Anda di halaman 1dari 130

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI

TIARA OKTALIA
1310112159

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT REPORT LAG

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi

TIARA OKTALIA
1310112159

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2017
PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber yang dikutip
maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Tiara Oktalia
NIM. : 1310112159
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan
pernyataan saya ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, 12 Juni 2017


Yang Menyatakan

Tiara Oktalia
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta,


saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tiara Oktalia


NIM. : 1310112159
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi S1
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Hak Bebas Royalti Non
Ekslusif (Non Exclusive Royalty Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 12 Juni 2017

Yang Menyatakan,

Tiara Oktalia

iii
PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT


LAG

Dipersiapkan dan disusun oleh:

TIARA OKTALIA
1310112159

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Jaya Kirana, S.E., M.S.Ak. Anita Nopiyanti, S.E., M.M.

Jakarta, 12 Juni 2017

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi S1

Danang Mintoyuwono, S.E., M.Ak.

iv
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag

Oleh

Tiara Oktalia

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan pengaruh dari Umur Perusahaan
(diukur dengan tahun perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia), Solvabilitas
(diukur dengan Debt to Asset Ratio), Reputasi KAP (diukur dengan metode
dummy KAP Big Four dan KAP Non Big Four), dan Pergantian Auditor (diukur
dengan metode dummy ada pergantian auditor dan tidak ada pergantian auditor)
terhadap Audit Report Lag secara parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2014-2016. Teknik penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Sampel yag masuk kriteria sebanyak 30 perusahaan. Total sampel yang diperoleh
dalam penelitian ini berjumlah 90 sampel dengan data outlier sebanyak 3 sampel
sehingga jumlah sampel menjadi 87 sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program SPSS 21 dan
tingkat signifikansi 5%. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa Solvabilitas
berpengaruh signifikan positif terhadap Audit Report Lag, Umur Perusahaan
berpengaruh signifikan negatif terhadap Audit Report Lag, sedangkan Reputasi
KAP dan Pergantian Auditor tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

Kata kunci : Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, Pergantian Auditor,


dan Audit Report Lag.

v
Factors Affecting Audit Report Lag

By

Tiara Oktalia

Abstract

The purpose of this study is to prove the influence of the Company's Age
(measured by the company's listing in the Indonesia Stock Exchange), Solvency
(measured by Debt to Asset Ratio), KAP Reputation (measured by Big Four KAP
dummy method and KAP Non Big Four), and Substitution of Auditor (measured
by dummy method no change of auditor and no change of auditor) to Lag Report
Audit partially. The population in this study is a mining company listed on the
Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2014-2016. The technique of determining the
sample using purposive sampling method. Samples entering criteria are 30
companies. Total samples obtained in this study amounted to 90 samples with data
outliers of 3 samples so that the number of samples to 87 samples. Hypothesis
testing in this study used multiple linear regression analysis with SPSS 21
program and 5% significance level. The results of the test show that Solvency has
a significant positive effect on Audit Report Lag, Corporate Age has a significant
negative impact on Audit Report Lag, while Reputation of KAP and Auditor
Substitution has no effect on Audit Report Lag.

Keywords: Company Age, Solvency, KAP Reputation, Auditor Substitution, and


Audit Report Lag.

vi
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad
SAW atas segala karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil
berjalan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Report Lag. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak
Dr. Prasetyo Hadi, S.E., M.M., CFMP. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Danang Mintoyuwono, S.E., M.Ak. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi, Ibu Dwi Jaya Kirana, S.E., M.S.Ak. selaku Dosen Pembimbing, Ibu
Anita Nopiyanti, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing, dan Ibu Dra. Alfida Aziz,
M.M. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan saran
yang sangat bermanfaat.
Di samping itu, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Sudarman dan Mama Tuti selaku kedua orang tua tercinta, Vicky, Alfath selaku
adik-adik tercinta, Papih Rizal, Bunda Uli, Prilly, Raja, Prillvers, Tiaralova selaku
keluarga kedua tersayang serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman yang sangat
berarti dalam penulisan skripsi ini yaitu Dias, Ameliya, Steffina, Anggi, Rafif,
Ajeng, Iola, Roby, SL, GS, KGfams, Cimemeri, Selly, Ambar, Rere, Dyah, Maya,
Cut, Cindy, Siti, Uyun, Puput, Unet, Eca, Lija, Atin, Iin, Ulfah, Miftah, Feny,
Fetty, Laila, Mifta, Laily, Galuh, Nisa, Niput, Nisa, Umi, Ririn, Rusma, Afril,
Aristya, Iis dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya ucapkan satu persatu
tanpa mengurangi rasa hormat yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Jakarta, 12 Juni 2017


Tiara Oktalia

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................... iii
PENGESAHAN............................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vi
PRAKATA....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
I.1 Latar Belakang............................................................................... 1
I.2 Perumusan Masalah....................................................................... 7
I.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 7
I.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 9


II.1 Hasil Penelitian Terdahulu............................................................. 9
II.2 Landasan Teori............................................................................... 17
II.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory).................................................. 17
II.2.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)................................................... 18
II.2.3 Laporan Keuangan......................................................................... 19
II.2.3.1 Definisi Laporan Keuangan........................................................... 20
II.2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan............................................................. 20
II.2.3.3 Karakteristik Laporan Keuangan................................................... 20
II.2.3.4 Kendala Informasi yang Relevan dan Andal................................. 22
II.2.3.5 Manfaat Laporan Keuangan........................................................... 22
II.2.3.6 Komponen Laporan Keuangan...................................................... 23
II.2.4 Auditing......................................................................................... 24
II.2.4.1 Pengertian Auditing....................................................................... 24
II.2.4.2 Tujuan Audit.................................................................................. 24
II.2.4.3 Standar Auditing............................................................................ 25
II.2.4.4 Jenis-Jenis Audit............................................................................ 27
II.2.4.5 Jenis-Jenis Auditor......................................................................... 28
II.2.5 Audit Report Lag........................................................................... 30
II.2.5.1 Pengertian Audit Report Lag......................................................... 30
II.3 Kerangka Pemikiran...................................................................... 38
II.4 Pengembangan Hipotesis............................................................... 40
II.4.1 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Report Lag.............. 40
II.4.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag........................ 41
II.4.3 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag.................... 41
II.4.4 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Audit Report Lag............ 42
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 45
III.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............................. 45
III.1.1 Definisi Operasional Variabel........................................................ 45
III.1.2 Pengukuran Variabel...................................................................... 45
III.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel........................................ 46
III.2.1 Populasi.......................................................................................... 46
III.2.2 Sampel........................................................................................... 47
III.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 48
III.3.1 Jenis Data....................................................................................... 48
III.3.2 Sumber Data.................................................................................. 48
III.3.3 Pengumpulan Data......................................................................... 48
III.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis......................................... 49
III.4.1 Teknik Analisis Data...................................................................... 49
III.4.1.1 Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 50
III.4.1.2 Statistik Deskriptif......................................................................... 52
III.4.2 Uji Hipotesis.................................................................................. 52
III.4.2.1 Uji Determinasi (Adjusted R2)...................................................... 52
III.4.2.2 Uji t (Uji Signifikan Parameter Individual)................................... 53
III.4.3 Analisis Regresi Berganda............................................................. 54
III.5 Kerangka Model Penelitian........................................................... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 56


IV.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 56
IV.1.1 Deskripsi Objek Penelitian............................................................ 56
IV.1.2 Deskripsi Data Penelitian............................................................... 58
IV.1.2.1 Variabel Audit Report Lag............................................................. 58
IV.1.2.2 Variabel Umur Perusahaan............................................................. 59
IV.1.2.3 Variabel Solvabilitas...................................................................... 60
IV.1.2.4 Variabel Reputasi KAP.................................................................. 61
IV.1.2.5 Variabel Pergantian Auditor........................................................... 62
IV.1.3 Analisis Statistik Deskriptif........................................................... 63
IV.1.4 Analisis Uji Asumsi Klasik............................................................ 67
IV.1.4.1 Uji Normalitas................................................................................ 67
IV.1.4.2 Uji Multikolonieritas...................................................................... 70
IV.1.4.3 Uji Autokorelasi............................................................................. 70
IV.1.4.4 Uji Heteroskedastisitas.................................................................. 71
IV.1.5 Uji Hipotesis.................................................................................. 72
IV.1.5.1 Uji Determinasi (R2)...................................................................... 72
IV.1.5.2 Uji Parsial (Uji t)............................................................................ 73
IV.1.6 Model Regresi Berganda................................................................ 74
IV.2 Pembahasan................................................................................... 75
IV.2.1 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Report Lag.............. 76
IV.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag....................... 77
IV.2.3 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag................... 78
IV.2.4 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Audit Report Lag............ 79

ix
IV.3 Keterbatasan................................................................................... 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 81
V.1 Simpulan........................................................................................ 81
V.2 Saran.............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 84
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Perusahaan Tercatat Hingga Tanggal 31 Maret 2015 Belum


Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan Yang Berakhir Per 31
Desember 2014................................................................................... 3
Tabel 2. Debt to Asset Ratio Perusahaan PT BUMI......................................... 4
Tabel 3. Matriks Penelitian Terdahulu Penelitian terkait dengan Audit
Report Lag.......................................................................................... 15
Tabel 4. Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria................................................. 56
Tabel 5. Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian................. 57
Tabel 6. Audit Report Lag................................................................................ 58
Tabel 7. Umur Perusahaan................................................................................ 59
Tabel 8. Solvabilitas......................................................................................... 60
Tabel 9. Reputasi KAP..................................................................................... 61
Tabel 10. Pergantian Auditor.............................................................................. 62
Tabel 11. Hasil Statistik Deskriptif..................................................................... 64
Tabel 12. Frekuensi Reputasi KAP..................................................................... 66
Tabel 13. Frekuensi Pergantian Auditor.............................................................. 67
Tabel 14. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov.......................................................... 69
Tabel 15. Hasil Uji Multikolonieritas.................................................................. 70
Tabel 16. Hasil Uji Autokorelasi......................................................................... 70
Tabel 17. Hasil Uji Glejser.................................................................................. 71
Tabel 18. Hasil Uji Determinasi.......................................................................... 72
Tabel 19. Hasil Uji Parsial (Uji t)........................................................................ 73
Tabel 20. Hasil Model Regresi Berganda............................................................ 74

