Anda di halaman 1dari 90

RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

RKS & SPESIFIKASI TEKNIS


PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

RKS & SPEK TEKNIS- 1


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

BAB I
SYARAT SYARAT UMUM DAN TEKNIS

PASAL 1

UMUM

1.1 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum


dalam pembangunan, juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari Standar
Nasional Indonesia (SNI)
1.2 Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam Keputusan
Menteri PU Nomor. 441/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis bangunan
gedung, Keputusan Menteri PU nomor 468/KPTS/1998 tentang persyaratan
teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan lingkungan dan Keputusan
Menteri PU. Nomor 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis pengamanan
terhadap bahaya kebakaran bangunan gedung dan lingkungan.

PASAL 2

LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Uraian Pekerjaan

2.1.1. Pembangunan Gedung Asrama Balai Diklat Sidera dengan bentuk dan ukuran
seperti yang ditunjukan pada gambar dan dokumen lainnya.
2.1.2. Selain pekerjaan utama yang disebut diatas, maka Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan lain yang merupakan pekerjaan yang harus
dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya pekerjaan tersebut atas biaya
kontraktor, misalnya :
a. Membuat papan nama pekerjaan.
b. Pagar Pengaman Proyek
c. Mobilisasi Material
d. Quality Control
e. Gambar Shop Drawing
f. Gambar As Built Drawing g. Foto Dokumentasi
h. Keselamat kerja dalam hal ini Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2.1.3. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu, tetapi merupakan


suatu kesatuan sistem yang tak bisa dipisahkan.

RKS & SPEK TEKNIS- 2


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

2.2. Sarana Bekerja Dan Tata Cara Pelaksanaan

2.2.1. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana


yang dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan
wewenang penuh dilapangan. Pelaksana harus memenuhi kualifikasi minimal
sebagai Tenaga Ahli yang berpengalaman dalam Peningkatan/Pembangunan
Gedung Bertingkat yang ditunjukkan dalam Curriculum Vitae yang
bersangkutan. Kontraktor harus mengajukan Curriculum Vitae Site Manager
yang bersangkutan untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak/meminta agar
personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainnya diganti jika ternyata
dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau tidak cakap didalam bekerja sama
membentuk team work demi suksesnya proyek ini.
2.2.2. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata

diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kepada


Kontraktor untuk mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap
perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan.
Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah
diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan
minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a. Dump Truck/ Light Truck
b. Concrete Mixer
c. Concrete Vibrator
d. Water Tank
e. Mesin pompa
f. Mesin Genset
g. Alat pemadat ( stamper )
h. Scaffolding ( Perancah )
i. Peralatan Tukang Batu
j. Peralatan Tukang Kayu
k. Peralatan Tukang Besi
l. Peralatan Instalasi Listrik

Jenis, jumlah, kondisi dan pemilikan alat-alat harus tercermin dalam


lampiran penawaran kontraktor.
RKS & SPEK TEKNIS- 3
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

2.2.3. Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak-Job Site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran, itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
wajib melakukan survey ulang guna (MC-0) memperoleh akurasi data
yang up to date. Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini
tidak dapat diajukan sebagai alasan untuk mengajukan claim. Pekerjaan
harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis, Gambar Rencana, Berita Acara
Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk dari Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis Pengelola Proyek.
2.2.4. Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib melakukan pendekatan
dengan Masyarakat dan Pegawai dilingkungan setempat untuk memperoleh
dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
2.2.5. Selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kontraktor diharuskan
mengatur dan memanejeri kegiatan konstruksi agar aktifitas perkantoran
dilingkungan Balai Diklat Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan
Daerah Sulawesi Tengah tidak terganggu, atau dapat didiskusikan dengan
pengguna jasa dalam hal ini Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,
Perikanan Dan Kehutanan Daerah Sulawesi Tengah.

Pasal 3

Persyaratan Khusus

3.1. Standar-Standar Yang Berlaku.


Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan
Normalisasi Indonesia (NI), Standardisasi Nasional Indonesaia (SNI) dan
peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan yaitu :
3.1.1. SK.SNI.T-15-1991-03
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
3.1.2. SK.SNIS-04-1989-F SK.SNIS-05-1989-F SK.SNIS-06-1989-F
Tentang Spesifikasi Bahan Bangunan
3.1.3. American Society For Testing & Materials (ASTM)
3.1.4. Standar Industri Indonesia (SII)
3.1.5. AV 1941/SU 41 : Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij
RKS & SPEK TEKNIS- 4
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Aanneming Van Openbare Werken.


3.1.6. American Institute of Steel Construction (AISC)
3.1.7. American Welding Society (AWS)
3.1.8. Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar
yang tersebut diatas, maupun standarstandar Nasional lainnya maka
diberlakukan standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan
tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis
dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang
bersangkutan.
3.1.9. Dokumen Lelang berupa gambar-gambar rencana kerja dan Spesifikasi
Teknis.
3.1.10. Berita Acara Aanwijzing
3.1.11. Berita Acara Rapat Lapangan
3.1.12. Perintah tertulis Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas yang disampaikan
pada Buku Harian Lapangan atau surat resmi.
3.1.13. Brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya digunakan.
3.1.14. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat
izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang
diaplikasikan dalam bentuk Surat Persetujuan Bahan. Material yang masuk
tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab
Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau memerintahkan
pembongkaran dan tidak diprogress.
3.1.15. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan
terbuka) tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi
Proyek/Konsultan Pengawas.
3.1.16. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi / Konsultan
Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk Surat Ijin Kerja. Pekerjaan
yang dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diprogres.

3.2. Ukuran Dan Patokan.


Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik, sebagai peil
+ 0,00 (datum line) dari pekerjaan ini mengikuti peil pada pekerjaan yang
telah ditentukan. Apabila Beanc Mark (BM) yang dipasang berubah letak atau

RKS & SPEK TEKNIS- 5


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

rusak maka dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib


membuat BM yang baru, dimana BM yang dibuat harus kokoh/kuat dan tidak
bergerak selama masa pelaksanaan. Kontraktor wajib menambahkan jika
diperlukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Selama pelaksanaan pekerjaan,
surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu standby di Job Site lengkap dengan
peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur bidik ulang
sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi untuk dilaksanakan.

Pasal 4

Pagar Pengaman Dan Papan Nama Proyek

4.1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat pagar untuk
pengaman, atas biaya kontraktor.
4.2. Papan Nama Proyek dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan menjadi
beban Kontraktor dan telah diperhitungkan dalam penawaran kontraktor, dimana
dalam papan proyek setidaknya memuat Nama Pekerjaan, Nama Pelaksana
Pekerjaan (Kontraktor), Nama Konsultan Perencana, Nama Konsultan
Pengawas/Supervisi, Nilai Pekerjaan Dalam Bentuk Rupiah, Jangka Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan, Sumber Dana yang Digunakana Apakah APBN atau APBD,
atau Lainnya, Lokasi Pekerjaan, DLL.

Pasal 5

Pekerjaan Persiapan

5.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.


Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai
pekerjaan sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu
dan lain-lain tidak ada lagi di Job Site. Dengan demikian seluruh Job Site terlihat
denga jelas. Demikian pula seluruh bekas pondasi, baik dari kayu maupun
pasangan batu atau beton harus dicabut/dibersihkan.

5.2. Setelah Pekerjaan Selesai.


Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala
macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa
konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak
RKS & SPEK TEKNIS- 6
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

akan dianggap selesai 100 (seratus) %.


5.3. Selama Pekerjaan Berlangsung.
4.3.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian job site
selama pekerjaan berlangsung.
5.3.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan jalan raya yang dilalui
oleh kendaraan yang mengangkut material dari dan ke job site.
5.3.3. Kontraktor bertanggung jawab atas kelancaran lalu lintas umum di sekitar
job site.
5.3.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan raya di sekitar job site
yang jelas-jelas diakibatkan oleh kegiatan Kontraktor.
5.3.5. Kontraktor harus berupaya sedemikian rupa, sehingga selama
masa pelaksanaan, bangunan-bangunan disekitar pekerjaan tidak mengalami
kerusakan. Kontraktor harus menangani hingga tuntas semua claim dari
tetangga akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
5.3.6. Kontraktor harus menjamin bahwa selama pekerjaan berlangsung
Perkantoran tidak tergannggu.
5.3.7. Kebersihan yang dimaksud dalam pasal ini meliputi :

5.3.7.1. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-


sisa pembuangan berbagai jenis sampah.
5.3.7.2. Kebersihan terhadap jenis kotoran-kotoran yang disebabkan
oleh sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata
dan serpihan kayu, dll.
5.3.7.3. Kebersihan dalam arti kata kerapihan pengaturan material
dan peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site.
5.4. Gudang Material.
Kontraktor wajib membuat gudang material dan peralatan, Gudang tersebut
terutama dimaksudkan untuk penyimpanan material dan peralatan yang memerlukan
perlindungan dari alam ataupun terhadap pencurian.

5.5. Generator Set & Penyediaan Air Sementara.


5.5.1. Genset.
Untuk keperluan perlengkapan pada malam hari dan untuk keperluan
bekerja, Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set
Generator dengan kapasitas sesuai keperluan
5.5.2. Untuk keperluan pekerja dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan
Tempat penampungan air yang bersih. Kualitas air harus memenuhi syarat

RKS & SPEK TEKNIS- 7


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Kesehatan sesuai standar WHO. Kontraktor bertanggung jawab


sepenuhnya akan akibat yang timbul dari pemakaian air yang tidak memenuhi
syarat tersebut.

5.6. Jalan Masuk Sementara.


Jika dianggap perlu, direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk membuat jalan
masuk sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material dan
sebagainya. Sejauh mungkin jalan masuk sementara tersebut, dapat
ditingkatkan sebagai jalan yang memang menjadi bagian dari lingkup pekerjaan
Kontraktor.

