Anda di halaman 1dari 42

36

BAB IV

HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Penyaringan Data

Data Curah Hujan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Data curah hujan

harian yang di klasifikasikan dan di saring berdasarkan ketersediaan data di lapangan.

Sebelum data curah hujan harian diolah, data tersebut harus disaring terlebih dahulu.

Dalam penyaringan data, data yang tidak lolos penyaringan, tidak dapat dipakai dalam

penelitian. Berikut adalah hal-hal yang terdapat dalam penyaringan data:

a. Pemeriksaan terhadap simbol pencatatan data

b. Pemeriksaan panjang pencatatan data

c. Data curah hujan harian maksimum

d. Pemeriksaan curah hujan harian maksimum tahunan lebih kecil dari 20mm

e. Data hujan harian maksimum tahunan sama atau lebih besar dari 400 mm

diperiksa terhadap hujan bulanannya

Untuk lebih jelasnya, hasil-hasil dan pembahasannya dapat dilihat pada sub bab

4.1.1 sampai dengan 4.1.5.


37

4.1.1 Pemeriksaan terhadap simbol pencatatan data.

Sebelum penyaringan data dilakukan pada suatu pos hujan, simbolsimbol

pencatatan data harus dipahami terlebih dahulu. Simbol-simbol tersebut adalah:

Ta, artinya tidak ada data

999, artinya tidak ada data

0, artinya tidak terjadi hujan

-, artinya tidak ada data

Dalam data curah hujan yang dipakai banyak dijumpai simbol-simbol seperti di

atas kecuali simbol ta (tidak ada data). Hal ini dapat dilihat pada data curah hujan yang

tertera di lampiran.

4.1.2 Pemeriksaan panjang pencatatan data

Pemeriksaan panjang pencatatan data dilakukan pada tahap awal sehingga

mengurangi volume pekerjaan pemeriksaan data. Pos hujan yang digunakan pada

penelitian ini adalah pos hujan yang memiliki panjang pencatatan data lebih panjang

atau sama dengan 20 tahun. Disarankan panjang pencatatan data lebih panjang dari 30

tahun. Jika jumlah tahun pencatatan data lebih kecil dari 20 tahun di suatu pos hujan, pos

tersebut gugur dan tidak dipakai dalam penelitian ini. Berikut adalah nama-nama stasiun

hujan yang ada di DAS Brantas beserta dengan jumlah panjang pencatatan data:
38

Tabel 4.1 Nama Stasiun Hujan

Panjang Pencatatan
Nama Stasiun
Data (tahun)
Tangkil 51
Poncokusumo 51
Dampit 45
Wagir 51
Doko 41
Kepanjen 36
Birowo 51
Kalidawir 36
Nganjuk 36
Jombang 36
Lodoyo 36
Tulungagung 36
Wates kediri 51
Besuki 36
Kediri 51
Kertosono 51
Pujon/Batu 51
Mojokerto 36
Sawahan/Wates sawahan 51
Jati 36
Tapen 36
Porong 36 Datayanglolos
Tugu 51 penyaringan
Malang 36 panjangdata
Semen 51
Blitar 36
Kampak 15
Pager Wojo 15
Tampung 15
Berbek 15
Bendungan Selorejo 15
Wilis 15
Wates Wlingi 15
Bendungan Wlingi 15
Jeli 15
Sumber Agung 15
Tunggorono 15
Bendungan Sutami 15
39

Dari tabel di atas, terdapat 38 stasiun hujan yang ada di DAS Brantas. Dari 38

stasiun hujan pada tabel, yang lolos pada penyaringan panjang pencatatan data hanya 26

buah pos hujan. Berikut adalah klasifikasi data yang dipakai dalam penelitian ini

berdasarkan jumlah panjang data dengan stasiun hujan yang ada di DAS Brantas.

