Anda di halaman 1dari 13

Naskah diterima : 10 Pebruari 2011 Revisi Pertama : 28 Pebruari 2011 Revisi Terakhir : 10 Maret 2011

ARTIKEL

Persoalan Pangan Global dan Dampaknya Terhadap


Ketahanan Pangan Nasional
Kaman Nainggolan
Dewas Perum BULOG
Jl. Jend Gatot SubrotoKav. 49, Jakarta Selatan

ABSTRAK
Kelaparan dan kemiskinan merupakan isu terpenting yang dihadapi oleh umat
manusia. FAO memperkirakan 1,2 milyar juta jiwa mengalami kelaparan di dunia,
meningkat dari perkiraan sebelumya 854 juta jiwa. Di Indonesia, tingkat kemiskinan
tahun 2010 adalah 31,02 juta atau 13,33 persen, jauh dari target sebesar 7,5 persen
tahun 2015. Tingkat penduduk sangat rawan pangan sekitar 10,07 persen. Krisis pangan
global 2008 dipicu oleh kenaikan harga pangan akibat melejitnya harga bahan bakar.
Krisis finansial global tahun 2009 telah menyebabkan penurunan harga pangan dengan
tajam, tetapi mulai meningkat kembali sejak pertengahan 2010. Sekarang indeks harga
global hampir menyamai tingkat krisis pangan tahun 2008 lalu. Di pasar domestik juga
terjadi kenaikan harga yang tinggi terutama beras, yang berdampak terhadap inflasi.
Ketersediaan pangan terutama produksi dalam negeri juga tidak sebaik tahun 2009,
dimana produksi padi naik tidak signifikan, dan produksi gula dan kedelai menurun.
Masalah krusial adalah bagaimana meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan
pedesaan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Faktor kunci disini adalah
meningkatkan investasi di sektor pertanian dan pedesaan yang menyangkut akses
terhadap sumberdaya ekonomi seperti lahan, infrastruktur, bioteknologi, agroindustri
pedesaan, diversifikasi konsumsi pangan, serta dukungan komitmen politik yang kuat.
kata kunci : ketahanan pangan, kelaparan, kemiskinan, desa mandiri pangan, investasi
pertanian dan pedesaan, infrastruktur pedesaan.
ABSTRACT
Hunger and poverty are the most important issues faced by humans. FAO estimates
that currently 1.2 billion people suffer from hunger in this planet; this number has increased
from the previous estimation of 854 million. In Indonesia, the number of poor people in
2010 is around 31.02 million, or approximately 13.33 percent of the population, which
is still far from the target of 7.5 percent in 2015. Moreover, it is estimated that around
10.07 percent of Indonesian people are still experiencing extreme food insecurity. Global
food crisis today is triggered by soaring international food prices caused by high oil
prices. Global financial crisis in 2009 caused food prices to decline sharply, but since
the mid 2010 the prices have rocketed. Today global price index is similar to the food
crisis in 2008. The domestic market also experiences higher food price particularly rice,
which has impacted inflation. Food availability (especially domestic production) is not
as good as that in 2009. Rice production has not significantly increased, whereas sugar
and soybean productions have decreased. The crucial problem is how to increase
agriculture and rural sector productivity to improve rural income. The key element is to
increase investment in agriculture and rural sector involving the economic access into
resources such as land, infrastructure, bio-technology, rural agroindustry, diet diversification,
and strong political commitment.
keywords : food security, hunger, poverty, village food resilience, agriculture and rural
investment, rural infrastructure.

PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13 1


I. PENDAHULUAN di Amerika Serikat (AS), menumbangkan
ersoalan global yang kita hadapi saat ini berbagai lembaga keuangan AS, dan secara
P adalah bertambahnya penduduk yang cepat menjalar ke seluruh penjuru dunia.
Dampaknya adalah lesunya pertumbuhan
menderita rawan pangan dan gizi dari 854 juta
menjadi 1,2 milyar menurut perkiraan terakhir ekonomi global yang dalam tempo cepat
Badan Pangan dan Pertanian (FAO), dan berubah menjadi resesisituasi global terburuk
mayoritas ada di negara-negara berkembang, setelah depresi tahun 1929 lalu. Permintaan
utamanya di Asia-Pasifik. Hampir tidak ada akan pangan menurun dan harga biji-bijian
kemajuan yang berarti dalam penurunan dunia turun sekitar 50 persen dari rekor tertinggi
jumlah maupun prevalensi kemiskinan dan awal tahun 2007.
rawan pangan global seperti yang ditargetkan Namun sejak bulan Juni 2010 lalu indeks
tahun 2015 pada KTT Pangan Roma, maupun harga mulai merangkak naik, khususnya
(MDGs). didorong oleh naiknya harga gula, serealia,
Meningkatnya jumlah penduduk rawan dan minyak-minyakan. Walaupun masih di
pangan dan gizi adalah akibat krisis pangan bawah indeks harga tahun 2008, namun
2007-2008 yang dipicu oleh krisis harga energi berada di atas tahun 2009, dan tren jangka
fosil, sehingga harga pangan membumbung panjang (Gambar 1). Masalah utama yang
tinggi, menyulitkan akses ekonomi kaum miskin dihadapi adalah iklim yang kurang mendukung
terhadap pangan. Tingginya harga energi di beberapa negara produsen utama biji-bijian
berdampak langsung pada produksi pertanian dan serealia.
melalui kenaikan biaya input semisal pupuk, Indeks harga pangan melonjak tujuh bulan
dan transportasi. Dapat pula berdampak pada berturut-turut dengan nilai rata-rata 231 poin
penciptaan pasar baru bagi substitusi BBM pada Januari 2011, naik 3,4 persen dari
seperti bahan nabati untuk menghasilkan Desember 2010 dan merupakan angka
bioenergi. tertinggi sejak 1990. Indeks harga pangan
Berbagai pertemuan tingkat tinggi dunia Januari 2011 rata-rata 245 poin, naik 3 persen
segera dilakukan semisal Konferensi Tingkat dari bulan Desember. Kenaikan bulan Januari
Tinggi Pangan dunia tanggal 3-5 Juni 2008 disebabkan naiknya harga internasional
lalu di Roma yang membahas soal krisis gandum dan jagung, ketatnya supplai,
pangan global, meningkatkan investasi di sedangkan harga beras sedikit menurun
sektor pertanian guna meningkatkan produksi; karena bertepatan dengan masa panen di
kemudian di Madrid Spanyol akhir Januari negara-negara pengekspor utama. Indeks
2009 lalu, yang intinya membangun kemitraan harga gula rata-rata 420 poin pada Januari,
global untuk membangun pertanian dan naik 5,4 persen dari Desember, karena
ketahanan pangan. Selanjutnya di LAquila ketatnya suplai global.
Italia, 10 Juli 2009 yang menghasilkan Gambaran situasi pangan dunia
LAquila Joint Statement on Global Food menunjukkan bahwa perkiraan produksi
Security yang ditandatangani oleh G8 dan 2011/2010 dibandingkan dengan periode
beberapa Negara lain termasuk Indonesia. sebelumnya menurun 1,4 persen. Demikian
Tujuan Joint Statement ini intinya adalah pula dengan volume perdagangan global, serta
membangun ketahanan pangan global stok pangan dunia cenderung menurun (FAO,
berkelanjutan guna mengikis kelaparan melalui Desember 2010). Sedangkan konsumsi naik
kemitraan global, mendorong pembangunan akibat pertambahan penduduk dunia. Situasi
sektor pertanian dan pedesaan. ini perlu menjadi perhatian semua negara guna
Selanjutnya muncul krisis finansial global, mengantisipasi permasalahan krisis pangan
yang dipicu oleh macetnya kredit perumahan dunia.

