Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

1. Asupan
Penyembuhan luka bergantung pada menu bergizi seimbang yang perbandingannya
adalah 55% untuk karbohidrat, 15% protein, 25% lemak, dan 10% vitamin. Dalam
praktek sehari-hari perbandingan tersebut dapat diperoleh jika makan dilakukan dengan
frekuensi tiga kali sehari dengan jumlah cukup dan tidak berlebihan. [1] Protein tersebut
dibagi menjadi 2, yaitu hewani dan nabati. Dalam kandungannya protein hewani lah yang
lebih bagus karena memiliki asam amino yang lebih tinggi. Kegunaan protein sendiri
yaitu meregenerasi sel yang telah rusak.
2. Kebersihan dan kebiasaan diri
a. Pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat
menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga
payudara tidak tertekan dan kering.
Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah
sekitarnya akibat lochea. Pakaian dalam yang baik adalah yang berbahan katun,
karena nantinya dapat enyerap keringat yang berlebih.
Penggantian pakaian dalam pun 2x sehari yaitu pada saat mandi.
b. Vulva Hygiene
Tindakan untuk membersihkan luka pada daerah vagina wanita. Dengan melakukan
SOP Vulva Hygiene.
Pembersihan bagian daerah vagina ini tidak hanya dilakukan pada saat mandi, namun
juga ketika selesai Buang Air Kecil dan Buang Air Besar.
c. Pembalut
Penggantian pembalut diganti 3-4 jam sekali. Dengan bahan pembalut yang tidak
mengunakan klorin, karena klorin mengandung zat-zat beracun.
d. Penggunaan air
Dalam penyembuhan luka lihat dulu air yang digunakan serta dampak yang
ditimbulkan. Penggunaan air dingin/biasa dimaksudkan untuk luka-luka yang
bertujuan untuk mempersempit pembuluh darah. Sedangkan penggunaan air hangat
dimaksudkan untuk memperlebar pembuluh darah seperti : memar. Dalam kasus ibu
ini, dianjurkan untuk menggunakan air biasa.
3. Kondisi tubuh
Kondisi ibu baik secara fisik maupun mental (stress) dapat menyebabkan lama
penyembuhan. Jika kondisi ibu sehat, maka ibu dapat merawat diri dengan baik.[2]

[1] repository.unand.ac.id [hlm. 4] Sumatera Barat: Universitas Andalas; 2007 [dikutip 29


Oktober 2017]. Dari :
http://repository.unand.ac.id/24/1/MENU_BERAGAM_BERGIZI_DAN_BERIMBANGc
.pdf

[2] simtakp.uui.ac.id [hlm. 13] Banda Aceh: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan UBudiyah;
2013 [dikutip 29 Oktober 2017]. Dari : http://simtakp.uui.ac.id/dockti/ELIDA_FITRI-
skrispi_elida_fitri.pdf
SEL
Merupakan unit dasar struktur dan fungsi tubuh. Fungsi organ dan sistem tubuh
ditentukan oleh fungsi sel penyusunnya. Variasi bentuk dan ukuran sel menggambarkan
variasi dari fungsi sel tubuh yang berbeda.
1. Mitokondria, berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel
Jumlah mitokondria dalam satu sel mencapai ratusan hingga ribuan
Tempat dihasilkannya energi bagi sel
Memiliki DNA sendiri
Lapisan dalam mitocondria disebut crista
2. Retikulum Endoplasma Kasar
a.Banyak ditemukan pada sel yang mensintesa protein spt pada kelenjar eksokrin dan
endokrin.
b. Tempat sintesa glikoprotein dan phospolipid untuk keperluan organel sel,
pembentukan membran plasma atau disekresikan secara eksositosis.
3. Lisosom, Organel yang mengandung enzim hidrolase dan asam phospat.
Fungsi Lisosom :
a. Endositosis, yaitu pemasukan makromolekul dari luar ke dalam sel
b. Autofagi, yaitu pembuangan bagian sel yang sudah tidak diperlukan lagi oleh
tubuh.
c. Fagositosis, yaitu proses pemasukan partikel dengan ukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
4. Vakuola
Terdiri 2 macam :
a. Vakuola kontraktil : berperan dalam osmoregulator yaitu osmotik dan ekresi
b. Vakuola non-kontraktil : berperan dalam penyimpanan cadangan makanan, dan
lain-lain.
5. Nukleus, merupakan inti dari sel
a. mengandung DNA yang mengatur fungsi dan aktivitas sel.
b. Replikasi dan Traskripsi DNA
6. Nukleolus, disusun atas benang-benang kromatin
Nukleolus berperan dalam pembentukan organel di sel, contohnya : ribosom, dan lain-
lain. [1]
[1] kroosita2.staff.ipb.ac.id [hlm. 2] Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2015 [dikutip 30
Oktober 2017]. Dari : http://kroosita2.staff.ipb.ac.id/files/2015/02/FISIOLOGI-SEL-
new.pdf

Anda mungkin juga menyukai