Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA UMUM

ALAT UKUR DASAR

Tanggal Pengumpulan : 11 Oktober 2017

Tanggal Praktikum : 05 Oktober 2017

Waktu Praktikum : 15.30-17.00 WIB

Nama : Fajar Riyanto


NIM : 11170161000039
Kelompok : 2 (Dua)
Nama Anggota :
1. Aliestya Lufinsky Krisnaningrum (11170161000056)
2. Ellin Fitriliani (11170161000068)
Kelas : Pendidikan Biologi 1B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
Hukum Ohm

A. Tujuan Praktikum
a. Memahami hukum Ohm
b. Menentukan suatu hubungan antara tegangan dan arus listrik suatu
kawat penghantar
c. Memahami penggunaan catu daya di berbagai tegangan
d. Memahami penggunaan berbagai resistor dan multimeter
e. Memahami cara perangkaian seri
B. Dasar Teori
Listrik adalah salah satu gaya pokok yang berada di alam. Listrik
dapat dianalogikan dengan gaya gravitasi. Jika gaya gravitasi itu terbentuk
diantara dua objek yang bergantuk dengan massa objeknya, sedangkan gaya
listrik adalah gaya yang berada diantara dua yang bergantung pada
muatannya. (http://www.file.upi.edu).
Arus dapat didefenisikan sebagai banyaknya jumlah elektron yang
mengalir pada sebuah konduktor tiap waktunya (atau satu detik). Jadi
jumlah elektron ini dapat dihitung disetiap detiknya dengan satuan Ampere
sehingga kiat dapat mengitung tiap-tiap arus yang mengalir pada suatu
konduktor. (Ishaq, Mohammad. 2007:73)
George Simon Ohm (1787-1854) menyatakan bahwa arus pada
kawat logam sebanding dengan beda potensial yang diberikan ke ujung-
ujungnya. Besaran aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada
tegangan, tetapi juga bergantung pada hambatan yang diberikan kawat
terhadap aliran elektron. Semakin tinggi hambatan yang diberikan, makan
semakin kecil pula arus yang pada suatu tegangan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tegangan akan berbanding lurus dengan arus pada suatu konduktor
dan berbanding terbalik dengan hambatannya, dan ini disebut dengan
hukum Ohm (Giacoli, DC. 2014: 74-75)
Beberapa bahan yang menaati hukum Ohm dapat dikatakan sebagai
bahan yang bersifat Ohmik dan bahan yang tidak menaati hukum Ohm
adalah bahan nonohmik. Hukum Ohm bukanlah sebuah hukum alam yang
bersifat fundamental, melainkan sebuah hubungan yang bersifat empiris
yang hanya berlaku dalam beberapa bahan tertentu (Serway, Raymond A.
Dan John W. Jewett, 2010:365)
Bahan ohmik tersebut kemudian tersusun dalam rangkaian listrik.
Rangkaian listrik merupakan sebuah kumpulan elemen atau komponen
listrik yang saling dihubungkan dengan berbagai cara tertentu. Rangkaian
ini dalam perangkaiannya diharuskan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup pada pemasangannya
(http://ymukhlis.staff.gunadarma.ac.id).
C. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Catu Daya 1

2. Saklar 1

3. Resistor 50 Ohm dan 1


Resistor 100 Ohm
4. Kabel penghubung 6

5. Multimeter digital 2

D. Langkah Percobaan
No. Langkah Percobaan Gambar

1. Sebelum melakukan percobaan,


siapkan alat dan bahan

2. Hubungkan catu daya tegangan


DC positif dengan saklar satu pole
satu jalur

3. Setelah itu hubungkan kembali


saklar dengan resistor (50 Ohm
pada percobaan 1 dan 100 Ohm
pada percobaan 2)
4. Hubungkan multimeter ke catu
daya tegangan DC negatif dan
putar jarum penunjuk ke arah 10A

5. Pasangkan multimeter sebagai


voltage ke resistor dengan posisi
kabel di tumpuk dan putar jarum
penunjuk ke arah 20V

6. Nyalakan dan atur tegangan pada


catu daya (angka 3 pada
percobaan pertama, angka 6 pada
percobaan kedua, dan angka 9
pada percobaan ketiga pada
masing-masing resistor)
7. Nyalakan saklar dan lakukan
pengukuran pada tiap-tiap resistor
dan tegangannya

