Anda di halaman 1dari 14

TEORI PUISI

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah karya sastra tertulis yang
paling awal ditulis oleh manusia. (Herman Waluyo). Puisi adalah karya sastra dengan bahasa
yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-
kata kias (imajinatif). (Sumardi)
Pengertian lain dari puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James
Reevas). Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas Carlye). Puisi
merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam
wujud yang paling berkesan (Pradopo). Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang
bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)
Jenis Puisi
1. Puisi lama
2. Puisi baru
A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah
kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku
kata tiap baris dan Irama
1. Jenis puisi lama
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari
pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Seloka adalah pantun berkait.
Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat.
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10
baris.
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima
1. Jenis Puisi Baru
a.) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga)
bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-
b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik
terakhir dalam bait pertama digunakan seSumardi)efren dalam bait-bait
berikutnya
b.) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
c.) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa
umum.
d.) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
e.) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
f.) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
g.) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
h.) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua
seuntai).
i.) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
j.) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat
seuntai).
k.) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima
seuntai).
l.) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
m.) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
n.) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris
(double kutrain atau puisi delapan seuntai).
o.) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi
menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait
kedua masing-masing tiga baris

Struktur Puisi
A. Struktur fisik puisi
1. Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
2. Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji.
3. aya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek
dan menimbulkan konotasi tertentu.
4. ima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris
puisi.
5. ipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-
kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan
pemaknaan terhadap puisi.
B. Sruktur Batin Puisi
1. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait,
maupun makna keseluruhan.
2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya.
3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan
masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan
rendah pembaca
4. Amanat/tujuan/maksud (intention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca.
Unsur Intrinsik Puisi
Unsur Intrinsik puisi adalah unsur yang membangun puisi dari dalam, berikut adalah unsur
intrinsik puisi
1. Tema
Tema dalam puisi adalah hal yang paling mendasar dalam pembuatan puisi, karena isi
yang terkandung dalam puisi sangat di tentukan oleh baik atau tidaknya tema. Tema
mengandung keseluruhan makna dalam puisi. Misalnya puisi yang bertema religius,
maka keseluruhan bait dalam puisi tersebut membahas tentang agama yang biasanya
mengandung amanat berupa pesan moral untuk pembacanya.
2. Nada
Nada dalam puisi menentukan bagaimana suasana hati si pembuat puisi atau si
penulis puisi. Nada yang tinggi biasanya menggambarkan kemarahan, dan nada rendah
biasanya menggambarkan kesedihan. Selain itu ada nada yang menunjukan sebuah
protes, ada nada yang menunjukan kebencian, ada nada yang menunjukan keterkejutan,
ada nada yang menunjukan sebuah sindiran, dan lain-lain. Perhatikan Contoh berikut

UJI KETENARAN
Karya: Norman Adi Satria

Merasa diri masyhur?


Punya kartu Alpamaret?
Belanjalah, tunjukkan kartumu
Kasir akan memindai kartu
dan menemukan namamu
Kemudian tunggu apa ucap kasir itu
Apakah ia bertanya:
wah, Mas yang penyair itu ya?
Atau:
ini aja Mas belanjanya?

pulsanya ga sekalian?

