waktu Ketinggian (mm) Keinggian (m) V (m3)
1 0 0 0 0
2 5 0 0 0
3 10 3.1 0.0031 0.0024335
4 15 8.7 0.0087 0.0068295
5 20 8.7 0.0087 0.0068295
6 25 20.95 0.02095 0.0164458
7 30 36.15 0.03615 0.0283778
8 35 36.15 0.03615 0.0283778
9 40 46.95 0.04695 0.0368558
10 45 58.6 0.0586 0.046001

Volume total = 0.1721505 m3


Waktu yang diperlukan selama 25 menit, maka
0.1721505 m3
Q = = = 0.006886 m3/menit
25

V air masuk boiler = Qpompa x waktu yang dibutuhkan


= 0.006886 m3/menit x 25 menit
= 0.172151 m3
m = V x
= 0.172151 m3 x 1000 kg/m3
= 172.1505 kg
Q2 = Qsensibel + Qlaten
= m (Cp T + )
= 172.1505 kg (4.32 kJ/kg K (424,8-298) K + 2747,5 kJ/kg )
= 97047.412 kJ

3. Penentuan Effisiensi Boiler


97047.412 kJ
boiler = x 100% = x 100% = 49%
199720 kJ
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.Afiek Mauliani Utami (151411001)

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan pada kinerja boiler. Boiler merupakan alat
untuk menghasilkan steam dan steam tersebut merupakan sumber panas bagi alat yang lain.
Boiler yang ada di laboratorium bertipe Gaseous Boiler karena menggunakan gas LPG
sebagai bahan bakar dan bertipe pemanas didalam tube berstage 2. Tipe boiler di lab
merupakan keluaran baru sehingga pengoperasiannya dilakukan secara otomatis. Ketika ada
tekenan air, volume air, tekanan gas LPG kurang maka alarm akan berbunyi dan kerja boiler
akan otomatis terhenti. Dan jika tekanan maksimum telah tercapai maka boiler akan berhenti
dan ketika tekanan turun maka stage pemanas akan menyala tetapi hanya 1.

Dari hasil pengamatan kita mengamati perubahan tekanan terhadap waktu. Tekanan yang
diamati adalah tekanan aliran gas masuk dan tekanan steam. Dari tekanan tersebut dihasilkan
konsumsi bahan bakar gas sbesar LPG 4 kg untuk pembuatan steam sebanyak 172.1505 kg
yang diasumsikan bahwa semua air yang masuk dalam boiler berubah menjadi gas (steam).

Temperatur steam yang dihasilkan dari hasil pemanasan yaitu 151,8oC dengan tekanan
steam 4,99 kg/cm2. Dari data maka didapatkan kalor yang diterima sebesar 97047,412 kJ dan
kalor yang dilepaskan sebesar 199720 kJ. Dari hasil perhitungan maka didapatkan efisiensi
boiler sebesar 49%. Dalam hal ini efisiensi tidak terlalu tinggi karena penggunaan bahan
bakar yang digunakan memperngaruhi efisiensi bahan bakar, untuk bahan bakar yang yang
meghasilkan efisiensi tinggi biasanya menggunakan gas LNG dan HSD.

Efisiensi pembakaran ditandai dengan terbakarnya keseluruhanbahan bakar diruang


bakar. Parameter yang digunakan untuk memastikan keseluruhan bahan bakar terbakar
adalah jumlah udara sisa pembakaran (excess air) yang keluar melalui stack. Semakin banyak
jumlah excess air yang keluar melewati cerobong asap, maka semakin kecil pula
kemungkinan jumlah bahan bakar yang belum terbakar bisa melewati cerobong asap, begitu
pula sebaliknya. Dalam hal ini excess air yang keluar pada saat praktikum tidak begitu
banyak sehingga efisiensi boiler pun tidak begitu besar.

5.2. Alvin Maulana (151411002)

5.3. Asri Aminah (151411003)

5.4. Dani Darmawan (151411004)

5.5. Dani Gustiana Sandie (151411005)


BAB VI

KESIMPULAN

Temperatur pada proses pemanasan air dalam boiler yaitu 151,8oC


Kalor yang diterima steam sebesar 97047.412 kJ
Kalor yang diberikan bahan bakar sebesar 199720 kJ
Dari hasil percobaan, diperoleh efisiensi boiler sebesar 49 %.
Daftar Pustaka
Djokosetyardjo. 1999. Ketel Uap. Jakarta:PT Pradnya Paramita.Petunjuk penggunaan Dankong
boiler.
Onny. Artikel-Teknologi Cara Menghitung Efisiensi Boiler.(diunduh pada 17 september 9:45)

Anda mungkin juga menyukai