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran...................................................................... 38


Gambar 2. Kerangka Model Penelitian........................................................... 55
Gambar 3. Hasil Pengujian Normalitas dengan Histogram............................. 68
Gambar 4. Hasil Pengujian Normalitas Probability Plot................................. 69
Gambar 5. Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas................................. 71

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Obyek Penelitian


Lampiran 2 Audit Report Lag
Lampiran 3 Umur Perusahaan
Lampiran 4 Solvabilitas
Lampiran 5 Reputasi KAP
Lampiran 6 Pergantian Auditor
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data SPSS 21
Lampiran 8 Tabel Uji t
Lampiran 9 Data Outlier
Lampiran 10 Surat Riset I
Lampiran 11 Surat Riset II

xii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
berperan penting dalam menyajikan informasi guna pengambilan keputusan.
Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan seperti
manajemen, pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lainnya. Menurut Ikatan
Indonesia (IAI, 2015), laporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomik. Laporan keuangan merupakan media yang
digunakan manajemen (intern perusahaan) dalam berkomunikasi dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menekankan
bahwa informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu dapat dipahami, relevan,
keandalan, dan dapat diperbandingkan agar berguna dalam pemakaiannya.
Salah satu indikator utama untuk dapat menghasilkan laporan keuangan
yang memberikan informasi yang relevan adalah ketepatan waktu yaitu tersedia
saat pemakai laporan keuangan membutuhkannya untuk pengambilan keputusan.
Apabila terdapat penundaan dalam penyajian laporan keuangan maka informasi
yang dihasilkan laporan keuangan akan kehilangan relevansinya bagi pengguna
informasi keuangan terutama investor dalam membuat keputusan investasi.
Sesuai dengan regulasi yang diatur di Indonesia, penyampaian laporan
keuangan berkala secara tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan lampiran Surat Keputusan
Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik, menyatakan bahwa laporan
keuangan tahunan disampaikan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan dan
diumumkan kepada publlik paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan. Pada tanggal 1 Agustus 2012, Bapepam-LK

1
2

mengadakan penyempurnaan dengan dikeluarkan lampiran Surat Keputusan


Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa bagi
setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib
menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan
selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Peraturan ini
mulai berlaku pada awal tahun 2013. Apabila perusahaan tidak memenuhi
peraturan tersebut maka akan dikenakan sanksi administratif. Sesuai Peraturan
Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal Bab XII pasal 63 huruf e bahwa bagi setiap perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dikenakan sanksi denda Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian
laporan keuangan dengan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Bursa Efek Indonesia melaporkan ada 52 emiten yang belum
menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan
tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten. P.H (Pers dan Historiografi)
Kadiv Penilaian Perusahaan Group I BEI, total perusahaan tercatat termasuk KIK
(Kredit Investasi Kolektif) sebanyak 563. Sebanyak 547 perusahaan tercatat
saham dan obligasi, KIK EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Bragun Aset)
sebanyak enam, ETF (Exchange Traded Fund) sebanyak delapan, DIRE KIK
(Dana Investasi Real Estate, Kredit Investasi Kolektif) sebanyak satu, dan Ditjen
Pengelolaan Utang Negara (DJPPR) sebanyak satu,Adapun yang telah
menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu sebanyak 503, terdiri dari
perusahaan tercatat dan obligasi sebanyak 488 emiten, KIK EBA (Kontrak
Investasi Kolektif Efek Bragun Aset) enam, ETF (Exchange Traded Fund)
delapan, dan DIRE KIK (Dana Investasi Real Estate, Kredit Investasi Kolektif)
satu," ada tujuh emiten yang belum wajib menyampaikan laporan keuangan,
karena tujuh perusahaan tercatat tersebut adalah perusahaan tercatat yang berbeda
tahun buku yaitu pada Maret, Mei, dan Juni,. Ada satu emiten tidak wajib
menyampaikan laporan keuangan, karena merupakan DJPPR(www.neraca.co.id).
3

Tabel 1. Daftar Perusahaan Tercatat Hingga Tanggal 31 Maret 2015 Belum


Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan Yang Berakhir
Per 31 Desember 2014.
No. Kode Nama Perusahaan Tercatat
1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
2 APEX PT Apexindo Pratama Tbk.*
3 BIPI PT Benakat Integra Tbk.
4 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk.
5 BORN PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk.
6 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk.
7 BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk.
8 BTEL PT Bakrie Telecom Tbk.
9 BULL PT Buana Listya Tama Tbk.
10 BUMI PT Bumi Resources Tbk.
11 ELTY PT Bakrieland Development Tbk.
12 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk.*
13 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk.*
14 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk.
15 ISSP PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.*
16 MAGP PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk.
17 SIPD PT Sierad Produce Tbk.*
18 VOKS PT Voksel Electric Tbk.
19 ALTO PT Tri Banyan Tirta Tbk.
20 APOL PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
21 BRNA PT Berlina Tbk.*
22 CMNP PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.*
23 CPGT PT Cipaganti Citra Graha Tbk.
24 HOTL PT Saraswati Griya LestariTbk.
25 INVS PT Inovisi Infracom Tbk.*
26 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk.*
27 MDRN PT Modern Internasional Tbk.
28 MTFN PT Capitaline Investment Tbk.*
29 SAFE PT Steady Safe Tbk.
30 SUGI PT Sugih Energy Tbk.
31 TIRA PT Tira Austenite Tbk.
32 TKGA PT Permata Prima Sakti Tbk.
33 TRUB PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.
34 ADES PT Akasha Wira International Tbk.
35 AGII PT Aneka Gas Industri**
36 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk.
37 ARTI PT Ratu Prabu Energi Tbk.
38 BBMI PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk.**
39 BMLK PT Bank Pembangunan Daerah Maluku**
40 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk.
41 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk.*
42 GMCW PT Grahamas Citrawisata Tbk.
43 HITS PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.*
44 LAPD PT Leyand International Tbk.
45 LCGP PT Eureka Prima Jakarta Tbk.
46 LMAS PT Limas Indonesia Makmur Tbk.
47 LRNA PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.
48 MYRX PT Hanson International Tbk.*
49 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk.
4

No. Kode Nama Perusahaan Tercatat


50 SCPI PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.
51 SIAP PT Sekawan Intipratama Tbk.
52 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk.
Sumber: www.idx.co.id

Tabel 2. Debt to Asset Ratio Perusahaan PT BUMI


Debt to
No Kode Listing Tahun Total Utang Total Aset Asset
Ratio
1 BUMI PT Bumi Resources 2014 80,253,443,432,098.70 89,303,336,740,740.70 0.89866
Tbk.
Sumber: www.idx.co.id

Salah satu emiten yang telat menyampaikan laporan keuangan adalah PT


Bumi Resources Tbk (BUMI) terjadi audit report lag terhitung dari laporan
auditor independen pada tanggal 26 Juni 2015 maka PT Bumi Resources Tbk
(BUMI) telat menyampaikan laporan keuangannya selama 177 hari, perusahaan
tambang batubara milik Group Bakrie itu menyatakan belum bisa mengeluarkan
laporan keuangan tahunan 2014 karena perseroan masih bermasalah dengan
perhitungan hutangnya. Dapat dilihat dalam perhitungan debt to asset ratio
menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan 89% dibiayai dengan hutang untuk
tahun 2014, proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan
meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari
auditor terhadap laporan keuangan yang diaudit sehingga akan mempengaruhi
lamanya audit report lag.
Fenomena yang terjadi pada PT BUMI Resources Tbk (BUMI) ini
mempengaruhi terlambatnya proses audit dalam menyampaikan laporan keuangan
perusahaan, hal tersebut sebaiknya tidak terjadi, karena seharusnya perusahaan
harus memiliki pengendalian internal untuk mengendalikan aktivitas perusahaan
agar dapat mempermudah dalam proses auditnya, sehingga perusahaan dapat
menaati peraturan yang berlaku bahwa perusahaan-perusahaan yang sudah go-
public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai
laporan akuntan dengan pendapat yang sesuai dengan Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 atau sama dengan
90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Sesuai PSAK tahun 2015 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan paragraf 43 bahwa jika terdapat penundaan yang tidak
5

semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan


relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara
pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan
informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan
informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui,
informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi
pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan
keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang
menentukan.
Manajemen sering mengalami kendala ketika harus menyajikan laporan
keuangan secara tepat waktu, salah satunya laporan keuangan harus diaudit
terlebih dahulu oleh akuntan publik sebelum disampaikan ke publik. Tujuan audit
adalah untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan
yang didasarkan pada standar pelaporan yang berterima umum. Hal ini terlihat
dari Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang telah ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada standar ketiga bahwa audit harus
dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat
pembuktian yang cukup memadai. Pengumpulan bukti sebagai dasar audit akan
berdampak pada lamanya penyelesaian laporan audit serta kualitas audit. Apabila
semakin sesuai dengan standar audit maka pelaksanaan audit membutuhkan waktu
semakin lebih lama.
Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan
tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diselesaikan laporan keuangan
auditan disebut dengan audit report lag atau ARL (Tambunan, 2014). Publikasi
laporan keuangan auditan sangatlah penting sebagai informasi yang bermanfaat
bagi para pihak yang berkepentingan. Pengaruh audit report lag mendukung
manfaat dari informasi laporan keuangan auditan, sehingga yang menjadi objek
signifikan untuk penelitian lebih jauh adalah faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap audit report lag.
Dalam perkembangannya, beberapa penelitian diantaranya Lianto &
Kusuma (2010), Kartika (2011), Modugu, dkk (2012), Dibia & Onwuchekwa
6

