Oleh:
MELIA SITI AJIJAH
240120160503
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
JATINANGOR
2017
I. PENDAHULUAN
Minuman teh sangat disukai oleh masyarakat di berbagai belahan dunia sebagai
minuman penyegar. Minuman ini selain sebagai penyegar juga dipercaya sebagai
minuman yang menyehatkan.
Semua teh berasal dari tanaman yang sama (Camellia sinensis), tetapi tingkat
oksidasi daun teh saat proses pengolahan membedakan jenis teh yang dikonsumsi.
Senyawa flavonoid di dalam daun teh merupakan senyawa dominan menentukan mutu teh.
Karakteristik seduhan teh sangat ditentukan oleh kandungan senyawa flavonoid
yang merupakan parameter penting mutu teh. Senyawa ini merupakan kelompok senyawa
fenolik dengan berbagai macam struktur molekul yang mempunyai khasiat biologis untuk
kesehatan manusia. Senyawa tersebut dapat menjadi atribut penting untuk menentukan
mutu daun the termasuk kasiatnya terhadap kesehatan.
Selama proses pengolahan daun teh senyawa catechin tersebut akan teroksidasi
menjadi senyawa polimer yang teridentifikasi sebagai theaflavin (Tf) dan theaflagillin,
thearinensis, theacitrin, dan thearubigin (Tr). Pada produk teh hitam, selama proses
pengolahan, sebagian besar catechin (monomer polifenol) mengalami polimerisasi
oksidatif menjadi oligomer polifenol (13% dari total polifenol di dalam teh hitam) dan
polimer polifenol (47% dari total polifenol di dalam teh hitam). Tr adalah senyawa orange
kecoklatan yang terkandung berkisar 6-18% dari berat kering, bertanggung jawab terhadap
warna seduhan teh. Senyawa ini berkontribusi hampir 35% dari total warna teh dan
berperan nyata terhadap warna coklat teh, dan juga sebagai penguat rasa di mulut (mouth
feel) seduhan teh. Tf adalah pigmen kuning keemasan, terkandung berkisar 0,5 2% dari
berat kering teh hitam yang berperan pada citarasa. Warna yang menarik seduhan teh
disebabkan oleh kandungan Tr sering digunakan sebagai indeks mutu teh hitam. Mutu teh
tergantung pada berbagai komponen, utamanya senyawa polifenolik yang bertanggung
jawab terhadap warna dan citarasa minuman the (Antara, 2016).
Proses polimerisasi polifenol terjadi melalui proses oksidasi enzimatis. Proses
oksidasi tersebut terjadi pada saat pengolahan teh segar menjadi teh kering yang siap
diseduh.
II. FERMENTASI PADA PRODUKSI TEH
Fermentasi adalah hasil kerja enzim yang mengoksidasikan zat pada cairan teh.
tujuannya adalah untuk membentuk rasa atau aroma pada teh hitam menjadi lebih khas
atau enak. Fermentasi atau proses oksidasi enzimatis merupakan proses oksidasi senyawa
polifenol dengan bantuan enzim polifenol oxsidase. Fermentasi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah), suhu dan kelembapan
relative, kadar enzim, jenis bahan, serta tersedianya oksigen.
Proses fermentasi sangat menentukan kandungan polifenol di dalam daun teh. Pada
proses ini terjadi perubahan komponen polifenol karena terjadi proses oksidasi secara
enzimatis. Kandungan catechin (polifenol monomer) akan mengalami oksidasi secara
enzimatis membentuk senyawa kompleks theaflavin dan thearubigin pada tahap proses
fermentasi produksi teh oolong dan hitam.