2 PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13


Gambar 1. Indeks Harga-harga pangan Global (2002-2004=100)
Sumber : FAO, 3 Februari 2011

Dalam tataran global ada tujuh (7) fakta dan beberapa daerah di Thailand. Sebaliknya
yang terungkap tahun 2010 ( FAO-GIEWS Juli di India dan Banglades iklim sangat
2010): (i) Meningkatnya harga serealia global, mendukung tanaman muda karena musim
utamanya gandum dan jagung akibat turunnya basah. Hasil panen padi dan gandum musim
produksi gandum di beberapa negara eksportir. dingin 2010 cukup bagus walaupun curah
(ii) Menurunnya produksi gandum di Eropah hujan defisit. (iv) Di Afrika Timur prospek
Timur menurunkan prospek gandum tahun produksi serealia cukup baik, walaupun masih
2010. Kekeringan yang buruk berpengaruh banyak penduduk (17 juta orang) yang
negatif terhadap produksi gandum di Federasi mengalami rawan pangan. (v) Di Afrika Selatan
Rusia, yang merupakan eksportir ke-4 terbesar prospek panen jagung lebih baik dari perkiraan
di dunia. Diperkirakan produksi gandum turun sebelumnya. (vi) Prospek serealia di Amerika
20-25 persen, sehingga mereka telah Tengah umumnya cukup bagus, walaupun
mengumumkan situasi darurat. Di Kazakhstan topan Alex melanda Amerika Tengah dan
produksi diperkirakan turun 20 persen dari negara-negara Caribbean 13 Juli tahun lalu,
rekor tahun 2009 sehingga ekspor mungkin dan hujan, banjir serta longsor yang merusak
turun. Secara keseluruhan, produksi gandum infrastruktur dan pertanian di Meksiko. (vii)
dunia diperkirakan lebih kecil dari perkiraan Produksi jagung mencapai rekor di Brazil dan
sebelumnya, namun pasokan untuk 2010/2011 Argentina, sedangkan Bolivia mengalami
cukup karena stok cukup besar. (iii) Masalah musim kering.
iklim, yaitu tertundanya musim hujan di Berdasarkan situasi iklim buruk yang
beberapa Negara ASEAN mempengaruhi dihadapi beberapa negara, diperkirakan
produksi beras. Kerusakan tanaman padi produksi gandum periode 2010/2011 akan
dilaporkan terjadi di Laos. Keterlambatan menurun. Walaupun terjadi masalah produksi
musim hujan menunda masa tanam di Vietnam gandum global, dan harga gandum naik diatas

Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 3
50 persen sejak Juni 2009, pasar gandum baru tidak akan terjadi. Situasi neraca biji-
dunia masih seimbang dibandingkan dengan bijian dan beras dunia disajikan pada Tabel 1,
krisis pangan 2007/08 sehingga krisis pangan dan Tabel 2 masing-masing.