8. Catat hasil pengukuran

E. Data Percobaan
1. Pengukuran untuk tegangan 3 volt resistor 50
No. Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan Terukur ()
1. 3,18 0,06 53

2. 3,34 0,06 55,67

3. 3,34 0,06 55,67

4. 3,28 0,06 54,67

5. 3,32 0,06 55,33

Rata- 3,392 0,06 54,868


rata

2. Pengukuran untuk tegangan 3 volt resistor 100


No. Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan Terukur ()

1. 3,36 0,03 112

2. 3,37 0,03 112,33

3. 3,33 0,03 111

4. 3,29 0,03 109,67

5. 3,29 0,03 109,67

Rata- 3,328 0,03 110,934


rata

3. Pengukuran untuk tegangan 6 volt resistor 50


No. Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan Terukur ()

1. 6,29 0,12 52,42

2. 6,39 0,12 53,25

3. 6,39 0,12 53,25


4. 6,38 0,12 53,17

5. 6,38 0,12 53,17

Rata- 6,366 0,12 53,052


rata

4. Pengukuran untuk tegangan 6 volt resistor 100


No. Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan Terukur ()

1. 6,27 0,06 104,5

2. 6,25 0,06 104,167

3. 6,26 0,06 104,33

4. 6,24 0,06 104

5. 6,28 0,06 104,67

Rata- 6,26 0,06 104,334


rata

5. Pengukuran untuk tegangan 9 volt resistor 50


No. Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan Terukur ()

1. 9,15 0,17 53,82

2. 9,17 0,17 53,94

3. 9,13 0,17 53,706

4. 9,18 0,17 54

5. 9,11 0,17 53,59


Rata- 9,148 0,17 53,8112
rata

6. Pengukuran untuk tegangan 9 volt resistor 100


No. Tegangan (V) Kuat Arus (A) Hambatan Terukur ()

1. 9,06 0,08 113,25

2. 9,06 0,08 113,25

3. 9,07 0,08 113,375

4. 9,11 0,08 113,875

5. 9,12 0,08 114

Rata- 9,084 0,08 113,55


rata

F. Pengolahan Data

Rumus = =

a) Pengukuran untuk tegangan 3 volt resistor 50
3,18
1. = = 53
0,06
3,34
2. = = 55,67
0,06
3,34
3. = = 55,67
0,06
3,28
4. = = 54,67
0,06
3,32
5. = = 54,33
0,06
1+2+3+4+5
Rata-rata = 54,868
5

Nilai error = 100%

54,86850
= 50
100%
= 9,736%
b) Pengukuran untuk tegangan 3 volt resistor 100
3,36
1. = = 112
0,03
3,37
2. = = 112,33
0,03
3,33
3. = = 111
0,03
3,29
4. = = 109,67
0,03
3,29
5. = = 109,67
0,03
1+2+3+4+5
Rata-rata = 110,934
5

Nilai error = 100%

110,934100
= 100%
100

= 10,934%

c) Pengukuran untuk tegangan 6 volt resistor 50


6,29
1. = = 52,42
0,12
6,39
2. = = 53,25
0,12
6,39
3. = 0,12
= 53,25
6,38
4. = = 53,17
0,12
6,38
5. = = 53,17
0,12
1+2+3+4+5
Rata-rata = 53,052
5

Nilai error = 100%

53,05250
= 100%
50

= 6.104%

d) Pengukuran untuk tegangan 6 volt resistor 100


6,27
1. = 0,06
= 104,5
6,25
2. = = 104,167
0,06
6,26
3. = = 104,33
0,06
6,24
4. = = 104
0,06
6,27
5. = = 104,67
0,06
1+2+3+4+5
Rata-rata = 104,334
5

Nilai error = 100%

104,334100
= 100%
100

= 4,334%

e) Pengukuran untuk tegangan 9 volt resistor 50


9,15
1. = = 53,82
0,17
9,17
2. = = 53,94
0,17
9,13
3. = = 53,706
0,17
9,18
4. = = 54
0,17
9,11
5. = = 53,59
0,17

1+2+3+4+5
Rata-rata = 53,8112
5


Nilai error = 100%

53,811250
= 100%
50

= 7,6224%

f) Pengukuran untuk tegangan 9 volt resistor 100


9,06
1. = = 113,25
0,08
9,06
2. = = 113,25
0,08
9,07
3. = = 113,375
0,08
9,11
4. = = 113,875
0,08
9,12
5. = = 114
0,08
1+2+3+4+5
Rata-rata = 113,55
5