Pasal 6

Metode Pelaksanaan Dan Gambar Kerja

6.1. Metode Pelaksanaan.


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor yang diwakili oleh Site
Manager harus memberikan rencana tertulis mengenai Metode Pelaksanaan.
Metode pelaksanaan harus dipresentasikan dihadapan Direksi, Konsultan Perencana
dan konsultan pengawas. Hasil dari presentasi metode pelaksanaan setelah
disetujui bersama oleh Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
merupakan keputusan yang mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini.
6.2. Gambar Kerja.
6.2.1. Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop drawing atas rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
6.2.2. Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas, berhak untuk
memerintahkan Kontraktor untuk membuat gambar kerja (shop drawing)
atas bagian-bagian pekerjaan yang memerlukan penjelasan lebih detail.
6.2.3. Pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud baru bisa dilaksanakan jika shop
drawing telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas,
yang ditandai dengan tanda tangan diatas gambar tersebut.

RKS & SPEK TEKNIS- 8


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

BAB II
SYARAT SYARAT PEKERJAAN TANAH

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.

Pekerjaan perbaikan / urugan kembali

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.


Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus
sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak
terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir.
Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket
pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen
/ instalasi existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.
Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi
khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar,
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan.

Pasal 2
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan


termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
Pondasi Poer dan Sloof
Perataan (cut / fill )
Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau
Konsultan Pengawas.

RKS & SPEK TEKNIS- 9


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

2.1. MACAM GALIAN.


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
2.1.1. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu,
galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
2.1.2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-
batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan
Pengawas harus dilakukan pembongkaran.

2.1.3. Galian konstruksi / obstacle.


Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian
tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam
spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari
galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian
perkerasan jalan / halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa
gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain
yang disebutkan pada spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk
ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang
menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan
dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk
Konsultan Pengawas.

2.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk
telah diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas.

2.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih
dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.

2.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti


petunjuk- petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya
genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

2.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak
padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya,
kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan
dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh
sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

2.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor /


Pemborong harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 2.1. s/d.
2.3.
RKS & SPEK TEKNIS- 10
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

2.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi


kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor /
Pemborong wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm.
lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

2.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan
Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.

2.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi
atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng
galian kiri dan kanan dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As,
ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta
disetujui Konsultan Pengawas.

2.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi.Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.

2.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor /


runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor / Pemborong harus memasang konstruksi penahan (casing)
sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari
papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal
diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin
kestabilan lereng galian.

2.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air
yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian
terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
Pondasi beton setempat dan Sloof beton
Pondasi Batu Kali.
Pengurugan dan pemadatan.

2.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 2.11. dan 2.12. di atas
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

RKS & SPEK TEKNIS- 11


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Pasal 3
GALIAN STRUKTUR

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.


3.1.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan
struktur, sesuai dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan
disini atau sebagaimana tampak pada gambar. Pekerjaan galian yang
dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah
digolongkan sebagai galian struktur.

3.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran
struktur pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof
dan batu kali.

3.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material


yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan
bahan-bahan sisa, dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk
menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan.

3.1.4. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan


kebutuhan- kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar
dan spesifikasi.

3.2. PERSYARATAN PEKERJAAN.


3.2.1. Tata letak.
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan,
Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan rencana tata letak
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bench mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari
kemungkinan gangguan atau pemindahan.

3.2.2. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong
harus diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah
berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian / pengurugan,
yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak.

3.2.3. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.


Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan,
serta rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas
daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus
dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-
benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu)
RKS & SPEK TEKNIS- 12
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

meter di bawah dasar poer.


b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan
hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat
tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang
bekas pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali
dengan bahan- bahan yang baik dan dipadatkan.
d. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab untuk membuang
sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor / Pemborong harus melestarikan semua benda-
benda yang ditentukan tetap berada pada tempatnya.
f. Galian konstruksi / obstacle.
Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan
batu kali, pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain
bekas konstruksi bangunan lama, dimana cara melakukan
pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan
menggunakan peralatan yang lebih khusus pula ( misalnya
pemecah beton / concrete breaker, compressor, mesin potong )
dibandingkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian
tanah. Semua brangkal dan kotoran dari bekas
pembongkaran konstruksi existing harus segera dikeluarkan
dari site dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.

Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus


tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman
yang masih memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar /
digali sesuai dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah
tersebut.
Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari
permukaan tanah existing sampai dengan di bawah permukaan
dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer dan sloof.

g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput
harus dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub
soil), bekas- bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak
atau bahan lainnya. Humus yang didapat dari pengupasan
tersebut harus dibuang ke tempat yang sudah ditentukan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.

3.3. PENGGALIAN.
3.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor / Pemborong harus :
RKS & SPEK TEKNIS- 13
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur


drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah,
untuk mencegah galian tergenang air.
Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu
sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu
galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan
pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang
belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak
boleh diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
3.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur,
harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
perletakan atau alas pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-
bagian dinding / sisi parit harus selalu ditopang.
Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan
perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk
menjamin pondasi yang kokoh.

3.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk


tempat- tempat dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat
merusak benda-benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan
ataupun pekerjaan yang telah rampung.
Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan
menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.

3.3.4. Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap


sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah
galian supaya tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan
yang berada didekat lereng galian tetap stabil.

3.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan


oleh pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus
bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus
menggantinya / memperbaikinya atas biaya Kontraktor /
Pemborong.

3.3.6. Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan


perawatan yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas
maupun di bawah tanah, drainase, saluran-saluran pembuang dan
rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.3.7. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan


1 (satu) horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain
dalam gambar.

RKS & SPEK TEKNIS- 14


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

3.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian


yang tak berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk
pengurugan.

3.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor /


Pemborong harus memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal
itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan
material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas
menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.

3.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi
syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor / Pemborong harus menggantinya dengan material
berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini.
Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan
lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai
elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.

3.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut
Konsultan Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat
semata-mata karena kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam
mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor / Pemborong harus
membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan
biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galian itu sampai
kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.

3.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus


dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan, dan bila
ternyata berlebihan maka harus dibuang.

3.4. AIR TANAH.


3.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur,
maka Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencegah air menggenangi galian
dan alas struktur.

3.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan,
maka air ini tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan
kewajiban Kontraktor / Pemborong untuk menanggulanginya sesuai
spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah
adalah mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat
dihalangi memasuki galian dengan menggunakan cofferdam
terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.

RKS & SPEK TEKNIS- 15


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

3.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus
digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor /
Pemborong harus menunjukkan gambar mengenai metoda
pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui. Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi,
secara umum harus dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat
sedapat mungkin kedap air. Umumnya dimensi cofferdam itu
harus sedemikian rupa sehingga memberikan cukup kebebasan /
keleluasaan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaannya serta
memudahkan proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan
untuk mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembuatan lapisan
beton penutup dengan ukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus
diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Lalu galian harus dikeringkan dan
alas pondasi diletakkan.
Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk
menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar
lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar)
khusus untuk mentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan
pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam
harus dibuat pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk
melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air dan erosi.
Di dalam cofferdam tidak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan
lain-lain tanpa ijin Konsultan Pengawas. Bila pekerjaan memompa air
diijinkan dilakukan dari bagian galian pondasi, maka harus dicegah
agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton,
atau selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus
menggunakan pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan
beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan
sebelum lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan
hidrostatik.
Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala
kelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor / Pemborong
segera setelah selesai pekerjaan sub-struktur. Pemindahannya
harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang telah
diselesaikan.

3.4.4. Pemeliharaan saluran.


Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson,
palung, cofferdam atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan
dengan pondasi tidak boleh terganggu tanpa ijin Konsultan
Pengawas.
Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum
caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka
RKS & SPEK TEKNIS- 16
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor / Pemborong


harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai dengan muka tanah
semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari
pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu
bersih dari segala macam halangan.

Pasal 4
URUGAN DAN PEMADATAN

4.1. PEKERJAAN URUGAN.


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan
CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja.

Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan


dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.
Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana.

4.2. BAHAN URUGAN.


Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan
urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan
urugan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan
seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu
sendiri sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan
lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini
harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang
disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal + 30 cm.

Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi


tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor /
Pemborong atas biaya sendiri.

RKS & SPEK TEKNIS- 17


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

4.3. PENGURUGAN.
4.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus
sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-
sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas
pekerjaan ini.

4.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat
membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi
kepadatan urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian
atau tanah yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung
bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui
Konsultan Pengawas.

4.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan


langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang
diinginkan.
Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm.
Setiap
kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah
memenuhi kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur
pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui
Konsultan Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan
dengan dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada
saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan
artikel yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang
oleh air, Kontraktor / Pemborong harus membuat alur-alur
pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai
kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai
elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.

4.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan,
tidak perlu dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris
dengan tangan.

4.4. PEMADATAN.
4.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus
dikeringkan terlebih dahulu.
4.4.2. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas
ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga
memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.
RKS & SPEK TEKNIS- 18
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

4.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat


dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang
ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.

4.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan


ketebalan tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai
mencapai paling sedikit 90% (modified proctor) dari kepadatan
kering maksimum seperti yang ditentukan dlam AASHTO T 99.

4.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila


hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini,
kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air
optimum.

6.4.6. Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah


apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus disaksikan
oleh Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap
titik meliputi area 150 m2.

4.5. PEKERJAAN PERATAAN TANAH.


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah
yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

RKS & SPEK TEKNIS- 19


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

BAB III
SYARAT SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1.1. PERSYARATAN MUTU.