Tabel 1. Neraca Biji-bijian Dunia per 20 Jan 2011 (juta ton)

*) Gandum dan biji-bijian jagung, sorgum dll.,


**) Argentina, Australia, Canada, EU, Kazakhstan, Rusia, Ukraina, Amerika Serikat.

Sumber : International Grain Council 20 Jan 2011

Tabel 2. Neraca Beras Dunia per 20 Jan 2011 (Juta ton beras)

Sumber : International Grain Council 20 Jan 2011

4 PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13


Dari data di atas tampaknya penyebab tahun 2005. Guna membebaskan 9 milyar
menaiknya harga gandum, jagung, dan biji- manusia dari kelaparan, produksi pangan
bijian lainnya adalah tendensi menipisnya harus dilipat dua. Pertumbuhan penduduk
stok global pada 2009/2010. Perkecualian didominasi negara berkembang dan terjadi
adalah untuk beras dengan produksi dan stok d i p e r k o ta a n . B e r a r t i a d a t u n t u ta n
akhir 2010 cukup baik yang menyebabkan meningkatkan produktivitas pedesaan untuk
harga dunia sedikit menurun. menghasilkan produksi yang lebih besar
Bagaimana prospek pangan satu dekade dengan sumberdaya tenaga kerja yang
ke depan? Kajian OECD-FAO (2010) menciut, yang tentunya memerlukan investasi
menunjukkan, walaupun dunia masih besar.
menghadapi krisis, sektor pertanian masih Kedua, dengan menciutnya populasi
cukup tangguh, dengan respons suplai yang petani, untuk ekspansi produksi, pembukaan
kuat akibat naiknya harga dan pertumbuhan areal pertanian baru merupakan keniscayaan,
permintaan akan pangan. Pada dekade namun tetap harus memperhatikan ekosistem,
mendatang harga pertanian diperkirakan akan karena bagaimanapun mesti ada pengaruhnya
lebih tinggi dibandingkan dengan dekade terhadap kualitas lingkungan.
sebelum krisis pangan tahun 2007-08, namun Ketiga, tantangan besar perubahan iklim.
lebih rendah dibandingkan dengan harga
Hal inilah yang kita saksikan pada tahun 2010
pada krisis pangan 2007-08 lalu.
lalu, sehingga untuk komoditas tertentu seperti
Dari berbagai fakta global yang telah gandum dan biji-bijian lainnya stok akhir
disajikan sebelumnya dapat disimpulkan diperkirakan menipis, sebagaimana diuraikan
bahwa pada periode tahun 2010 terjadi gejala di atas.
penurunan produksi pangan utama seperti
Keempat, kenaikan harga BBM
gandum, dan biji-bijian lainnya sehingga harga
menambah tantangan penyediaan pangan
menaik, namun kenaikannya masih sedikit
global. Kenaikan harga BBM berarti pertanian
dibawah tingkat masa krisis pangan 2007-08
semakin penting untuk menghasilkan
lalu. Sedangkan untuk komoditas beras
bioenergi. Saat ini harga BBM telah kembali
produksi dunia cukup baik, sehingga harga
di atas US $ 100/ barrel yang berpotensi
beras cenderung turun. Oleh karena itu, tidak
mengakibatkan krisis pangan seperti tahun
perlu ada kekhawatiran berlebihan karena
2008. Potensi pasar bioenergi sangat besar,
kecil kemungkinan terjadinya krisis pangan
sehingga bisa mengubah sistem pasar
seperti tahun 2007-08 lalu.
pertanian ke depan.
Naskah ini membahas perkembangan
Dua milyar penduduk dunia menderita
pangan global mutakhir, serta dampaknya
akibat meroketnya harga pangan dan lebih
bagi ketahanan pangan nasional. Beberapa
100 juta orang akan mengalami penurunan
langkah strategis harus segera dilakukan
pendapatan di bawah US$ 1/hari. Masyarakat
guna mencegah terjadinya krisis pangan
pedesaan pada umumnya akan lebih
nasional.
menderita. Jumlah mereka dua kali lebih besar
II. TANTANGAN GLOBAL KETAHANAN dari masyarakat miskin perkotaan. Lebih 2
PANGAN milyar manusia berpendapatan di bawah US$
Tantangan global yang menghadang di 2/hari. Saat ini 1,2 milyar umat manusia
depan mata adalah sebagai berikut menderita rawan pangan.
(Nainggolan 2009) : Kelaparan dan kurang gizi merupakan
Pertama, penduduk dunia nanti tahun penyebab kematian lebih 3,5 juta anak per
2050 akan mencapai 9,2 milyar, dari 6,5 milyar tahun. Diperkirakan biaya pangan yang tinggi

Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 5
akan memperlambat penurunan kemiskinan permintaan akan kualitas pangan, keamanan,
global selama 7 tahun. Berarti target dan keragamannya akan makin meningkat
pencapaian Millennium Development Goals pula.
(MDGs) tahun 2015, menurunkan prevalensi Berbagai permasalahan yang
kelaparan dan kemiskinan global tidak akan mempengaruhi upaya pembangunan
tercapai. ketahanan pangan pada ketiga subsistemnya,
Ini merupakan persoalan global yang antara lain sebagai berikut :
memerlukan solusi efektif. Solusi yang a. Ketersediaan Pangan
mencakup politik, ekonomi, dan sosial. Sangat
Laju peningkatan kebutuhan pangan,
diperlukan mobilisasi sumberdaya untuk
untuk beberapa komoditas, lebih cepat dari
meningkatkan produktivitas dan produksi
laju peningkatan produksi. Di samping
pertanian, dan meningkatkan kapasitas
produktivitas tanaman di tingkat petani pada
produksi di daerah-daerah pedesaan dimana
berbagai komoditas pangan relatif stagnan,
mayoritas orang miskin dan rawan pangan
juga disebabkan terbatasnya kapasitas
bermukim.
produksi. Stagnasi produktivitas antara lain
Sudah menjadi kenyataan bahwa disebabkan oleh lambatnya penemuan dan
hambatan utama peningkatan produktivitas
pemasyarakatan teknologi inovasi, serta
pertanian adalah kurangnya investasi di
rendahnya insentif finansial untuk menerapkan
bidang pertanian. Padahal investasi di
teknologi secara optimal. Berdasarkan data
pertanian dan pedesaan inilah yang menjadi
BPS (1993, 2003) seperti disajikan pada Tabel
mesin penggerak pembangunan masa depan.
3, dilaporkan selama tahun 1993 2003
Menurut FAO, aliran dana untuk pertanian
jumlah petani gurem (luas garapan < 0,5 ha)
dunia hanya US$ 24 juta per tahun, atau
meningkat dari 10,7 juta menjadi 13,3 juta KK
kurang 10 persen dari subsidi pertahun yang
(Sensus Pertanian, 1993, 2003). Kita mestinya
diberikan oleh negara-negara maju (OECD)
masih ingat bahwa keberhasilan Revolusi
kepada petaninya. Dan sebenarnya jumlah
Hijau I terjadi pada kepemilikan lahan yang
subsidi tersebut sudah cukup sebagai
memadai dikombinasi dengan jaringan irigasi
investasi untuk mencapai target MDGs.
yang baik. Inilah tantangan utama masa depan
III. M A S A L A H PEMBANGUNAN jika kita melanjutkan ke Revolusi Hijau II, yaitu
KETAHANAN PANGAN NASIONAL skala usaha dan legalitas kepemilikan lahan
Pembangunan ketahanan pangan petani yang menyebabkan kemiskinan dan
menuju kemandirian pangan diarahkan untuk keresahan sosial di berbagai negara
menopang kekuatan ekonomi domestik berkembang. Lebih dari separoh umat
sehingga mampu menyediakan pangan yang manusia hidup dalam kondisi tersebut. Mereka
cukup secara berkelanjutan bagi seluruh hidup dalam lingkungan yang rawan bencana,
penduduk, utamanya dari produksi dalam di pegunungan, sumberdaya alam yang tidak
negeri, dalam jumlah dan keragaman yang disertai legalitas (Borlaug, 2004). Menurut
cukup, aman, dan terjangkau dari waktu ke Borlaug, secara teknis sebenarnya laju
waktu. Dengan jumlah penduduk yang cukup peningkatan produksi pangan mampu
besar yaitu sekitar 237,56 juta jiwa pada mengimbangi konsumsi. Sebagai contoh,
2010 dan terus bertambah 1,49 persen per produksi padi Indonesia dapat meningkat 4,75
tahun, maka keperluan penyediaan pangan persen untuk periode 2005-2010 lalu,
akan terus membesar. Selain jumlah pangan sedangkan tahun 2010 meningkat 2,46 persen
yang dibutuhkan cukup besar, dengan (Tabel 4). Yang kurang adalah komitmen politik
pertumbuhan ekonomi dan perubahan selera, baik di kalangan pemerintah maupun legislatif.

6 PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13


Tabel 3. Perbandingan Jumlah RT Pertanian Pengguna Lahan dan RT Petani Gurem antara
Tahun 1993 dan 2003

Sumber : BPS (Sensus Pertanian tahun 1993 dan 2003)

Tabel 4. Produksi Beberapa Pangan Utama Indonesia 2005-2010

Sumber : Padi, Jagung, Ubikayu, Kedelai ATAP 2009; ARAM III BPS (2010); Taksasi Gula
Dewan Gula Indonesia (2010).

Dari Tabel 4 di atas, terlihat jelas bahwa paling strategis di Indonesia pada Tabel 5
ketersediaan pangan utama Indonesia dalam berikut disajikan analisis neraca beras sampai
6 tahun terakhir cukup baik, kecuali gula dan akhir tahun 2010.
kedelai. Untuk kedelai dan gula produksi tahun Untuk beras, stok akhir tahun 2010
2010 masing-masing turun 7,18 dan 4,12 pemerintah adalah sebesar 868 ribu ton. Stok
persen, sehingga diperlukan impor untuk ini cukup untuk raskin selama 3,3 bulan, atau
memenuhi konsumsi domestik. sampai April mendatang. Stok aman (safety
Dari data pada Tabel 3, jelas terlihat stock) pemerintah adalah sekitar 750.000 ton
permasalahan pertanian kita yang paling s/d 1,25 juta ton beras. Oleh karena itu, pada
mendasar adalah jumlah petani gurem yang musim panen ini Bulog harus proaktif menyerap
tinggi. Ada 13,25 juta KK petani gurem, dengan padi/beras petani. Tantangannya adalah HPP
akses yang minim terhadap sumberdaya. Inilah tidak mengalami perubahan walaupun tingkat
persoalan bangsa yang seringkali luput dari inflasi telah mendekati 7 persen tahun 2010,
perhatian kita!. Khusus untuk beras, komoditas sehingga mau tidak mau Bulog harus-

Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 7
Tabel 5. Neraca Ketersediaan Beras di Indonesia 2006-2010 (dalam ton)

Keterangan :
*) Ekspor bulan Januari s/d September. Konsumsi per kapita per tahun: 139,15 kg;
termasuk konsumsi langsung, olahan dan non-pangan.
Ta = Tidak ada data
Sumber : ATAP (2005 - 2009), ARAM III (2010) BPS, diolah BKP; SAM INFOWAS

diperkenankan untuk membeli diluar HPP atau mencapai puncak 39,3 juta tahun 2006; dan
non-HPP. Pilihan akhir adalah mengimpor pada 2010 sebesar 31,02 juta atau 13,33
beras dari luar negeri, mengingat harga beras persen. Sekitar 55 persen penduduk miskin
di pasar internasional lebih rendah dari harga ada di Jawa, dan 63 persen penduduk miskin
domestik. Bulog telah melakukan impor, ada di desa. Masalah kemiskinan berkaitan
dengan realisasi impor 1,036 juta ton beras erat dengan masalah ketahanan pangan,
sampai Februari 2011. karena daya beli sangat menentukan kualitas
Tingkat kemiskinan Indonesia relatif masih pangan yang dikonsumsi. Makin tinggi tingkat
tinggi. Tahun 1993 sebesar 25,9 juta atau 13,7 kemiskinan, ketahanan pangan bangsa akan
persen (terkecil sepanjang sejarah). Kemudian semakin rapuh. Oleh karena itu pula untuk