(2013), Rustiarini & Sugiarti (2013), Tiono & Chrisitiawan (2013), Permatasari
(2014), Puspatama (2014), Ariyani & Budiartha (2014) Togasima dan Christiawan
(2014), Tambunan (2014), dan Widhiasari & Budhiartha (2016) telah melakukan
penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag.
Namun terdapat ketidakkonsistenan hasil yang telah dilakukan peneliti terdahulu.
Umur Perusahaan merupakan kemampuan perusahaan menjalankan
operasinya sejak berdiri hingga saat ini (Widhiasari & Budhiartha, 2016). Menurut
Indra & Arisudhana (2012) semakin lama umur suatu perusahaan, maka semakin
pendek audit report lag perusahaan tersebut. Umur perusahaan juga
mempengaruhi Audit Report Lag dari hasil penelitian yang diteliti oleh Widhiasari
& Budhiartha (2016), Puspatama (2014) menyatakan bahwa Umur Perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang telah lama berdiri dinilai lebih mampu dan
telah berpengalaman dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan
informasi yang dibutuhkan dalam proses audit.
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar semua
hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang) dari harta
perusahaan tersebut (Togasima & Christiawan, 2014). Menurut Carslaw dan
Kaplan (1991) dalam Puspatama (2014) mengungkapkan bahwa proporsi hutang
yang besar terhadap total aktiva akan meningkatkan kehati-hatian auditor dalam
proses auditnya, sehingga perusahaan dengan tingkat solvabilitas tonggi memiliki
audit report lag yang cenderung lebih panjang.
Menurut Utami (2006) jumlah staf dalam jumlah besar memungkinkan KAP
mengatur jadwal audit yang lebih fleksibel sehingga untuk menyelesaikan audit
tepat waktu (dalam Tiono & Christiawan, 2013). Selain jumlah staf yang besar,
KAP Big Four juga memiliki staf yang lebih kompeten karena diadakannya
pelatihan rutin bagi seluruh staf auditor di KAP Big Four yang akan mempercepat
waktu dalam proses audit (Darwin, 2012). Hasil penelitian yang menunjukkan
adanya pengaruh reputasi KAP terhadap audit report lag diantaranya Togasima &
Christiawan (2014) yang menunjukkan reputasi KAP berpengaruh negatif
terhadap audit report lag, namun penelitian Ariyani & Budiartha (2014)
menunjukkan reputasi KAP berpengaruh positif terhadap audit report lag, dan
7

hasil penelitian Tiono & Christiawan (2013) adalah reputasi KAP tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Rustiarini & Sugiarti (2013) bahwa
pergantian auditor berpengaruh secara positif pada audit report lag, namun
penelitian Tambunan (2014) menunjukkan pergantian auditor tidak berpengaruh
terhadap audit report lag. Perusahaan yang mengalami pergantian auditor akan
mengangkat auditor yang baru, dimana butuh waktu yang cukup lama bagi auditor
yang baru dalam mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada
didalamnya.
Berdasarkan gap research diatas yang dijelaskan diatas maka masih adanya
ketidakkonsistenan dari hasil peneliti terdahulu hal ini membuktikan masih
perlunya penelitian selanjutnya dengan variabel yang sama dan periode sampel
yang berbeda serta perusahaan yang berbeda untuk membuktikan apakah hasil
peneliti berbeda atau tidak dengan hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Report Lag.

I.2 Perumusan Masalah


Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan
penelitian yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag?
b. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag?
c. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap audit report lag?
d. Apakah pergantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag?

I.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk membuktikan secara empiris apakah umur perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag.
b. Untuk membuktikan secara empiris apakah solvabilitas berpengaruh
signifikan terhadap Audit Report Lag.
c. Untuk membuktikan secara empiris apakah reputasi KAP berpengaruh
signifikan terhadap Audit Report Lag.
d. Untuk membuktikan secara empiris apakah pergantian auditor
berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag.
8

I.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan
referensi dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi Audit Report Lag.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam penyampaian laporan
keuangan tepat waktu.
2) Bagi Investor
Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan acuan tentang
pentingnya ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan,
sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi investor dalam
berinvestasi. Investor disini adalah investor skala besar yaitu investor
yang menanamkan investasi yang besar dalam perusahaan yang besar.
3) Bagi Bursa
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk lebih
memperketat bagi perusahaan dalam pelaporkan laporan keuangannya
tepat waktu kepada OJK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Hasil Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian sebelumnya mengenai audit report lag yang dikutip
berdasarkan permasalahan penelitian ini, antara lain:
a. Lianto & Kusuma (2010)
Melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Report Lag. Penelitian ini dilakukan di Indonesia.
Variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag. Sedangkan
variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan jenis industri.
Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sampelnya adalah perusahaan consumer goods industry dan
perusahaan multifinance yang terdaftar di BEI periode 2004-2008 yang
berjumlah 170 perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan
bahwa profitabilitas, solvabilitas dan umur perusahaan berpengaruh
signifikan positif terhadap audit report lag, sedangkan variabel ukuran
perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan consumer goods
industry dan perusahaan multifinance.
b. Kartika (2011)
Melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan
adalah audit report lag. Sedangkan variabel independen dalam penelitian
ini adalah ukuran perusahaan, operasi kerugian dan keuntungan,
profitabilitas, solvabilitas, opini auditor dan reputasi auditor. Pemilihan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Sampelnya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006-2009 yang berjumlah 256 perusahaan.

9
10

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan


berpengaruh signifikan negatif terhadap audit report lag dan solvabilitas
berpengaruh signifikan positif terhadap audit report lag, sedangkan
variabel profitabilitas, opini auditor, reputasi auditor dan operasi kerugian
dan keuntungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit
report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya
menggunakan data sekunder, data-data primer yang tidak dipublikasikan
seperti luas audit yang dilakukan, tingkat pengendalian internal klien,
kompleksitas EDP dan risiko audit tidak dimasukan dalam penelitian ini.
c. Tiono & Christiawan (2012)
Melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan di
Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag.
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
opini audit, jenis industri, ukuran perusahaan dan reputasi KAP.
Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sampelnya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011 pada semua sektor.
Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa jenis industri
berpengaruh negative terhadap audit report lag. Sedangkan opini audit,
profitabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi KAP tidak berpengaruh
terhadap audit report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak
lengkapnya data yang diperoleh maka mempersempit ruang lingkup
penelitian.
d. Modugu, dkk (2012)
Melakukan penelitian dengan judul Determinants Of Audit Delay In
Nigerian Companies: Empirical Evidence. Penelitian ini dilakukan di
Nigeria. Variabel independen dalam penelitian ini adalah size of the
company, debt to asset ratio, profitability, subsidiaries of multinational
companies, audit firm size, audit fees, dan industry type. Pemilihan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Sampelnya adalah sebanyak 20 perusahaan dan periode penelitian selama
3 tahun mulai 2009-2011. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan
bahwa size of the company, subsidiaries of multinational companies, dan
11

audit fees berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, sedangkan


variabel debt to asset ratio, profitability, audit firm size, dan industry
type tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag.
e. Dibia & Onwuchekwa (2013)
Melakukan penelitian ini dengan judul An Examination Of The Audit
Report Lag Of Companies Quoted In The Nigeria Stock Exchange.
Penelitian ini dilakukan di Nigeria. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memberikan fokus terhadap audit perusahaan, regulator dan
investor serta laporan lag secara langsung dalam menentukan kegunaan
dari pengambilan keputusan. Variabel dependen yang digunakan adalah
audit report lag. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini
adalah umur perusahaan, ukuran perusahaan, kualitas audit dan
pertukaran auditor. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 60 perusahaan di industri dalam periode tahun 2008-2011.
Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa usia sebuah
perusahaan memiliki dampak signifikan pada audit report lag di Nigeria.
Sedangkan ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan
pada audit report lag di perusahaan Nigeria. Keterbatasan dalam
penelitian ini sebaiknya audit report lag harus meningkatkan ukuran
sampel dan juga jumlah tahun di bawah penyelidikan. Dan Para pembuat
kebijakan harus melihat ke dalam audit report lag perusahaan yang
dikutip di Nigeria dan merumuskan kebijakan untuk menegakkan
kepatuhan. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan kepercayaan
investor dan juga membimbing mereka dalam keputusan tepat waktu
diambil baik untuk berinvestasi atau tidak berinvestasi.
f. Rustiarini & Sugiarti (2013)
Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Karakteristik Auditor,
Opini Audit, Audit Tenure, dan Pergantian Auditor Pada Audit Report
Lag. Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Variabel dependen yang
digunakan adalah audit report lag. Sedangkan variabel independen dalam
penelitian ini adalah karakteristik auditor, opini audit, audit tenure, dan
pergantian auditor. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian
12

ini adalah purposive sampling. Sampelnya adalah semua perusahaan


manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2011. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa spesialisasi
auditor yang berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Sedangkan
pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit report lag.
Sementara itu reputasi auditor, opini audit, dan lamanya waktu
penugasan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Keterbatasan
dalam penelitian ini adalah industri manufaktur saja dan penelitian ini
hanya menggunakan data yang dipublikasikan pada laporan tahunan.
g. Puspatama (2014)
Melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012. Penelitian ini dilakukan di
Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag.
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, jenis industri, dan
opini audit. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Sampelnya adalah seluruh perusahaan
manufaktur dan perusahaan multifinance yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2011-2012. Berdasarkan hasil penelitian ini
menyatakan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan yang memiliki
pengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan solvabilitas, umur
perusahaan, jenis industri, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap
audit report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pendeknya
periode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua tahun dan
rendahnya nilai adjust R2.

h. Togasima dan Christiawan (2014)


Melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012. Penelitian ini dilakukan di
Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag.
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas,
13

opini audit, jenis industri, ukuran perusahaan, reputasi KAP, solvabilitas,


company ownership dan umur perusahaan. Pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampelnya
adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2012. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa opini audit,
ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
audit report lag. Sedangkan profitabilitas, jenis industri, reputasi KAP,
solvabilitas, dan company ownership tidak berpengaruh signifikan
terhadap audit report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini dilakukan terbatas pada 1 tahun penelitian.
i. Tambunan (2014)
Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Opini Audit, Pergantian
Auditor dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Report Lag.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan
adalah audit report lag. Sedangkan variabel independen dalam penelitian
ini adalah opini audit, pergantian auditor dan ukuran kantor akuntan
publik. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Sampelnya adalah seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011. Berdasarkan hasil
penelitian ini menyatakan bahwa kantor akuntan publik big four
berpengaruh signifikan negative terhadap audit report lag. Sedangkan
opini audit dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit
report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya
menggunakan tiga variabel independen dalam mengukur atau menguji
audit report lag.

j. Permatasari (2014)
Melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Report Lag. Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Variabel
dependen yang digunakan adalah audit report lag. Sedangkan variabel
independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,
ukuran kantor akuntan publik dan pergantian auditor. Pemilihan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
14

Sampelnya adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa


Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2013. Berdasarkan hasil penelitian ini
menyatakan bahwa profitabilitas yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran perusahaan, ukuran kantor
akuntan publik dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit
report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pendeknya periode
yang digunakan dalam penelitian ini dan sempitnya ruang lingkup
penelitian.
k. Ariyani & Budiartha (2014)
Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Rerputasi KAP
Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur. Penelitian ini
dilakukan di Indonesia. Variabel dependen yang digunakan adalah audit
report lag. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan
reputasi KAP. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Sampelnya adalah perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010
hingga 2012. Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP berpengaruh
signifikan positif terhadap audit report lag. Sedangkan profitabilitas dan
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pendeknya periode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dua tahun.

l. Saemargani (2016)
Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Kap, dan Opini Auditor
Terhadap Audit Report Lag. Penelitian ini dilakukan di Indonesia.
Variabel dependen yang digunakan adalah audit report lag. Sedangkan
variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, umur
perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran kap, dan opini auditor.
Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Sampelnya adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
15

Efek Indonesia tahun 2011-2013.Berdasarkan hasil penelitian ini


menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap
audit report lag dan umur perusahaan berpengaruh signifikan negatif
terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran perusahaan, solvabilitas,
ukuran kap, dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
audit report lag. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang
digunakan hanya perusahan LQ 45 saja.
m. Widhiasari & Budiartha (2016)
Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Reputasi Auditor, dan Pergantian Auditor Terhadap Audit
Report Lag. Penelitian ini dilakukan di Indonesia. Variabel dependen
yang digunakan adalah audit report lag. Sedangkan variabel independen
dalam penelitian ini adalah umur perusahaan, ukuran perusahaan,
reputasi auditor dan pergantian auditor. Pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampelnya
adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Berdasarkan hasil penelitian ini
menyatakan bahwa umur perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran perusahaan, reputasi auditor
dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pemilihan sampel terbatas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan hanya menggunakan
empat variabel independen.
Berikut ini adalah matriks penelitian terdahulu terkait dengan audit report
lag berdasarkan penjelasan hasil penelitian terdahulu diatas yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Matriks Penelitian Terdahulu Penelitian terkait dengan Audit Report Lag
Nama Peneliti dan
No. Uji Hipotesis / Sampel Variabel Hasil/Kesimpulan
Tahun Penelitian
a. Lianto & Kusuma Regresi Berganda Profitabilitas Signifikan (+)
(2010) 170 perusahaan consumer Solvabilitas Signifikan (+)
goods industry dan Ukuran Perusahaan Tidak Signifikan
perusahaan multifinance Umur Perusahaan Signifikan (+)
yang terdaftar di BEI Jenis Industri Tidak Signifikan
periode 2004-2008
b. Kartika (2011) Regresi Berganda Ukuran Perusahaan Signifikan (-)
256 perusahaan Solvabilitas Signifikan (+)
manufakur yang terdaftar Profitabilitas Tidak Signifikan
di BEI periode 2006-2009 Ukuran KAP Tidak Signifikan
16

Opini Audit Tidak Signifikan


c. Tiono & Regresi Linear Berganda Profitabilitas Tidak Signifikan
Christiawan (2012) 393 perusahaan- Opini Audit Tidak Signifikan
perusahaan yang terdaftar Jenis Industri Signifikan (+)
di BEI pada tahun 2009- Ukuran Perusahaan Tidak Signifikan
2012 pada semua sektor Reputasi KAP Tidak Signifikan
d. Modugu, dkk Regresi Linear Berganda Size of the company Signifikan (+)
(2012) 60 perusahaan Debt to Asset Ratio Tidak Signifikan
Profitabilitas Tidak Signifikan
Subsidiaries of Signifikan (+)
Multinational
Companies
Audit Firm Size Tidak Signifikan
Audit Fees Signifikan (+)
Industry type Tidak Signifikan
e. Dibia & Regresi Linear Berganda Umur Perusahaan Signifikan (+)
Onwuchekwa 60 perusahaan di industri Ukuran Perusahaan Tidak Signifikan
(2013) dalam periode tahun 2008- Kualitas Audit Signifikan (+)
2011 Pertukaran Auditor Tidak Signifikan
f. Rustiarini & Karakteristik Auditor Tidak Signifikan
Regresi Linear Berganda
Sugiarti (2013) Opini Audit Tidak Signifikan
72 perusahaan manufaktur
Audit Tenure Tidak Signifikan
2010-2011
Pergantian Auditor Signifikan (+)
g. Puspatama (2014) Regresi Linear Berganda Profitabilitas Signifikan (+)
perusahaan manufakur dan Solvabilitas Tidak Signifikan
perusahaan multifinance Ukuran Perusahaan Signifikan (+)
yang terdaftar di BEI Umur Perusahaan Tidak Signifikan
2011-2012 Jenis Industri Tidak Signifikan
h. Togasima & Regresi Linear Berganda Profitabilitas Tidak Signifikan
Christiawan (2014) 349 perusahaan di BEI Opini Audit Signifikan (+)
2012 Jenis Industri Tidak Signifikan
Ukuran Perusahaan Signifikan (+)
Reputasi KAP Signifikan (-)
Solvabilitas Tidak Signifikan
Company Ownership Tidak Signifikan
Umur Perusahaan Signifikan (+)

Nama Peneliti dan


No. Uji Hipotesis / Sampel Variabel Hasil/Kesimpulan
Tahun Penelitian
i. Tambunan (2014) Regresi Linear Berganda Opini Audit Tidak Signifikan
Perusahaan manufaktur Pergantian Auditor Tidak Signifikan
yang terdaftar di BEI Ukuran KAP Signifikan (-)
tahun 2009-2011
j. Permatasari (2014) Regresi Berganda Ukuran Perusahaan Tidak Signifikan
84 perusahaan Profitabilitas Signifikan (+)
pertambangan yang Ukuran KAP Tidak Signifikan
terdaftar di BEI pada Pergantian Auditor Tidak Signifikan
tahun 2011-2013
k. Ariyani & Regresi Berganda Profitabilitas Signifikan (-)
Budiartha (2014) 162 perusahaan Ukuran Perusahaan Signifikan (-)
manufaktur yang terdaftar Kompleksitas Signifikan (+)
di BEI pada tahun 2010- Operasi Perusahaan
2012 Reputasi KAP Signifikan (+)
l. Saemargani (2016) Ukuran Perusahaan Tidak Signifikan
17

Regresi Berganda Umur Perusahaan Signifikan (-)


14 perusahaan dari Profitabilitas Signifikan (+)
perusahaan LQ 45 yang Solvabilitas Tidak Signifikan
terdaftar di Bursa Efek Ukuran KAP Tidak Signifikan
Indonesia tahun 2011- Opini Auditor Tidak Signifikan
2013
m. Widhiasari & Regresi Linear Berganda Umur Perusahaan Signifikan (+)
Budiartha (2016) 396 perusahaan Ukuran Perusahaan Tidak Signifikan
perusahaan manufaktur Reputasi Auditor Tidak Signifikan
yang terdaftar di BEI Pergantian Auditor Tidak Signifikan
periode 2012-2014
Sumber: Peneliti sebelumnya

II.2 Landasan Teori


Landasan teori merupakan sebuah teori yang akan menjadi dasar atas
pernyataan dari suatu variabel dalam penelitian. Dalam landasan teori ini akan
membahas teori-teori yang berkaitan dengan audit report lag dan teori-teori yang
menjelaskan mengenai variabel yang akan diteliti yaitu umur perusahaan,
solvabilitas, reputasi KAP, dan pergantian auditor.

II.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)


Informasi yang ada di dalam laporan keuangan akan bermanfaat jika laporan
keuangan disampaikan tepat waktu. Hal ini memiliki keterkaitan dengan teori
keagenan (agency theory). Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan adalah
tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak yang terjadi antara
manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah. Teori ini bercerita tentang
monitoring berbagai macam biaya dan memaksaan hubungan di antara kelompok
ini. Audit misalnya dianggap sebagai alat meyakinkan diri bahwa laporan
keuangan harus tergantung pada pemeriksaan dari aspek pengawasan intern.
Seandainya laporan hasil pemeriksaan akuntan adalah wajar, ini berarti bahwa
penyajiannya telah sesuai dengan prinsip akuntansi. Dalam hal ini audit
memberikan keyakinan kepada pihak luar, pemilik, dan kreditor tentang
pengelolaan perusahaan oleh manajemen sebagai agen (Harahap 2012, hlm.532).
Menurut Sitanggang (2014, hlm.8) Hubungan keagenan atau hubungan
manajemen dengan pihak penyandang dana (kreditur dan pemegang saham)
muncul ketika pemilik perusahaan (principal) mempercayakan pihak professional
(agen) untuk mengelola perusahaan dengan mendeglasikan wewenang membuat
18

keputusan yang bertujuan untuk meningkatkan kesajahteraan pemegang saham (


owner atau share holders).
Manajemen diwajibkan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik, yang dapat berupa laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan oleh pihak eksternal, sehingga
laporan keuangan harus memuat informasi yang lengkap dan relevan. Informasi
yang dimuat dalam laporan keuangan tersebut juga akan bermanfaat jika laporan
keuangan disajikan tepat waktu. Sehingga dengan menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya asimetri
informasi yang erat kaitannya dengan kepentingan pihak manajemen (agen) dan
perusahaan (principal). Sehingga perusahaan dan pihak eksternal pemakai
informasi keuangan dapat mengetahui informasi tentang kondisi perusahaan yang
sudah terlebih dulu diketahui oleh pihak manajemen melalui laporan keuangan.

