Anda di halaman 1dari 4

PENYUSUNAN RDTRK KAWASAN PERKOTAAN IX-1

KAB. BULUKUMBA

BAB IX

KELEMBAGAAN DAN PERAN SERTA


MASYARAKAT

9.1. KELEMBAGAAN
Pengembangan kawasan perkotaan Bulukumba tidak terlepas dari
perkembangan kawasan disekitarnya. Sebagai salah satu Pusat Kegiatan
Wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Bulukumba menjadi kawasan
perkotaan yang menjadi hub bagi daerah sekitarnya, seperti Sinjai dan
Bantaeng. Keberadaan Pelabuhan Penyeberangan menuju Kabupaten
Selayar juga menjadikan kawasan perkotaan Bulukumba sebagai kawasan
yang perlu diperhitungkan pengembangannya. Mengingat kunjungan
wisatawan juga yang terus meningkat sehingga dibutuhkan keterlibatan
dari berbagai sektor bagi pengembangan kawasan Kota Bulukumba.
Pemerintah Kabupaten Kota Bulukumba sebagai pihak yang berkompeten
mengenai Kabupaten Bulukumba secara umum juga harus
mengembangkan kopnsep kelembagaan yang melibatkan berbagai Satuan
Kerja Perangkat Daerah Terkait (SKPD) terkait. Lembaga formal
pemerintah yang terlibat dalam penataan ruang adalah Pemerintah Daerah
dalam rangka pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang, serta koordinasi penyelenggaraan penataan ruang lintas
sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Pelaksanaan
penyusunan rencana tata ruang kawasan pemerintahan dilaksanakan oleh
lembaga formal pemerintah kabupaten didukung oleh dinas/instansi terkait.
Sebagai langkah-langkah koordinasi dalam penanganan penataan ruang,
pembinaan dan pengembangan kebijakan tata ruang wilayah dan lintas

LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN RDTRK KAWASAN PERKOTAAN IX-2
KAB. BULUKUMBA

sektor, sektor, koordinasi diselenggarakan dalam suatu badan koordinasi


daerah skala kabupaten sebagai lembaga fungsional. Penyusunan rencana
tata ruang kawasan pemerintahan diharapkan dapat menyeimbangkan
peran antara pemerintah, masyarakat atau pelaku kepentingan, atau
kelembagaan lain yang merupakan bentuk perwakilan masyarakat.

9.2. PERAN SERTA MASYARAKAT


Peran masyarakat dalam penataan ruang kawasan perkotaan Bulukumba,
antara lain :
1. Perencanaan tata ruang;
2. Pemanfaatan ruang; dan
3. Pengendalian pemanfaatan ruang

9.2.1 Peran Serta Masyarakat Pada Tahap Perencanaan Tata Ruang


Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang
dapat secara aktif melibatkan masyarakat. Masyarakat yang dilibatkan
dalam tahap perencanaan tata ruang diutamakan adalah yang terkena
dampak langsung dari kegiatan penataan ruang. Selain itu masyarakat
yang dilibatkan sebaiknya memiliki keahlian dibidang penataan ruang.
Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang dapat
berupa masukan mengenai:
1. Persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2. Penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3. Pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah
atau kawasan; dan/atau
4. Penetapan rencana tata ruang.
Kerjasama dengan pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

9.2.2 Peran Serta Masyarakat Dalam Pemanfaatan Ruang


Bentuk peran serta masayarakat dalam pemanfatan ruang dapat berupa:
a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;

LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN RDTRK KAWASAN PERKOTAAN IX-3
KAB. BULUKUMBA

b. kerjasama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama


unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c. kegiatan pemanfatan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan
rencana tata ruang yang ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan
ruang darat, ruang laut, ruang udara dan ruang di dalam bumi
dengan memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan kemanan serta
memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam; dan
f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

9.2.3 Peran Masyarakat Dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang dapat


berupa:

a. Masukan terkait ketentuan umum dan/ atau peraturan zonasi,


perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam
hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah
ditetapkan; dan
d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang
terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana
tata ruang.
e. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang skala daerah, kecamatan
dan kawasan, termasuk pemberian informasi atau laporan

LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN RDTRK KAWASAN PERKOTAAN IX-4
KAB. BULUKUMBA

pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan dimaksud dan/atau


sumber daya tanah, air, udara, dan sumber daya lainnya.

9.2.4. Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Peraturan


Zonasi
Tata cara peran serta masyarakat dalam pelaksanaan peraturan zonasi
disesuaikan dengan jangka waktu pelaksanaan prosesnya sendiri, yaitu:
a. Bersifat periodik, jangka menengah, dapat dibuat panitia khusus yang
sifatnya ad-hoc atau tidak permanen.
b. Bersifat sepanjang waktu atau sewaktu-waktu karena berbasis pada
kasus-kasus yang terjadi dapat dibentuk komite perencanaan yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi khusus dibidang perencanaan
dan bersifat independen serta mempunyai kewenangan legal formal
untuk menindaklanjuti persoalan-persoalan penataan ruang.

LAPORAN AKHIR

Anda mungkin juga menyukai