Anda di halaman 1dari 11

Makalah Halogen

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam sistem periodik modern, Halogen terdapat pada golongan VII A. Halogen berasal
dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata halos yang berarti garam dan kata genes yang
berarti pembentuk. Jadi halogen merupakan pembentuk garam. Hal ini didasarkan pada sejarah
penemuan unsur unsur halogen yang selalu didapatkan dari garam. Unsur unsur yang
termasuk golongan halogen adalah Fluor ( F ), Klor ( Cl ), Brom ( Br ), Iod ( I ), dan Astatin ( At
). Halogen memiliki 7 elektron valensi, sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1
elektron. Karena kereaktifannya unsur unsur halogen tidak dijumpai dalam keadaan bebas.

Halogen banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam tubuh manusia beberapa
unsur halogen berperan dalam metabolism tubuh. Misalnya, ion klorida yang mengatur osmosis
pada jaringan sel dan plasma darah. Iodin terdapat pada kelenjar tiroid sebagai hormon tiroksin
(C15H11O4NI4 ). Natrium klorida ( NaCl ) digunakan sebagai garam dapur. Dan masih banyak
lagi kegunaan unsur unsur halgen.

Melihat banyaknya kegunaan dari unsur unsur halogen, maka diperlukan berbagai pengetahuan
mengenai golongan tersebut seperti sumber, kelimpahan, sifat sifat fisika dan kimia, serta cara
mengisolasi atau pembuatan unsur unsur halogen. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk
memberikan informasi tentang unsur unsur halogen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah unsur unsur halogen ?


2. Apakah sifat sifat unsur unsur halogen ?
3. Bagaimanakah sumber dan kelimpahan unsur unsur halogen di alam ?
4. Bagaimana cara isolasi unsur unsur halogen ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui sejarah, sifat umum, sumber, kelimpahan,dan cara isolasi unsur unsur halogen.
2. Memberikan informasi mengenai sejarah, sifat umum, sumber, kelimpahan,dan cara isolasi
unsur unsur halogen.

II. PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Unsur Unsur Halogen

a. Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886
Maisson berhasil mengisolasinya.

b. Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor
ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti
kamalit dan silvit.

c. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826.

d. Iodin
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam
Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air.

e. Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan
partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre.
Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At (210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam
(terpanjang).

2.2. Sifat Sifat Unsur Halogen


a. Sifat Sifat Fisika

Sifat fisika Fluor Klorin Bromin (Br) Iodin Astatin (As)


(F) (Cl) (I)
Wujud zat (pada Gas Gas Cairan Padat
suhu kamar) berwarna berwarna berwarna berwarna
kuning kehijauan merah tua ungu
2 5 2 5 10 2
Konfigurasi [He]2s p [Ne]3s p [Ar]3d 4s [Kr]4d105s2 [Xe]4f145d10
elektron 4p5 5p5 6s26p2
Nomor atom 9 17 35 53 85
Titik leleh ( ) -219,62 -100,98 -7,25 113,5 302
Titik didih ( ) -188,14 -34,6 58,78 184,35 337
Energi ionisasi 1681 1251,1 1139,9 1008,4
pertama (kJ/mol)
Afinitas Elektron 328 349 324,7 295,2 270
(kJ/mol)
Keelektronegatifa 3,98 3,16 2,96 2,66 2,20
n

Jari- jari atom () 0,64 0,99 1,14 1,33 1,40


Jari jari ion () 1,33 1,81 1,96 2,2 2,27

Energi ikatan X-X 158 243 193 151 110


(kJ/mol)

Potensial 2,87 1,358 1,065 0,535 0,2


elektrode ( X2 +
2e- 2X- ) (Volt)
Kerapatan 1,108 1,367 3,119 4,93
(gram/mL)

b. Sifat sifat kimia

Kereaktifan
Semua unsur golongan halogen merupakan unsur non logam. Halogen merupakan unsur
nonlogam yang paling reaktif. Hal itu didukung oleh beberapa faktor , antara lain sebagai berikut
:
a. Konfigurasi elektronnya. Dengan sebuah elektron tak berpasangan pada konfigurasi elektronnya,
memungkinkan halogen dengan mudah membentuk ikatan kovalen.
b. Afinitas elektronnya yang tinggi mengakibatkan halogen mudah membentuk ion negatif dan
membentuk senyawa yang berikatan ion.