11 stasiun hujan dengan panjang pencatatan data 50 tahun. Stasiun tersebut

adalah:

Stasiun Tangkil

Stasiun Poncokusumo

Stasiun Wagir

Stasiun Birowo

Stasiun Wates Kediri

Stasiun Kediri

Stasiun Kertosono

Stasiun Pujon/Batu

Stasiun Wates Sawahan

Stasiun Tugu

Stasiun Semen

2 stasiun hujan dengan panjang pencatatan data 40 tahun. Stasiun hujan tersebut

adalah:

Stasiun Dampit

Stasiun Doko
40

13 stasiun hujan dengan panjang pencatatan data 30 tahun. Stasiun hujan tersebut

adalah:

Stasiun Kepanjen

Stasiun Kalidawir

Stasiun Nganjuk

Stasiun Jombang

Stasiun Lodoyo

Stasiun Tulungagung

Stasiun Besuki

Stasiun Mojokerto

Stasiun Jati

Stasiun Tapen

Stasiun Porong

Stasiun Malang

Stasiun Blitar

4.1.3 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Dalam penelitian ini, data curah hujan harian maksimum tahunan sangat

diperlukan untuk menghitung Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi. Data curah hujan

harian maksimum tahunan diambil dari data curah hujan harian. Curah hujan harian

maksimum tahunan adalah curah hujan harian terbesar yang terjadi dalam 1 tahun.

Curah hujan terbesar yang terjadi tiap tahun diambil dan dikumpulkan berdasarkan
41

stasiun hujan. Berikut adalah data curah hujan harian maksimum tahunan yang telah

lolos penyaringan panjang data.

Tabel 4.2 Data Curah Hujan Harian MaksimumTahunan dengan panjang data 50 Tahun

Stasiun
Tahun
Wates Wates
Tangkil Poncokusumo Wagir Birowo kediri Kediri Kertosono Pujon/Batu Sawahan Tugu Semen
1956 98 118 102 81 113 81 120 50 87 81 135
1957 128 116 90 97 105 94 79 70 81 94 138
1958 98 100 109 69 92 96 80 76 146 84 124
1959 91 60 76 91 135 90 144 70 126 117 112
1960 109 107 70 95 128 141 106 68 167 113 213
1961 121 86 100 110 115 129 89 43 95 116 120
1962 137 127 115 95 127 240 95 106 120 87 209
1963 91 89 104 85 58 153 87 111 131 74 114
1964 115 90 80 90 75 115 120 82 175 81 366
1965 105 74 116 84 71 75 73 63 80 83 156
1966 87 73 82 125 65 90 105 92 95 87 96
1967 100 136 85 75 85 101 87 66 87 49 105
1968 91 64 75 83 98 129 90 45 100 89 90
1969 73 141 59 41 53 0 227 57 47 93 150
1970 95 89 100 70 87 123 133 59 70 79 91
1971 78 122 95 75 108 90 97 80 116 45 105
1972 87 70 82 90 93 78 93 38 120 62 74
1973 90 109 143 75 91 67 136 100 114 89 102
1974 61 66 107 160 76 62 89 67 105 84 90
1975 114 106 118 85 89 138 145 70 110 144 225
1976 73 88 95 81 105 102 102 86 110 83 167
1977 74 66 92 99 34 92 89 71 131 66 96
1978 141 74 77 85 88 108 105 69 168 140 150
1979 108 112 69 132 91 139 157 92 148 65 98
1980 64 73 78 95 99 108 83 85 85 61 99
1981 83 91 135 98 80 155 92 89 90 200 65
1982 62 47 176 68 82 99 78 69 118 95 114
1983 80 78 110 116 125 91 100 82 104 285 119
1984 92 72 97 108 113 90 170 95 85 46 81
1985 59 41 45 85 64 151 80 149 48 84 73
1986 72 52 44 52 42 163 102 141 74 70 96
1987 86 119 121 91 58 90 70 102 114 64 160
42

Tabel 4.2 Data Curah Hujan Harian MaksimumTahunan dengan panjang data 50 Tahun
(Lanjutan)
Stasiun
Tahun
Wates Wates
Tangkil Poncokusumo Wagir Birowo kediri Kediri Kertosono Pujon/Batu Sawahan Tugu Semen
1988 111 104 121 98 51 105 82 76 96 71 99
1989 64 88 53 34 82 109 108 56 51 122 153
1990 76 37 216 31 90 105 89 84 85 53 195
1991 90 110 108 90 141 79 78 79 101 88 110
1992 125 95 216 99 178 141 95 146 150 152 121
1993 63 128 134 116 110 94 82 158 136 179 185
1994 112 217 86 71 215 89 62 87 98 70 120
1995 101 198 137 47 104 88 105 72 151 70 159
1996 104 184 116 79 177 112 98 111 155 88 135
1997 114 75 100 80 92 78 186 66 119 58 100
1998 95 103 113 244 146 104 120 54 98 90 131
1999 91 91 76 185 87 147 71 62 156 57 83
2000 105 84 101 129 115 93 97 68 207 113 156
2001 114 66 208 102 166 121 113 141 141 107 103
2002 95 86 119 183 96 96 79 59 147 118 103
2003 95 81 87 172 85 116 97 63 180 77 108
2004 86 98 139 197 109 117 74 65 120 66 130
2005 86 87 120 100 112 86 77 65 181 77 106

Tabel 4.3 Data Curah Hujan Harian MaksimumTahunan dengan panjang data 40 Tahun

Stasiun
Tahun
Dampit Doko
1955 126 130
1956 97 98
1957 101 200
1958 128 98
1959 75 92
1960 87 98
1961 106 97
1962 180 94
1963 73 95
1964 163 130
1965 59 93
1966 78 92
1967 153 90
1968 104 90
1969 74 94
1970 166 96
1971 65 94
43

Tabel 4.3 Data Curah Hujan Harian MaksimumTahunan dengan panjang data 40 Tahun
(Lanjutan)
Stasiun
Tahun
Dampit Doko
1972 85 80
1973 143 120
1974 75 67
1975 115 96
1976 174 58
1977 160 65
1978 108 85
1979 85 130
1991 118 137
1992 172 125
1993 119 107
1994 153 76
1995 186 76
1996 78 102
1997 80 121
1998 125 112
1999 129 109
2000 97 102
2001 114 94
2002 244 126
2003 78 166
2004 183 158
2005 102 72
44

Tabel 4.4 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan 6 stasiun dengan panjang data

30 Tahun

Stasiun
Tahun
Kepanjen Kalidawir Nganjuk Jombang Lodoyo Tulungagung
1961 80 60 114 115 123 61
1962 160 100 100 108 123 90
1963 124 90 118 81 96 75
1964 122 268 123 110 116 225
1965 130 85 67 150 83 63
1966 115 115 77 88 73 80
1967 102 80 103 87 72 118
1968 98 88 88 90 119 105
1969 90 75 122 91 117 80
1970 65 85 78 105 114 152
1971 85 102 107 76 92 146
1972 70 90 83 100 75 66
1973 75 83 75 85 96 91
1974 113 72 85 92 108 92
1975 141 75 92 90 95 93
1976 75 49 91 78 68 45
1977 89 66 97 112 72 97
1978 101 127 129 69 96 95
1979 59 131 98 59 80 104
1980 103 62 75 159 84 59
1981 100 90 84 85 81 103
1982 82 87 98 105 70 60
1983 95 111 90 92 97 111
1984 111 90 80 83 76 108
1985 71 133 86 205 80 96
1986 117 155 92 90 67 64
1987 98 75 86 73 75 123
1988 103 78 65 90 98 61
1989 103 115 97 88 80 114
1990 90 100 97 68 86 91
45

Tabel 4.5 Data Curah Hujan Harian MaksimumTahunan 7 stasiun dengan panjang data

30 Tahun

Stasiun
Tahun
Besuki Mojokerto Jati Tapen Porong Malang Blitar
1961 84 80 98 60 75 72 82
1962 93 92 82 100 149 95 66
1963 76 88 63 56 60 86 73
1964 99 135 128 95 52 70 110
1965 97,0 141 60 115 80 93 95
1966 75 224 95 70 50 69 116
1967 75 75 74 68 76 98 118
1968 73 85 88 120 98 118 115
1969 81 47 130 75 85 129 64
1970 95 60 113 104 85 72 103
1971 76 94 92 140 98 116 113
1972 95 92 72 76 56 81 102
1973 67 92 90 90 26 78 98
1974 82 70 75 75 72 137 90
1975 78 94 82 98 44 48 79
1976 77 134 119 98 42 119 82
1977 225 51 95 114 35 88 92
1978 78 87 86 117 38 97 74
1979 78 65 105 137 48 93 114
1980 75 40 108 131 47 72 228
1981 181 97 86 125 42 93 89
1982 129 110 62 131 44 93 74
1983 174 80 95 98 35 82 124
1984 284 79 89 114 25 81 78
1985 97 90 89 85 77 102 100
1986 97 38 65 79 67 76 56
1987 100 31 79 95 75 76 70
1988 101 43 63 125 37 145 171
1989 88 50 52 102 176 145 76
1990 100 98 97 150 89 185 112
46

