Disusun Oleh :
Asri Pristianingrum
P1337420515018
Kresna 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Manajemen Kecelakaan Dislokasi.
Dalam penulisan makalah dengan judul ini penulis merasa masih jauh dari kata
sempurna banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak,untuk penyempurnaan pembuatan makalah ini.dan selanjutnya
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mambantu dan
mendukung menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu referensi, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Magelang
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk
persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat, 2011)
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Kebanyakan hal tersebut terjadi karena terpeleset dari tempatnya,
sehingga sendi itupun menjadi macet dan akan terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu
akan gampang dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi
beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka berfungsi
sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot
kerangka.Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka tulang
harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan
terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang
berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh
faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir
(kongenital).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dislokasi
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dislokasi?
3. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala dislokasi ?
4. Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya dislokasi ?
5. Untuk mengetahui apa sajakah komplikasi yang terjadi pada dislokasi?
6. Untuk mengetahui bagaimana management pertolongan pasien dengan
dislokasi ?
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengertian
Suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tidak lagi
dalam hubungan anatomis. (Brunner & Suddarth, 2002).
B. Jenis-jenis Dislokasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi Kongenital.
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi Patologik.
Terjadi akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi (mis : tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang) dimana hal tersebut disebabkan oleh
kekuatan tulang yang berkurang.
3. Dislokasi Traumatik.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena
mengalami pengerasan).Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak
struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular.Kebanyakan terjadi pada
orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
a. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut
dan pembengkakan di sekitar sendi
b. Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut
dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello
femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah
tulang/fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang
patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Berdasarkan tempat terjadinya :
1. Dislokasi Sendi Rahang
Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :
a. Menguap atau terlalu lebar.
b. Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya
penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.
2. Dislokasi Sendi Bahu
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior
dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior),
dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).
3. Dislokasi Sendi Siku
Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang
dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku
jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan
tulang siku.
4. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan
segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat
mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.
5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal
Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi
persendian.
6. Dislokasi Panggul
Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan
atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi
anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).
7. Dislokasi Patella
a. Paling sering terjadi ke arah lateral.
b. Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi
lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.
c. Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi
secara bedah.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur
yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh
karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
C. Tanda dan gejala dislokasi
1. Asimetris dari sendi
2. Nyeri
3. Bengkak
4. Kehilangan fungsi
D. Penyebab terjadinya dislokasi
Dislokasi disebabkan oleh :
1. Cedera olahraga.
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki,
serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam,
volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering mengalami
dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari
pemain lain.
2. Trauma
Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga. Benturan keras pada sendi
saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh.
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.
4. Patologis.
Terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen
vital penghubung tulang.
1. Komplikasi dini
a. Cedera saraf.
saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid
dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut.
b. Cedera pembuluh darah
Arteria aksillia dapat rusak
2. Komplikasi lanjut
a. Kekakuan sendi
terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher
glenoid
c. Kelemahan otot
1. Jangan biarkan korban untuk memindahkan anggota badan yang terkena.Hal ini
akan menimbulkan rasa sakit dan dapat menyebabkan kejutan menyakitkan
2. Untuk mencegah pembengkakan dan mengurangi rasa sakit, berlaku untuk daerah
yang rusak dingin (es pack atau air dingin).Tapi pertama-tama, bungkus dalam
handuk sehingga tidak menyentuh kulit
3. Imobilisasi dengan pading (bantalan lunak) dan fiksasi ekstremitas pada posisi
yang nyaman
4. Reposisi secara tertutup atau terbuka dengan control anestesi
5. Terapi analgetik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerangka berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan
untuk kaitan otot-otot kerangka.Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi
tubuh kita, maka tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat
mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Untuk mengatasi jika sudah
terjadi dislokasi perlu managemen yang baik dalam melakukan penatalaksanaannya.
B. Saran
Brunner, Suddarth, (2002) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3, EGC :
Jakarta
Balai pelatihan kesehatan batam. (2016). modul pelatihan emergency nursing intermediate
level ,batam,kementrian kesehatan republik indonesia