Dengan melihat letaknya di dalam sistem periodik unsur, maka dari atas ke bawah (dari F ke I)
terdapat kecenderungan afinitas elektron halogen semakin kecil. Hal ini mengakibatkan
kereaktifannya berkurang. Meskipun afinitas elektron fluorin lebih rendah daripada klorin, tetapi
karena energi disosiasi ikatan fluorin lebih rendah daripada klorin, maka fluorin masih lebih
reaktif daripada klorin. Demikian pula bromine dan iodine masih cukup reaktif karena energi
disosiasi ikatannya yang lebih rendah.

Karena kereaktifan dari unsur halogen, maka halogen dapat bereaksi dengan banyak unsur lain,
seperti unsur logam, unsur golongan IVA, unsur golongan VA, unsur halogen itu sendiri, air, gas
hidrogen, basa kuat, dan dengan halida.

Kelarutan dalam air

Fluor, klor, dan brom larut dalam air sedangkan iod sukar larut. Iod lebih mudah larut dalam KI
dan pelarut organic seperti alkohol, eter, CHCl3, CCl4.

Daya oksidasi halogen

Semua halogen mempunyai potensial reduksi standar positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua
halogen merupakan oksidator dan mempunyai kecenderungan daya oksidasi semakin lemah dari
F ke I (F2 > Cl2 > Br2 > I2).
Menurunnya daya oksidasi halogen, berarti menunjukkan semakin kuatnya daya reduksi halida
dengan kecenderungan daya reduksi I- > Br- > Cl- > F-.
Dengan memperhatikan harga potensial elektroda dari masing-masing halogen, maka halida akan
dapat dioksidasi oleh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi. Harga potensial
reduksi standar halogen adalah sebagai berikut:
F2(g) + 2e 2F-(aq) Eo = + 2,87 V
Cl2(g) + 2e 2 Cl- (aq) Eo = +1,36 V
Br2(l) + 2e 2 Br-(aq) Eo = + 1,07 V
I2(s) + 2e 2 I-(aq) Eo = +0,58 V

Dari harga potensial reduksi standar di atas, maka :


2Cl-(aq) + F2(g) 2 F-(aq) + Cl2(g) Eo = +1,51 V (reaksi spontan)
2Cl-(aq) + Br2(g) Cl2(g) + 2Br-(aq) Eo = -0,03 V ( reaksi tidak spontan)

Dari reaksi tersebut dapat disimpulkan dalam sistem periodik unsur, halogen dapat mendesak
halida di bawahnya dari suatu senyawa.

2.3. Sumber-sumber dan kelimpahan unsur halogen

Halogen merupakan golongan nonlogam yang sangat rektif, sehingga unsur-unsurnya tidak
dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan di alam dalam bentuk senyawa garam.

Fluor ditemukan dalam mineral pada kulit bumi. Sumber utama fluor adalah bijih atau mineral
fluorspar yang mengandung fluorit (CaF2). Sumber fluorin lainnya dapat diperoleh dari mineral
fluorapatit (Ca5(PO4)3F) yang ditambang dalam jumlah besar untuk membuat pupuk fosfat. Fluor
menempati urutan ke-13 dalam hal kelimpahannya di batuan- batuan dalam kerak bumi.

Klor, brom dan iod terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium,
magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl yakni sebanyak
2,8% berat air laut. Selain itu, klor ditemukan di alam sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral,
seperti silvit atau KCl. Brom diperoleh dari air laut yaitu dalam bentuk ion bromida ( Br -)
dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan klor.

Iod ditemukan dalam jumlah yang berlimpah sebagai garam (NaIO3) di daerah Chili, Amerika
Serikat. Iod yang ditemukan dalam senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air di Watudakon
( Mojokerto ). Iod terdapat di air laut hanya sampai kadar 6 x 10-7 %, tetapi senyawa ini
terkonsentrasi dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan sebagai
sumber iod yang layak untuk diperjual belikan. Iod terkandung dalam hormon pengatur
pertumbuhan tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kebanyakan garam dapur yang dijual
mengandung 0,01% NaI tambahan untuk mencegah penyakit gondok.