Dalam contoh puisi tersebut kita dapat mengidentifikasi bahwa ada nada sindiran dalam
larik puisi tersebut.
3. Rasa
Rasa dalam puisi harus dapat menyentuh perasaan pembaca sehingga mampu
mempengaruhi suasana hati yang membacanya. Tak heran jika para sastrawan
profesional dapat membuat puisi yang sangat menyentuh hati sehingga membuat para
pembacanya menjadi BAPER(bawa perasaan). Perhatikan contoh puisi tersebut.
Hanya sebuah dusta yang mengatakan bahwa rasa
tak meninggalkan jejak.
Seperti luka yang meninggalkan bekas saat
demikian juga rasa membekas dihati.
Hari ini perjalanan rasa yang kita rajut terhenti.
Sulit untuk berharap rasa tidak meninggalkan
jejaknya.
Bagaimana bisa kita menapaki hidup tapi tidak
meninggalkan jejak perasaan.
Semakin panjang jalan yang kita tempuh semakin
banyak jejak yang tertinggal.
Kisah kita terhenti disini dengan semua jejak rasa
yang tertinggal.
Kelak seperti jejak yang tertinggal pada pasir di
tepi pantai jejak rasa kita yang tertinggal akan di
telan ombak bersama cinta yang akan menemukan
pelabuhannya yang baru.
Sekarang biarkan kita menatap jejak rasa yang
tertinggal sebagai kenangan yang mengantarkan
kita pada perpisahan.
Dalam contoh puisi di atas dapat dengan mudah kita mengidentifikasi unsur intrinsik
puisi yaitu rasa seoalah-olah kita merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.
4. Amanat
Puisi yang baik dapat memberikan kesan yang istimewa kepada pembacanya. Sehingga
pesan yang di muat dalam puisi mampu diterima dengan mudah oleh para pembacanya.
Puisi yang baik adalah puisi yang mengandung amanat yang mampu mengajak kebaikan
kepada para pembacanya.
5. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dalam pembuatan puisi. Kata yang digunakan
dalam puisibiasanya kata yang sangat jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
akan tetapi mempunyai makna yang sangat istimewa. Namun ada pula puisi yang
diksinya sama seperti kata-kata yang digunakan dalam sehari-hari namun mempunyai
kekuatan kata yang sangat bagus tergantung penempatan dan pemilihan katanya.
6. Majas
Majas atau sering disebut gaya bahasa adalah unsur intrinsik yang wajib ada dalam
pembuatan puisi. Karena baik tidaknya gaya bahasa mempengaruhi keindahan bahasa
dalam puisi. Terdapat banyak gaya bahasa yang dapat digunakan dalam puisi, seperti
hiperbola, metafora, personifikasi, metonimia, dan lain-lain.
7. Irama
Irama biasa juga disebut ritme adalah gambaran suasana hati penyair dalam
melafalkan puisi. Biasanya berupa persamaan bunyi pada baris tertentu yang kadang-
kadang berpola tetap.
8. Imajinasi
Imajinasi adalah khayalan penulis puisi. Khayalan dapat mempengaruhi pembaca
sehingga seolah-olah pembaca daqpat melihat, mendengar, merasakan, bahkan ikut larut
dalam khayalan tersebut. Dibutuhkan kejelian dan kepekaan terhadap apa yang terjadi
disekitar supaya kita dapat membuat puisi yang dapat diterima dengan mudah oleh
pembaca.
9. Rima
Antara bunyi dengan unsur irama saling mendukung dalam memperindah puisi. Irama
untuk memperindah puisinya, sedangkan bunyi untuk persajakannya. Dalam sajak sajak
puisi biasa terdapat persamaan kata dalam beberapa bait. Nah sekarang sudah tahu kan
apa saja unsur pembangun puisi dari dalam? oke, kita beranjak dari unsur intrinsik puisi,
selanjutnya kita akan membahas unsur ekstrinsik puisi.

Unsur Ekstrinsik Puisi


Unsur Ekstrinsik Puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar. Dengan kata lain unsur yang
yang mempengaruhi baik buruknya puisi dari luar kandungan puisi tersebut. Supaya tidak
muter-muter dan membuat semakin bingung, langsung saja inilah unsur Ekstrinsik puisi.
1. Unsur Biografi
Unsur boigrafi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup berpengaruh
dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari
keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para
pembacanya, yang terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu dikesankan
dalam sebuah puisi.
2. Unsur Sosial
Unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu dibuat.
Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi
masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut,
sehingga puisi yang dibuat pada saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran
terhadap masyarakat.
3. Unsur Nilai
Unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni,
ekonomi, politik, sosial,budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang
terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat mempengaruhi
baik atau tidaknya puisi.
TEORI PUISI

1. Pengertian Puisi dan Unsur di dalam Puisi


Secara etimologis.kata puisi berasal dari bahasa Yunani poemia yang berarti
membuat, poeisis yang berarti pembuatan, atau poeites yang berarti pembuat, pembangun
atau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetry yang tidak jauh berbeda
dengan to make atau to create, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker.
Lebih lanjut Tengsoe Tjahjono mendefinisikan puisi sebagai ungkapan pikir dan rasa
yang padat dan berirama, dalam bentuk larik dan bait dengan memakai bahasa indah dalam
koridor estetik. Hudson mengungkapkan puisi adalah salah satu cabang sastra yang
menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi,
seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan
pelukisnya.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada
umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam
susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-
baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat
berhubungannya, dan sebagainya.
(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair
menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam
puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya
yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-
baur.
(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara
konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan,
dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-
katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti
musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan
menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak,
percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya
merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun
tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan
bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya.
Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera,
susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

2. Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat
puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2)
metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang
disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan
batin pengarang.
(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas
tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat
puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai
bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi,
yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik
puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah
struktur fisik puisi.
(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4)
simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).
Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua
struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi
(diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Tjahjono membagi unsur-
unsur puisi menjadi dua juga, yaitu lapis bentuk dan lapis makna.
1) Lapis Bentuk
Bunyi dan irama dalam puisi
Diksi atau pemilihan kata dalam puisi
Baris dalam puisi
Enjambemen dalam puisi
Tipografi dalam puisi
Bait dalam puisi

2) Lapis Makna
Sense
Subject matter
Feeling
Tone
Total of meaning
Theme

2.2 Perbedaan antara Prosa dan Puisi


Terlebih dahulu akan kita dibicarakan perbedaan-perbedaan utama antara prosa dan puisi.
Lucia B. Mirrielees (dalam Tarigan, 1984 : 42). Mengatakan bahwa perbedaan utama antara
prosa dan puisi terletak dalam : (1). Maksud dan tujuan sang pengarang, (2). Bentuknya
terutama sekali dalam ritme, rima dan pola-pola persajakan, (3). Hubungan dengan musik
atau lagu, baik lagu kata maupun lagu kalimat, (4). Terpentingnya penjelasan yang terperinci
terhadap pengertian setiap kata yang terdapat di dalamnya (5). Kuantitas majas, kata kias
yang terdapat di dalamnya (6). Pemakaian refrensi, simbol serta implikasi-implikasi.
Demikianlah perbedaan-perbedaan yang terdapat antara prosa dan puisi, maka maksud
dan tujuan puisi adalah : (1). Bukan untuk menyatakan makna, tetapi justru untuk
menyarankan, (2). Bukan untuk menceritakan tetapi melukiskan, (3). Bukan untuk
menerangkan atau menjelaskan tetapi mengajak atau mendorong para pembaca berkreasi,
(4). Bukan untuk berbicara tetapi berdendang atau berlagu, (5). Bukan untuk berdendang atau
berlagu melulu tetapi justru membangun atau menimbulkan dendang atau lagu pada para
penikmatnya (Mirrielees dalam Tarigan, 1993 : 43).
Pengertian lain mengenai puisi dikemukakan Slamet Muljana (1956: 112), ia mengutip
definisi A. W. de Groot dalam bukunya Algemene Verseleer, sebagai berikut:
Perbedaan pokok antara prosa dan puisi.
1. Kesatuan-kesatuan korespondensi prosa yang pokok ialah kesatuan sintaksis;
kesatuan korespondensi puisi resminya bukan kesatuan sintaksis, melainkan kesatuan
akustis.
2. Di dalam puisi korespondensi dari corak tertentu, yang terdiri dari kesatuan-kesatuan
tertentu pula, meliputi seluruh puisi dari semula sampai akhir. Kesatuan ini disebut
baris sajak.
3. Di dalam baris sajak ada periodisitas dari mulai awal sampai akhir.

3. Unsur Intrinsik Puisi


Unsur Intrinsik puisi adalah unsur yang membangun puisi dari dalam, berikut adalah unsur
intrinsik puisi
10. Tema
Tema dalam puisi adalah hal yang paling mendasar dalam pembuatan puisi, karena isi
yang terkandung dalam puisi sangat di tentukan oleh baik atau tidaknya tema. Tema
mengandung keseluruhan makna dalam puisi. Misalnya puisi yang bertema religius,
maka keseluruhan bait dalam puisi tersebut membahas tentang agama yang biasanya
mengandung amanat berupa pesan moral untuk pembacanya.
11. Nada
Nada dalam puisi menentukan bagaimana suasana hati si pembuat puisi atau si
penulis puisi. Nada yang tinggi biasanya menggambarkan kemarahan, dan nada rendah
biasanya menggambarkan kesedihan. Selain itu ada nada yang menunjukan sebuah
protes, ada nada yang menunjukan kebencian, ada nada yang menunjukan keterkejutan,
ada nada yang menunjukan sebuah sindiran, dan lain-lain. Perhatikan Contoh berikut
SI BUTA HURUF
Karya: Norman Adi Satria

Perintah yang diterimanya dari Sang Guru sederhana: bacalah!