8 PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13


memperkokoh ketahanan pangan maka panjang jalan di Indonesia masih kurang
kemiskinan harus diberantas. Lima tahun memadai, dimana 1 km/599 penduduk, lebih
kedepan target kemiskinan kita haruslah 7,5 rendah dibandingkan dengan Malaysia dan
persen (MDGs), atau 13,8 juta (KTT Pangan India berturut-turut sebesar 1 km/255 penduduk
Roma 1996); suatu perjuangan yang amat dan 1 km/323 penduduk (Word Bank, 2007).
berat. Selain infrastruktur jalan, permasalahan
b. Distribusi Pangan lain adalah kelembagaan pemasaran hasil-
Sistem distribusi yang efisien menjadi hasil pangan belum berperan optimal sebagai
prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah penyangga kestabilan distribusi dan harga
tangga dapat memperoleh pangan dalam pangan, khususnya di wilayah-wilayah
jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang terpencil. Hal ini berpotensi menyebabkan
waktu, dengan harga yang terjangkau. penurunan harga secara signifikan di sentra
Bervariasinya kemampuan produksi pangan produksi pada saat panen, sebaliknya
antar wilayah dan antar musim merupakan meningkatkan harga secara tajam pada musim
tantangan dalam menjamin distribusi pangan paceklik. Di samping itu, masih terdapat
agar tetap lancar sampai ke seluruh wilayah kelembagaan pemasaran yang dikuasai
konsumen sepanjang waktu. kelompok-kelompok tertentu, sehingga tidak
memberikan sistem yang adil di antara para
Pada banyak daerah kepedulian dan
pelakunya.
kemampuan mengelola kelancaran distribusi
masih terbatas, sehingga sering terjadi Struktur pasar pertanian domestik juga
ketidakstabilan pasokan dan harga pangan, masih mengalami ketimpangan. Struktur pasar
yang berdampak pada gangguan ketahanan pedesaan (non-olahan) ditandai dengan
pangan di wilayah bersangkutan. Masalah dan oligopsonistik, sedikit pembeli, dan banyak
tantangan dalam subsistem distribusi pangan penjual (jutaan petani). Akibatnya posisi tawar
mencakup terbatasnya prasarana dan sarana petani lemah. Sebaliknya struktur pasar olahan
perhubungan untuk menjangkau seluruh (industri pangan) ditandai dengan oligopolistik.
w i l a y a h t e r u ta m a d a e r a h t e r p e n c i l , Akibatnya harga yang dibayar konsumen terlalu
keterbatasan sarana dan kelembagaan pasar, tinggi, di atas harga keekonomiannya.
banyaknya pungutan resmi dan tidak resmi, Oleh karena itu harus ada kebijakan untuk
tingginya biaya angkutan dibandingkan negara restrukturisasi pasar. Sebenarnya solusi untuk
lain, gangguan keamanan serta pengaturan hal ini telah lama dikemukakan oleh pendiri
dan kebijakan. republik ini yaitu bentuk koperasi sebagai
Hingga saat iniprasarana distribusi darat second best theory melawan bentuk oligopsoni,
dan antar pulau untuk menjangkau seluruh tetapi untuk pertanian tidak banyak kemajuan
wilayah konsumen di tanah air belum memadai, setelah merdeka.
sehingga terdapat wilayah-wilayah terpencil Sistem pemerintahan otonomi telah
yang masih mengalami keterbatasan pasokan mendorong setiap pemerintahan daerah
pangan pada waktu-waktu tertentu. Bukan meningkatkan pendapatan asli daerah, yang
hanya itu, biaya pemasaran (marketing cost) berdampak pada meningkatnya pos-pos
juga akan meningkat. Tantangan yang harus pungutan atau retribusi di sepanjang jalur
diantisipasi adalah, mengembangkan distribusi dan pemasaran, oleh berbagai tingkat
prasarana dan sarana distribusi pangan dan pemerintahan, baik resmi maupun tidak resmi.
hasil pertanian ke seluruh wilayah agar tidak Berbagai pungutan tersebut telah
terjadi kelangkaan pasokan. Sebagai ilustrasi, mengakibatkan biaya distribusi yang tinggi
perbandingan antara penduduk dengan pada berbagai produk pangan.

Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 9
Kebijakan yang terkait dengan distribusi terutama beras, yaitu di atas 60 persen dari
pangan dimaksudkan untuk memperlancar AKG. Sementara itu, tingkat konsumsi
pasokan dan memfasilitasi keterjangkauan kelompok pangan hewani dan kelompok
masyarakat, sekaligus memproteksi sistem pangan sumber vitamin dan mineral pada
ekonomi dalam negeri/daerah dari persaingan tahun 2008 masih di bawah AKG yang
yang kurang menguntungkan khususnya dianjurkan (BKP, 2009).
tekanan perdagangan global. Dalam Sampai saat ini konsumsi beras perkapita
merumuskan kebijakan tersebut, pemerintah masih sangat tinggi, yaitu sekitar 139,15
perlu mengembangkan strategi dengan kg/kap/tahun. Dominasi beras dalam pola
justifikasi yang tepat, sehingga tidak konsumsi pangan ini cukup memberatkan
bertentangan dengan kaidah organisasi upaya pemantapan ketahanan pangan yang
perdagangan internasional yang telah berkelanjutan dan bertumpu pada sumber
disepakati. daya lokal.
Beberapa kebijakan yang telah diterapkan Permasalahan dan tantangan yang perlu
oleh Indonesia dan tidak bertentangan dengan diantisipasi dan diatasi dalam mewujudkan
WTO antara lain: konsep special product (SP) pola konsumsi pangan yang beragam dan
untuk beras, jagung, kedelai, gula. Sebagai bergizi seimbang adalah: (i) besarnya jumlah
justifikasi untuk menerapkan instrumen khusus penduduk miskin dan pengangguran dengan
antara lain : (i) penyesuaian tarif bea masuk; kemampuan akses pangan rendah; (ii)
(ii) penerapan hambatan non tariff (tataniaga, rendahnya pengetahuan dan kesadaran
karantina, termasuk pelarangan impor beras masyarakat terhadap diversifikasi pangan dan
pada periode tertentu; (iii) pemberian subsidi gizi; dan (iii) masih dominannya konsumsi
pupuk; (iv) penetapan harga pembelian sumber energi karbohidrat yang berasal dari
pemerintah/HPP. Kebijakan tersebut perlu beras.
secara terus menerus dievaluasi guna Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
menyempurnakan kebijakan perdagangan Presiden No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan
yang berlaku. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
c. Konsumsi Pangan Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres
Konsumsi pangan dengan gizi cukup dan tersebut telah menetapkan sasaran skor Pola
seimbang merupakan salah satu faktor penting Pangan Harapan (PPH) nasional sebesar 88,1
yang menentukan tingkat kesehatan dan tahun 2011 dan 95 pada 2015. Untuk mencapai
intelegensia manusia. Volume dan kualitas target dilakukan dua tahap yaitu Tahap I (2009-
konsumsi pangan dan gizi dalam rumah tangga 2011), dan Tahap II (2012-2015). Upaya-upaya
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, yang dilakukan mencakup: kampanye,
pengetahuan dan budaya masyarakat. pendidikan formal dan non-formal, penyuluhan,
Walaupun secara umum kualitas konsumsi pemanfaatan pekarangan, pembinaan UKM
masyarakat pada 2005-2008 cenderung untuk memproduksi dan menjual aneka-ragam
membaik, yang dicirikan oleh meningkatnya pangan lokal; pemberian penghargaan;
konsumsi kacang-kacangan, pangan hewani pengembangan bisnis pangan; dan penerapan
serta produk hortikultura, namun pada tahun standar mutu dan keamanan pangan.
2008 terjadi sedikit penurunan yang Nilai PPH tahun 2009 adalah 75,7 menurun
dicerminkan oleh penurunan skor PPH. Bila dari tahun 2008 karena krisis finansial global
dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang berpengaruh terhadap ekonomi domestik.
(AKG) masih terlihat adanya kesenjangan. Proyeksi tahun 2010 adalah sebesar 86,4.
Konsumsi pangan sumber energi masih Jika nilai ini terealisir, maka target PPH tahun
didominasi oleh kelompok padi-padian 2011 (Tahap I) akan tercapai.

10 PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13


IV. PENUTUP juta lahan kepada petani dan UKM agribisnis
Lima tahun mendatang sangat krusial bagi kecil beberapa tahun silam, tetapi belum
Indonesia. Tantangan krisis energi dan krisis kelihatan hasilnya sampai sekarang. Para
finansial global sudah terasa di dalam negeri. petani ini juga mempunyai aksesibilitas yang
Meskipun Indonesia bersama China dan India terbatas pada sumber permodalan, teknologi,
merupakan tiga negara di dunia yang dan sarana produksi, sehingga sulit
mengalami pertumbuhan positif (yang lain meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanpa
negatif), akan tetapi dampak terhadap difasilitasi pemerintah. Seperti dikemukakan
pengangguran akibat lesunya pasar ekspor dimuka, 55,11 persen petani kita adalah petani
yang mengakibatkan PHK akan menciptakan gurem dengan pemilikan lahan di bawah 0,5
kemiskinan baru dan ancaman ketahanan hektar, yang berarti mereka berada dalam
pangan nasional jika pemerintah tidak hati- jebakan kemiskinan (poverty trap). Maka
hati. Karena inti permasalahan ketahanan reforma agraria merupakan kondisi sine qua
pangan adalah masalah kemiskinan dan non. Jika ini telah tercipta maka tidak terlalu
kelaparan. sulit untuk melakukan revolusi hijau babak II
untuk meningkatkan produktivitas pangan dan
Jawaban kritis guna mengurangi
memberi makan rakyat.
kemiskinan dan kelaparan adalah
mengarahkan investasi ke sektor yang paling Kedua, segera diperbaiki, dibangun atau
cepat menurunkan jumlah dan prevalensi ditingkatkan sarana irigasi tingkat desa. Ini
kemiskinan dan kerawanan pangan. Sektor amat penting karena irigasi yang baik akan
itu adalah sektor pertanian dan pedesaan, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
karena dua dari tiga orang miskin ada di petani. Saat ini banyak sarana irigasi yang
pedesaan. Maka akan sangat efektif jika kita rusak.
mendorong peningkatan pendapatan Ketiga, kita harus proaktif dalam
masyarakat pedesaan. Sumber pendapatan pengembangan bioteknologi untuk memacu
itu adalah pertanian dan non-pertanian produktivitas pertanian. Perluasan lahan saja
pedesaan. tidak cukup untuk meningkatkan produksi
Investasi publik seperti infrastruktur pertanian. Bapak revolusi hijau almarhum
pedesaan, irigasi, jalan usaha tani, penyuluhan, Norman Bourtlang mengamanatkan bahwa
dan riset yang menjadi domain pemerintah diperlukan revolusi hijau babak II yang lebih
harus dipacu. Anggaran untuk ini sebenarnya eco-friendly. Revolusi bioteknologi telah
cukup tersedia dalam dana alokasi khusus berkembang pesat di berbagai negara di Asia
(DAK) di tingkat Propinsi dan Kapupaten/Kota. seperti China, India, dan Filipina. Filipina dapat
Sebagai contoh DAK tahun 2010 untuk jalan dijadikan acuan dalam penetapan kebijakan
sekitar Rp. 2,8 trilliun, untuk irigasi Rp. 968,4 produk rekayasa genetika (PRG). Prosesnya
milyar dan bidang pertanian Rp. 1,54 trilliun. dilakukan dengan cukup cepat, sehingga tahun
Di luar itu tentu ada APBD. Maka para 2003 mereka sudah komersialisasi Bt-corn
Gubernur, Bupati/Walikota harus segera dengan produktivitas tinggi dan ramah
merealisasikan dana ini yang semestinya lingkungan. Produktivitas jagung di Filippina
difokuskan ke pertanian dan pedesaan, dua kali lebih besar dari Indonesia.
khususnya bagi daerah rawan pangan di Dibandingkan dengan Filipina, kita ketinggalan
pedesaan. Adapun yang amat krusial dilakukan sekitar 10 tahun.
adalah sebagai berikut : Pertama, harus segera Keempat, dibangun/perbaiki jalan
dibuka akses terhadap lahan dengan reforma desa/kampung untuk menekan biaya
agraria. Ciri pertanian kita adalah pertanian transportasi. Coba kita periksa sarana jalan
skala kecil atau gurem. Kedepan pemerintah ke berbagai desa di Indonesia. Amat
harus memprioritaskan reforma agraria. menyedihkananak-anak sekolahpun
Pemerintah telah beritikad meredistribusi 8,15 kesulitan ke sekolah karena buruknya sarana

Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 11
jalan. Buruknya kondisi jalan juga Kedelapan,pengembangan agroindustri
meningkatkan biaya transportasi yang harus berbasis pedesaan. Agroindustri pedesaan
d i ta n g g u n g o l e h m a s y a r a k a t d e s a . akan lebih menyerap lebih banyak lagi tenaga
Kelima, amat perlu membangun kerja, dengan produk-produk bernilai tambah.
setidaknya satu sekolah SD di tiap desa, lebih Maka kebijaksanaan industri masa depan
bagus lagi jika ada SLTP.Peningkatan haruslah berbasis agroindustri. Dengan
pendidikan merupakan salah satu cara yang demikian masalah kemiskinan dan
efektif untuk mengurangi kelaparan. Semakin pengangguran secara simultan segera
tinggi persentase melek huruf terutama bagi terpecahkan. Jika lapangan kerja tercipta di
perempuan desa, semakin rendah kasus pedesaan maka migrasi ke kota akan
kurang gizi. Contoh yang sangat berhasil berkurang karena pendapatan penduduk desa
adalah di Kerala India, di mana pemerintah akan meningkat.
daerahnya memprioritaskan pendidikan Kesembilan, dalam mengatasi krisis
dengan perhatian khusus terhadap siswa energi global, antisipasi pemerintah dengan
perempuan dan ibu-ibu pedesaan. Kerala Inpres 1 Tahun 2006 merupakan langkah yang
ternyata menduduki ranking pertama dalam tepat. Tetapi akan lebih bagus jika bahan baku
melek huruf dan kasus kurang gizi dan bioenergi adalah minyak jarak pagar, dengan
kematian bayi jarang terjadi. skala rumah tangga. Sebaiknya juga difokus
Keenam, perlu dilahirkan kelembagaan ke desa-desa terpencil. Pengembangan
formal setingkat kementerian, guna tanaman jarak pagar disertai kompor harus
membangun komitmen politik yang tinggi dilakukan massal dalam 5 tahun kedepan.
memerangi kelaparan dan kemiskinan di Kesepuluh, khusus dalam upaya
Indonesia. Bentuknya semisal Menko penanggulangan kerawanan pangan dan gizi
Ketahanan Pangan dan Pengentasan masyarakat, Kementerian Pertanian melalui
Kemiskinan. Beberapa negara telah Badan Ketahanan Pangan telah merintis
menempuh langkah di atas; seperti Vietnam pengembangan Desa Mandiri Pangan
membentuk Ministry of Agriculture and Rural (DEMAPAN) sejak tahun 2004. Hasil evaluasi
Development (MARD); Brazil dengan Ministry menunjukkan optimisme bahwa rawan pangan
of Social Development and Fight Against dan kemiskinan pedesaan bisa diatasi dengan
Hunger. Kementerian ini mencanangkan zero memanfaatkan sumberdaya lokal. Kemandirian
hunger program di Brazil dan sangat berhasil. pangan di desa bisa dicapai secara bertahap
Dengan adanya Menko tersebut kita akan dalam 4 tahun. Pada tahun 2009 telah ada
fokus kepada sasaran tahun 2015 yang sekitar 250 desa yang telah mandiri, dari 1176
disepakati dalam KTT Pangan sedunia 1996 desa binaan. Program ini perlu dilanjutkan dan
di Roma dan Millennium Development Goals dimassalkan mengingat jumlah desa kita sekitar
2000 yaitu menurunkan kemiskinan dan 70.000.
kelaparan. Kesebelas, kita harus betul-betul komit
Ketujuh, kelembagaan usaha pedesaan. dalam melaksanakan diversifikasi konsumsi
Sejarah menunjukkan, kelembagaan pedesaan pangan sesuai dengan Perpres 22 Tahun 2009
yang rapuh menyebabkan kegagalan tentang Kebijakan Percepatan
pembangunan pertanian dan pedesaan di Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Afrika. Kita sangat sedikit memiliki para Berbasis Sumberdaya Lokal. Dewan
enterpreneur pedesaan. Ini perlu diciptakan Ketahanan Pangan yang dipimpin langsung
melalui pusat-pusat inkubator pedesaan. oleh Presiden harus benar-benar melakukan
Dengan suntikan permodalan oleh pemerintah kampanye besar-besaran untuk menurunkan
(sifatnya sementara) dan dikelola oleh konsumsi beras dan menggantinya dengan
organisasi yang paham agribisnis, maka sumber pangan lain seperti singkong, ubi jalar,
k e n d a l a p e m a s a r a n d a pa t t e r a ta s i . jagung, dan sagu yang nilai kalorinya sama

