Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku,
dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang
timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia
maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai
tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk
pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-
18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas
namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia
orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama
ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas
dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam
perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan
sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun
seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang.
Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring
dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat
memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensidimensi tersebut
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi remaja
2. Untuk mengetahui ciri-ciri remaja
3. Untuk mengetahui dtugas perkembangan remaja
4. Untuk mengetahui perkembangan psikososial remaja
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan perkembangan psikologis remaja
BAB II
ISI
2.1 Defenisi Remaja
Menurut (Stanley Hall, 1991) Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai
masa topan badai dan stress (Storm and Stress).Karena mereka mereka telah memiliki
keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing
maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.
Menurut (Yulia S. D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, 1991) istilah asing yang sering
digunakan untuk menunjukkan masa remaja antara lain :
1. Puberty (bahasa inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti kelaki-lakian,
kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Pubescence dari kata pubis
(pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genetal) maka pubescence
berarti perubahan yang dibarengi dengan tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan.
2. Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang berarti masa muda yang terjadi
antara 17 - 30 tahun yang merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan
psikososial. Proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 -22 tahun.
Menurut Erikson masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis dimana remaja
berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self -Identity) (Dariyo, 2004). Remaja :
masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya
perubahan aspek fisik, psikis & psikososial.
1. Remaja awal (13-14 tahun)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheranheran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya
saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego. Hal ini menyebabkan para
remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.
2. Remaja Tengah (15-17 tahun)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-
kawan. Ia senag kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan narastic,
yaitu mencintai dirisendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,
optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
kanak-kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
3. Remaja akhir (18-21 Thn)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat
umum (the public).

2.2 Ciri-Ciri Masa Remaja


Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang
cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama
masa remaja.
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal
dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial,
peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang
berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti
anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan
tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas
pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka
sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem
sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi
badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama
masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak
digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan
adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan
untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.
Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan
lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di
satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung
jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri
untuk memikul tanggung jawab tersebut.

2.3 Tugas Perkembangan Remaja


Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa (1991) antara lain :
1. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan
kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan
2. Memperoleh peranan social
3. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4. Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6. Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7. Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas utama
remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5
dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini
bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang
unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, Olds
& Feldman, 2001).
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya,
apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang pada
akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan menentukan
peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya.

2.4 Perkembangan Psikososial


Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009), menganggap
bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Periode
remaja awal dimulai dengan awitan pubertas dan berkembangnya stabilitas emosional dan
fisik yang relatif pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja
dihadapkan pada krisis identitas kelompok versus pengasingan diri. Pada periode selanjutnya,
individu berharap untuk mencegah otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas diri
sebagai lawan terhadap difusi peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk
permulaan pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka mampu
menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya dengan keluarga dan
masyarakat.
1. Identitas kelompokSelama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok
semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah hal yang penting
karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok dan kelompok dapat memberi
mereka status. Ketika remaja mulai mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya
mereka segera berubah. Bukti penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman sebaya
dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi kerangka pilihan bagi
remaja sehingga mereka dapat memerankan penonjolan diri mereka sendiri sementara
menolak identitas dari generasi orang tuanya. Menjadi individu yang berbeda
mengakibatkan remaja tidak diterima dan diasingkan dari kelompok.
2. Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang mereka
kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain di masa lalu, seperti halnya
arah dan tujuan yang mereka harap mampu dilakukan di masa yang akan datang. Proses
perkembangan identitas pribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh
dengan periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas dan
bagiannya di dunia merupakan hal yang penting dan sesuatu yang menakutkan bagi
remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap digantikan dan diletakkan pada
tempat yang sesuai, identitas yang positif pada akhirnya akan muncul dari kebingungan.
Difusi peran terjadi jika individu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas dari
berbagai aspirasi, peran dan identifikasi.
3. Identitas peran seksual
Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran seksual. Selama masa
remaja awal, kelompok teman sebaya mulai mengomunikasikan beberapa pengharapan
terhadap hubungan heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan,
remaja dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang matang yang
baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. Pengharapan seperti ini berbeda pada
setiap budaya, antara daerah geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis.
4. Emosionalitas
Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu
menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, dan walaupun masih mengalami
periode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih
matang pada masa remaja akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional,
remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk
mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengekspresikan dirinya dapat
diterima masyarakat. Mereka masih tetap mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi
itu diperlihatkan, perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan
kebimbangan.