Sebagai seorang buta huruf
seharusnya yang pertama ia lakukan
adalah belajar membaca
tapi ia justru hanya mendengar orang lain
yang mengaku pernah membaca
meski agak sedikit-sedikit lupa
pun ingatannya tercampur aduk dengan hal lainnya

Di tengah pasar si buta huruf mendadak jadi cendekiawan


omong panjang lebar soal pemikiran
berkisah soal masa lalu, juga hari depan
memuji serta mengutuki perbuatan-perbuatan

Ia titisan Socrates! ujar centeng pasar


Bukan, ia manusia setengah Dewa! balas tukang jagal
Bukan, ia Dewa yang menitis jadi Socrates! sambar peternak kuda
Ia tampan, ya? gumam seorang janda

Centeng pasar, tukang jagal, dan peternak kuda itu ia jadikan muridnya
sedangkan si janda, ia nikahi segera
Dalam contoh puisi tersebut kita dapat mengidentifikasi bahwa ada nada sindiran dalam
larik puisi tersebut.
12. Rasa
Rasa dalam puisi harus dapat menyentuh perasaan pembaca sehingga mampu
mempengaruhi suasana hati yang membacanya. Tak heran jika para sastrawan
profesional dapat membuat puisi yang sangat menyentuh hati sehingga membuat para
pembacanya menjadi BAPER(bawa perasaan). Perhatikan contoh puisi tersebut.
"RASA Dan ASA"
Kau cipta asa
Kau bangun rasa
Padaku yang hampa
Hingga kembali berharga
Dengan sejuta asa
Kau rajut cinta
Dengan sejuta rasa
Kau buat bahagia
Ku tak ingin hanya mimpi belaka
Kala ku terjaga hilang semua
Yang tertinggal hanyalah luka
Dengan bersimbah air mata
Semoga ini benar dan nyata
Hingga diri tak lagi berduka
Yang ada hanya bahagia

Tak ada sesal dalam jiwa


Karya : Cinta Suci

Dalam contoh puisi di atas dapat dengan mudah kita mengidentifikasi unsur intrinsik
puisi yaitu rasa seoalah-olah kita merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.
13. Amanat
Puisi yang baik dapat memberikan kesan yang istimewa kepada pembacanya. Sehingga
pesan yang di muat dalam puisi mampu diterima dengan mudah oleh para pembacanya.
Puisi yang baik adalah puisi yang mengandung amanat yang mampu mengajak kebaikan
kepada para pembacanya.
14. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang tepat dalam pembuatan puisi. Kata yang digunakan
dalam puisibiasanya kata yang sangat jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
akan tetapi mempunyai makna yang sangat istimewa. Namun ada pula puisi yang
diksinya sama seperti kata-kata yang digunakan dalam sehari-hari namun mempunyai
kekuatan kata yang sangat bagus tergantung penempatan dan pemilihan katanya.
15. Majas
Majas atau sering disebut gaya bahasa adalah unsur intrinsik yang wajib ada dalam
pembuatan puisi. Karena baik tidaknya gaya bahasa mempengaruhi keindahan bahasa
dalam puisi. Terdapat banyak gaya bahasa yang dapat digunakan dalam puisi, seperti
hiperbola, metafora, personifikasi, metonimia, dan lain-lain.
16. Irama
Irama biasa juga disebut ritme adalah gambaran suasana hati penyair dalam
melafalkan puisi. Biasanya berupa persamaan bunyi pada baris tertentu yang kadang-
kadang berpola tetap.
17. Imajinasi
Imajinasi adalah khayalan penulis puisi. Khayalan dapat mempengaruhi pembaca
sehingga seolah-olah pembaca daqpat melihat, mendengar, merasakan, bahkan ikut larut
dalam khayalan tersebut. Dibutuhkan kejelian dan kepekaan terhadap apa yang terjadi
disekitar supaya kita dapat membuat puisi yang dapat diterima dengan mudah oleh
pembaca.
18. Rima
Antara bunyi dengan unsur irama saling mendukung dalam memperindah puisi. Irama
untuk memperindah puisinya, sedangkan bunyi untuk persajakannya. Dalam sajak sajak
puisi biasa terdapat persamaan kata dalam beberapa bait. Nah sekarang sudah tahu kan
apa saja unsur pembangun puisi dari dalam? oke, kita beranjak dari unsur intrinsik puisi,
selanjutnya kita akan membahas unsur ekstrinsik puisi.
4. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur Ekstrinsik Puisi adalah unsur pembangun puisi dari luar. Dengan kata lain unsur yang
yang mempengaruhi baik buruknya puisi dari luar kandungan puisi tersebut. Supaya tidak
muter-muter dan membuat semakin bingung, langsung saja inilah unsur Ekstrinsik puisi.
4. Unsur Biografi
Unsur boigrafi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup berpengaruh
dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari
keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para
pembacanya, yang terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu dikesankan
dalam sebuah puisi.
5. Unsur Sosial
Unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu dibuat.
Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi
masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut,
sehingga puisi yang dibuat pada saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran
terhadap masyarakat.
6. Unsur Nilai
Unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni,
ekonomi, politik, sosial,budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang
terkandung dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat mempengaruhi
baik atau tidaknya puisi.

Anda mungkin juga menyukai