Pada produksi teh hijau proses oksidasi enzimatis tidak dilakukan dengan
menginaktifkan enzim dengan menggunakan panas atau uap air panas. Dengan demikian,
catechin tidak mengalami oksidasi secara enzimatis sehingga kandungannya paling tinggi
dibandingkan dengan jenis teh yang lain. Catechin banyak mendapat perhatian karena
aktivitas antioksidannya yang tinggi. Proses oksidasi catechin dapat dilakukan sebagian
maupun maksimal sesuai dengan produk teh yang diinginkan. Teh oolong diproduksi
dengan melakukan fermentasi sebagian, sedangkan teh hitam diproduksi dengan
melakukan fermnetasi penuh.
Senyawa kompleks Tf dan Tr yang terbentuk dari proses oksidasi catechin
menentukan mutu teh hitam. Tf berpengaruh terhadap citarasa teh dan kuning keemasan
teh, sedangkan Tr berkontribusi terhadap warna merah dan juga memperkaya rasa teh
hitam. Walaupun kedua kelompok senyawa tersebut sangat menentukan mutu teh, namun
hubungan tingkat Tr dan mutu teh belum banyak diungkap. Senyawa Tr merupakan
polimer proantocyanidin, pigmen coklat asam, yang terbentuk dari degradasi oksidatif
senyawa Tf. Banyak juga yang melaporkan bahwa Tr merupakan turunan asam theaflavat
yang terbentuk selama proses fermentasi.
Lama fermentasi sangat menentukan mutu teh yang dihasilkan. Fermentasi yang
kurang atau melebihi akan menyebabkan mutu teh yang dihasilkan tidak baik. Demikian
pula suhu media fermentasi juga menentukan terbentuknya Tf selama fermentasi. Jadi
optimasi suhu dan lama fermentasi perlu dilakukan untuk setiap varietas teh maupun jenis
teh yang ingin diproduksi.
Fermentasi merupakan bagian yang khas pada teh hitam karena sifat-sifat teh hitam
yang penting timbul pada proses ini. Sifat-sifat tersebut ialah warna seduhan, aroma, rasa,
dan warna dari teh yang dikeringkan. Tahap fermentasi dianggap selesai apabila didalam
bubuk teh terdapat campuran katekin, polifenol oksidasel, termasuk theaflavin dan
thearubigin.
III. KESIMPULAN
Secara umum, parameter mutu penting dalam proses oksidasi enzimatis dalam
produksi teh adalah kandungan theaflavin (Tf), thearubigin (Tr). Kandungan Tf
berkorelasi langsung dengan mutu dan dapat menentukan harga. Senyawa Tf akan
meningkat selama proses fermentasi dan semakin lama fermentasi maka oksidasi catechin
akan semakin banyak dan warna teh akan semakin coklat gelap. Setiap jenis teh akan
dibedakan oleh proses fermentasi atau oksidasi yang berbeda.
Tabel 1. Jenis teh dan karakteristik fermentasinya
Jenis Teh Karakteristik Fermentasi/Oksidasi
Teh hijau Tidak ada oksidasi
Teh kuning Tidak ada oksidasi
Teh putih Sedikit oksidasi spontan terjadi (8-15%)
Teh oolong Oksidasi sebagian dan terkontrol (15-80%)
Teh hitam Oksidasi penuh dan terkontrol
Teh Puerh Fermentasi secara mikrobiologi
DAFTAR PUSTAKA
Antara, N.S. 2016. Fermentasi Pada Pengolahan Teh. Jurnal. Fakultas Agroteknologi.
Universitas Udayana.
Fatkurahman, R. 2010. Laporan Magang Industri Pengolahan Teh Hitam PT. Pagilaran
(Proses Produksi Teh Hitam). Tugas Akhir. Uns. Surakarta
Zhao, M., Xiao, W., Ma, Y., Sun, T., Yuan, W., Tang, N., Zhang, D., Wang, Y., Li, Y.,
Zhou, H., and Cui, X. 2013. Structure and dynamics of the bacterial communities in
fermentation of the traditional Chinese post-fermented pu-erh tea revealed by 16S
rRNA gene clone library. World Journal of Microbiology and Biotechnology.
29:18771884.