1.1.1. Mutu Beton.


Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat Beton setempat : K-225
b. Sloof Beton : K-225
c. Pelat Lantai : K-225
d. Sloof ,Kolom & Ring Balok Praktis : K-175
e. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan
lain pada bagian- bagian tertentu dapat menggunakan beton
konvensional yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
g. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan
campuran 1pc : 3ps : 5kr.

1.1.2. Mutu Besi Tulangan.


a) Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan
gambar rencana dan bebas dari karat. Semua dimensi/ukuran
besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi
sebenarnya sesuai keterangan gambar atau berdasarkan pada
Standar Nasional Indonesia (SNI), rekomendasi kami tidak ada
toleransi untuk dimensi besi.
b) Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari
kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie
(minyak) dan gemuk. Pengikat tulangan beton harus menggunakan
kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.

RKS & SPEK TEKNIS- 20


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

1.2. PERSYARATAN BAHAN BETON.


1.2.1. Semen.
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12.

b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah


GRESIK, TIGA RODA dan HOLCIM serta memenuhi persyaratan
NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan
dipakai untuk seluruh pekerjaan.

c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan
dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen
yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai
semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

d. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat
terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut
juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan
jarak minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk
dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga
kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan
harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan
tiap muatan truk semen secara terpisah- pisah dan menyediakan
jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-
zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama
sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan
semen menurut urutan kronologis yang diterima di tempat
pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian
rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua
zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus


diadakan oleh Kontraktor untuk menimbang semen didalam
gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan
untuk untuk keperluan penyelidikan.

Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk


mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-
catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen
seluruhnya.
Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk
Konsultan Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen
yang digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

1.2.2. Pasir dan kerikil


a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan
oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan
penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus


mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua
tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan
dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan
tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air
rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya
untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena
timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang
cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan,
kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.

c. Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah
pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam
lain yang didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak
dimaksudkan sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua
bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan
pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15 kg.
dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

14 hari sebelum diperlukan.


Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-
tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai,
harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan
kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan
dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala
macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5% berat pasir.

Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 2


sampai 32, atau jika diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan standar Indonesia untuk beton atau dengan
ketentuan sebagai berikut :

Saringan No. Persentase satuan timbangan


tertinggal di saringan

4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3 - 7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16
adalah 15% atau kurang, maka batas maksimum untuk
persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai
20%.

d. Agregat Kasar ( Kerikil )


Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
Kebersihan dan mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus, mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang,
bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang
merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persentase
dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3
(tiga) persen dari beratnya.
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan
tidak
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat


kasar harus dicuci.
Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir
berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98%
berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10%
berat serta harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-
ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika
diperiksa oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai
dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring
kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri,
untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan
Pengawas.

1.2.3. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik
basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat
merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971
untuk bahan campuran beton.

1.2.4. Cetakan ( bekisting )


a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai kayu.
Bekisting tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu ukuran 5/7,
6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.
b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi
standar pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan
memakai bambu.

1.2.5. Water stop


Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk
bagian- bagian yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap,
lantai toilet dan tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan Gambar
Kerja. Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk
FOSROC atau setara, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan
minimum lebar 20 cm.
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

1.2.6. Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan
/ dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh
sesuai dengan design dan perhitungannya.
Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk
FOSROC atau setara berupa material liquid berwarna putih terbuat
dari bahan polymer acrylic digunakan pada sambungan pengecoran
beton lama dan baru khusus untuk daerah kering. Cara pemakaiannya
harus sesuai petunjuk pabrik.

1.2.7. Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai
adalah SIKAMENT 520 merk SIKA atau setara dengan takaran
0,8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan
untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Perencana.

b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton


(initial set), dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant
ke proyek dan sampai dengan waktu penuangan beton
memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder
yang dipergunakan adalah CONPLAST RP264M2 merk
FOSROC atau setara dengan takaran 0,20 0,60 liter per 100 kg.
semen. Pencampuran dilakukan di Batching Plant.

c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih


plastis dan mencapai kekuatan awal yang lebih tinggi (high early
strength). Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D merk
FOSROC atau setar dengan takaran 0,60 2,00 liter per 100 kg.
semen. Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum beton
dituang ke dalam cetakan.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton


a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat
tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh
kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14
hari dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa
hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil bk (
kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang
ditentukan di dalam tabel
4.2.1. PBI-1971.
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur
7, 14, atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan
Pengawas yang tertuang dalam risalah rapat.

1.3.2. Komposisi campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen, pasir,
kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton
dicampur dalam perbandingan yang tertentu / serasi dan diolah
sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik / tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang


ditentukan dalam spesifikasi ini, harus dipakai campuran
yang direncanakan (design mix).
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-
percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi
pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-
bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan
sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan
memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai
untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai
kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian
konstruksi beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai
dengan yang direncanakan, maka faktor air semen ditentukan
sebagai berikut :
Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga,
dinding beton dan listplank / parapet, maksimum 0,60.
Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-
tempat basah lainnnya, maksimum 0,55.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu


untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak
berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.
1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk mencairkan kembali
beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi
kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sangat perlu.

Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh


kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton
yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-
2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai
slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.

b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan


Pengawas melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm.
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan
diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971,
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

1.3.4. Pekerjaan Besi Tulangan


a. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya,
maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat )
dan memakai bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) dan
atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang.
Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang
yang turun.
b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran
terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.

c. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda


dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas.

1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton


Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta
harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian
konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :

a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 2,5 cm, untuk sisi lainnya 3 cm.
b. Balok sloof = 2,5 cm.
c. Kolom = 3,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,5 cm.

1.3.6. Pekerjaan Sambungan Besi Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat
lain dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari
sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada
sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter
batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

1.3.7. Pekerjaan Mengaduk


a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton ( batch mixer/beton mollen ). Konsultan
Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata / seragam dalam komposisi atau konsistensi. Air
harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan
harus diperbaiki dan atau diganti.
Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus
diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

diawasi dengan mudah dari stasiun operator.


Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang
telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi
dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumlah adukan.

1.3.9. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak
kurang dari 4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara
27oC - 32oC, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa
sehingga suhu dari beton melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus mengambil langlah-
langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur
dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk
mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C.

1.3.10. Pekerjaan Rencana Cetakan


Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk
cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas
sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang
demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus dengan segera menanggulangi bentuk yang
diafkir tesebut dan menggantinya atas bebannya sendiri.

1.3.11. Pekerjaan Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting)
harus dilaburi / diminyaki dengan minyak bekisting yang
biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat mencegah
secara efektif melekatnya beton pada cetakan, dan akan
memudahkan melepas bekisting / cetakan beton. Minyak
bekisting tersebut dapat dipakai hanya setelah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah
kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya
lekat.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton


yang telah selesai, harus tersedia.
d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi
yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.

1.3.12. Pekerjaan Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton
harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
1.3.13. Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan,
ukuran dan letak besi tulangan beton sesuai dengan gambar
pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong,
pengikatan dan lain- lainnya telah selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada


tempat pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari
air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan
bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika
dicor dengan beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan
semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau
rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua
genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut
sebelum beton baru dicor.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap
penghentian pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap
sistem struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya
yang ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada
ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan
agar pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek
mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan


dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau
bertumpuk dengan besi - besi tulangan, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan
terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain
yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter, semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis
horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan
Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan
deras atau turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi
/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau
spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum
pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus
sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan
memenuhi syarat- syarat campuran. Mekanisme penuangan harus
dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga harus tersedia
peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit / terbatas.

j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat


mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan
menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material
yang diletakan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar, beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan ke dalam beton.

1.3.14. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada
beton. Beton yang masih muda / lunak tidak diijinkan untuk
dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton
harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui


Konsultan Pengawas
b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton
boleh dibuka, yaitu minimum
3 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.

1.3.15. Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti
ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent
CONCURE P atau setara yang berupa bahan cair / liquid
material dimana setelah mengering berbentuk membrane clear
dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound) untuk
menahan / mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 6 m2.
Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan
beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit
selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa
dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa
yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan
beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan
dalam perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.

1.3.16. Pekerjaan Perlindungan (Protection).


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

1.3.17. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata
ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu dianggap
sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali
bila Konsultan Pengawas memberikan ijinnya untuk
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana


perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam
pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah


yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena
cetakan-cetakan, lubang-lubang karena keropos, ketidak-rataan
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu
gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat,
lubang-lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam
dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat (
terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya
disempurnakan.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak


sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang
tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk
menutupi seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps
) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, demikian juga
pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Konsultan Pengawas. Perlu diperhatikan untuk
permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan (
pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi
dari L / 1000 untuk semua komponen.

Pasal 2
PENYEKAT-PENYEKAT AIR

2.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada


sambungan- sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air
termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.

2.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),


penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh
Konsultan Perencana.

2.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk


pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan
harus dibentuk sedemikian rupa agar menghasilkan sambungan yang kuat dan
kedap air. Bahan waterstop tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan lebar
minimum 20 cm.
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Pasal 3
PEKERJAAN SPARING

3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai
dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam


gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan besi


tulangan, maka besi tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan
tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan


harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

Pasal 4
PEKERJAAN WATERPROOFING

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini
serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian-bagian yang harus di-waterproofing ini mencakup seluruh bagian
plat atap dan daerah-daerah basah lainnya, kecuali daerah basah pada plat
lantai.
4.2. PERSYARATAN BAHAN.
4.2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan
standar- standar lainnya seperti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I
803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan
cara apapun tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.