4.1.4 Pemeriksaan Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan < 20mm

Data curah hujan harian maksimum tahunan yang lebih kecil dari 20 mm tidak

dipakai dalam penelitian ini. Pada data curah hujan harian maksimum tahunan di 26 pos

hujan yang telah lolos saringan panjang data, terdapat data hujan harian maksimum

tahunan yang lebih kecil dari 20 mm. Data tersebut adalah data curah hujan harian

maksimum tahunan pada stasiun hujan Kediri di tahun 1969. Data tersebut adalah 0

yang berarti tidak ada data.

4.1.5 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Sama Atau Lebih Besar

Dari 400 mm Diperiksa Terhadap Hujan Bulanannya.

Sebelum menggunakan data curah hujan harian maksimum tahunan yang lebih

besar atau sama dengan 400 mm, sebaiknya dilakukan pemeriksaan kebenaran angka

curah hujan tersebut. Hal ini disebabkan angka curah hujan yang mencapai 400 mm atau

lebih frekuensi terjadinya kecil. Akan tetapi angka tersebut dapat terjadi pada musim

hujan. Angka curah hujan pada musim hujan tertinggi yang resmi tercatat di Indonesia

adalah 671 mm. Untuk itu, kriteria pemeriksaan data curah hujan harian maksimum

tahunan adalah sebagai berikut:

Data diterima jika hujan bulanannya lebih besar dari hujan harian maksimum

tahunan yang terjadi.

Data diragukan jika:

a. Besaran hujan bulanannya hampir sama dengan hujan harian maksimum

tahunan.
47

b. Nama pos berubah.

c. tidak ada data hujan bulanan.

d. hujan bulanan sangat kecil.

Data ditolak jika hujan bulanannya lebih kecil dari hujan harian maksimum

tahunan.

Pada penelitian ini data curah hujan harian maksimum tahunan yang terbesar adalah

366 mm. Data ini terdapat pada stasiun Semen pada tahun 1964. Sehingga dengan

demikian dalam penyaringan data, 26 stasiun hujan yang di golongkan dalam 3

klasifikasi data telah lolos penyaringan dan dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya.

4.2 Analisa Konsistensi Data

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa analisa konsistensi

data diperlukan karena satu seri data hujan untuk satu stasiun tertentu memungkinkan

terdapat data yang tidak konsisten.

4.2.1 Data Hujan Tahunan

Untuk melakukan uji konsistensi data, diperlukan Data Hujan Tahunan. Data

hujan tahunan diperoleh dari Penjumlahan dari data hujan bulanan yang terjadi dari

januari - desember selama 1 tahun. Data hujan bulanan di peroleh dari penjumlahan data

curah hujan harian yang terjadi selama 1 bulan. Data hujan tahunan dapat dilihat pada

lampiran 1.
48

4.2.2 Konsistensi Data

Pengujian konsistensi data pada penelitian ini menggunakan Metode Double

Mass Curve. Metode ini Membandingkan Data hujan tahunan kumulatif stasiun yang

diuji dengan kumulatif rata-rata data hujan stasiun lainnya. Dalam penelitian ini, uji

konsistensi data dilakukan berdasarkan klasifikasi data.

Berikut ini adalah hasil uji konsistensi data untuk 11 stasiun hujan dengan

panjang pencatatan data 50 tahun.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Tangkil

120000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.1 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Tangkil

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Tangkil. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Tangkil cukup baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Tangkil mendekati garis

lurus.
49

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Poncokusumo

120000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.2 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Poncokusumo

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Poncokusumo.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Poncokusumo

cukup baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun

Poncokusumo mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Wagir

120000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.3 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Wagir


50

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Wagir. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Wagir tergolong cukup baik dan

dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Wagir mendekati

garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Birowo

120000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.4 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Birowo

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Birowo. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Birowo tergolong cukup baik

dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Grafik yang terbentuk pada stasiun Trend yang

dihasilkan mendekati garis lurus dan tidak mengalami patahan-patahan atau pembelokan

garis yang signifikan.