12 PANGAN, Vol. 20 No. 1 Maret 2011: 1-13


dengan beras dan harganya lebih murah. FAO, (2008), The State of Food and Agriculture in
Keduabelas, komitmen politik yang Asia and the Pacific Region 2008.
kuat.Secara teknis, masalah kelaparan dapat FAO, (2009), World Food Situation, July 2009.
diatasi, yang kurang adalah komitmen politik FAO, (2010), World Food Situation, August
(political will) yang kuat. Davis Beckmann, 2010.
seorang pastor yang juga Presiden Bread for FAO, (2010), Crop Prospects and Food Situation,
the World, ketika memberikan lecture di No. 4 December 2010.
hadapan peserta Konferensi FAO di Roma Inpres No. 1 Tahun 2006 Tentang Percepatan
tanggal 26 November 2005 lalu, mengatakan, Penyediaan dan Pemanfaatan Biofuel.
kendala utama dalam melawan kelaparan dan International Grain Council (2010), International
kemiskinan adalah kurangnya komitmen politik. Grain Market Report, GMR No. 402 29 July
Lokus komitmen politik ini adalah pemerintah, 2010.
dan legislatif. Oleh sebab itu sangat diperlukan International Grain Council (2011) International
penguatan kapasitas institusi untuk mengurangi Grain Market Report, GMR No. 407 21 Jan
kelaparan dan kemiskinan (Nainggolan, 2006). 2011
Sebagai penutup, perlunya perubahan Kementerian Keuangan (2009), Peraturan Menteri
paradigma pembangunan, yaitu mari kita Keuangan No. 175/PMK07/2009 Tentang
lupakan urban bias policy, jangan diskriminasi Alokasi Dan Pedoman Umum Dana Alokasi
pertanian. Persepsi yang keliru adalah Khusus Tahun Anggaran 2010.
mendorong migrasi dari desa ke kota untuk Kementerian Pertanian (2010), Cetak Biru Road
mendapatkan pekerjaan. Yang betul adalah Map Swasembada Gula Nasional 2010-2014,
membangun pertanian dan pedesaan yang Januari 2010.
innovation driven (semisal bioteknologi) untuk Nainggolan, Kaman (2005), Pertanian Indonesia:
meraih nilai tambah. Jika ini kita lakukan Kini dan Esok. Pustaka Sinar Harapan.
dengan baik, Indonesia akan terbebas dari
Nainggolan, Kaman (2006), Melawan Kelaparan di
imbas persoalan pangan global saat ini, Abad XXI, Kompas, 16 Feb 2006, hal 21.
terhindar dari krisis pangan. Dan kita akan
Nainggolan, Kaman (2009), Dampak Krisis Finansial
bebas dari kelaparan dan kemiskinan.
Dan Energi Global Terhadap Ketahanan
Pangan Nasional, Kajian Dewan Analisis
DAFTAR PUSTAKA
Strategis, Badan Intelijen Negara, 22 Juli 2009
Badan Ketahanan Pangan, 2009, Direktori OECD-FAO (2010), Agricultural Outlook 2010-2019.
Pengembangan Konsumsi Pangan, Badan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Ketahanan Pangan Departemen Pertanian, Kebijakan Percepatan Penganekaragaman
Jakarta. Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya
Badan Pusat Statistik, 2010, Produksi Padi Dan Lokal.
Palawija. Angka Tetap Tahun 2009 dan Angka Word Bank, (2007), Word Development Indicator.
Ramalan III Tahun 2010. Badan Pusat Statistik.
Borlaug, Norman dan Christopher Dowswell (2004),
The Green Revolution: An Unfinished
BIODATA PENULIS :
Agenda.CFS Distinguished Lecture Series.
Thirtieth SessionCommittee On World Food Kaman Nainggolan, Guru Besar Bidang Ilmu
Security., Rome 20-23 September 2004. Ekonomi, Anggota Dewas Perum Bulog, Mantan
D e pa r t e m e n P e r ta n i a n , 2 0 0 5 , R e n c a n a Kepala Badan Ketahanan Pangan
Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009, Deptan/Dosen Pascasarjana di Beberapa
Departemen Pertanian, Jakarta. Perguruan Tinggi. Menyelesaikan S3 (Ph.D),
summa cum-laude, Agricultural Economics,
Dewan Ketahanan Pangan, 2006, Kebijakan Umum
Oklahoma State University, Amerika Serikat.
Ketahanan Pangan, Dewan Ketahanan
Tahun 1987.
Pangan, Jakarta.

Persoalan Pangan Global Dan Dampaknya Terhadap Ketahanan Pangan Nasional (Kaman Nainggolan) 13

Anda mungkin juga menyukai