2.5 Asuhan Keperawatan Jiwa Berdasarkan Perkembangan Psikososial Pada Remaja


1. Pengkajian
Perkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai identitas
dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan keunikan atau ciri khas diri. Kemampuan
ini tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh
remaja. Jika tidak mencapai kemampuan tersebut, remaja akan mengalami kebingungan
peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri.
Karakteristik perilaku remaja
TUGAS PERKEMBANGAN PERILAKU REMAJA
Perkembangan yang normal: a. Menilai diri secara objektif
Pembentukan identitas diri b. Merencanakan masa depannya
c. Dapat mengambil keputusan
d. Menyukai dirinya
e. Berinteraksi dengan lingkungannya
f. Bertanggung jawab
g. Mulai memperlihatkan kemandirian dalam
keluarga
h. Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan
orang lain yang menurutnya mampu
Penyimpangan perkembangan : a. Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan
Bingung peran kelemahan) dirinya
b. Merasa bingung, bimbang
c. Tidak mempunyai rencana untuk masa depan
d. Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya
e. Memiliki perilaku antisosial
f. Tidak menyukai dirinya
g. Sulit mengambil keputusan
h. Tidak mempunyai minat
i. Tidak mandiri
a. Pengkajian yang berhubungan dengan Keluarga
1) Identitas
2) Riwayat & tahap perkmbangan keluarga
3) Lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Penyebab masalah keluarga dan
7) Koping yang dilakukan keluarga
b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak remaja
1) Status kesehatan sekarang dan masa lalu
2) Pola persepsi pemeliharaan kesehatan
3) Pola aktivitas dan latihan
4) Pola nutrisi
5) Pola eliminasi
6) Pola istirahat
7) Pola kognitif persepsual
8) Pola toleransi stress/koping
9) Pola seksualitas dan reproduksi
10) Pola peran dan hubungan
11) Pola nilai dan kenyakinan
12) Penampilan umum
13) Perilaku selama wawancara
14) Pola komunikasi & Pola asuh orang tua
15) Kemampuan interaksi
16) Stresor jangka pendek & jangka panjang

2. Masalah keperawataan yang mukin muncul


a. Koping individu tidak efektif
b. Perilaku destruktif
c. Depresi
d. Nutrisi kurang/lebih
e. Resiko terjadi cedera
f. Resiko terjadi penyimpangan seksual
g. Kurang perawatan diri
h. Distress spiritual
i. Resiko penyalahgunaan obat
j. Potensial peningkatan kebugaran fisik
k. Potensial peningkatan aktualitasi diri.
l. Konflik keluarga
m. Gangguan citra tubuh

3. Diagnosis Keperawatan
a. Potensial (normal) : potensial pembentukan identitas diri
b. Risiko (penyimpangan) : risiko bingung peran

4. Intervensi Keperawatan
Tujuan tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial remaja :
a. Remaja mampu meyebutkan karakteristik perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
b. Remaja mampu menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
c. Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan psikososial yang
normal
TUGAS PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Perkembangan yang normal : 1. Diskusikan ciri perkembangan psikososial
Pembentukan identitas diri remaja yang normal dan menyimpang
2. Diskusikan cara untuk mencapai
perkembangan psikososial yang normal
a. Anjurkan remaja untuk berinteraksi
dengan orang lain yang membuatnya
nyaman mencurahkan perasaan,
perhatian dan kekhawatiran
b. Anjurkan remaja untuk mengikuti
organisasi yang mempunyai kegiatan
positif (olahraga, seni, bela diri,
pramuka, keagamaan)
c. Anjurkan remaja untuk melakukan
kegiatan di rumah sesuai dengan
perannya
3. Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat
rencana kegiatan dan melaksanakan rencana
yang telah dibuatnya
Penyimpangan perkembangan : 1. Diskusikan aspek positif/kelebihan yang
Bingung peran dimiliki remaja
2. Bantu mengidentifikasi berbagai peran yang
dapat ditampilkan remaja dalam
kehidupannya
3. Diskusikan penampilan peran yang terbaik
untuk remaja
4. Bantu remaja mengidentifikasi perannya di
keluarga
Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga :
a. Keluarga mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan remaja yang
normal dan menyimpang
b. Keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan remaja
c. Keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk menstimulasi perkembangan
remaja
d. Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk mengembangkan kemampuan
psikososial remaja
Tindakan keperawatan untuk keluarga :
a. Jelaskan ciri perkembangan remaja yang normal dan menyimpang
b. Jelaskan cara yang dapat diilaukan keluarga untuk memfasilitasi perkembangan remaja
yang normal :
1) Fasilitasi remaja untuk berinteraksi dengan kelompok sebaya
2) Anjurkan remaja untuk bergaul dengan orang lain yang membuatnya nyaman
mencurahkan perasaan, perhatian, dan kekhawatiran
3) Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif
4) Berperan sebagai teman curhat bagi remaja
5) Berperan sebagai contoh bagi remaja dalam melakukan interkasi sosial yang baik
6) Beri lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktifitas bersama
kelompoknya
c. Diskusikan dan demonstrasikan tindakan untuk membantu remaja memperoleh identitas diri
d. Diskusikan rencana tindakan yang akan di lakukan keluarga untuk memfasilitasi remaja
memperoleh identitas diri
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai
dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.
1. Remaja awal (13-14 tahun)
2. Remaja Tengah (15-17 tahun)
3. Remaja akhir (18-21 tahun)
Perkembangan psikososial remaja adalah kemampuan remaja untuk mencapai identitas
dirinya yang meliputi peran, tujuan pribadi, dan keunikan atau ciri khas diri. Kemampuan ini
tercapai melalui serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja. Jika
tidak mencapai kemampuan tersebut, remaja akan mengalami kebingungan peran yang
berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga terjadi gangguan konsep diri.Diagnosis
keperawatan :Potensial (normal) : potensial pembentukan identitas diri, Risiko
(penyimpangan) : risiko bingung peran

3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan juga pembaca khususnya bagi mahasiswa yang telah menyususn makalah
ini agar meningkatkan pemahamannya terhadap asuhan keperawatan perkembangan
psikososial pada remaja sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Daftar Pustaka
Nasir, Abdul Dan Abdul Muhith. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart, Gail Wiscarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed. 3.Jakarta: EGC.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-jokobenyar-5776-2-babii.pdf.
diakses pada 28 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai