ARTIKEL
ABSTRAK
Kelaparan dan kemiskinan merupakan isu terpenting yang dihadapi oleh umat
manusia. FAO memperkirakan 1,2 milyar juta jiwa mengalami kelaparan di dunia,
meningkat dari perkiraan sebelumya 854 juta jiwa. Di Indonesia, tingkat kemiskinan
tahun 2010 adalah 31,02 juta atau 13,33 persen, jauh dari target sebesar 7,5 persen
tahun 2015. Tingkat penduduk sangat rawan pangan sekitar 10,07 persen. Krisis pangan
global 2008 dipicu oleh kenaikan harga pangan akibat melejitnya harga bahan bakar.
Krisis finansial global tahun 2009 telah menyebabkan penurunan harga pangan dengan
tajam, tetapi mulai meningkat kembali sejak pertengahan 2010. Sekarang indeks harga
global hampir menyamai tingkat krisis pangan tahun 2008 lalu. Di pasar domestik juga
terjadi kenaikan harga yang tinggi terutama beras, yang berdampak terhadap inflasi.
Ketersediaan pangan terutama produksi dalam negeri juga tidak sebaik tahun 2009,
dimana produksi padi naik tidak signifikan, dan produksi gula dan kedelai menurun.
Masalah krusial adalah bagaimana meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan
pedesaan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Faktor kunci disini adalah
meningkatkan investasi di sektor pertanian dan pedesaan yang menyangkut akses
terhadap sumberdaya ekonomi seperti lahan, infrastruktur, bioteknologi, agroindustri
pedesaan, diversifikasi konsumsi pangan, serta dukungan komitmen politik yang kuat.
kata kunci : ketahanan pangan, kelaparan, kemiskinan, desa mandiri pangan, investasi
pertanian dan pedesaan, infrastruktur pedesaan.
ABSTRACT
Hunger and poverty are the most important issues faced by humans. FAO estimates
that currently 1.2 billion people suffer from hunger in this planet; this number has increased
from the previous estimation of 854 million. In Indonesia, the number of poor people in
2010 is around 31.02 million, or approximately 13.33 percent of the population, which
is still far from the target of 7.5 percent in 2015. Moreover, it is estimated that around
10.07 percent of Indonesian people are still experiencing extreme food insecurity. Global
food crisis today is triggered by soaring international food prices caused by high oil
prices. Global financial crisis in 2009 caused food prices to decline sharply, but since
the mid 2010 the prices have rocketed. Today global price index is similar to the food
crisis in 2008. The domestic market also experiences higher food price particularly rice,
which has impacted inflation. Food availability (especially domestic production) is not
as good as that in 2009. Rice production has not significantly increased, whereas sugar
and soybean productions have decreased. The crucial problem is how to increase
agriculture and rural sector productivity to improve rural income. The key element is to
increase investment in agriculture and rural sector involving the economic access into
resources such as land, infrastructure, bio-technology, rural agroindustry, diet diversification,
and strong political commitment.
keywords : food security, hunger, poverty, village food resilience, agriculture and rural
investment, rural infrastructure.
Dalam tataran global ada tujuh (7) fakta dan beberapa daerah di Thailand. Sebaliknya
yang terungkap tahun 2010 ( FAO-GIEWS Juli di India dan Banglades iklim sangat
2010): (i) Meningkatnya harga serealia global, mendukung tanaman muda karena musim
utamanya gandum dan jagung akibat turunnya basah. Hasil panen padi dan gandum musim
produksi gandum di beberapa negara eksportir. dingin 2010 cukup bagus walaupun curah
(ii) Menurunnya produksi gandum di Eropah hujan defisit. (iv) Di Afrika Timur prospek
Timur menurunkan prospek gandum tahun produksi serealia cukup baik, walaupun masih
2010. Kekeringan yang buruk berpengaruh banyak penduduk (17 juta orang) yang
negatif terhadap produksi gandum di Federasi mengalami rawan pangan. (v) Di Afrika Selatan
Rusia, yang merupakan eksportir ke-4 terbesar prospek panen jagung lebih baik dari perkiraan
di dunia. Diperkirakan produksi gandum turun sebelumnya. (vi) Prospek serealia di Amerika
20-25 persen, sehingga mereka telah Tengah umumnya cukup bagus, walaupun
mengumumkan situasi darurat. Di Kazakhstan topan Alex melanda Amerika Tengah dan
produksi diperkirakan turun 20 persen dari negara-negara Caribbean 13 Juli tahun lalu,
rekor tahun 2009 sehingga ekspor mungkin dan hujan, banjir serta longsor yang merusak
turun. Secara keseluruhan, produksi gandum infrastruktur dan pertanian di Meksiko. (vii)
dunia diperkirakan lebih kecil dari perkiraan Produksi jagung mencapai rekor di Brazil dan
sebelumnya, namun pasokan untuk 2010/2011 Argentina, sedangkan Bolivia mengalami
cukup karena stok cukup besar. (iii) Masalah musim kering.
iklim, yaitu tertundanya musim hujan di Berdasarkan situasi iklim buruk yang
beberapa Negara ASEAN mempengaruhi dihadapi beberapa negara, diperkirakan
produksi beras. Kerusakan tanaman padi produksi gandum periode 2010/2011 akan
dilaporkan terjadi di Laos. Keterlambatan menurun. Walaupun terjadi masalah produksi
musim hujan menunda masa tanam di Vietnam gandum global, dan harga gandum naik diatas
Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 3
50 persen sejak Juni 2009, pasar gandum baru tidak akan terjadi. Situasi neraca biji-
dunia masih seimbang dibandingkan dengan bijian dan beras dunia disajikan pada Tabel 1,
krisis pangan 2007/08 sehingga krisis pangan dan Tabel 2 masing-masing.
Tabel 2. Neraca Beras Dunia per 20 Jan 2011 (Juta ton beras)
Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 5
akan memperlambat penurunan kemiskinan permintaan akan kualitas pangan, keamanan,
global selama 7 tahun. Berarti target dan keragamannya akan makin meningkat
pencapaian Millennium Development Goals pula.
(MDGs) tahun 2015, menurunkan prevalensi Berbagai permasalahan yang
kelaparan dan kemiskinan global tidak akan mempengaruhi upaya pembangunan
tercapai. ketahanan pangan pada ketiga subsistemnya,
Ini merupakan persoalan global yang antara lain sebagai berikut :
memerlukan solusi efektif. Solusi yang a. Ketersediaan Pangan
mencakup politik, ekonomi, dan sosial. Sangat
Laju peningkatan kebutuhan pangan,
diperlukan mobilisasi sumberdaya untuk
untuk beberapa komoditas, lebih cepat dari
meningkatkan produktivitas dan produksi
laju peningkatan produksi. Di samping
pertanian, dan meningkatkan kapasitas
produktivitas tanaman di tingkat petani pada
produksi di daerah-daerah pedesaan dimana
berbagai komoditas pangan relatif stagnan,
mayoritas orang miskin dan rawan pangan
juga disebabkan terbatasnya kapasitas
bermukim.
produksi. Stagnasi produktivitas antara lain
Sudah menjadi kenyataan bahwa disebabkan oleh lambatnya penemuan dan
hambatan utama peningkatan produktivitas
pemasyarakatan teknologi inovasi, serta
pertanian adalah kurangnya investasi di
rendahnya insentif finansial untuk menerapkan
bidang pertanian. Padahal investasi di
teknologi secara optimal. Berdasarkan data
pertanian dan pedesaan inilah yang menjadi
BPS (1993, 2003) seperti disajikan pada Tabel
mesin penggerak pembangunan masa depan.
3, dilaporkan selama tahun 1993 2003
Menurut FAO, aliran dana untuk pertanian
jumlah petani gurem (luas garapan < 0,5 ha)
dunia hanya US$ 24 juta per tahun, atau
meningkat dari 10,7 juta menjadi 13,3 juta KK
kurang 10 persen dari subsidi pertahun yang
(Sensus Pertanian, 1993, 2003). Kita mestinya
diberikan oleh negara-negara maju (OECD)
masih ingat bahwa keberhasilan Revolusi
kepada petaninya. Dan sebenarnya jumlah
Hijau I terjadi pada kepemilikan lahan yang
subsidi tersebut sudah cukup sebagai
memadai dikombinasi dengan jaringan irigasi
investasi untuk mencapai target MDGs.
yang baik. Inilah tantangan utama masa depan
III. M A S A L A H PEMBANGUNAN jika kita melanjutkan ke Revolusi Hijau II, yaitu
KETAHANAN PANGAN NASIONAL skala usaha dan legalitas kepemilikan lahan
Pembangunan ketahanan pangan petani yang menyebabkan kemiskinan dan
menuju kemandirian pangan diarahkan untuk keresahan sosial di berbagai negara
menopang kekuatan ekonomi domestik berkembang. Lebih dari separoh umat
sehingga mampu menyediakan pangan yang manusia hidup dalam kondisi tersebut. Mereka
cukup secara berkelanjutan bagi seluruh hidup dalam lingkungan yang rawan bencana,
penduduk, utamanya dari produksi dalam di pegunungan, sumberdaya alam yang tidak
negeri, dalam jumlah dan keragaman yang disertai legalitas (Borlaug, 2004). Menurut
cukup, aman, dan terjangkau dari waktu ke Borlaug, secara teknis sebenarnya laju
waktu. Dengan jumlah penduduk yang cukup peningkatan produksi pangan mampu
besar yaitu sekitar 237,56 juta jiwa pada mengimbangi konsumsi. Sebagai contoh,
2010 dan terus bertambah 1,49 persen per produksi padi Indonesia dapat meningkat 4,75
tahun, maka keperluan penyediaan pangan persen untuk periode 2005-2010 lalu,
akan terus membesar. Selain jumlah pangan sedangkan tahun 2010 meningkat 2,46 persen
yang dibutuhkan cukup besar, dengan (Tabel 4). Yang kurang adalah komitmen politik
pertumbuhan ekonomi dan perubahan selera, baik di kalangan pemerintah maupun legislatif.
Sumber : Padi, Jagung, Ubikayu, Kedelai ATAP 2009; ARAM III BPS (2010); Taksasi Gula
Dewan Gula Indonesia (2010).
Dari Tabel 4 di atas, terlihat jelas bahwa paling strategis di Indonesia pada Tabel 5
ketersediaan pangan utama Indonesia dalam berikut disajikan analisis neraca beras sampai
6 tahun terakhir cukup baik, kecuali gula dan akhir tahun 2010.
kedelai. Untuk kedelai dan gula produksi tahun Untuk beras, stok akhir tahun 2010
2010 masing-masing turun 7,18 dan 4,12 pemerintah adalah sebesar 868 ribu ton. Stok
persen, sehingga diperlukan impor untuk ini cukup untuk raskin selama 3,3 bulan, atau
memenuhi konsumsi domestik. sampai April mendatang. Stok aman (safety
Dari data pada Tabel 3, jelas terlihat stock) pemerintah adalah sekitar 750.000 ton
permasalahan pertanian kita yang paling s/d 1,25 juta ton beras. Oleh karena itu, pada
mendasar adalah jumlah petani gurem yang musim panen ini Bulog harus proaktif menyerap
tinggi. Ada 13,25 juta KK petani gurem, dengan padi/beras petani. Tantangannya adalah HPP
akses yang minim terhadap sumberdaya. Inilah tidak mengalami perubahan walaupun tingkat
persoalan bangsa yang seringkali luput dari inflasi telah mendekati 7 persen tahun 2010,
perhatian kita!. Khusus untuk beras, komoditas sehingga mau tidak mau Bulog harus-
Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 7
Tabel 5. Neraca Ketersediaan Beras di Indonesia 2006-2010 (dalam ton)
Keterangan :
*) Ekspor bulan Januari s/d September. Konsumsi per kapita per tahun: 139,15 kg;
termasuk konsumsi langsung, olahan dan non-pangan.
Ta = Tidak ada data
Sumber : ATAP (2005 - 2009), ARAM III (2010) BPS, diolah BKP; SAM INFOWAS
diperkenankan untuk membeli diluar HPP atau mencapai puncak 39,3 juta tahun 2006; dan
non-HPP. Pilihan akhir adalah mengimpor pada 2010 sebesar 31,02 juta atau 13,33
beras dari luar negeri, mengingat harga beras persen. Sekitar 55 persen penduduk miskin
di pasar internasional lebih rendah dari harga ada di Jawa, dan 63 persen penduduk miskin
domestik. Bulog telah melakukan impor, ada di desa. Masalah kemiskinan berkaitan
dengan realisasi impor 1,036 juta ton beras erat dengan masalah ketahanan pangan,
sampai Februari 2011. karena daya beli sangat menentukan kualitas
Tingkat kemiskinan Indonesia relatif masih pangan yang dikonsumsi. Makin tinggi tingkat
tinggi. Tahun 1993 sebesar 25,9 juta atau 13,7 kemiskinan, ketahanan pangan bangsa akan
persen (terkecil sepanjang sejarah). Kemudian semakin rapuh. Oleh karena itu pula untuk
Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 9
Kebijakan yang terkait dengan distribusi terutama beras, yaitu di atas 60 persen dari
pangan dimaksudkan untuk memperlancar AKG. Sementara itu, tingkat konsumsi
pasokan dan memfasilitasi keterjangkauan kelompok pangan hewani dan kelompok
masyarakat, sekaligus memproteksi sistem pangan sumber vitamin dan mineral pada
ekonomi dalam negeri/daerah dari persaingan tahun 2008 masih di bawah AKG yang
yang kurang menguntungkan khususnya dianjurkan (BKP, 2009).