Selain di alam, ion halida juga terdapat dalam tubuh manusia. Ion klorida merupakan anion yang
terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan ekskresi.
Ion iodide terdapat dalam kelenjar tiroid.

Selain keempat unsur VIIA yang umum ini, adapula senyawa halogen yang langka yaitu astatine,
yang dibuat pada tahun 1940 dengan eksperimen pemboman. Sejak itu astatine telah ditemukan
di alam, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit sekali.

c. Cara Isolasi

a. Fluor

Fluorin pertama kali dipisahkan dari senyawanya oleh Moissan pada tahun 1886 dengan cara
elektrolisis leburan fluorida. Pada umumnya, cara elektrolisis masih tetap digunakan. Elektrolisis
dilakukan terhadap campuran KF dan HF dengan perbandingan 2:3 yang melebur pada suhu 70-
100o C. Sel elektrolisis dibuat dari baja atau paduan logam Ni-Cu. Logam paduan tersebut
sebenarnya bereaksi dengan fluorida, tetapi kemudian membentuk lapisan tipis yang tidak
reaktif. Katodenya terbuat dari baja atau Cu dan anodenya dari grafit. Reaksi yang terjadi adalah
:

KHF(l) KF + HF
HF(l) H+(l) + F-(l)
Anode (+) : 2F-(l) F2(g) + 2e
Katode (-) : 2H+(l) + 2e H2(g)
+
Reaksi sel : 2H+(l) + 2F-(l) H2(g) + F2(g)

Gas fluorin jarang digunakan secara langsung, sebab sangat beracun. Elektrolisis langsung cairan
HF tidaklah praktis, karena senyawaan ini adalah suatu nonelektrolit. Larutan HF dalam KF,
2HF yang meleleh pada 80 sampai 100oC merupakan larutan penghantar yang dapat
dielektrolisis untuk menghasilkan hidrogen dan fluor. HF harus ditambahkan dengan kontinu
pada penangas (bath) garam meleleh itu untuk mengantikan HF yang sedang diuraikan.
Elektrolisis ini dijalankan pada kondisi yang benar-benar tidak berair.

b. Klor
Klor diproduksi secara komersial dengan beberapa cara. Kedua proses yang utama melibatkan
elektrolisis larutan natrium klorida pekat, yang disebut brine (larutan pekat garam). Perlu
dipakai larutan yang pekat, karena dalam larutan klorida encer, O2 dan bukan Cl2, yang akan
dihasilkan pada anode.
Metode elektrolisis yang utama adalah proses diafragma, yang dilakukan dalam alat seperti yang
diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
Ini yang menjadikan lebih dari tiga perempat dari klor/natrium hidroksida yang diproduksi secara
elektrolisis. Reaksi pada anode dan katode ditunjukkan dalam gambar tersebut. Reaksi
keseluruhan adalah :
2 NaCl + 2 H2O Cl2 + H2 + 2 NaOH
Proses ini adalah kontinu, dengan larutan pekat garam NaCl yang baru mengalir masuk ke
dalam sel dan ketiga produk, Cl2, NaOH, dan H2 mengalir keluar. Suatu massa, klor dinyatakan
sebagai produk dan natrium hidroksida dan hidrogen merupakan produk sampingan proses ini.
Sekarang, natrium hidroksida begitu berharga sehingga natrium hidroksida dan klor disebut
koproduk.
Pembuatan dalam laboratorium
Pembuatan klor dalam laboratorium dapat dilaksanakan dengan berbagai macam cara, semuanya
melibatkan oksida ion klor. Satu metode menggunakan MnO2 dan HCl pekat sebagai pereaksi :
MnO2 + 4 HCl Cl2 + MnCl2 + 2 H2O
Zat-zat pengoksid lainnya dapat dipergunakan, seperti KMnO4 dan Na2Cr2O7:
2 KMnO4 + 16 HCl 5Cl2 + 2 MnCl2 + 2 KCl + 8 H2O
Na2Cr2O7 + 14 HCl 3 Cl2 + 2CrCl3 + 2 NaCl + 7 H2O
Dalam larutan standar hanya MNO4- yang cukup kuat untuk mengoksidasi Cl- menjadi Cl2.
Fakta bahwa ketiga zat pengoksid ini semuanya dapat digunakan memberi gambaran tentang
pengaruh yang dapat diberikan oleh perubahan konsentrasi dan suhu terhadap nilai emf relatif.

c. Brom

Sumber senyawaan brom yang paling melimpah adalah larutan garam pekat (brine) dari sumur-
sumur garam dan dari samudera. Karena larutan garam pekat ini biasanya mengandung pula ion
klorida dalam proporsi besar, produksi brom harus melibatkan suatu zat pengoksida yang
mengoksidasikan ion bromida tetapi tidak ion klorida. Klor sendiri adalah ideal untuk ini:
2Br- + Cl2 Br2 + 2Cl-
Reaksi ini dilangsungkan dalam sebuah menara tinggi. Larutan garam pekat dipancarkan masuk
pada puncaknya, dan uap air dan gas klor dipompa masuk pada dasar. Sewaktu uap air dan klor
bergerak ke atas dalam menara, klor itu bereaksi dengan ion Br- yang ada dalam tetesan-tetesan
kecil larutan garam pekat yang sedang jatuh. Gas yang keluar dari puncak menara mengandung
Br2, Cl2, dan H2O. Gas gas ini didinginkan dan diembunkan, dan brom kasar dipisahkan dan
disuling untuk menghasilkan brom murni. Klor diperoleh kembali dan dikirim balik melalui
menara. Kira - kira 95% dari ion bromida dalam larutan garam pekat yang asli diperoleh kembali
sebagi brom.

Setiap reaksi yang dipakai untuk membuat klor dalam laboratorium dapat diubah sedikit
(modifikasi) untuk membuat brom, misalnya:

MnO2 + 4HBr Br2 + MnBr2 + H2O


2KMnO4 + 16 HBr 5Br2 + 2MnBr2 + 2KBr + 8H2O
Selain itu, brom juga dapat dibuat dengan cara eleltrolisis larutan garam MgBr2 dengan
menggunakan elektroda inert, menurut reaksi :
MgBr2(aq) Mg2+(aq) + 2Br-(aq)
Katode (-) : 2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
Anode (+) : 2 Br -(aq) Br2(l) + 2e-
MgBr2(aq) + 2 H2O(l) Mg2+(aq) + 2 OH-(aq) + Br2(l) + H2(g)

d. Iod

Iod dapat dibuat dari ganggang laut karena mengandung ion I- sekitar 1%. Jika dioksidasi dengan
klorin atau oksidator lain, akan menghasilkan I2
Cl2 + 2I- I2 + 2Cl-
Selain itu, iod dapat pula dibuat dari NaIO3 yang direduksi dengan NaHSO3
2IO3- + 5HSO3- I2 + 5SO42- + H2O + 3H+
Campuran produk ini diuapkan sampai kering, dan iod dipisahakn dari residu dengan sublimasi.
III. KESIMPULAN

Semua unsur golongan halogen merupakan unsur non logam. Halogen merupakan unsur
nonlogam yang paling reaktif karena memiliki jari-jari yang kecil. Dari F ke At kereaktifannya
semakin berkurang. Semua golongan halogen merupakan oksidator kuat.
Unsur-unsur halogen tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan di alam
dalam bentuk senyawa garam. Fluor ditemukan dalam mineral pada kulit bumi. Klor, brom dan
iod terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium, magnesium,
kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl yakni sebanyak 2,8% berat
air laut. Iod ditemukan dalam jumlah yang berlimpah sebagai garam (NaIO3). Selain keempat
unsur VIIA yang umum ini, adapula senyawa halogen yang langka yaitu astatine, yang dibuat
pada tahun 1940 dengan eksperimen pemboman. Sejak itu astatine telah ditemukan di alam,
tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit sekali.
Salah satu cara pembuatan flour dan klor adalah dengan cara elektrolisis. Di laboratorium, unsur
Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr, NaI) dengan asam
sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO2 sebagai katalis.
Diposkan oleh Dhila di 20.03

Anda mungkin juga menyukai