51

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Wates Kediri

120000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.5 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Wates Kediri

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Wates Kediri.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Wates Kediri

tergolong cukup baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada

stasiun Wates Kediri mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Kediri

120000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.6 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Kediri


52

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Kediri. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Kediri tergolong cukup baik

dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Kediri

mendekati garis lurus dan tidak mengalami patahan-patahan atau pembelokan garis yang

signifikan.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Kertosono

120000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.7 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Kertosono

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Kertosono.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Kertosono

tergolong baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun

Kertosono mendekati garis lurus.


53

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Pujon/Batu

120000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


90000

60000

30000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.8 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Pujon/Batu

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Pujon/Batu.

Berdasarkan Trend yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Pujon/Batu

tergolong kurang baik. Hal ini disebabkan karena terjadi perpindahan lokasi stasiun

hujan dari daerah Pujon ke daerah Batu. Meskipun jarak Pujon ke Batu tidak jauh,

namun berdampak pada data yang menjadi tidak konsisten.


54

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Wates Sawahan

120000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.9 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Wates Sawahan

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Wates Sawahan.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Wates Sawahan

tergolong baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun

Wates Sawahan mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Tugu

120000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.10 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Tugu


55

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Tugu. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Tugu tergolong baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Tugu mendekati garis

lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Semen

160000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

140000

120000

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000
Kumulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (mm)

Gambar 4.11 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Semen

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Semen. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Semen tergolong baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Semen mendekati garis

lurus.

Pada Uji konsistensi data stasiun hujan Dampit dan Doko dengan panjang data

40 tahun, data stasiun Tangkil (C), Birowo (D), dan Semen (E) dipakai sebagai data

tambahan untuk menghitung konsistensi data. Hal ini disebabkan karena untuk menguji

konsistensi data tidak boleh menggunakan 2 data stasiun hujan. Pemilihan data hujan
56

stasiun Tangkil, Birowo, dan Semen untuk dipakai dalam uji konsistensi adalah karena

tiga stasiun hujan tersebut berada di dekat stasiun Dampit dan Doko. Sehingga bisa

membantu dalam uji konsistensi. Data tersebut terdapat pada lampiran 2. Berikut ini

adalah uji konsistensi data untuk 2 stasiun hujan dengan panjang pencatatan data 40

tahun.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Dampit

100000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

80000

60000

40000

20000

0
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.11 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Dampit

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Dampit. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Dampit tergolong baik dan

dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Dampit mendekati

garis lurus.
57

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Doko

120000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm) 100000

80000

60000

40000

20000

0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 100000
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.13 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Doko

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Doko. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Doko tergolong baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Doko mendekati garis

lurus.

Berikut ini adalah uji konsistensi data untuk 13 stasiun hujan dengan panjang

pencatatan data 30 tahun.


58

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Kepanjen

80000,00

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


70000,00

60000,00

50000,00

40000,00

30000,00

20000,00

10000,00

0,00
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.14 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Kepanjen

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Kepanjen.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Kepanjen

tergolong baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun

Kepanjen mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Kalidawir

80000,00
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

70000,00

60000,00

50000,00

40000,00

30000,00

20000,00

10000,00

0,00
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.15 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Kalidawir


59

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Kalidawir.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Kalidawir

tergolong baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun

Kalidawir mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Nganjuk

80000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

70000

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.16 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Nganjuk

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Nganjuk. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Nganjuk tergolong baik dan

dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Nganjuk

mendekati garis lurus.


60

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Jombang

80000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm) 70000

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.17 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Jombang

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Jombang. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Jombang tergolong baik dan

dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Jombang

mendekati garis lurus.