tekanan perdagangan global. Dalam Sampai saat ini konsumsi beras perkapita
merumuskan kebijakan tersebut, pemerintah masih sangat tinggi, yaitu sekitar 139,15
perlu mengembangkan strategi dengan kg/kap/tahun. Dominasi beras dalam pola
justifikasi yang tepat, sehingga tidak konsumsi pangan ini cukup memberatkan
bertentangan dengan kaidah organisasi upaya pemantapan ketahanan pangan yang
perdagangan internasional yang telah berkelanjutan dan bertumpu pada sumber
disepakati. daya lokal.
Beberapa kebijakan yang telah diterapkan Permasalahan dan tantangan yang perlu
oleh Indonesia dan tidak bertentangan dengan diantisipasi dan diatasi dalam mewujudkan
WTO antara lain: konsep special product (SP) pola konsumsi pangan yang beragam dan
untuk beras, jagung, kedelai, gula. Sebagai bergizi seimbang adalah: (i) besarnya jumlah
justifikasi untuk menerapkan instrumen khusus penduduk miskin dan pengangguran dengan
antara lain : (i) penyesuaian tarif bea masuk; kemampuan akses pangan rendah; (ii)
(ii) penerapan hambatan non tariff (tataniaga, rendahnya pengetahuan dan kesadaran
karantina, termasuk pelarangan impor beras masyarakat terhadap diversifikasi pangan dan
pada periode tertentu; (iii) pemberian subsidi gizi; dan (iii) masih dominannya konsumsi
pupuk; (iv) penetapan harga pembelian sumber energi karbohidrat yang berasal dari
pemerintah/HPP. Kebijakan tersebut perlu beras.
secara terus menerus dievaluasi guna Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
menyempurnakan kebijakan perdagangan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan
yang berlaku. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
c. Konsumsi Pangan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres
Konsumsi pangan dengan gizi cukup dan tersebut telah menetapkan sasaran skor Pola
seimbang merupakan salah satu faktor penting Pangan Harapan (PPH) nasional sebesar 88,1
yang menentukan tingkat kesehatan dan tahun 2011 dan 95 pada 2015. Untuk mencapai
intelegensia manusia. Volume dan kualitas target dilakukan dua tahap yaitu Tahap I (2009-
konsumsi pangan dan gizi dalam rumah tangga 2011), dan Tahap II (2012-2015). Upaya-upaya
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, yang dilakukan mencakup: kampanye,
pengetahuan dan budaya masyarakat. pendidikan formal dan non-formal, penyuluhan,
Walaupun secara umum kualitas konsumsi pemanfaatan pekarangan, pembinaan UKM
masyarakat pada 2005-2008 cenderung untuk memproduksi dan menjual aneka-ragam
membaik, yang dicirikan oleh meningkatnya pangan lokal; pemberian penghargaan;
konsumsi kacang-kacangan, pangan hewani pengembangan bisnis pangan; dan penerapan
serta produk hortikultura, namun pada tahun standar mutu dan keamanan pangan.
2008 terjadi sedikit penurunan yang Nilai PPH tahun 2009 adalah 75,7 menurun
dicerminkan oleh penurunan skor PPH. Bila dari tahun 2008 karena krisis finansial global
dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang berpengaruh terhadap ekonomi domestik.
(AKG) masih terlihat adanya kesenjangan. Proyeksi tahun 2010 adalah sebesar 86,4.
Konsumsi pangan sumber energi masih Jika nilai ini terealisir, maka target PPH tahun
didominasi oleh kelompok padi-padian 2011 (Tahap I) akan tercapai.
Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 11
jalan. Buruknya kondisi jalan juga Kedelapan,pengembangan agroindustri
meningkatkan biaya transportasi yang harus berbasis pedesaan. Agroindustri pedesaan
d i ta n g g u n g o l e h m a s y a r a k a t d e s a . akan lebih menyerap lebih banyak lagi tenaga
Kelima, amat perlu membangun kerja, dengan produk-produk bernilai tambah.
setidaknya satu sekolah SD di tiap desa, lebih Maka kebijaksanaan industri masa depan
bagus lagi jika ada SLTP.Peningkatan haruslah berbasis agroindustri. Dengan
pendidikan merupakan salah satu cara yang demikian masalah kemiskinan dan
efektif untuk mengurangi kelaparan. Semakin pengangguran secara simultan segera
tinggi persentase melek huruf terutama bagi terpecahkan. Jika lapangan kerja tercipta di
perempuan desa, semakin rendah kasus pedesaan maka migrasi ke kota akan
kurang gizi. Contoh yang sangat berhasil berkurang karena pendapatan penduduk desa
adalah di Kerala India, di mana pemerintah akan meningkat.
daerahnya memprioritaskan pendidikan Kesembilan, dalam mengatasi krisis
dengan perhatian khusus terhadap siswa energi global, antisipasi pemerintah dengan
perempuan dan ibu-ibu pedesaan. Kerala Inpres 1 Tahun 2006 merupakan langkah yang
ternyata menduduki ranking pertama dalam tepat. Tetapi akan lebih bagus jika bahan baku
melek huruf dan kasus kurang gizi dan bioenergi adalah minyak jarak pagar, dengan
kematian bayi jarang terjadi. skala rumah tangga. Sebaiknya juga difokus
Keenam, perlu dilahirkan kelembagaan ke desa-desa terpencil. Pengembangan
formal setingkat kementerian, guna tanaman jarak pagar disertai kompor harus
membangun komitmen politik yang tinggi dilakukan massal dalam 5 tahun kedepan.
memerangi kelaparan dan kemiskinan di Kesepuluh, khusus dalam upaya
Indonesia. Bentuknya semisal Menko penanggulangan kerawanan pangan dan gizi
Ketahanan Pangan dan Pengentasan masyarakat, Kementerian Pertanian melalui
Kemiskinan. Beberapa negara telah Badan Ketahanan Pangan telah merintis
menempuh langkah di atas; seperti Vietnam pengembangan Desa Mandiri Pangan
membentuk Ministry of Agriculture and Rural (DEMAPAN) sejak tahun 2004. Hasil evaluasi
Development (MARD); Brazil dengan Ministry menunjukkan optimisme bahwa rawan pangan
of Social Development and Fight Against dan kemiskinan pedesaan bisa diatasi dengan
Hunger. Kementerian ini mencanangkan zero memanfaatkan sumberdaya lokal. Kemandirian
hunger program di Brazil dan sangat berhasil. pangan di desa bisa dicapai secara bertahap
Dengan adanya Menko tersebut kita akan dalam 4 tahun. Pada tahun 2009 telah ada
fokus kepada sasaran tahun 2015 yang sekitar 250 desa yang telah mandiri, dari 1176
disepakati dalam KTT Pangan sedunia 1996 desa binaan. Program ini perlu dilanjutkan dan
di Roma dan Millennium Development Goals dimassalkan mengingat jumlah desa kita sekitar
2000 yaitu menurunkan kemiskinan dan 70.000.
kelaparan. Kesebelas, kita harus betul-betul komit
Ketujuh, kelembagaan usaha pedesaan. dalam melaksanakan diversifikasi konsumsi
Sejarah menunjukkan, kelembagaan pedesaan pangan sesuai dengan Perpres 22 Tahun 2009
yang rapuh menyebabkan kegagalan tentang Kebijakan Percepatan
pembangunan pertanian dan pedesaan di Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Afrika. Kita sangat sedikit memiliki para Berbasis Sumberdaya Lokal. Dewan
enterpreneur pedesaan. Ini perlu diciptakan Ketahanan Pangan yang dipimpin langsung
melalui pusat-pusat inkubator pedesaan. oleh Presiden harus benar-benar melakukan
Dengan suntikan permodalan oleh pemerintah kampanye besar-besaran untuk menurunkan
(sifatnya sementara) dan dikelola oleh konsumsi beras dan menggantinya dengan
organisasi yang paham agribisnis, maka sumber pangan lain seperti singkong, ubi jalar,
k e n d a l a p e m a s a r a n d a pa t t e r a ta s i . jagung, dan sagu yang nilai kalorinya sama
Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 13