II.2.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)


Isyarat atau Signal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap dan
akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa depan dari
pada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban memberikan sinyal
mengenai kondisi perusahaan kepada para stakeholder. Sinyal yang diberikan
dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi
laporan keuangan. Manajer melakukan publikasi laporan keuangan untuk
memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi
tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad new. Sinyal yang diberikan akan
mempengaruhi pasar saham khususnya harga pasar perusahaan. Jika sinyal
manajemen mengindikasikan good news atau bad new, maka dapat mengingatkan
harga saham perusahaan. Oleh karna itu, sinyal dari perusahaan merupakan hal
yang peting bagi investor guna pengambilan keputusan.
Investor dapat melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, jika informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan tidak
sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sehingga terjadi asimetris
informasi dimana manajer lebih superior dalam mengusai informasi dibandingkan
19

pihak lain (stakeholder). Dalam rangka meminimalisir terjadinya information


simetry yang berdasar pada signaling theory. Pihak manajemen wajib membuat
struktur pengendalian internal yang mampu menjaga harta perusahaan dan
menjamin penyusunan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Teori Signalling juga dapat menunjukan perbedaan-perbedaan industri
didalam pengungkapan. Dalam pengungkapan informasi yang lebih luas dapat
memberikan sinyal yang lebih banyak kepada publik. Mengenai kondisi
perusahaan. Craven & Marston (1999) dalam Febrianty (2011) menyatakan jika
perusahaan dalam industri gagal untuk mengikuti praktek-praktek pengungkapan
dari perusahaan lain. Maka mungkin perusahaan tersebut menyembunyikan berita
buruk. Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi
yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan kepada investor.
Semakin panjang audit report lag menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga
saham. Investor dapat mengartikan lamanya audit report lag dikarenakan
perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera mempublikasikan laporan
keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada penurunan harga saham
perusahaan.

II.2.3 Laporan Keuangan


Dalam laporan keuangan ini akan dibahas mengenai definisi laporan
keuangan, tujuan laporan keuangan, karakteristik laporan keuangan, kendala
informasi yang relevan dan andal, manfaat laporan keuangan, dan komponen
laporan keuangan.

II.2.3.1 Definisi Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi 2011,
hlm. 2).
20

II.2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan
suatu perusahaan, pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Berdasarkan PSAK 1 (2015, hlm. 1.3) menyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

II.2.3.3 Karakteristik Laporan Keuangan


Menurut Harahap (2012, hlm. 130) menyatakan bahwa karakteristik
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat
dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Berikut adalah
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut PSAK 1:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk
maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian
informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai
tertentu.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini
atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di
masa lalu.
21

c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan,kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyampaiannya tidak
dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kiinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relative. Oleh karena itu, pengukuran
dan penyajian dampak keuangan dan transaksi dari peristiwa lain yang
serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut antar
periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang lain.

II.2.3.4 Kendala Informasi yang Relevan dan Andal


Menurut Harahap (2012, hlm. 134) Salah satu kendala informasi yang
Relevan dan Andal di dalam Laporan Keuangan adalah Tepat waktu.
Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen
mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relative antara pelaporan tepat
waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat
waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau
peristiwa lainnya diketahui sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui,
informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal, tetapi kurang bermanfaat
bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara
22

relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan


pertimbangan yang menentukan.

II.2.3.5 Manfaat Laporan Keuangan


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015, hlm.2) manfaat laporan keuangan
bisa digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Berikut adalah para
pengguna laporan keuangan dan manfaatnya :
a. Investor
Untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut.
b. Karyawan
Untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan
pasca kerja, dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup entitas, terutama jika mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada entitas.
f. Pemerintah
Untuk mengatur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Sebagai contoh, entitas dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian
aktivitasnya.
23

II.2.3.6 Komponen Laporan Keuangan


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015) laporan keuangan lengkap terdiri
dari komponen-komponen berikut ini:
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
b. Laporan laba rugi dan komprehensif lain selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lain
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika
entitas menerapkan suatu kebijkan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangannya.

II.2.4 Auditing
Dalam auditing ini akan dibahas mengenai pengertian auditing, standar
auditing, jenis-jenis auditing, dan jenis-jenis auditor. Setiap pembahasan yang
dibahas memiliki pengaruh terhadap variabel yang akan diteliti.

II.2.4.1 Pengertian Auditing


Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti-bukti yang dikumpulkan atas pernyataan kejadian-
kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat korelasi antara
pernyataan dengan kenyataan yang ada, serta penyampaian hasilnya kepada
pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi.
Terdapat beberapa pengertian auditing menurut beberapa ahli, yaitu:
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-
bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut (Agoes, 2012, hlm.4).
Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut
24

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang
yang kompoten dan independen (Elder et al., 2011, hlm.2).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing
merupakan suatu proses yang kritis dan sistematis yang dilakukan oleh pihak yang
independen dalam menentukan kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah
ditetapkan agar dapat memberikan hasil mengenai kewajaran suatu laporan
keuangan.

II.2.4.2 Tujuan Audit


Tujuan audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit
telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang
telah disetujui dan diterima. Agoes (2012, hlm. 10) menyatakan bahwa audit atas
laporan keuangan diperlukan oleh perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
yang pemiliknya adalah para pemegang saham. Biasanya setahun sekali dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) para pemegang saham akan meminta
pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh
KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena :
a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa lapoaran keuangan tersebut mengandung
kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan
yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian
(unqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan
keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assetnya Rp 25 miliar ke atas harus
memasukkan audited financial statements-nya ke Departemen Perdagangan dan
Perindustrian.
d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements-nya
ke BAPEPAM-LK yang sekarang diganti menjadi OJK paling lambat 90 hari setelah
tahun buku.
e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajak
dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.

II.2.4.3 Standar Auditing


Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu prosedur
berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar
berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan
25

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur


tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing, berkaitan
dengan tidak hanya kualitas professional auditor namun juga berkaitan dengan
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya
(SPAP 2011, hlm.150.1).
Menurut SPAP (2011, hlm.150.2) standar auditing yang telah ditetapkan
dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
26

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara


keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab yang dipikul oleh auditor.

II.2.4.4 Jenis-Jenis Audit


Menurut Agoes (2012, hlm.10) jenis-jenis audit dapat dibedakan untuk
mengetahui pemeriksaan apa yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan yang akan diaudit. Jenis-jenis audit dapat ditinjau dari luasnya
pemeriksaan audit dan jenis pemeriksaannya, yaitu:
a. Ditinjau dari luasnya pemeriksaan:
1) Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP independen dengan tujuan untuk bias memberikan pendapat
mengenai kewajaraan laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas
Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode
Etik Profesi Akuntan Publik serta Standar Pengendalian Mutu.
2) Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu Pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang
dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada
pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang
dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa
apaka terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang usaha di
perusahaan. Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa
piutang usaha, penjualan, dan penerimaan kas. Pada akhir
pemeriksaan KAP hanya memberikan pendapat apakah terdapat
kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha di
27

perusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar jumlahnya


dan bagaimana modus operasinya.
b. Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas:
1) Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan efektif, efisien, dan ekonomis.
2) Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan
sudah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah,
Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-
lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun Bagian
Internal Audit.
3) Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian Internal Audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah
ditentukan. Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya
lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan
oleh KAP. Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap
kewajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan
menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam
perusahaan, tidak independen. Laporan internal auditor berisi temuan
pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan dan kecurangan
yang ditemukan, kelemahan pengendalian internal, beserta saran-saran
perbaikannya (recommendations)
4) Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing
(EDP) System.
28

II.2.4.5 Jenis-Jenis Auditor


Menurut Elder et al., (2011, hlm.19), ada beberapa jenis auditor yang
dewasa ini berpraktik. Jenis yang paling umum adalah kantor akuntan publik,
auditor badan akuntabilitas pemerintah, agen-agen penerimaan negara (internal
revenue), dan auditor internal.
a. Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kantor akuntan publik sering disebut dengan audit eksternal atau auditor
independen yang bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan
historis perusahaan terbuka dan perusahaan besar lainnya.
b. Auditor Internal Pemerintah
Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKB), guna melayani
kebutuhan pemerintah.
c. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor badan pemeriksa keuangan adalah auditor yang bekerja untuk
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, badan yang
didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia.
d. Auditor Pajak
Direktorat Jenderal (Dijen) Pajak bertanggung jawab untuk
memberlakukan peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab utama Dijen
Pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT
itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni
bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut
auditor pajak.
e. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja didalam suatu perusahaan
untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
tugas-tugasnya seorang auditor dibagi kedalam 4 bagian yaitu diantaranya auditor
yang bertugas untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan terbuka dan
perusahaan besar yang lainnya, auditor yang bertugas memeriksa dan melakukan
pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan negara, auditor yang bertugas
untuk memeriksa perpajakan, dan auditor yang bekerja didalam suatu perusahaan
yang bertugas untuk mengawasi kinerja manajemen.
29