61

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Lodoyo

80000

70000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.18 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Lodoyo

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Lodoyo. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Lodoyo tergolong baik dan

dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Lodoyo mendekati

garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Tulungagung

80000

70000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.19 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Tulungagung


62

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Tulungagung.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Tulungagung

tergolong baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Grafik yang terbentuk pada

stasiun Tulungagung berupa garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Besuki

100000

90000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

80000

70000

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.20 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Besuki

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Besuki. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Besuki tergolong baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Besuki mendekati garis

lurus.
63

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Mojokerto

80000

70000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.21 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Mojokerto

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Mojokerto.

Berdasarkan garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Mojokerto

tergolong cukup baik dan dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada

stasiun Mojokerto mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Jati

80000

70000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.22 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Jati


64

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Jati. Berdasarkan garis

yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Jati tergolong baik dan dapat dipakai

dalam penelitian ini. Grafik yang terbentuk pada stasiun Jati berupa garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Tapen

80000

70000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.23 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Tapen

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Tapen. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Tapen tergolong baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Tapen mendekati garis

lurus.
65

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Porong

80000

70000

Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)


60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.24 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Porong

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Porong. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Porong tergolong tidak baik /

buruk dan tidak dapat dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun

Porong tidak mendekati garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Malang

80000

70000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.25 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Malang


66

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Malang. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Malang tergolong baik dan

dapat dipakai dalam penelitian ini. Grafik yang terbentuk pada stasiun Malang berupa

garis lurus.

Grafik Uji Konsistensi Stasiun Blitar

80000

70000
Kumulatif Data Hujan Tahunan (mm)

60000

50000

40000

30000

20000

10000

0
0,00 10000,00 20000,00 30000,00 40000,00 50000,00 60000,00
Kum ulatif Rata-rata Data Hujan Stasiun Lain (m m )

Gambar 4.26 Grafik Hasil Uji Konsistensi Data Stasiun Blitar

Grafik di atas merupakan hasil uji konsistensi data stasiun Blitar. Berdasarkan

garis yang terbentuk dari grafik, data hujan pada stasiun Blitar tergolong baik dan dapat

dipakai dalam penelitian ini. Trend yang terbentuk pada stasiun Blitar mendekat garis

lurus.

Dari hasil uji konsistensi data, dapat dilihat bahwa dari 26 stasiun hujan yang

diuji kekonsistensian data, ada dua pos hujan yang memiliki hasil uji konsistensi yang
67

buruk. Hal ini dilihat dengan trend yang dihasilkan tidak mendekati garis lurus. Data

tersebut adalah Stasiun Hujan Pujon/Batu dan Stasiun Hujan Porong. Untuk penelitian

selanjutnya, data curah hujan stasiun Pujon/Batu dan Porong tidak dipakai.

4.3 Perhitungan X n , n

X n dan n adalah komponen dari rumus Hersfield yang nantinya akan digunakan

dalam perhitungan Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi (Xcmb). Perhitungan X n dan n

menggunakan rumus yang tertera pada Bab II mengenai Rata-rata ( X n ) dan Simpangan

Baku (n). Berikut adalah hasil perhitungan X n dan n untuk 25 stasiun hujan di DAS

Brantas.

Tabel 4.6 Hasil Hitungan X n dan n

Nama Stasiun Xn n
Tangkil 93,8 19,78
Poncokusumo 95,76 35,66
Wagir 105,9 37,65
Birowo 98,86 41,16
Wates kediri 100,02 35,28
Kediri 109,39 31,04
Kertosono 102,72 31,63
Wates Sawahan 116,38 35,98
Tugu 93,32 42,2
Semen 128,6 50,39
Dampit 118,95 42,16
Doko 104,12 28,09
Kepanjen 99 22,92
Kalidawir 98 39,94
Nganjuk 93,23 16,28
Jombang 97,5 29,37
68

Tabel 4.6 Hasil Hitungan X n dan n (Lanjutan)

Nama Stasiun Xn n
Lodoyo 90,4 17,66
Tulungagung 95,6 35,31
Besuki 104,3 49,07
Mojokerto 85,4 38,42
Jati 87,73 19,74
Tapen 101,4 24,93
Malang 96,97 28,96
Blitar 98,8 33,84

4.4 Perhitungan Nilai Km

Dalam perhitungan Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi (Xcmb) terdapat nilai Km

yang akan digunakan dalam Metode Hersfield. Nilai Km adalah Faktor Frekuensi atau

nilai fungsi dari durasi hujan dan rata-rata hujan harian maksimum tahunan. Nilai Km

dihitung dengan menggunakan grafik Perhitungan nilai Km. Grafik perhitungan nilai