4.2.2. Bahan.
a. Untuk Kamar Mandi / WC
Menggunakan BRUSHBOND merk FOSROC atau setara ,
merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan dasar
semen dan acrylic (2 komponen). Pemakaiannya dengan cara
pelaburan ( coating ). Takarannya 2
adalah 2 kg/cm ( 2 kali
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

pelaburan ) tebal 1,2 mm.

b. Untuk waterproofing atap Dak.


Menggunakan BRUSHBOND merk FOSROC atau setara ,
merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan dasar
semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara
pelaburan ( coating ). Takarannya 2
adalah 2 kg/cm ( 2 kali
pelaburan ) tebal 1,2 mm.

4.3. PENGUJIAN.
4.3.1. Bila diperlukan, wajib mengadakan tes bahan tersebut pada laboratorium
yang independen, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor / Supplier harus menunjuk
syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.

4.3.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor memberikan jaminan atas


produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya selama minimal 10 (sepuluh) tahun termasuk
kesanggupan mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik
untuk kualitas material, serta jaminan dari pihak pemasang
(applicator) untuk kualitas pemasangan.

4.3.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara


memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air,
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

4.4. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN.


4.4.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel
dan berlabel pabriknya.

4.4.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak


lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.

4.4.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi


sesuai dengan jenisnya.

4.4.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang


disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat
kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.

4.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


4.5.1. Persyaratan umum.
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih


dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka
bahan- bahan pengganti harus yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan
diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat
disetujui oleh Konsultan Pengawas dengan cara-cara yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.
Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi
dan lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum perbedaan tersebut
diselesaikan.

4.5.2. Cara pelaksanaan.


a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi jaminan pemasangan) dan
terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai
dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
b. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang pada
tempat-tempat yang terkena langsung oleh sinar matahari tetapi
tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau
apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi
Arsitektur, maka di bagian atas dari lembaran waterproofing ini
harus diberi lapisan pelindung sesuai dengan gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed ataupun
material finishing.
c. Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm. lengkap dengan primer,
screed lapisan pertama dan screed lapisan kedua, kawat ayam
dan pengaturan kemiringan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

4.5.3. Gambar detail pelaksanaan.


a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah


disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja /
dokumen kontrak.

c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang


diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan
Pengawas, sebelum mulai dilaksanakan.

4.6. TANGGUNG JAWAB


4.6.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi.

4.6.2. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tercantum
dalam gambar- gambar atau peraturan-peraturan yang berlaku.

4.6.3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang


setiap saat diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan
setiap persoalan di lapangan, baik teknis mapun administratif.

4.7. CONTOH.
4.7.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan oleh
proyek.

4.7.2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan


Pengawas minimal sebanyak 2 (dua) produk yang setara dari berbagai
merk pembuatan, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

4.7.3. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi
spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

4.8 PENGUJIAN MUTU.


4.8.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan / pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi
siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

4.8.2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat


RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

4.8.3. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan


atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah
dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan.
Jaminan pekerjaan ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

4.9. PENGAMANAN PEKERJAAN.


4.9.1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.

4.9.2. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan


Pemilik atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini
dilakukan/dilaksanakan, maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.

Pasal 5
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

5.1. Umum
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti
karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang
terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah
yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :


Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

1. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen


(Fabrikasi).

2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.

3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

1. Pemasangan penutup atap.


2. Pemasangan kap finishing atap.
3. Talang selain jurai dalam.
4. Accesories atap.

5.2. Persyaratan Material Rangka Atap


Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa

1. Lapisan anti karat :


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat(coating):

2. Galvanised (Z220)
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran Galvalume (AZ100) Pelapisan


Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon. Dimensi :
Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
Merek : Smartruss atau setara

3. Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate)


berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai
berikut:

Galvabond Z275
Yield Strength 250 MPa
Design Tensile Strength 150 MPa

4. Brace System (bracing)

BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik


bawah (bottom chord)pada kuda-kuda baja ringan.
LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada
kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk
lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada
desain struktur kuda-kuda tersebut.
DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing
diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang
sama dan letak berdampingan.
STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord
dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap
brace berdasarkan perhitungan desain struktur.
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus
manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan.
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil


seperti gambar dibawah.

5. Alat Sambung (Screw)


Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat
sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi
Minimum Kelas 2
Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
Kepadatan Alur 16 alur/inci
Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
Gaya geser satu baut 5,10 KN
Gaya aksial 8,60 KN
Gaya Torsi 6,90 KN

5.3. Pekerjaan atap meliputi:


1. Pemasangan penutup atap.
2. Pemasangan kap finishing atap/rabung.
3. Accesories atap.

5.4. Persyaratan Material Atap


Acrylic overglass;
Stone Chips
Acrylic Base Coat
Epoxy Primer
Zincalume Coated
Base Metal
Zincalume Coateted
Epoxy Primer
Merek :Multi Roof atau setara
Tebal : 0,40 mm
Warna : Pabrikasi Jenis warna ditentukan Owner
Panjang : 770 mm
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

Lebar : 1000 mm
Berat : 5 kg/m
Perlembar 2x5 : 10 daun
1 meter persegi : 1,3 lembar

5.5. Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan


pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil,
panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).

5.5. Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus


dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
RKS & SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN / REHAB ASRAMA UPT DIKLAT

menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan


dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda
sesuai dengan desain sistem rangka atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua


struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan
hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat
mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat
kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi
yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada
struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-
pengaku dan reng.
8. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai
dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada
persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada Cold formed
code for structural steel(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan
Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1
Part 1) & Wind load(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan Screws-self drilling-for
the building and construction industries(Australian Standard 3566).
`

BAB IV
SYARAT SYARAT PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1

Pekerjaan Adukan Dan Campuran

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


1.1.2. Pekerjaan Adukan Pasangan Batu Bata.
1.1.3. Pekerjaan Adukan Lain Seperti Tercantum Dalam Gambar Kerja.
1.2. Persyaratan Bahan.
1.2.1. Semen.
Sesuai persyaratan dalam Bab III Syarat-syarat Teknis Pekerjaan
Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan.
1.3.1. Campuran Dalam Adukan.
Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.
1.3.2. Jenis Adukan.
1. Adukan biasa adalah campuran 1Pc : 4Ps
Adukan ini untuk pasangan batu bata serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja.
2. Adukan kedap air adalah campuran 1Pc : 3Ps.
Adukan plesteran ini untuk :
Menutup semua bagian permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi
luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum di dalam
gambar kerja hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Semua
pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm
`

dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.


1.3.3. Jenis Adukan.
Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
1.3.4. Adukan Kedap Air.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama
untuk adukan kedap air.

Pasal 2

Pekerjaan Pasangan Batu Bata

2.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
4.1.1. Pekerjaan Dinding Bata Batu.
4.1.2. Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

2.2. Persyaratan Bahan.


2.2.1. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik,
dengan pembakaran sempurna dan merata.
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini .
2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.

2.3. Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata.


2.3.1. Detail Bentuk Profil.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum didalam gambar kerja.
2.3.2. Sebelum Pemasangan.
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
`

sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
batu bata tersebut.
2.3.3. Aduk Perekat/Spesi.
1. Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah
campuran 1Pc : 3 Ps untuk :
a. Dinding pasangan bata daerah basah.
b. Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
c. Saluran.
2. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas,
dipakai aduk perekat/spesi campuran 1 Pc : 5 Ps, terkecuali yang
disyaratkan kedap air seperti yang tercantum di dalam gambar kerja.
3. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam bab
ini.
2.3.4. Ketebalan Aduk Perekat/Spesi.
Pemasangan harus sedemikiin rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi
harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus
terisi dengan baik dan penuh.
2.3.5. Pemasangan Dinding Pasangan Bata.
Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok
praktis. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
2.3.6. Pelaksanaan Pemasangan Batu Bata.
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapih, sama tebal, Iurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut
antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum dalam gambar
kerja.
2.3.7. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata Vertikal dan Horizontal.
Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan
horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan
biaya untuk pekerjaan ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
`

2.3.8. Pasangan Bata Lapis Aduk Kasar.


Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
2.3.9. Siar-Siar.
Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.
2.3.10. Plesteran.
Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dahulu dan siar-
siar telah dikerok dan dibersihkan.
2.3.11. Lubang Dinding Pasangan Bata.
Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
2.3.12. Bata Yang Patah.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipergunakan.
2.3.13. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila
pada saat difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat diklaim sebagai pakerjaan tambah.

Pasal 3

Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Kali

3.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
4.1.1. Pekerjaan Pondasi batu Kali.
4.1.2. Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

3.2. Persyaratan Bahan.


3.2.1. Batu Kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak poros/berpori serta mempunyai kekerasan sesuai dengan
`

persyaratan dalam PBI-1971.


3.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini .
3.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
3.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.

3.3. Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Pondasi Batu Kali


Contoh batu kali, pasir, yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui secara
tertulis, sebelum dikirimkan kelokasi proyek.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi akan
dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor kelapangan.

3.3.1 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat, disimpan ditempat yang telah ditentukan/disetujui oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
- Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan
ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

3.3.2 Bahan

1. Semen
- Semen harus didatangkan dalam kantong yang utuh, tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada kantong.
- Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
-
a. Terlindung dari segala cuaca
b. Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimal 20 cm dari
dinding
c. Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja
d. Tinggi maksimal tumpukan semen 200 cm
e. Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan

- Untuk mencegah semen dalam kantong disimpan terlalu lama sesudah


penerimaan, kontraktor hendaknya menggunakannya menurut kronologis
yang diterima dalam pekerjaan. Semua kantong semen kosong harus
disimpan dengan rapi ditempat yang tidak mangganggu jalannnya
pekerjaan.
`

2. Pasir
- Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun
semua pasir dengan cara yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
- Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Kontraktor harus
menanggung segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang
kotor karena timbunan yang tidak sempurna. Pasir dan krikil tidak boleh
dipindah-pindahkan dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan
pengiriman bahan berikutnya.