Nilai error = 100%

113,55100
= 100%
100

= 13,55%

G. Pembahasan
Pada percobaan yang sudah dilakukan sebelumnya, telah diperoleh
berupa hasil data pecobaan hambatan pada masing-masing resistor yang
berbeda-beda. Dari hasil data tersebut, hambatan diperoleh dari persamaan
hukum Ohm, dimana tegangan berbanding lurus dengan arus dan
berbanding terbalik dengan hambatannya.
Dari data yang diperoleh, terlihat hasil hambatannya berbeda-beda,
seperti pada percobaan pertama pada tegangan 3 Volt dengan nilai resitor
sebesar 50 dan 100 dihasilkan perolehan pengukuran hambatan yang
tidak jauh dengan nilai resistornya, dengan rata-rata hambatan yang terukur
adalah 54,868 pada resitor 50 dan 110,934 pada resistor 100.
Pada percobaan yang kedua, terjadi hal yang sama, dimana nilai
hasil perghitungan pada hambatan ternyata berbeda dengan nilai resistor.
Ketika pengukuran dilakukan dengan tegangan sebesar 6 Volt dengan nilai
resistor sebesar 50 dan 100, didapat rata-rata pengukuran yang
dilakukan sebanyak 5 kali sebesar 53,052 pada hambatan 50 dan
104,334. Selisih yang didapat pada percobaan kedua ini tidak begitu jauh
dengan nilai resistornya dibanding dengan percobaan pertama.
Pada hasil dari percobaan ketiga dengan nilai tegangan sebesar 9
Volt dan masing-masing resistor sebesar 50 dan 100, dan hasil yang
didapat dari percobaan ini berbeda-beda dari setiap nilai hambatannya.
Dengan rata-rata hambatan yang didapat dari pengukuran 50 adalah
53,8112 dan pada penggunaan resistor 100 didapat hasil rata-rata
percobaan adalah 113,55, tentu saja ini masih berbeda jauh dibandingkan
dengan nilai dari resistor tersebut.
Dari tiap-tiap percobaan yang telah dilakukan, dapat dipastikan
bedanya hasil hambatan dengan nilai resistornya dikarenakan ketidak
telitian praktikan dalam melakukan percobaan, entah dalam pemasangan
kabel penghubung ataupun pengecekan pada tiap-tiap alatnya sebelum
melakukan percobaan, sehingga menuai hasil yang berbeda-beda dalam
percobaannya.

H. Tugas Pasca Praktikum


1. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 50 sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 1 (Ms. Excel) ! berikan
komentar/tanggapanmu terhadap grafik tersebut!

Hubungan antara V dan I untuk


resistor 50 pada tabel 1
3.4

3.35 3.34 3.34


3.32
3.3
TEGANGAN

3.28
3.25

3.2
3.18
3.15

3.1
0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
ARUS

Dengan grafik diatas dapat disimpulkan hubungan tegangan dan arus


tidak memiliki perbedaan dan bahwa rata-rata arus yang diperoleh dari
tegangan sebesar 3 volt dan resistor 50 adalah 0,06 ampere.
2. Buatlah grafik hubungan antara V dan I untuk resistor 100 sesuai
dengan data yang diperoleh pada tabel 2 (Ms. Excel) ! berikan
komentar/tanggapanmu terhadap grafik tersebut!

Hubungan antara V dan I untuk resistor


100 sesuai dengan tabel 2
3.38
3.37
3.36 3.36
3.34
3.33
Tegangan

3.32

3.3
3.29 3.29
3.28

3.26

3.24
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Arus

Dengan grafik diatas dapat disimpulkan hubungan tegangan dan arus


tidak memiliki perbedaan dan bahwa rata-rata arus yang diperoleh dari
tegangan sebesar 3 volt dan resistor 100 adalah 0,03 ampere.
3. Berapakah presentase nilai yang anda peroleh dalam percobaan dengan
nilai hambatan yang sebenarnya (untuk kedua resistor yang digunakan)!
Dari hasil yang didapatkan maka dapat dihitung persentase dari setiap
percobaan sebagai berikut:
Percobaan 1 :

Persentase nilai =1| | 100%

54,86850
=1| | 100%
50

= 1- 0.09736 x 100%
= 90.0264%
Percobaan 2 :