Km terdapat pada Lampiran. Berikut adalah hasil perhitungan nilai Km dari 24 Stasiun

Hujan.
69

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Km

Nama Stasiun Km
Tangkil 15,5
Poncokusumo 15,25
Wagir 14,95
Birowo 15,2
Wates kediri 15,1
Kediri 14,9
Kertosono 15,05
Wates Sawahan 14,5
Tugu 15,5
Semen 14,2
Dampit 14,4
Nama Stasiun Km
Doko 14,98
Kepanjen 15,15
Kalidawir 15,2
Nganjuk 15,5
Jombang 15,22
Lodoyo 15,65
Tulungagung 15,25
Besuki 14,98
Mojokerto 15,81
Jati 15,72
Tapen 15
Malang 15,23
Blitar 15,15
70

Distribusi Frekuensi (Km)

16
15,8
Faktor Frekuensi (Km)
15,6
15,4
15,2
15
14,8
14,6
14,4
14,2
14
60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135
Rata-Rata Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan

Gambar 4.27 Grafik Distribusi Frekuensi

Pada Tabel distribusi frekuensi diatas dapat dilihat bahwa distribusinya dominan

pada Km antara 14 -16. Distribusi Frekuensi (Km) terbesar terdapat di Stasiun

Mojokerto dengan nilai Km 15,81 dan nilai Distribusi Frekuensi (Km) terkecil terdapat

di Stasiun Semen dengan nilai Km 14,2.

4.5 Perhitungan Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi (Xcmb)

Perhitungan Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi (Xcmb) dihitung dengan

menggunakan metode Hersfield. Untuk menghitung Xcmb diperlukan data X n , n dan

Km. Rumus Metode Hersfield adalah:

X cmb = X n + K m n (4.1)
71

Berikut adalah hasil hitungan Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi di 25 stasiun

hujan pada Daerah Aliran Sungai Brantas:

Tabel 4.8 Hasil Hitungan Xcmb

Nama Stasiun Xn n Km Xcmb


Tangkil 93,8 19,78 15,5 400,39
Poncokusumo 95,76 35,66 15,25 639,57
Wagir 105,9 37,65 14,95 668,77
Birowo 98,86 41,16 15,2 724,5
Wates kediri 100,02 35,28 15,1 632,75
Kediri 109,39 31,04 14,9 571,88
Kertosono 102,72 31,63 15,05 578,75
Wates Sawahan 116,38 35,98 14,5 638,09
Tugu 93,32 42,2 15,5 747,42
Semen 128,6 50,39 14,2 844,14
Dampit 118,95 42,16 14,4 726,05
Doko 104,12 28,09 14,98 524,9
Kepanjen 99 22,92 15,15 446,24
Kalidawir 98 39,94 15,2 705,09
Nganjuk 93,23 16,28 15,5 345,57
Jombang 97,5 29,37 15,22 544,51
Lodoyo 90,4 17,66 15,65 366,78
Tulungagung 95,6 35,31 15,25 634,07
Besuki 104,3 49,07 14,98 839,36
Mojokerto 85,4 38,42 15,81 692,82
Jati 87,73 19,74 15,72 398,04
Tapen 101,43 24,93 15 475,38
Malang 96,97 28,96 15,23 538,03
Blitar 98,8 33,84 15,15 611,47
72

Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi

900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
ke o

ga ir

T u L a ng

ok i
m k
t
D en

T a ti
es to iri

r
g
lid n
pa o
Tu n
W B gir
us kil
W o

to
W K Ke ri

Se u

ag o
w o

M en
Be g
oj uk
pi

i ta
es w

N aw
Jo nju

Ja

an
Ke Dok
Ka nje
a
um

di

ng y
Sa son

un
at er d

er
ok g

am
ah

l u odo
a
at r o

M s

Bl
nc Tan

al
i
Po

Gambar 4.28 Grafik Nilai Xcmb Masing-masing Stasiun

Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa Nilai Curah Hujan Maksimum

BolehJadi untuk DAS Brantas berkisar antara 345,57 844,14 mm/hari. Nilai Curah

Hujan Maksimum BolehJadi terbesar terdapat di Stasiun Semen dan terendah di Stasiun

Nganjuk.
73

4.6 Peta Isohyet

Perhitungan curah hujan daerah dihitung berdasarkan peta isohyet. Peta isohyet

DAS Brantas digambar pada peta berskala dengan perbedaan tinggi curah hujan 50mm.

