Oleh :
Made Shanty Wardana (1202006049)
I Komang Aditya Arya Prayoga (1202006104)
Luh Made Hanisa Sandha (1202006174)
Pembimbing :
dr. Komang Ayu Kartika Sari, MPH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nya, Laporan Kasus Kedokteran Keluarga Pasien Tuberkulosis Paru Di
Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, UPT Kesmas
Bebandem Karangasem ini dapat diselesaikan. Laporan Kasus Kedokteran
Keluarga ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya Ilmu
Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana yang dilaksanakan tanggal 6 Oktober 2016 dan 11 Oktober
2016 bertempat di rumah pasien tuberkolosis paru di wilayah kerja UPT Kesmas
Bebandem Karangasem.
1. dr. Komang Ayu Kartika Sari, MPH, selaku Dosen Pembimbing, atas
segala nasehat, bimbingan, dan masukannya untuk menyelesaikan Laporan
Kasus Kedokteran Keluarga ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
I. IDENTITAS PENDERITA.....................................................................1
II. KEGIATAN DALAM GEDUNG (PUSKESMAS)...............................2
III. KEGIATAN DALAM RUMAH.............................................................2
3.1 Kunjungan Rumah Pertama (Kamis, 6 Oktober 2016).............................2
3.1.1 Anamnesis.....................................................................................2
3.1.2 Pemeriksaan Fisik.........................................................................4
3.1.3 Pemeriksaan Penunjang................................................................5
3.1.4 Diagnosis.......................................................................................5
3.1.5 Manajemen....................................................................................6
3.2 Kunjungan Rumah Kedua (Selasa, 11 Oktober 2016)..............................6
3.2.1 Gambaran Status Kesehatan..........................................................6
3.2.2 Gambaran Singkat Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga................6
3.2.3 Silsilah dan Profil Keluarga..........................................................7
3.2.4 Faktor Risiko.................................................................................9
IV. ANALISIS MASALAH........................................................................12
4.1 Identifikasi Faktor Risiko........................................................................12
V. RENCANA PENANGANAN...............................................................12
5.1 Pemecahan Masalah Dengan Pendekatan Dokter Keluarga...................12
5.1.1 Personal.......................................................................................12
5.1.2 Paripurna (Komprehensif)...........................................................14
5.1.3 Berkesinambungan......................................................................16
5.1.4 Koordinatif dan Kolaboratif........................................................16
5.1.5 Mengutamakan Pencegahan........................................................17
5.1.6 Berorientasi Pada Keluarga dan Komunitas...............................18
VI. KESIMPULAN......................................................................................18
VII. DOKUMENTASI..................................................................................19
iii
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
PASIEN TUBERKULOSIS PARU
PUSKESMAS BEBANDEM KARANGASEM
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : I Made Pariana
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 35 tahun
Tanggal Lahir : 4 November 1981
Status : Belum Kawin
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Suku / Bangsa : Bali / Indonesia
Agama : Hindu
Alamat : Br, Tohpati, Desa Jungutan , Karangasem
Hari / Tanggal Kunjungan: Kamis, 6 Oktober 2016
Selasa, 11 Oktober 2016
1
2
tubuh saat demam. Demam terutama muncul saat sore menjelang malam
hari. Pasien juga mengatakan sering berkeringat di malam hari terutama
saat tidur. Berat badan pasien turun secara drastis dalam 4 bulan dari berat
badan awal 58 kg menjadi 46 kg. Nafsu makan pasien juga dikatakan
menurun.
Pasien didiagnosis TBC saat berobat ke RSUP Sanglah sejak satu
minggu lalu (28/9/2016). Semenjak mengonsumsi obat TBC, pasien sering
merasa pusing, mudah lelah dan kencing berwarna merah-oranye. Keluhan
lain disangkal oleh pasien.
Awalnya, pasien merasa kaget mengetahui seputar sakitnya, namun
pasien memiliki semangat dan komitmen untuk sembuh setelah mendapat
penejalasan dari dokter bahwa TBC dapat disembuhkan. Seluruh anggota
keluaga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien dengan
kesanggupan menjadi PMO untuk pasien.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami keluhan/sakit yang
sama sebelumnya. Riwayat penyakit jantung, ginjal, kencing manis dan
penyakit lain disangkal oleh pasien.
d) Riwayat Pengobatan
Pasien pertama kali didiagnosis TBC di RSUP Sanglah akibat
batuk lama yang tidak kunjung sembuh. Sebelum berobat ke RSUP, pasien
sering berobat ke dokter umum dan spesialis THT dan mendapatkan obat
untuk meredakan batuk namun gejala tidak kunjung membaik. Sejak 1
minggu lalu pasien sudah mendapatkan obat TBC dari RSUP Sanglah dan
dilanjutkan pengobatannya di Puskesmas Bebandem. Semenjak minum
obat anti tuberculosis pasien mengeluh warna kencing berubah menjadi
oranye kemerahan.
e) Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan ibu dan paman juga menderita batuk sejak
lama. Namun setelah diperiksa, hasil dari uji dahak negatif (-). Penyakit
kronis dalam keluarga seperti penyakit jantung, ginjal, kencing manis dan
penyakit lain disangkal oleh pasien.
f) Riwayat Sosial
Pasien dulunyaa bekerja sebagai seorang penjaga penginapan di
Denpasar. Saat ini pasien bekerja di kampung halaman sebagai seorang
buruh dan petani karena keadaan pasien yang sudah tidak memungkinkan
4
untuk bekerja di Denpasar. Setiap hari pasien bekerja serabutan jika ada
yang membutuhkan sebagai buruh dan pergi ke ladang untuk mengurus
ladang salak miliknya. Sejak sakit pasien mengehntikan kebiasaan
merokok dan mengonsumsi alkohol serta berhati-hati dalam
mengkonsumsi makanan karena khawatir sakitnyanya akan bertambah
parah. Pasien mengaku jarang untuk olahraga karena pasien sudah lelah
dengan pekerjaan seharian.
Status General:
Kepala : Normocephali
Mata :Mata cowong (-), anemis -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+, isokor,
injeksi konjungtiva -/-
THT : - Telinga : sekret -/-
- Hidung : rhinorea -/-
- Tenggorok : hiperemi (-)
Toraks : - Inspeksi : statis dan dinamis: semetris; retraksi (-)
- Palpasi : simetris, normal
- Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
5
Status Neurologis:
Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
Nervus kranialis : berdasarkan pemeriksaan fisik sederhana dan tidak
ditemukan adanya lesi nervus kranialis
Motorik :
Tenaga
N N
N N
Refleks : Fisiologis ++ ++
++ ++
III.1.4 DIAGNOSIS
III.1.5 MANAJEMEN
a) Edukasi
6
- Izoniasid 1x300 mg
- Rifampisin 1x 450 mg
- Pirazinamid 3x500 mg
- Etambutol 3x250 mg
b. Pengobatan fase lanjutan
Diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan terakhir, dengan
frekuensi minum obat sebanyak 54 kali.
- Izoniasid 2 x 300 mg
- Rifampisin 1x 450 mg.
Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Meninggal
a) Kondisi Rumah Pasien
Pasien tinggal di rumah yang dihuni oleh 6 orang, yaitu pasien, ibu
pasien, kakak, kakak ipar, dan keponakan pasien. Rumah pasien berada di
tengah gang di Banjar Tohpati dan berada 5 kilometer dari Puskesmas
Bebandem. Pemukiman disekitar rumah pasien cukup padat dan jarak antar
rumah saling berdekatan. Lingkungan di sekitar rumah terlihat kurang bersih.
Luas rumah pasien sekitar 3 are. Keadaan rumah pasien tergolong
kurang bersih, dan kurang rapi serta tidak tertata dengan baik, beberapa kamar
tidak terdapat ventilasi, dan lembab, listrik rumah berasal dari PLN dan air
dari sumur bor. Keluarga pasien tergolong dalam ekonomi menengah
kebawah.
b) Denah Rumah Pasien
Keterangan:
9
1. Halaman
2. Merajan
3. Kamar pasien
4. Kamar kakak , kakak ipar dan keponakan pasien
5. Gudang
6. Dapur
7. Kamar mandi
8. Kandang babi
9. Kandang ayam
10. Teras depan
11. Tangga masuk
12. Gerbang rumah
13. Kamar Ibu pasien
14. Ruang TV
15. Kamar Paman
16. Tempat Penyimpanan banten
17. Ruang Tamu
Host
Agent Environment
a) Host (Penjamu)
1. Daya Tahan Tubuh
2. Usia
10
3. Adat/Kebiasaan
1. Karakteristik Kuman TB
Penyakit TB disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang merupakan
bakteri obligat aerob, berbentuk batang, tahan asam dan tidak membentuk
spora. Bakteri ini tumbuh baik dalam CO2 5-10%. Unsur kimia bakteri
tersebut terdiri dari lipid, protein dan polisakarida. Unsur lipid tersebut
yang membuat bakteri ini tahan asam, sehingga bakteri ini lebih tahan
terhadap unsur kimia.
c) Environtment (Lingkungan)
1. Lingkungan Rumah Kotor
Kebersihan rumah yang kurang merupakan suatu faktor resiko terjadinya
suatu penyakit. Pada rumah pasien didapatkan kondisi rumah yang
kurang rapih dan kotor yang dapat menjadi sarang berkembangnya
kuman penyakit TB.
2. Minim Ventilasi
Keadaan kamar tidur pasien tergolong gelap dengan sirkulasi udara yang
minim. Jendela dan pintu jarang dibuka mengakibatkan keadaan kamar
menjadi lembab. Hal ini dapat mengakibatkan bakteri TB sulit untuk
mati karena pada dasarnya kuman TB takut akan cahaya matahari.
12
FAKTOR-FAKTOR YANG MENINGKATKAN PENULARAN TB
Pemerintah
Pemerintah
Pendidikan PelayananKesehatan
Kesehatan Ekologi
Pendidikan Pelayanan Ekologi
Kuranginformasi
informasitentang
tentang Passivecase
casefinding
finding
Kurang Passive
TB Penyuluhanyang
yangkurang
kurang
TB Penyuluhan
Kurang kesadarantentang
tentang Kurangnya pengawasan terhadap
Kurang kesadaran Kurangnya pengawasan terhadap
kesehatan pengobatanpasien
pasien
kesehatan pengobatan
Kurangnya Gayahidup
hidup Lingkungan
Kurangnya Gaya Lingkungan
nutrisi
nutrisi
Kepadatan
Aktivitasfisik
fisik Kepadatan
Aktivitas penduduk
yangberlebih,
berlebih, penduduk
yang
istirahatyang
yang
istirahat
kurang Sanitasiyang
yang
kurang Sanitasi
kurang
kurang
Riwayat
Riwayat
kontak
kontak
Berkurangnya Gangguan
Berkurangnya Gangguan
ketahanantubuh
tubuh fungsiparu
paru
ketahanan fungsi
Infeksi
Infeksi
Mycobacterium
Mycobacterium
tuberculosa
tuberculosa
TB
TB
13
IV.1.1 Personal
Memberikan penjelasan tentang TB kepada pasien, apa penyebabnya,
bagaimana cara penularannya, gejala-gejala, dan cara pengobatan TB.
Memberikan penjelasan pada pasien bahwa penyakit TB bisa sembuh
apabila berobat secara teratur.
Menyarankan kepada pasien agar makan makanan yang cukup bergizi,
tidur dan istirahat yang cukup, dan jangan terlalu capek.
Memberikan penjelasan mengenai pengobatan yang sedang dijalani
sekarang oleh pasien. Apa jenis obatnya, tujuan pengobatannya, efek
sampingnya, dan akibatnya apabila tidak patuh dalam menjalani
pengobatan. Menekankan kepada pasien bahwa kepatuhan dalam
minum obat sangatlah diperlukan untuk mencapai kesembuhan.
Menyarankan pasien untuk menggunakan masker untuk mencegah
penularan kuman TB pada lingkungan sekitar maupun anggota
keluarga.
Menyarankan pasien untuk membersihkan kamarnya dan lebih sering
membuka pintu dan jendela agar kamarnya tidak pengap dan lembab.
IV.1.2 Komprehensif
Memberikan penjelasan tentang TB kepada pasien dan keluarganya
secara terpadu, apa penyebabnya, bagaimana cara penularannya,
gejala-gejala, dan cara pengobatan TB.
Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga bagaimana cara-
cara mencegah penularan penyakit TB kepada orang lain terutama
keluarga yang kontak erat dengan pasien.
14
IV.1.3 Berkesinambungan
Memantau perkembangan penyakit pasien dengan rutin dengan cara
mengecek setiap minggu apakah pasien datang kontrol ke Puskesmas,
jika tidak datang kami mendatangi rumah pasien.
Mencatat rekam medis pasien yang berisi perkembangan penyakit
pasien.
Menggunakan sistem DOT (Direct Observed Treatment), dengan
menunjuk anggota keluarga terdekat (istri) sebagai PMO (Pengawas
Minum Obat).
Menyarankan kepada keluarga untuk mengantar pasien untuk kontrol
ke pelayanan kesehatan terdekat secara rutin.
V. KESIMPULAN
Kasus ini erat kaitannya dengan kegiatan kedokteran keluarga karena
perjalanan penyakit yang kronis dan risiko penularan terhadap komunitas yang
tinggi sehingga diperlukan intervensi yang lama, kerja sama antar berbagai
pihak, baik pasien, keluarga, dan penyedia pelayanan kesehatan. Intervensi
tidak dilakukan terhadap penyakitnya saja namun harus melihat manusia
seutuhnya sehingga dilakukanlah kunjungan rumah.
Adapun yang telah kami laksanakan dalam Praktek Kedokteran Keluarga ini,
meliputi kegiatan :
Dalam gedung :
VI. DOKUMENTASI