Persentase nilai =1| | 100%

110,934100
=1| | 100%
100

= 1- 0.10934 x 100%
= 89.066%
Percobaan 3 :

Persentase nilai =1| | 100%

53,05250
=1| | 100%
50

= 1- 0.06104 x 100%
= 93.896%
Percobaan 4 :

Persentase nilai =1| | 100%

104,334100
=1| | 100%
100

= 1- 0.04334 x 100%
= 95.666%
Percobaan 5 :

Persentase nilai =1| | 100%

53,811250
=1| | 100%
50

= 1- 0.076224 x 100%
= 92.23776%
Percobaan 6 :

Persentase nilai =1| | 100%

113,55100
=1| | 100%
100

= 1- 0.1355 x 100%
= 86.65%
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan
suatu kawat penghantar!
Hal yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan pada penghantar
adalah panjang kawat, luas penampang kawat, dan juga jenis hambatan
kawat.
(Sumber : https://gurupintar.com)
5. Apa perbedaan yang anda peroleh tersebut sesuai dengan teori yang
berlaku (Hukum Ohm)? Kemukakanlah pendapat anda tersebut!
Tidak ditemukan perbedaan, karena dalam teori yang berlaku (Hukum
Ohm) kuat arus listrik yang sedang mengalir pada suatu beban litrik
berbanding lurus dengan tegangannya dan berbanding terbalik dengan
hambatannya.
6. Bisakah arus dipasang paralel dan tegangan dipasang seri?
Tidak bisa, disini Ampremeter haruslah dirangkai secara seri karena alat
ukur ini mengukur arus listrik di suatu titik, jika alat ini dirangkai secara
paralel maka arus akan berbeda di setiap cabang dan arus litrik akan
terbagi menjadi beberapa bagian. Sedangkan voltmeter haruslah
dipasang secara paralel, tidak bisa dalam keadaan seri karena tidak akan
ada yang terukur, ini sebabkan alat tidak mendeteksi adanya perubahan
suatu tegangan. Hal ini dikarenakan voltmeter mengukur suatu tegangan
dan suatu perbedaan pada satu titik dan titik lainnya.
(http://www.bhataramedia.com)
I. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hukum Ohm adalah hukum yang menjelaskan bahwa tegangan akan
berbanding lurus dengan arus dan akan berbanding terbalik dengan
hambatannya.
2. Besar arus pada kawat penghantar sebanding dengan beda potensial.
3. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh catu daya dapat diatur
sedemikian rupa dalam pemakaiannya, sesuai dengan kebutuhan.
4. Pada penggunakan Multimeter, terdapat pilihan untuk tegangan AC dan
DC dalam satuan pengukuran yaitu Volt dan arus listrik dalam satuan
Ampere dalam pengaturannya, sesuai dengan yang kita butuhkan.
5. Rangkaian seri dirangkai dengan rangkaian alat elektronik secara
berurutan pada setiap komponennya.

J. Kritik dan Saran


1. Hendaknya praktikan melakukan pengecekan alat-alat sebelum
melakukan percobaan. Hal ini dilakukan agar hasil pengukuran bisa
lebih akurat.
2. Praktikan hendaknya mengerti tentang hukum Ohm terlebih dahulu
sebelum melakukan percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2014. FISIKA Jilid ke 5. Edisi ke-7. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ishaq, Mohammad. 2007. FISIKA DASAR ELEKTISITAS & MAGNETISME.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Serway, Ramond A. dan John W. Jewett, Jr. 2010. FISIKA untuk Sains dan Teknik
buku ke 2. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Teknika.
Anonim. Tanpa tahun. Listrik. Diambil dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/19570807198211
2-WIENDARTUN/Listrik.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
Mukhlis, Y. Tanpa tahun. Rangkaian Listrik. Diambil dari
http://ymukhlis.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24255/Rangkaian+List
rik.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.

Enigma. 2015. Tanpa Judul. Diambil dari


http://www.bhataramedia.com/forum/mengapa-amperemeter-harus-dipasang-
dirangkaikan-seri-sedangkan-voltmeter-harus-dipasang-paralel-jelaskan/.

Malinda, Giovani. 2017. Tanpa judul. Diambil dari


http://gurupintar.com/threads/jelaskan-faktor-faktor-apa-saja-yang-
mempengaruhi-hambat-jenis-suatu-kawat.1069/. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2017.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai