Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Kemiskinan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup .
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan
yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari
sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan
untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".1
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam
arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik
dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan
ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu

1
Kartasasmita, Ginanjar, Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan, ( Pustaka Cidessindo: Jakarta. 1996) h,113.
kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak
dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-
kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti
definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan
hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial
dan moral. Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan
timbul oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik
sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah
bahwasanya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau
kemiskinan adalah ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan
oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan
tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin
absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan,
pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun
ada usaha dari pihak lain yang membantunya.2

2
Moeljarto, Politik Pembanguan Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi, (PT. Tiara
Wacana : Yogyakarta. 1995) h, 90-91
B. Faktor-faktor Timbulnya Kemiskinan
Salah satu faktor yang meyebabkan timbulnya kemeiskinan, yaitu:
1. Pendidikan Yang Terlampau Rendah.
Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah, menyebabkan seseorang
kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya.
Keterbatasan pendidikan / keterampilan yang dimiliki menyebabkan keterbatasan
kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja. Atas dasar kenyataan di atas dia miskin
karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. Malas Bekerja.
Sikap malas bekerja merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan.
Karena masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya sikap
malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh dan tak bergairah untuk bekerja atau
bersikap pasif dalam hidupnya (sikap bersandar dan pasrah pada nasib).
Sikap malas ini cenderung untuk menggantungkan hidup pada orang lain, baik dari
keluarga, saudara atau famili yang di pandang mempunyai kemampuan untuk
menanggung kebutuhan hidup mereka.
3. Keterbatasan Sumber Alam
Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak lagi
memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh para ahli
bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya alamiyah miskin.
Alamiyah miskin yang dimaksud disini adalah kekayaan alamnya, misalnya tanahnya
berbatu-batu, tidak menyimpan kekayaan mineral, dan sebagainya. Dengan demikian
layaklah kalau miskin sumber daya alam miskin juga masyarakatnya.
4. Terbatasnya Lapangan Kerja
Keterbatsan lapangan kerja akan membawa konsekwensi kemiskinan bagi
masyarakat, secara ideal banyak orang mengatakan bahwa seseorang / masyarakat
harus mampu menciptakan lapangan kerja baru, tetapi secara factual hal tersebut kecil
kemungkinannya. Karena adanya keterbatasan kemampuan seseorang baik yang
berupa skill maupun modal.
5. Beban Keluarga
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak/meningkat pula tuntutan /
beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai anggota
keluarga banyak apabila tidak di imbangi dengan usaha peningkatan pendapatan
sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka memang berangkat dari
kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi dengan pertambahan jumlah
keluarga, berakibat kemiskinan akan melanda dirinya dan bersifat latent.

C. Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat
dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga;
penyebab sub-budaya ("subcultural"), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar;
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai
akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negera terkaya per kapita di dunia)
misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu,
orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati
atas garis kemiskinan.
D. Unsur-unsur Kemiskinan
Kemiskinan yang disebabkan Aspek Badaniyah. Biasanya orang orang
tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang sehat
jasmaniah. Karena cacat badaniah misalnya : dia lantas berbuat atau bekerja
secara tidak wajar seperti menjadi pengemis atau meminta-minta. Menurut
ukuran produktifitas kerja, mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu yang
maksimal malah lebih bersifat konsumtif . Sedangkan yang menyangkut Aspek
Mental biasanya mereka disifati oleh sifat malas bekerja secara wajar,
sebagaimana manusia lainnya. Mereka ada yang bekerja sebagai meminta-
minta atau bekerja sebagai pekerja sambilan bila ada yang memerlukannya,
tindakan-tindakan sepertyi itu jelas bisa menyebabkan kemiskinan bagi dirinya
dan menimbulkan beban bagi masyarakat lainnya.
Kemiskinan yang disebabkan Aspek Bencana. Apabila tidak segera diatasi
sama saja hanya akan menimbulkan beban bagi masyarakat umum lainnya.
Mereka yang kena bencana alam, umumnya tidak mempunyai tempat tinggal
bahkan sumber daya alam yang mereka miliki sebelumnya habis oleh
pengikisan bencana alam. Kemiskinan yang disebabkan bencana alam biasanya
pihak pemerintah mengambil atau menempuh dua cara. Pertama, sebagai
pertolongan sementara diberikan bantuan secukupnya. Kedua,
mentransmigrasikan mereka ke tempat-tempat lain yang lebih aman dan
memungkinkan mereka hidup layak.
Kemiskinan buatan disebut juga kemiskinan Struktural. Ialah kemiskinan yang
ditimbulkan oleh dan dari struktur struktur ekonomi, soisial dan kultur serta
politik. Kemiskinan struktur ini selain ditimbulkan oleh struktur penenangan
atau nrimo / menerima / pasrah, memandang kemiskinan sebagai nasib, malah
sebagai takdir Tuhan.3

3
www.umamialvia.blogspot.com/2015/04/faktor-faktor-penyebab-kemiskinan.html tanggal
akses 16 qpril 2017
E. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa dalam lima tahun
terakhir keadaan kemiskinan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini diduga karena
pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross
Domestic Product (GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan social.
Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang menjadi isu
sentral di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan
kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia,
Vietnam, dan Kamboja jika digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia
Tenggara tinggal di Indonesia.
Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks
Pembangunan Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia
relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain
di dunia. United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI
Indonesia di peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011. Di tahun yang sama,
jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari
jumlah tersebut berada di daerah perkotaan dan 63% di daerah pedesaan.
Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
dan papan secara terbatas, membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan
yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk
menabung dan berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya
lapangan pekerjaan dan jaminan sosial, serta menguatnya arus urbanisasi ke kota.4

4
http://yulliasurriaunnes.blogspot.co.id/2012/07/permasalahan-sosial-makalah-
kemiskinan.html tanggal akses 16 april 2017

Anda mungkin juga menyukai