3.3.3 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil-profil/bentuk


pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.

3.3.4 Pekerjaan pondasi baru dapat dilaksanakan bila semua pekerjaan galian dan
ukurannya telah diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Tim Teknis /
Konsultan Supervisi dan telah diberi anti rayap seperti yang disyaratkan dalam
pekerjaan perlindungan.

3.3.5 Air/air hujan/air tanah harus dipompa dan dibersihkan dari galian sebelum
dimulai pekerjaan pondasi.

3.3.6 Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dengan air
sampai jenuh kemudian diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
3.3.7 Diatas lapisan pasir diberi pasangan batu kali kosong (aanstamping) yang
dipasang sesuai gambar kerja.

3.3.8 Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran
1PC : 4PSR, kecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar
kerja.
3.3.9 Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1PC : 3PSR setinggi + 20
cm, dihitung dari permukaan atas pondasi kebawah. Pasir yang digunakan
adalah pasir pasang

3.3.10 Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian
tengah.

3.3.11 Setiap jarak 60 cm as-as harus ditanam stek-stek besi dengan diameter 10 mm
dan tertanam sedalam 30 cm untuk sloof dan dinding pasangan batu bata
seperti yang tercantum dalam gambar rencana.

- Pada peletakkan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus
tertanam dengn baik pada pondasi sedalam minimum 40x diameter tulangan
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
`

- Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat keatas
sepanjang minimum 40 kali diameter tulangan atau sesuai dengan ukuran
dalam gambar kerja.

3.3.12 Pengamanan pekerjaan


- Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum tiga (3)
hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan
keras dan tidak dibebani.
- Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan yang lain.
- Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala perbaikan menjadi tanggungan
kontraktor.

Pasal 4
Pekerjaan Beton Non Struktural

4.1. Lingkup Pekerjaan.


4.1.1. Pekejaan Beton Bertulang. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pembuatan kolom praktis 15 x 15 cm.
2. Pembuatan balok praktis/balok latai, ring balok dengan ukuran sesuai
yang tercantum dalam gambar kerja.
4.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai
dasar.
4.2. Persyaratan Bahan.
4.2.1. Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 dan U-32 sesuai dengan
tersyaratkan pada gamabar. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak,
lemak, dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat
serta memenuhi persyaratan NI-2. Diameter besi beton yang dipasang harus
sesuai dengan gambar kerja. Besi beton yang tidak memenuhi
persyaratan harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu
24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Kawat pengikat besi beton adalah baja lunak dan tidak disepuh/dilapis seng.
Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.4 mm. Kawat pengikat harus
memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971).
`

4.2.2. Semen (PC) Merk Ex. Tonassa /setara Tiga Roda.


4.2.3. Pasir.
Pasir yang dipakai harus pasir
beton.
4.2.4. Koral beton/split.
Koral beton/split yang dipakai harus barsih, bersudut tajam, tidak
berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-
2. Penyimpanan/ penimbunan koral beton/split dengan pasir harus
dipisahkan satu dengan yang lain, sehingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
4.2.5. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab
ini.
4.2.6. Acuan Bekisting Dan Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm. Balok-balok
pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7. Perancah disyaratkan
memakai perancah besi, tidak diperkenankan memakai bambu.

4.3. Persyaratan Pelaksanaan.


4.3.1. Beton Bertulang.
1. Campuran dan Mutu Beton.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non
struktural ini adalah K-175 (atau yang dipersyratkan pada gambar
design dan rencana anggaran biaya).
2. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring),
persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971). Pemasangan dan
penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan gambar kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi-besi
tersebut tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari
papan acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton dan bantalan tahu beton sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
3. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam gambar kerja. Acuan harus dipasang
`

sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh


dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
berlangsung. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas
dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah lumpur dan sebagainya.
4. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan menggunakan beton molen. Takaran untuk semen
portland, pasir dan koral harus seijin Direksi/Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga terjadi
penguapan terlalu cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.
5. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pangecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan- cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan panulangan, dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/ Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat panggetar beton untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang- sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat penghentian tersebut harus disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas. Penyambungan beton lama dengan baton
baru harus memakai adukan perekat CALBOND atau setara. Permukaan
beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan,
dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai
dengan persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan
pengecoran baru.
6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan
ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan baton
tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
7. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
`

Pemasangan kolom praktis untuk :

a. Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.


b. Dinding pasangan batu bata batu pada bagian dalam bangunan
setiap luas 9 m2.
c. Dinding pasangan batu bata batu pada bagian luar dan tepi luar
bangunan setiap luas 9 m2.
d. Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
e. Ukuran kolom praktis adalah sesuai pada gambar.
8. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei dan Ring balok.

a. Pemasangan balok praktis/latei dan ring balok.


b. Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht.
c. Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang
bebas sebagai ring balok.
d. Setiap luas 9 m2 pasangan dinding yang tinggi.
e. Dan atau seperti yang tercantum dalam gambar kerja. Ukuran balok
praktis adalah sesuai gambar kerja.
9. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai dengan gambar
kerja dan atau seperti yang terurai dalam pekerjaan beton dalam bab
lain dalam buku ini.
10. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel separti
yang tercantum dalam butir 7 dan 8 di atas, terlepas apakah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam gambar kerja.
11. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar
kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 mm, yang
terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian kolom dan
balok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal
sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.

4.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1Pc : 3Ps : 5Kr. Lapisan beton tumbuk harus
padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/waterpass dan atau
seperti tercantum didalam gambar kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah
5 cm, dan atau sesuai dengan gambar kerja.
`

Pasal 5

Pekerjaan Plesteran

5.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
5.1.1. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
5.1.2. Plesteran kedap air.
5.1.3. Plesteran biasa.
5.1.4. Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah
dan untuk dinding batas dengan tetangga yang terlihat.
5.1.5. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
5.2. Perawatan Bahan.
5.2.1. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini.
5.2.2. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
5.2.3. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab
ini.
5.3. Persyaratan Pelaksanaan.
5.3.1. Campuran Plesteran.
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan
bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
5.3.2. Jenis Plesteran.
1. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak
dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1Pc : 3Ps
dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam
didalam tanah hingga kepermukaan tanah dan atau lantai.
2. Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 5Ps.
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta
untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam
gambar kerja.
`

3. Plesteran kedap air adalah campuran 1Pc : 3Ps.


Adukan plesteran ini untuk :
a. Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan
tepi luar bangunan.
b. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum didalam gambar
kerja hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
c. Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga
ketinggian minimal 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan
lain dalam gambar kerja.
4. Plesteran halus/aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat
sedemikan
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus
ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran
sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering benar.
5.3.3. Waktu Pencampuran Aduk Plesteran.
Semua jenis plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar
tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan
pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan
plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali plesteran
kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan
plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. Untuk
permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk permukaan
beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (scratched). Semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua
bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai plesteran aci
halus diatas permukaan plesterannya. Untuk bidang dinding pasangan yang
`

menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan plesterannya harus


diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut. Untuk setiap
pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar,
harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0.5 cm. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pecembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m. Ketebalan
plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti yang
dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal plestetan adalah
minimal 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat
plesteran. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing untuk seluruh bangunan.
5.3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis dengan bahan/material
akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pakerjaan
peyelesaian dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari
retak, noda dan cacat lain superti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil
pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan
tambah.
`

Pasal 6
Pekerjaan Pasangan Keramik
6.1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


6.1.1. Pekerjaan Urugan Pasir di Bawah Pasangan Lantai.
6.1.2. Pekerjaan Lantai Kerja di Bawah Lantai.
6.1.3. Pekerjaan Keramik Pada Lantai Dan Dinding Km/Wc.
6.1.4. Pekerjaan Keramik Dan Keramik Lainnya Seperti Tercantum Dalam
Gambar Kerja.

6.2. Persyaratan Bahan.


6.2.1. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini.
6.2.2. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
6.2.3. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.
6.2.4. Keramik.
a. Jenis Penutup lantai yang digunakan yaitu Keramik 40 cm x 40 cm
Permukaan : Licin
Warna : Pearl White
Ukuran : 40 cm x 40
cm Kualitas : Kelas 1

Jenis Plint yang digunakan disesuaikan dengan tipe keramik


b. Jenis Penutup Lavatory Non slip untuk km/wc, lazed untuk
dinding km/wc.
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Biru Langit untuk Lantai, Putih untuk Dinding
Ukuran : 20 x 20 cm untuk lantai dan atau seperti yang terterah
pada gambar kerja.
Kualitas : Kelas 1

6.2.5. Contoh Bahan.


Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada
`

Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna),


selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan
yang dikirim ke lapangan.
6.2.6. Keramik.
keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama,
masing-masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.

6.3. Persyaratan Pelaksanaan Keramik.


6.3.1. Pemasangan.
Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
tidak cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
6.3.2. Direndam Sampai Jenuh Air.
Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan merendam sampai jenuh air,
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
6.3.3. Pola Pemasangan.
Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan gambar kerja/shop
drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
6.3.4. Pemotongan.
Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu
dipergunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil
pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang
terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang
serupa dengan sebelum dipotong.
6.3.5. Ketebalan Finish.
Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus
tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan
seperti disyaratkan dalam gambar kerja.
6.3.6. Ubin Keramik Bersih Dari Bercak Noda.
Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak
noda aduk parekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi
dengan air bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan
lain.
6.3.7. Setelah Pemasangan.
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan/ pemberian beban.
`

6.3.8. Kerusakan atau Cacat.


Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontaktor diwajibkan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
6.3.9. Pipa Sparing Dan Atau Jaringan Pipa.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan
pipa sudah harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari
gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal
dibawah pengarahan Konsultan Pengawas.

Pasal 7
Pekerjaan Pengecatan

7.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding.
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton
yang ditampakkan.

7.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding.


Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang
ditampakkan dan langit-langit. Semua permukaan dinding pasangan batu
dan permukaan beton yang tampak/exposed seperti yang tercantum
dalam gambar kerja.
7.1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.
Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam
gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat
finish.
2. Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/unexposed
dicat hanya sampai dengan cat dasar.

7.2. Persyaratan Bahan.


7.2.1. Cat Tembok.
Ekterior : Jenis Cat Weather Shield (Bukan Merk), Atau Setara Jotun.
Interior : Dulux Atau Setara Yang Khusus Untuk Interior.
`

Dimana Warna Ditentukan Oleh


Owner.

7.2.2. Cat Politur.


Memakai melamik bahan dari produk yang cukup baik tingkat
penyerapannya
7.2.3. Plamir.
Bahan dan kualitas utama, produk ex lokal mutu terbaik.
7.2.4. Keaslian Cat.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dan produk tersebut
diatas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
1. Segel kaleng.
2. Test BD.
3. Test laboratorium.
4. Hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes
kemurnian ini harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Direksi/Konsullan Pengawas.
7.2.5. Contoh Pengecatan.
Kontraktor harus menyiapkan contah pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 Pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan
dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).
7.2.6. Cat Cadangan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk
kemudian diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini
akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

7.3. Persyaratan Pelaksanaan.


7.3.1. Tebal Cat.
Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum
sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata,
tidak bertumpuk, tidak bercucuran, atau ada bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan, roller maupun semprotan.
`

7.3.2. Peralatan Pelindung.


Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainnya, yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
7.3.3. Keadaan Cara Pengecatan.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan
dasar beracun atau membahayakan manusia, maka dalam ruangan
tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udaranya
lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup,
Kontraktor harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar
pergantian/aliran udara.
7.3.4. Peralatan.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
7.3.5. Cat Dasar.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
7.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali disyaratkan lain dalam
spesfikasi ini.

7.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk


komponen bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen
tersebut terpasang.
7.3.8. Standard Pengecatan (Mock-Up)
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk setiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini
`

ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang


tersebut telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana,
maka bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekejaan
Pengecatan.
7.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksil Konsultan Pengawas
harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali
bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal
ini ditanggung Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
7.3.10. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.
7.3.11. Pekejaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, Langit-
langit dan Tripleks :
1. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda
lain, bekas- bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah
dicat dan dalam kondisi kering.
2. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.

Pasal 8
Pekerjaan Kusen Aluminium

8.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan kusen aluminium untuk pintu dan jendela.
2. Pekerjaan rangka daun pintu dan daun jendela aluminium.
3. Pekerjaan pintu kaca pada pintu dan yg lainnya sesuai petunuk pada gambar
kerja
4. Pekerjaan kusen, rangka daun pintu dan jendela lengkap lainnya sesuai
tercantum dalam gambar kerja.
8.1.1. Persyaratan Bahan.
`

8.1.2. Kusen dan Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium.


Spesifikasi bahan kusen dan rangka daun jendela.
Jenis : Aluminium extrusion powder coating warna.
Ketebalan : Minimum 1,3 mm.
Produk : YKK.
Tipe : Shop Front lebar 4 Seri 70 E (30 x 70) mm.
Dan lain-lain sesuai gambar kerja/shop drawing Persyaratan untuk
konstruksi kusen :
a. Defleksi maksimum 2 mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan.
b. Ketahanan terhadap beban angin (120 kg/cm2)
c. Ketahanan terhadap udara (minimum 15 m3/jam)
d. Ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.
Untuk bahan pelengkap lainnya :
a. Sekrup terbuat dari Stainless Steel.
b. Weather strip dari neopron rubber gasket.
c. Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat
penggantung dengan alluminium.
d. Angker rangka kusen dati steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan
zinc mimimal 13 mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.
e. Untuk rangka/profil kusen yang berhubungan dengan udara
luar harus diberi bahan kedap air dari jenis polysol sealant.

8.2. Persyaratan Pelaksanaan.


8.2.1. Umum.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar
kerja dan melakukan pengukuran lapangan. Tipe jendela yang terpasang
harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera dalam gambar kerja dengan
memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan
dan lain-lain. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing dan membuat contoh jadi (mock-up) detail hubungan
bagian tertentu yang dimintakan oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk
disetujui dengan petunjuk sebagai berikut :
Gambar : Uraian/Informasi.
Denah : Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel.
Daftar jenis pintu : Merk, kualitas, bentuk, material, finish, tipe,
`

jendela, bovenlicht anti karat, anti yap, glass hardware, dll.


Shop drawing detail : Tipe/jenis ukuran, finish permukaan, glazing
metode, lokasi, metoda instalasi, hardware, dll.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan
persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela.
Semua kusen dan rangka daun harus dikerjakan selain pabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan. Kusen dan rangka daun harus dilindungi
dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, goresan-goresan, pada
permukaan yang tampak selama fabrikasi maupun pemasangan. Apabila
ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidak tepatan pemasangan,
karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
memperbaiki/ membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi
dengan biaya ditanggung Kontraktor tanpa dapat di klaim sebagai
pekerjaan tambah. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan
pekerjaan dinding dan kolom praktis, khususnya pada kusen-kusen yang
langsung diapit oleh kolom praktis. Prinsip pelaksanaan ini perlu
diperhatikan dan dijaga agar angker kusen tetap dapat barfungsi.

8.2.2. Kusen, Rangka Daun Pintu/Jendela Aluminium.


Semua profil aluminium dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan. Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan dan
kelengkungan yang dipersyaratkan. Pemotongan aluminium hendaknya
dikerjakan pada tempat yang aman terlindung dari benda-benda yang dapat
menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama material besi. Hasil
pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan
untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar
adalah 1 mm dan untuk diagonal adalah 2 mm. Profil aluminium harus
dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada permukaan
yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan. Pengelasan
diperkenankan menggunakan Non Activated Gas (Argon) dari arah bagian
dalam agar dalam sambungan tidak tampak oleh mata. Sekrup harus
dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan
`

sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air. Untuk
pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan
kontak dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka
permukaan metal bersangkutan harus diteri lapisan chromium untuk
menghindari kontak korosi.
Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm,
kemudian celah yang terjadi diberi beton ringan (grout). Agar kedap air dan
kedap suara sekeliling tepi profil diberi lapisan sealant, profil yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran diberi lapisan Anti
Corrosive Treatment dengan insulating varnish seperti Asphaltic Varnish.
Setelah pemasangan profil-kusen aluminium dan jendela, maka sekeliling kusen
yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan
Vynil tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
Profil aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan
bersudut 90 derajat Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar,
biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor. Semua sistem dan
mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan
sempurna. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna,
apabila terjadi kemacetan Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki,
biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor. Pada daun pintu
ganda/double door, untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran
udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya dipasang Mohair,
jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan dari Synthetic Resin.
Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh
menimbulkan getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka Profil Rubber
Seal pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan
kedap air antara kaca dan profil aluminium disyaratkan tebal minimum 5
mm. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis Iurus, sejajar garis
profil, bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis
profil.
Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus
dibersihkan dengan Volatile olie". Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi
dengan Corrugated Card Board dengan hati-hati agar terlindung dari
bentutan alat-alat pada waktu pembangunan.
Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung
`

harus digunakan. Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih,
sebelum kering sapu dengan kain yang halus kemudian diberi material
pelindung.

Pasal 9
Pekerjaan Kusen Kayu

9.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan kusen kayu untuk pintu.
2. Pekerjaan rangka daun pintu kayu.

9.2. Persyaratan Pelaksanaan.


9.2.1. Kayu yang digunakan untuk kayu ini adalah kayu klas II.Kayu
pada umumnya harus kering, baik kering alami atau proses
(dry klin). Kadar air maksimal 12% untuk tebal kayu sampai
dengan 7 cm dan 20% untuk tebal kayu di atas 7 cm.
9.2.2. Kayu harus mempunyai 4 (empat) sisi permukaan (balok)
yang rata dan lurus-lurus dalam ukuran-ukuran yang sesuai
dengan persyaratan pada gambar. Kayu harus utuh, tanpa
cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan
sebagainya. Kayu-kayu harus dikerjakan mengikuti pola-pola
seperti yang tertera pada gambar atau yang diisyaratkan atau
atas petunjuk Direksi/Pengawas.

Pasal 10
Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela Alluminium
(Alat Penggantung Dan Kunci)

10.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi :
10.1.1. Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela Aluminium dan Kayu.
Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela Alluminium dan Kayu Seperti
Tercantum Dalam Gambar Kerja.
10.2. Persyaratan Bahan.
Semua alat penggantung dan pengunci (hardware) yang digunakan harus sesuai
`

dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi
perubahan atau penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
secara tertulis dari Pemberi Tugas. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas dan Direksi/Konsultan
Pengawas. Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang lengkap (anak
kunci). Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan
pintu.
10.3. Perlengkapan Pintu Ayun.
1. Engsel (Hinge)
Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon Memenuhi standard
SII 0407 - 80.
Pemakaian : Pintu kayu dan aluminium.
Ukuran : Standard produk (45 x 75 mm).
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Ditentukan kemudian.
2. Kotak Kunci (Lockcase).
Spesifikasi : Sistem anak kunci dua arah.
Pemakaian : Pintu kayu.
Mekanisme : Ayun satu arah (single swing).
Pemakaian : Pintu aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (latch bolt)
Dan mempunyai lidah malam (tolling dead bolt)
Warna : Ditentukan kemudian.
4. Silinder (Cylinder).
Spesifikasi : Pegangan dalam/luar yang dapat diputar dengan tombol
penekan pada pegangan dalam Jika dalam keadaan darurat,
pintu dapat dibuka dan sisi luar dengan emergency pin
Pemakaian : Pintu kamar mandi.
5. Pegangan Pintu Alluminium Jenis PHD 718 / 50 cm dipasang pada pintu
panel
Spesiflkasi : Pegangan dalam yang dapat diputar dengan tombol penekan
pada pegangan dalam, indikator isi/kosong H pada sisi luar
Pemakaian : Pintu km/wc umum.
Spesifikasi : Pegangan dalam/luar dengan handle biasa
`

Pemakaian : Semua pintu kayu dan aluminium.


5. Penahan Pintu (Door Stopper).
Spesifikasi : Bahan galvanized steel dengan panahan karet pada salah
satuujungnya. Panjang total + 9 cm.
Pemakaian : Pintu yang tidak menggunakan door closer.

7. Grendel Tanam .
Pemakaian : Pintu kayu sesuai dengan gambar

10.4. Perlengkapan Jendela Jungkit.


1. Casement.
Mekanisme : Kombinasi dari prinsip engsel dan hak angin, sudut
bukaan hingga 135 derajat
Pemakaian : Jendela Aluminium Jungkit
Spesifikasi : Bahan dari baja difinish dengan Elektor Galvanized
Ukuran : 900 mm.
Kemampuan menahan beban daun jendela untuk :
Maks. Tinggi : 1525 mm, Maks. berat : 14,50 kg.
Agar dapat sesuai dengan jendela, Kontraktor harus
meminta kejelasan tipe ini kepada pabrik pembuat.
2. Slot.
Spesifikasi : Spring knip.
Pemakaian : Semua jendela jungkit.
Warna : Ditentukan kemudian.

10.5. Kehandalan Kerja.


Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.

10.6. Persyaratan Pelaksanaan.


10.6.1. Shop Drawing.
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan dilapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua
data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
`

dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya


untuk setiap pintu dan jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas
sebelum dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan
pintu, jendela dan bovenlicht khususny lockcase, handle dan blackplate
harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam
gambar kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila
hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
10.6.2. Engsel.
Pemasangan :
Engsel atas : + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah : + 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Khusus pintu toilet/peturrasan dan janitor ,adalah + 32 cm (as)
dari permukaan bawah pintu.
10.6.3. Door Stopper.
Pemasangan :
Untuk pintu toilet/peturrasan, dipasang pada dinding dengan
minimum ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu.
Untuk pintu lain dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu
dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu terbuka.

Pasal 11
Pekerjaan Langit-Langit

11.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
11.1.1. Pekerjaan Gypsum Board 4 mm.
Pekerjaan langit-langit untuk seluruh ruang dan atau sesuai gambar kerja.
11.1.2. Perawatan Bahan.
11.1.3. Gypsum Board.
Tebal : 9,00 mm.
Ukuran panel : 120 x 120 cm.
11.1.4. Rangka Langit-Langit.
Konstruksi Metal Furing.
`

Ukuran sesuai dengan gambar kerja.


Bahan harus memenuhi persyaratan bahan dengan kuat tekan.
11.2. Persyaratan Pelaksanaan.
11.2.1. Rangka Langit-langit.
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Bahan
rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond adalah Baja Ringan
Pola rangka penggantung langit langit sesuai dengan gambar rencana dan
diperhatikan benar-benar peilnya. Bagian permukaan rangka langit-
langit yang akan dipasang rangka langit-langit harus rata permukaan,
Penggantung rangka langit-langit adalah klem besi strip dengan
kawat/kabel baja yang diikatkan ke stek penggantung langit-langit
dengan wartelmur. Stek penggantung langit-langit dari besi beton
berdiameter 6 mm, diikatkan ketulangan pelat lantai atau balok beton, telah
dipasang pada saat pengeoxan. Panjang stek dan jarak penggantungan
sesuai dengan gambar kerja.
11.2.2. Langit-langit .
Gypsum Board dengan ketebalan 9 mm yang dipasang yang telah dipilih
dengan baik, bentuk, dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. Plafon Gypsum Board
dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan standard yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus
untuk Gypsum Board, dan pola pemasangan sesuai gambar kerja. Setelah
selesai terpasang, bidang permukaan langit-langit harus lurus, rata
waterpass dan tidak bargelombang, sambungan antar panel saling tegak
lurus. Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m. Penyelesaian
akhir (finishing) adalah dicat. Pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan
Pasal Pekerjaan Cat.
11.2.3. Peralatan-peralatan Yang Terpasang.
Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai
disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang
harus terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti armatur lampu,
grill AC. Titik Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.
`

BAB V
SYARAT SYARAT PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1
Sistem Elektrikal
1.1. Lingkup Pekerjaan.
1.1.1. Umum.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar,
dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan
antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehinggai
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan disetujui Direksi/Pengawas
Lapangan.
1.1.2. Uraian Lingkup Pekerjaan Tenaga & Penerangan.
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
betikut : Pengadaan dan Pemasangan :
1. Pengadaan dan pemasangan MCB BOX.
2. Instalasi pengkabelan.
3. Instalasi penerangan dan kotak kontak.
4. Armature lampu dan lampu-lampu lainnya seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
5. Melakukan testing dan commissioning test.

1.2. Standard/Rujukan.
1.2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
1.2.2. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP)
1.2.3. International Electrotechnical Commission (IEC)
1.2.4. SPLN.
`

1.3. Ketentuan Bahan dan Peralatan.


1.3.1. B o x P a n e l d a n MCB.
1. Box Penel MCB mengunakan tipe 6 modul dari bahan plastik merk
presto atau setara.
2. Komponen Panel berupa MCB, harus dari merk yang sudah
dikenal dan harus mempunyai kualitas yang baik. Merk Komponen
yang direkomendasikan untuk digunakan untuk dalam pekerjaan
instalasi listrik ini adalah : MERLIN GERIN (asli dibuktikan
dengan segel pabrik), HAGER, ABB, LEGRAND, CLIPSAL atau
setara

1.3.2. Kabel Tegangan Rendah.


1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk
tegangan min. 0,6 KV untuk kabel NYM, NYY & NYFGbY dengan
spesifikasi :
a. Conductor : Plain wpper (NYM & NYY), solid or stranded
(NYY), Copper/sector shape (NYFGbY).
b. Insultaion : PVC

c. Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC

d. Sheat : PVC.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYA dan


NYY 2,5 mm.

b. Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.

3. Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC


atau NYA sebagai kawat pentanahan dengan diameter sama dengan
diameter kabel feedernya.
4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya
harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu.

5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

1.3.3. Syarat Khusus (lampu, saklar, kotak kontak, cable ladder/tray, dll).
1. Lampu TLD
`

a. Pada RKB.
b. TebaI plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
c. Ballast (Transformator) untuk lampu TLD harus dari bahan Low Loss
Type.
d. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TLD harus dapat
memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85.
e. Fitting lampu TLD (lamp Holder) type.
f. Finishing untuk lampu TLD harus di Cat Oven/Powder Coating.
2. Syarat Umum.
a. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dan karat,
dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui deh
Perencana/Direksi Pengawas.
b. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan
efisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat sera sedemikian rupa
hingga pekerjaan-pekerjaan seperti panggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
c. Pada semua lighting fixtures harus ditanahkan (grounding).
3. Kotak Kontak dan Saklar.
a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok
bata adalah type pemasangan masuk/inbow (Rush-mounting).
b. Kotak-kontak rating 16 A dan mengikuti standard VDE.
c. Flush-box (inbouw doss) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding
dan push button harus dipakai dan jenis bahan bakely atau metal dari
produk yang sama.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 50 cm dan permukaan lanlai.
Pada ruang-ruang yang basah/lembab harus dan jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dan isolating switch dipasang maksimal
130 cm dan permukaan lantai.
e. Kodak kontak khusus/Industrial type, untuk area tertentu, akan
ditentukan kemudian.
Spesifikasi dan kotak kontak industrial type adalah sebagai barikut :
Type : Surface mounting socket Outlets c/w plug
Material : Polyester-polyamide cover slainless steel screw parts
Protection Index : IP 66
`

Operation temperature : - 600 - + 600C


Vollage operation : 220-240 V atau 380-415 V
Rated Current : 16 A & 63 A.
Pole of Configurations : 2P + E, 3P + E atau 3P + E + N.
4. Konduit.
a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku
(British Standard-BS dan Elecbonical Standardization CENELEC)
untuk pengujian karakteristik bahan antara lain, tahan terhadap
bahaya kebakaran tingan kelenturannya dan lahan terhadap getaran
mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau
kolom beton.
b. Konduit yang dipakai adalah dan jenis PVC High Impact atau metal
conduit, dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali
diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 10 mm, atau
dinyatakan lain pada gambar. Sedangkan untuk FRC (Fina
Recistance Cable) menggunakan G.1.P dengan diameter 2 kali
diameter kabel.
c. Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala
Accessoriesnya dan material/ bahan yang sama dengan konduitnya
seperti; coupling, saddles, inspecbon elbows, reducens, locknuts,
terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya, untuk memudahkan
baik pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan.

1.4. Perawatan Teknis Pemasangan.


1.4.1. Box MCB.
1. Pemasangan Box MCB sebaik mungkin pada dinding bangunan yang
mudah di jangkau dan terlindung.
2. Pemasangan Box MCB tidak lebih dari 150 cm dari permukaan lantai
guna menunjang kemudahan dalam pengoperasian.
3. MCB dipasang harus memperhatikan panel jalur kawat arus netral dan
arde (ground). Serta penempatan jenis arus pada masing-masing sisi
dari tanda/kode yang tertera pada permukaan unit.