Berikut adalah tahap-tahap pembuatan peta Isohyet DAS Brantas.

Titik-titik stasiun hujan dihubungkan dengan sebuah garis. Garis-garis yang

menghubungkan titik-titik hujan, digambar tidak saling memotong.

Gambar 4.29 Menghubungkan Titik-titik Hujan


74

Setelah titik-titik hujan dihubungkan, garis dibagi dengan menginterpolasi nilai

curah hujan di tiap stasiun. Curah hujan digambar dengan interval 50 mm.

Gambar 4.30 Titik - Titik Curah Hujan Dengan Inteval 50 mm

Setelah titik curah hujan dengan interval 50 mm digambar, maka dilanjutkan

dengan pembuatan garis-garis isohyet. Garis-garis isohyet dibuat dengan

menghubungkan nilai curah hujan yang sama. Berikut adalah hasil peta isohyet

DAS Brantas.
75
76

Keterangan Gambar peta isohyet di atas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9 Simbol Nama Stasiun Hujan DAS Brantas

Simbol Nama Stasiun


A Tangkil
B Poncokusumo
C Wagir
D Birowo
E Wates Kediri
F Kediri
G Kertosono
H Pujon/Batu
I Wates Sawahan
J Tugu
K Semen
L Dampit
M Doko
N Kepanjen
O Kalidawir
P Nganjuk
Q Jombang
R Lodoyo
S Tulungagung
T Besuki
U Mojokerto
V Jati
W Tapen
X Porong
Y Malang
Z Blitar
77

4.7 Analisa dan Pembahasan

Dari hasil penyaringan data terhadap 38 stasiun hujan terdapat 26 stasiun hujan

yang lolos penyaringan data. 12 stasiun hujan yang tidak lolos penyaringan data

disebabkan panjang pencatatan data yang tidak lebih dari 30 tahun. Setelah penyaringan

data, 26 stasiun hujan yang lolos penyaringan data diuji konsistensinya. Terdapat 24

stasiun hujan yang layak dipakai dalam penelitian ini. 24 stasiun hujan ini telah lolos uji

konsistensi data dengan menghasilkan trend yang menyerupai garis lurus. 2 stasiun

hujan yang tidak lolos konsistensi data, tidak dipakai dalam penelitian ini. Hal ini

disebabkan trend yang dihasilkan tidak membentuk satu garis lurus. 2 stasiun hujan

tersebut adalah Stasiun hujan Pujon/Batu dan Porong.

Setelah melewati tahap penyaringan dan konsistensi, data dari 24 stasiun hujan

diproses untuk menghitung CMB. Parameter yang dipakai dalam perhitungan CMB ada

3 yaitu Xn , n , dan Km. Nilai Xn berkisar antara 85,4 128,6. Nilai n Berkisar antara

16,8 50,39 dan nilai Km berkisar antara 14,2 15,81. Dengan menggunakan 3

parameter diatas, maka nilai CMB DAS Brantas dapat dihitung. Berdasarkan hasil

perhitungan CMB, maka nilai CMB DASBrantas berkisar antara 345,57 844,14

mm/hari. Nilai CMB terbesar terdapat pada Stasiun Semen dan nilai CMB terkecil

terdapat pada stasiun Nganjuk. Stasiun Semen terdapat pada bagian hulu DAS Brantas.

Stasiun Nganjuk terdapat pada daerah hilir DAS Brantas.

Peta Isohyet dihasilkan dari nilai CMB titik Stasiun Hujan. Peta Isohyet

bermanfaat untuk mengetahui tinggi curah hujan pada daerah yang terdapat dalam peta

isohyet. Peta isohyet DAS Brantas digambar dengan Interval hujan 50 mm dan sesuai

dengan daerah DAS Brantas pada Daerah Studi (gambar 3.2).

Anda mungkin juga menyukai