1.4.2. Kabel-kabel.
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
`

mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah
beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengidentifikasikan phasanya sasuai dengan WIL 1987 pasal
701. Sedangkan untuk kabel instalasi penerangan (NYM) yang
digunakan harus terdiri dari 4 macam warna sesuai dengan ketentuan
PUIL (R, S, T, Neutra1 dan grounding).
3. Kabel daya yang dipasang pada shaft/dinding bangunan
harus diletakkan diatas tangga kabel (cable leadder) atau cable tray
yang semuanya ditata dan diklem dengan rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus
dilengkap dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih
harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder
dengan timah pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm
minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir
setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm atau
disesuaikan dengan jumlah kabel.
8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench
harus mempergunakan kabel support, minimum setiap jarak 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dan 60 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanized dengan diameter minimum 2 kali panampang kabel.
11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan
pada Cable Ladder.

12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus
dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2 kali
penampang kabel.
`

13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak


harus didalam kotak terminal yang terbuat dan bahan yang sama
dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
14. Setiap pamasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang
lebih 1m disetiap ujungnya.

15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling
menyilang.
16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak
harus didalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambung
barupa las-dop merk Legrand atau 3 m dengan memberi isolasi terlebih
dahulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya.
1.4.3. Lampu Penerangan.
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana
plafond dan arsitek dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond
yang terbuat dari bahan aluminium.
1.4.4. Kotak Kontak dan Saklar.
1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan
masuk dan dipasang pada ketinggian 50 cm dari level lantai, untuk kotak
kontak biasa 150 cm dari level lantai, dan untuk kotak kontak AC dipasang
dengan ketinggian 275 cm dari lantai.
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
type water dicht (bila ada).
1.4.5. KWH Meter.
1. Penempatan KWH meter baik dalam panel-panel utama maupun yang
terpasang dalam sub-sub panel harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
mudah dilihat/dibaca dengan baik.
2. Koordinasi penempatan KWH meter ditentukan kemudian dilapangan
setelah disepakati barsama Arsitek.

1.5. Pengujian.
1.5.1. Umum.
Sebelum semua peralatan utama dan sistem dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
`

dilengkapi dengan sertifikatkat pangujian yang baik dari pabrik yang


bersangkutan dan LMK/PLN sarta instansi lain yang berwenang untuk itu.
Setelah paralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sisbm, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi
dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat Iulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh
Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sandiri.
1.5.2. Peralatan dan Bahan.
Peralatan dan bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Box MCB dan MCB.
Box beserta MCB tersebut harus bersertifikat SNI dilengkapi dengan
sertifikatkat pangujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
LMK/PLN sarta instansi lain yang berwenang untuk itu.
2. Kabel-kabel tegangan rendah.
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat Iulus pengujian harus dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak
melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan
rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan
nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm. Penyalaan baru boleh
diiaksanakan apabila dinyatakan Iulus oleh Direksi Lapangan yang
didasarkan pada hasil pergukuran (data) langsung dari semua instalasi.
3. Lighting Fixtures.
Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian atau pengukuran faktor daya (cos phi). Dalam
hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
4. Motor-Motor Litrik.
a. Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang
sesuai dengan pemakaian dan lokasi dimana motor-motor
tersebut dipasang.
b. Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
c. Pemasangan motor-motor listriik bisa dilaksanakan
setelah penunjukkan hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan- ketentuan PUIL 1987.
`

1.6. Peralatan Maintenance.


Kontraktor diwajibkan menyerahkan peralatan Maintenace (Tools kit) untuk
semua system yang terpasang sesuai dengan produknya masing-masing. Semua
peralatan tersebut harus baru dan asli.

1.7. Produk.
Bahan atau peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara
dengan yang dispesifikasikan ke MK. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Bahan/Peralatan Merk/Pembuat
1. Box MCB, MCB
2. Kabel
3. Conduit High Impact
4. Konduit PVC, AW
5. GIP Med. Class
6. Cable Mark

7. Lampu TL & PL :
a. Fluorescent
b. Starter
c. Lamp Holder
d. Ballast low loss

8. Kotak Kontak
9. Kotak Kontak Industry/Isolating Switch
10. Saklar
11. M e t a l Conduit
12. C a b l e Leadder/Tray
`

BAB VI
SYARAT SYARAT PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini


adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.

Pasal 2
LINGKUP
PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar
bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua
belas) bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini
adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan
/ standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai
berikut :
2.1. Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di
`

luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar


rencana dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta
pembersihan site.

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan


2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap
dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC,
urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja
yang diperlukan.

Pasal 3
TEKNIS UMUM
PELAKSANAAN

3.1. Pengecatan.
3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,
rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-
bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating).
Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan
yang sesuai dengan bahan masing-masing.
`

3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat / bahan-bahan sudah


dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk
bahan aluminium.

3.1.3. Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan/bahan-


bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi, sebagai berikut :
Pipa air bersih : Biru
Pipa drain / waste : Hitam
Gantungan / support : Hitam
Pipa hydrant : Merah
Panah pengarah : Putih

3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor


identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan
mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-
peralatan itu kepada Konsultan Pengawas.

3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran
pada tempat-tempat rendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk
penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat
yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik
dan ketelitian tinggi serta simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada
pipa di tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan
cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release
valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan
terjadinya pengumpulan udara.

3.3. Ukuran ( Dimensi )


Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada
gambar harus ditaati oleh Kontraktor.
`

Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila


terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan
dengan Konsultan Pengawas.
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

Pasal 4
INSTALASI AIR
BERSIH

4.1. P i p a
Pipa dengan diameter 1 s/d. 3, baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW. Pipa ex
WAVIN.

4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3 diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed) Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang
tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa
cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya. Semua
valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus
dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat. Kelas valve yang
digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).

4.4. Bak Kontrol Untuk Water Meter Dan Valve.


Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton
yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.

4.5. Pemasangan Pipa.


4.5.1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
`

diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa.


Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga
tidak kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

4.5.2. Pipa Mendatar.


Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.

4.5.3. Penyambung Pipa.


a. Sambungan Ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan
untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm ( 1 ).
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3
ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep
dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan
lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat
dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak
lurus terhadap pipa.

c. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali
pipa tersebut menembus beton. Sleeves harus mempunyai ukuran
yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar pipa maupun
isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
`

Untuk yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap /


flens / waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber
seal atau caulk.

4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat
setebal 15 cm. dihitung dari atas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton
agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti
keadaan semula.

4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji
dengan tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa
terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau
yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan
pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.

4.5.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run).


Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk
penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan
`

pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air
bersih yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk
untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain.


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor
adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan
tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula.

Pasal 5
INSTALASI AIR KOTOR / AIR
BUANGAN

5.1. Material
5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 1 - 4 baik pipa utama maupun pipa
cabang menggunakan PVC kelas AW. Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC kelas AW. Pipa PVC ex WAVIN.

5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat
dengan cara injection moulding.

b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.


c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau
fiber glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi
sebagai sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa


5.2.1. Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 2 %. Perletakan pipa
harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di
dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
`

Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus

menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y


branch dan sebagainya) jenis long radius.

b. Pipa Di Dalam Tanah.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan
dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa
sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah
pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug
dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai
bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada
tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang
membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton.
Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 2
% dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.

5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.


Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan,
dengan kemiringan 1 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase
kota. untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus
dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.

5.2.3. Penyambungan Pipa.


a. Pipa PVC dengan diameter 3 ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent
cement.
`

c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus


dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
dalam dari pipa yang akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang
dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.


Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan

membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya.

5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah

8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2.


5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke
peralatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-
kekurangannya.
5.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila
hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian
adalah termasuk tenggung jawab Kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik
oleh Konsultan Pengawas.
`

Pasal 6
PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR -
POMPA

6.1. Pompa Air Bersih.

6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum


70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

6.1.2. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.

6.1.3. Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.

6.1.4. Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang
khusus untuk air minum.

6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau


sejenisnya yang khusus untuk air minum.

6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces
terbuat dari tungsteen carbide.

6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain


air.

6.1.8. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

6.1.9. Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada


landasan baja tunggal (base plate).

6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran


air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).

6.1.11. Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan
suara di atas normal ( 50 dB A ).

6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven)


dengan kopling fleksibel.

6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.

6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch.

6.2. Motor Untuk Pompa Air Bersih.

6.2.1. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50
Hz.
`

6.2.3. Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis,


sedangkan untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW
menggunakan starter direct- on-line (DOL).
Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang
diletakan di pemipaan header.

6.2.4. Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.

6.2.5. Motor setidaknya dilindungi dengan :


x Automatic short circuit / over curren protector
x Automatic thermal protection relay
x Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.
`

BAB VII
PENUTUP

7.1. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu
harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam
penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan serta
pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah pekerjaan selesai.
7.2. Kontraktor diharuskan membuat atau mengurus perizinan seperti Asuransi
Jaminan Tenaga Kerja.

7.3. Membuat atau mengurus seluruh perizinan yang dibutuhklan yang terkait
dengan pekerjaan ini.
7.4. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini
dan memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan
kemudian dalam rapat-rapat koordinasi lapangan oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor, Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pemimpin Proyek.
Palu, April 2017

P ejabat P elaks ana K ons ulta n Pe r e nc a na


Teknis K egiat an C V . M E KA NI KA
(P P TK ) E NGI NE E RI NG CONSUL TA NT

M A HR UDDI N,S.TP .,M .Si SUNA R DI , ST


NI P. 19710216 200604 1 013 Dir e kt ur

M e nge ta hui ,
K ua s a Pe ngguna A ngga r a n
Dinas Tanaman P angan dan Hor t ikult ur a Daer ah
P r ovins i Sulawes i Tengah

I r . SAL E H GUNA WA N B UDJA NG, M T


NI P. 19631015 199303 1 008

Anda mungkin juga menyukai