II.2.5 Audit Report Lag


II.2.5.1 Pengertian Audit Report Lag
Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan
auditor mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang
dilakukan auditor. Lamanya waktu penyelesaian proses audit (audit report lag)
akan mempengaruhi ketepatan waktu dalam publikasi informasi laporan keuangan
auditan dan berdampak pada tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan
pada informasi yang dipublikasikan (Iskandar & Trisnawati, 2010).
Publikasi laporan keuangan yang telah di audit merupakan suatu keharusan
bagi emiten atau perusahaan publik. Di Indonesia perusahan publik wajib
menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai laporan opini auditor kepada
pihak regulator (BAPEPAM) sesuai batas waktu yang telah ditetapkan. Ketepatan
waktu penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting
bagi perusahaan publik. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan
tersebut dipengaruhi oleh lamanya penyelesaian pelaksanaan audit (audit report
lag) oleh auditor. Hal itu dikarenakan auditor memerlukan waktu yang cukup
dalam mengumpulkan bukti-bukti terkait laporan keuangan yang diaudit agar
dapat mendukungnya dalam memberikan opini atas laporan keuangan tersebut.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015, hlm.8.1) yang tercantum dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 08) tentang Peristiwa
Setelah Periode Pelaporan, menjelaskan sebelum dapat mempublikasikan atau
menerbitkan laporan keuangannya, manajemen diwajibkan menyelesaikan laporan
keuangan tersebut dan menyerahkan kepada dewan direksi untuk mengkaji ulang
serta mengotorisasinya untuk diterbitkan. Laporan keuangan yang diserahkan
manejemen kepada dewan direksi yaitu laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor independen yang bertujuan untuk menyatakan kewajaran atau laporan
keuangan tersebut. Setelah itu laporan keuangan diserahkan kepada para
pemegang saham untuk disetujui dan kemudian disampaikan kepada pihak
regulator atau Bapepam untuk di Indonesia. Tanggal laporan keuangan diotorisasi
untuk terbit yaitu adalah tanggal laporan diotorisasi oleh dewan direksi, bukan
tanggal persetujuan laporan keuangan oleh pemegang saham.
30

Di Indonesia, publikasi laporan keuangan diatur oleh Bapepam dalam


lampiran keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor
KEP-346/BL/2011, bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada
Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan Keuangan dan diumumkan kepada
masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan
keuangan tahunan. Peraturan tersebut kemudian diperbarui tanggal Agustus 2012
dengan berdasarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-431/BL/2012, bahwa
Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi
efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan LK paling
lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.
Menurut beberapa peneliti menyebutkan pengertian audit report lag yaitu
sebagai berikut:
Lianto & Kusuma (2010, hlm.2), Audit report lag adalah rentang waktu
penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yaitu sejak tanggal
tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen.
Tiono & Christiawan (2012) Audit report lag adalah jumlah hari antara
tanggal penutupan tahun buku (tanggal neraca) sampai dengan tanggal laporan
audit.
Puspatama (2014) Audit report lag diukur dari jumlah hari antara tanggal
tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal
ditandatanganinnya laporan audit.
Widhiasari & Budhiartha (2016) Audit report lag merupakan rentang waktu
penyelesaian audit dimulai dari tanggal tutup buka perusahaan sampai tanggal
yang tercantum dalam laporan audit.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa audit report
lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit atas laporan keuangan
tahunan oleh auditor independen yang diukur mulai dari tanggal laporan keuangan
hingga tanggal laporan independen diterbitkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi audit report lag yang telah dikaji
dalam beberapa penelitian sebelumnya, antara lain:
31

a. Opini Audit
Opini Audit merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana akuntan
publik, dimana akuntan publik memberikan pendapatnya terhadap
kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan
merupakan tanggung jawab manajemen (Agoes, 2012, hlm.74). Menurut
Stepvanny & Gatot (2012) dalam Tambunan (2014) menyatakan bahwa
opini audit merupakan suatu pendapat yang diberikan oleh seorang
auditor kepada klien-kliennya atas laporan keuangan yang telah diaudit
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut wajar tanpa
pengecualian atau tidak. Menurut Ahmad & Kamarudin (2003) dalam
Puspatama (2014) perusahaan dengan opini selain wajar tanpa
pngecualian memiliki audit report lag yang lebih panjang, dibandingkan
dengan perusahaan dengan opini wajar tanpa pengecualian.
b. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap,
2011, hlm.304). Menurut Lianto & Kusuma (2010) jika perusahaan
menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi maka audit report
lag akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang lebih rendah.
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan.
Suatu perusahaan dapat dikatakan besar atau kecil dilihat dari beberapa
sudut pandang seperti total nilai asset, total penjualan, jumlah tenaga
kerja dan sebagainya (Tiono & Christiawan, 2012). Menurut Dyer dan
Mc Hugh (1975) dalam Tiono & Christiawan (2012) perusahaan berskala
besar cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan
keuangan karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh
investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala
besar cenderung menghadapi tekanan yang lebih tinggi untuk
mengumumkan laporan audit yang lebih awal.
32

d. Laba/Rugi Operasi
Menurut Agoes (2012, hlm.4) bahwa laporan laba/rugi komprehensif
(statement of comprehensive income) adalah suatu laporan yang
menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan secara keseluruhan
(berupa pendapatan, beban, dan laba atau rugi) untuk suatu periode
tertentu. Menurut Kasmir (2012, hlm.45) bahwa laporan laba/rugi
merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau
penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan
laba/rugi dalam suatu periode tertentu. Dari beberapa definisi diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa laporan laba/rugi merupakan
keuntungan atau kerugian yang didapat oleh perusahaan selama tahun
berjalan.
Selain beberapa faktor diatas, ada faktor-faktor lainnya yang digunakan
peneliti untuk dijadikan variabel yang mempengaruhi audit report lag,
yaitu:
1) Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan terdaftar sebagai
perusahaan publik atau company listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Ketika suatu perusahaan telah berubah status menjadi
perusahaan publik, perusahaan memiliki suatu kewajiban baru yaitu
menyusun laporan keuangan yang telah diaudit dan
mempublikasikannya pada tepat waktu. Umur perusahaan bagi
perusahaan go public tidak dapat dihitung sejak perusahaan tersebut
didirikan, karena sebelum perusahaan terdaftar (listing) di BEI maka
perusahaan tersebut tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan
laporan keuangan kepada publik. Umur perusahaan merupakan salah
satu faktor internal perusahaan yang mempengaruhi audit report lag.
Menurut Lianto & Budi (2010) dalam Widhiasari & Budiartha (2016)
mengatakan bahwa pada umumnya, perusahaan yang sudah lama
berdiri telah memiliki banyak cabang atau usaha baru, tidak hanya di
beberapa daerah namun juga sampai ke luar negeri. Yusralaini dkk.
(2010, hlm. 8) menyebutkan bahwa Ketika suatu perusahaan
33

berkembang dan para akuntannya belajar lebih banyak masalah


pertumbuhan, menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat
diminimalisasikan. Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya
telah melakukan ekspansi dengan membuka cabang usaha dibeberapa
daerah, bahkan sampai ke luar negeri. Besarnya skala operasi ini
menunjukkan bahwa banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan oleh
auditor, ditambah lagi dengan tingkat kerumitan transaksi. Hal ini
tentu akan memperpanjang proses audit yang dilakukan (Lianto &
Kusuma, 2010).
2) Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang atau kewajiban perusahaannya dalam jangka waktu pendek
maupun dalam jangka waktu yang panjang. Menurut Fahmi (2011,
hlm.174) solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar utang
secara tepat waktu. Menurut Carslaw & Kaplan (1991) dalam
(Togasima & Christiawan, 2014) proporsi relatif dari hutang terhadap
total asset mengidendikasikan kondisi keuangan dari perusahaan.
Proporsi yang lebih besar dari hutang terhadap total aktiva akan
meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan
kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan
diaudit. Hal ini disebabkan oleh tingginya proporsi dari hutang akan
meningkatkan pula risiko kerugiannya. Rasio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang
tanggung perusahaan dibandingkan dngan aktivanya (Kasmir 2015,
hlm.165). Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar seluruh utang atau kewajibannya, baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Tingginya total utang terhadap total
aktiva membuat auditor perlu meningkatkan kehati-hatian dan
34

kecermatan yang lebih dalam pengauditan terkait dengan masalah


kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Harahap (2011, hlm.303) dalam menghitung rasio
solvabilitas perusahaan dapat menggunakan perhitungan sebagai
berikut:
a. Rasio Utang atas Modal
Rasio ini menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini
semakin baik. Rasio ini juga disebut rasio leverage. Untuk keamanan
pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah
utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau
manajemen rasio leverage ini sebaiknya besar.
Total Utang
Utang atas Modal = (II.1)
Modal

b. Rasio Pelunasan Utang


Rasio ini menggambarkan sejauhmana laba setelah dikurangi
bunga dan penyusutan serta biaya non kas dapat menutupi
kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini maka
semakin besar kemampuan perusahaan menutupi utang-
utangnya.
Utang Laba bersih+Bunga+Penyusutan+Beban
Pelunasan nonkas (II.2)
Utang = Pembayaran Bunga dan Pinjaman
c. Rasio Utang atas Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh
aktiva lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Bisa juga
dibaca berapa porsi utang disbanding dengan aktiva. Agar aman
porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil.
Total Utang
Utang atas Modal = (II.3)
Total Aktiva

3) Reputasi KAP
35

Kantor Akuntan Publik memiliki tugas dan tanggung jawab mengaudit


laporan keuangan yang dipublikasikan oleh laporan keuangan
perusahaan terbuka. Untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan
yang berkualitas dibutuhkan seorang auditor yang kompeten dan
independen. Kantor akuntan publik yang besar umumnya memiliki
kualitas audit yang lebih besar dan audit yang bekerja di kantor
akuntan publik yang besar akan selalu menjaga nama baik sebagai
unsur kepercayaan kliennya. Kantor Akuntan Publik bertanggung
jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh
semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup
besar, dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang
lebih kecil (Elder et al., 2013, hlm.15). Menurut Hilmi & Ali (2008)
KAP yang bereputasi baik akan menghasilkan kualitas audit yang
lebih baik, selain itu pastinya juga memiliki akuntan yang berperilaku
etikal. Dengan ini disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki jasa
KAP yang bereputasi baik akan membuat perusahaan menyampaikan
laporan keuangan secara tepat waktu. Menurut Puspitasari & Sari
(2012, hlm.33) menyatakan bahwa Besarnya ukuran Kantor Akuntan
Publik (KAP) diperlihatkan oleh tingginya kualitas yang dihasilkan
dari jasanya yang selanjutnya akan berpengaruh pada jangka waktu
penyelesaian audit. Waktu audit yang cepat merupakan salah satu cara
KAP dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi mereka.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Reputasi
Kantor Akuntan Publik mencerminkan kualitas audit yang dihasilkan
dari laporan keuangan yang diaudit oleh auditor KAP. Peningkatan
kualitas audit mempertinggi Reputasi KAP yang juga akan
berpengaruh pada klien dalam memilih Kantor Akuntan Publik.
4) Pergantian Auditor
Setiap perusahaan diwajibkan melakukan rotasi atau pergantian kantor
akuntan publik atau auditor independen dalam melaksanakan audit
diperusahaannya seperti yang tercantum dalam Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
36

yang mengatur pemberian jasa audit umum enam tahun berturut-turut


oleh kantor akuntan publik dan tiga tahun berturut-turut oleh seorang
akuntan publik oleh satu klien yang sama. Akuntan publik dan kantor
akuntan publik boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun
buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang sama.
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) 2011 (SAR 400, hlm.1)
menyatakan bahwa Akuntan Pengganti adalah seorang akuntan yang
telah diundang untuk membuat proposal suatu perikatan tersebut.
Berikut beberapa pengertian terkait pergantian auditor menurut para
ahli dan peneliti:
Elder et al., (2013, hlm. 82) menyatakan bahwa Keputusan
mengganti auditor dalam rangka mendapatkan akses pada pelayan jasa
yang lebih baik, dengan sendirinya tidak akan mengancam
independensi auditor. Perlindungan terbaik bagi auditor terhadap
ancaman independensi yang dapat muncul dari pergantian auditor ini
adalah komunikasi. Rustriarini & Sugiarti (2013) menyatakan bahwa
Pergantian auditor mendapat perhatian yang serius bagi perusahaan
karena perusahaan mengalami kekhawatiran pada auditor baru yang
melakukan pemeriksaan terhadap system pembukuan dan menilai
rendah standar mutu pembukuan perusahaan.
Berdasarkan dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pergantian
auditor merupakan berakhirnya kontrak kerja antara auditor dengan
perusahaan klien, dimana pergantian auditor tersebut dapat bersifat
mandatory atau voluntary. Pergantian tersebut bertujuan agar tidak
menghilangkan indepedensi dari seorang auditor. Penyebab pergantian
auditor bisa dikarenakan oleh berbagai faktor seperti kontrak kerja
auditor dengan perusahaan klien sudah habis dan tidak diperpanjang.
Penyebab lainnya juga dapat dikarenakan adanya konflik kepentingan
antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Pergantian auditor juga
bisa disebabkan karena manajemen menginginkan adanya kerjasama
antara manajemen dan auditor dalam melakukan proses audit guna
mendpatkan opini yang sesuai untuk dipertanggungjawabkan dalam
37

RUPS. Pergantian auditor bisa disebut juga opinion shopping, karena


perusahaan klien sama-sama mengganti KAP atau auditor
independennya dengan yang baru. Menurut Elder et al., (2013,
hlm.82) menyatakan bahwa Pergantian tersebut dilakukan atas dasar
keinginan dari perusahaan klien untuk menggantinya. Tetapi, KAP
atau auditor yang baru harus mengikuti semua ketentuan yang telah
ditentukan oleh perusahaan klien. Seperti halnya direksi
menggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi auditor dalam
melakukan tugasnya atau mengganti auditor dengan auditor baru yang
akan memberikan opini yang menguntungkan perusahaannya. Disaat
KAP atau auditor baru ingin menerima klien untuk menjadi auditor
independennya, mereka harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan
auditor klien sebelumnya sebelum mengambil keputusan. Dalam hal
ini, ketika KAP auditor baru ingin berkomunikasi dengan auditor lama
harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan klien.
Hal tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi sifat independensi
dari seorang auditor independen.

II.3 Kerangka Pemikiran

Masalah: adanya keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang telah


diaudit perusahaan yang listing di Bursa.

Teori Keagenan Teori Sinyal

Solvabilitas Pergantian Reputasi KAP Umur


Auditor Perusahaan

Audit Report Lag

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


38

Berdasarkan kerangka pemikiran pada gambar 1, dapat dilihat bahwa


variabel independen yaitu Solvabilitas, Reputasi KAP dan Pergantian Auditor
didukung oleh teori keagenan. Teori keagenan menyebutkan bahwa perusahaan
adalah tempat bagi hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik,
kreditor, dan pemerintah serta merupakan teori yang memantau berbagai macam
biaya dan manajemen yang bertugas memaksimalkan nilai perusahaan (Harahap
2011, hlm. 532).
Menurut teori keagenan, solvabilitas dapat melihat seberapa besar
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, apabila rasionya tinggi atau pendanaan
dengan hutang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman, sehingga perusahaan dengan tingkat solvabilitas
tinggi memiliki audit report lag yang cenderung lebih panjang. Hal ini sejalan
dengan teori keagenan bahwa perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan
kondisi perusahaan secara relevan dan disajikan dengan tepat waktu.
Pergantian Auditor dapat disebabkan karena adanya konflik kepentingan
antara pemilik perusahaan dengan manajemen, maka pergantian auditor memiliki
peranan yang sangat penting dalam meminimalisir konflik keagenan yang terjadi
antara pemilik perusahaan dengan manajemen untuk dapat menyajikan laporan
keuangan dengan tepat waktu.
Selain itu dikerangka pemikiran dapat dilihat bahwa variabel independen
Umur Perusahaan dan Reputasi KAP didukung oleh teori sinyal. Teori sinyal
berasumsi bahwa setiap orang baik investor maupun manajer memiliki informasi
yang sama tentang prospek suatu perusahaan (Brigham & Houston, 2011 hlm.
184).
Menurut teori sinyal, dalam Umur Perusahaan semakin lama umur
perusahaan, maka semakin pendek audit report lag perusahaan tersebut. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang telah lama berdiri dinilai lebih mampu dan telah
berpengalaman dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi
yang dibutuhkan dalam proses audit. Hal ini juga terjadi pada reputasi KAP,
dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi baik akan
cenderung memiliki audit report lag yang lebih pendek, karena KAP Big Four
39

memiliki staf auditor dalam jumlah besar serta lebih kompoten, jadi reputasi KAP
sangat berperan penting dalam menyampaikan laporan keuangan yang tepat
waktu.

II.4 Pengembangan Hipotesis


Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban
tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Sebelum memperoleh kebenarannya,
dibuat terdahulu sebuah dugaan terhadap suatu kasus atau peristiwa yang sedang
diteliti.

II.4.1 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Report Lag


Menurut Teori Sinyal, dalam umur perusahaan semakin lama umur
perusahaan, maka semakin pendek audit report lag perusahaan tersebut. Hal ini
dikarenakan perusahaan yang telah lama berdiri dinilai lebih mampu dan telah
berpengalaman dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi
yang dibutuhkan dalam proses audit.
Umur perusahaan mempunyai pengaruh dalam komponen audit report lag
terkait scheduling lag dikarenakan sepenuhnya adalah tanggung jawab perusahaan
dalam menyusun laporan keuangan (Togasima & Christiawan, 2014). Menurut
Pikaso (2011) dalam penelitian Pradana & Wirakusuma (2013) bisnis perusahaan
akan semakin maju seiring dengan bertambahnya umur perusahaan dan semakin
banyak pula informasi yang harus diolah. Waktu yang lama untuk mengolah
informasi tersebut menyebabkan perusahaan terlambat dalam menyampaikan
laporan keuangannya.
Menurut Saemargani (2015), Semakin lama umur perusahaan, investor akan
menilai bahwa perusahaan tersebut akan semakin efisien sehingga informasi yang
relevan dapat disajikan tepat waktu. Oleh karena itu, semakin lama umur
perusahaan maka Audit Report Lag yang terjadi akan semakin singkat.
Hasil penelitian terdahulu dari Saemargani (2015) menyatakan bahwa umur
perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap audit report lag.
H1 = Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.
40

II.4.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag


Solvabilitas dapat melihat seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang
atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva,
apabila rasionya tinggi atau pendanaan dengan hutang semakin banyak, maka
semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman, sehingga
perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi memiliki audit report lag yang
cenderung lebih panjang. Hal ini sejalan dengan teori keagenan bahwa perusahaan
diwajibkan untuk menyampaikan kondisi perusahaan secara relevan dan disajikan
dengan tepat waktu.
Menurut Kasmir (2015, hlm. 165) Solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang,
artinya berapa besar beban utang yang tanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Rasio yang digunakan dari solvabilitas adalah Debt to Asset Ratio
(DAR) diukur dengan menggunakan skala rasio total utang (baik jangka pendek
maupun jangka panjang) terhadap total aset, untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan kreditor untuk perusahaan, bahwa tingginya proporsi utang akan
mempengaruhi terjadinya Audit Report Lag. Karena perusahaan akan mengurangi
resiko dengan menunda mempublikasikan laporan keuangannya sehingga
memperlambat proses laporan keuangan auditannya.
Hasil penelitian Lianto & Kusuma (2010) dengan Kartika (2011)
menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap Audit
Report Lag. Semakin tinggi rasio utang terhadap total aktiva, semakin lama
rentang waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit laporan keuangan audit
tahunan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori menghasilkan
konsistensi diatas, maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
H2 = Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.

II.4.3 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag


Menurut teori sinyal, pada reputasi KAP, dimana perusahaan yang diaudit
oleh KAP yang memiliki reputasi baik akan cenderung memiliki audit report lag
yang lebih pendek, karena KAP Big Four memiliki staf auditor dalam jumlah
41

besar serta lebih kompoten, jadi reputasi KAP sangat berperan penting dalam
menyampaikan laporan keuangan yang tepat waktu.
Menurut Darwin (2012) dalam Tiono & Christiawan (2012) Perusahaan
yang diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi baik akan cenderung memiliki
audit report lag yang lebih pendek karena KAP besar memiliki staf auditor dalam
jumlah yang besar dan lebih kompeten. Jumlah staf yang besar memungkinkan
KAP mengatur jadwal audit yang lebih fleksibel sehingga memungkinkannya
untuk menyelesaikan audit tepat waktu (Utami, 2006).
Menurut Saputri (2012) informasi keuangan dan kinerja perusahaan akan
lebih dapat dipercaya apabila telah menggunakan jasa KAP. Lee (2008) dalam
Angruningrum & Wirakusuma (2013) yang menemukan bahwa KAP yang
bergabung dengan Big Four lebih awal menyelesaikan auditnya daripada KAP
non Big Four. Karena, KAP Big Four diperkirakan memiliki ketersediaan
teknologi yang lebih maju dan staf spesialis sehingga, akan lebih efisien dalam
melakukan pelayanan mereka.
Hasil penelitian dari Ariyani & Budiartha (2016) menyatakan bahwa
Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh signifikan positif terhadap
audit report lag.
H3 = Reputasi KAP berpengaruh sugnifikan terhadap audit report lag.

II.4.4 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Audit Report Lag


Pergantian Auditor dapat disebabkan karena adanya konflik kepentingan
antara pemilik perusahaan dengan manajemen, maka pergantian auditor memiliki
peranan yang sangat penting dalam meminimalisir konflik keagenan yang terjadi
antara pemilik perusahaan dengan manajemen untuk dapat menyajikan laporan
keuangan dengan tepat waktu.
Pergantian auditor merupakan putusnya hubungan auditor yang lama dengan
perusahaan kemudian mengangkat auditor yang baru untuk menggantikan auditor
yang baru untuk menggantikan auditor yang lama (Ahmed & Hosein, 2010).
Pemerintah telah mengatur kewajiban rotasi auditor melalui Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum enam tahun berturut-
42

turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh seorang akuntan
publik oleh satu klien yang sama. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh
menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa
audit kepada klien yang sama. Jika perusahaan mengalami pergantian auditor,
akan butuh waktu bagi auditor baru untuk mengidentifikasi karakteristik usaha
klien dan system yang digunakandi perusahaan tersebut.
Hasil penelitian dari Rustiarini & Sugiarti (2013) menyatakan bahwa
pergantian auditor berpengaruh signifikan positif terhadap audit report lag.
H4 = Pergantian Auidtor berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Berikut adalah definisi operasional dan pengukuran dari variabel-variabel
yang akan di uji dalam penelitian ini. Variabel bebas (independen) adalah Umur
Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP dan Pergantian Auditor. Sedangkan
variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Audit Report Lag.

III.1.1 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kesalahan penafsiran
yang berbeda. Berikut ini merupakan definisi operasional yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Dependen (Y)
Arens et.al (2008, hlm.58) laporan audit (Audit Report) adalah tahapan
akhir dari keseluruhan proses audit.
Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian audit dari tanggal
penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit (Kartika, 2011).
b. Variabel Independen (X)
1) Umur perusahaan (X1)
Umur Perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi
(Saemargani, 2015).
2) Solvabilitas (X2)
Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya, untuk selalu mampu
memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu
(Fahmi 2011, hlm.174).

44
45

3) Reputasi KAP (X3)


Suatu bentuk organisasi akuntansi publik yang memperoleh izin sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang
pemberian jasa professional dalam praktik akuntan publik (Togasima
& Christiawan, 2014).
4) Pergantian Auditor (X4)
Putusnya hubungan kerjasama perusahaan dengan auditor yang lama
dan mengangkat auditor yang baru mengaharuskan auditor yang baru
atau penerus berkomunikasi dengan auditor sebelumnya,
mengidentifikasi alasan klien dan mendapatkan kesepahaman dengan
perusahaan. Setelah memahami alasan perusahaan untuk melakukan
audit, auditor harus menyusun strategi pengauditan awal dengan
memahami bisnis dan industri klien (Arens, et al. 2011, hlm.86).

III.1.2 Pengukuran Variabel


Berikut merupakan pengukuran yang digunakan untuk masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Independen (Y)
Audit Report Lag diukur berdasarkan jumlah hari dari tanggal tutup
buku sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen. Skala data yang digunakan adalah skala rasio
menggunakan satuan hari (Tiono & Christiawan, 2012).
Tanggal di tanda tanganinnya laporan
Audit Report Lag = (III.1)
audit - Tanggal neraca
b. Variabel Dependen (X)
1) Umur Perusahaan
Untuk mengetahui umur perusahaan yaitu dihitung mulai dari
pertama perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia sampai dengan
tahun penelitian (Widhiasari & Budiartha, 2016).
Skala yang digunakan adalah skala rasio. Adapun rumus umur
perusahaan adalah sebagai berikut:
Umur Perusahaan = Tahun perusahaan listing di BEI
(III.2)
Tahun penelitian
2) Solvabilitas (X2)
Variabel solvabilitas diukur dengan Total Debt to Total Asset
menggunakan skala rasio total utang (baik jangka pendek maupun
46

jangka panjang) terhadap total aset. Menurut Carslaw dan Kaplan


(1991) dalam Togasima & Christiawan (2014) proporsi relatif dari
hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari
perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva
akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat
meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan keuangan
yang akan diaudit. Satuan data berupa persentase yang dirumuskan
sebagai berikut :
Total Debt
Debt to Asset Ratio = (III.3)
Total Assets
3) Reputasi KAP
Saat ini, Kantor Akuntan Publik (KAP) digolongkan menjadi KAP
non Big Four dan Big Four. Jadi, variabel reputasi KAP diukur
dengan metode dummy seperti kode yaitu kode 0 diberikan bagi
KAP non Big Four dan kode 1 untuk KAP Big Four (Tiono &
Christiawan, 2012).
4) Pergantian Auditor
Variabel pergantian auditor diukur dengan metode dummy seperti
memberikan kode yaitu jika klien melakukan pergantian auditor
diberi kode 1, sedangkan jika klien tidak melakukan pergantian
auditor diberi kode 0 (Rustiarini & Sugiarti, 2013).

III.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel


III.2.1 Populasi
Populasi menurut Martono (2011, hlm. 74) menyatakan bahwa populasi
merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau
keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi
yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangan
tahunan (annual report) yang telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia (BEI), akses langsung dari sumber www.idx.co.id.
47

III.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
2014 hlm.120). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu
penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Penentuan kriteria sampel penelitian yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap hasil analisis. Adapun kriteria yang dipilih dalam penentuan
sampel adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
melaporkan laporan keuangannya secara berturut-turut selama periode
2014-2016 yang berakhir tahun buku per 31 desember. Hal tersebut
dikarenakan fenomena yang diambil dalam penelitian ini ada pada sektor
pertambangan.
b. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan yang sudah diaudit oleh
auditor independen. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini memerlukan
data nama auditor, tanggal ditandatanganinnya laporan audit dan nama
Kantor Akuntan Publik (KAP).
c. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan
mencantumkan data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dikarenakan apabila perusahaan
tidak mencantumkan data yang lengkap terkait dengan variabel yang
digunakan tidak dapat dijadikan sampel.
Peneliti memilih perusahaan pertambangan yang menjadi sampel
dikarenakan fenomena yang diambil pada tahun 2014 merupakan salah satu
perusahaan pertambangan, maka masih adanya ketidak konsistenan dari hasil
peneliti terdahulu, sehingga dapat dijadikan sampel untuk dilakukannya penelitian
selanjutnya untuk membuktikan apakah adanya hasil peneliti yang berbeda
dengan hasil sebelumnya.

III.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian ini, diperlukan sebuah teknik untuk
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
48

III.3.1 Jenis Data


Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
secara tidak langsung dari sumber utamanya. Data tersebut berupa laporan
keuangan yang sudah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2014-2016.

III.3.2 Sumber Data


Seluruh data bersumber dari laporan keuangan yang telah diaudit tahun
2013-2016 dan telah dipublikasi secara lengkap di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sumber data diperoleh melalui akses ke beberapa website seperti:
a. www.idx.co.id
Untuk mendapatkan data sekunder berupa laporan keuangan selama
periode penelitian 2013-2016. Periode 2013 digunakan untuk melihat
nama auditor yang dibutuhkan untuk data variabel independen pergantian
auditor.
b. www.sahamok.com
untuk mendapatkan informasi tanggal perusahaan listing di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian 2014-2016 yang digunakan untuk
variabel independen umur perusahaan.

III.3.3 Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
memperoleh data yang jelas dan akurat adalah dengan dua acara yaitu:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)


Yaitu dengan mengumpulkan bahan atau data-data yang relevan
sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, yang diperoleh dengan
membaca, mempelajari, meneliti, mengkaji serta mengamati berbagai
macam sumber seperti buku, jurnal akuntansi nasional maupun
internasional, koran, dan literatur-literatur pendukung lainnya serta
49

mencari informasi tambahan melalui pencarian pada situs-situs serta


artikel dalam internet yang mendukung penelitian ini.
b. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang sudah tersedia yang dilakukan dengan
membuat salinan atau menggadakan data.

III.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis


Dalam melakukan analisis dan uji hipotesis, prosedur yang dilakukan
dibantu dengan menggunakan program computer yaitu Microsoft Excel 2010 dan
Stastical and Service Solutions (SPSS 21).

III.4.1 Teknik Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah analisis
regresi yang mampu menjelaskan hubungan antara variabel terikat (dependen)
dengan variabel bebas (independen) yang lebih dari satu (Nafarin 2007, hlm.142).
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan fungsi untuk
mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh umur perusahaan, solvabilitas,
reputasi KAP dan pergantian auditor terhadap audit report lag. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan setelah model
regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuan dari metode
ini adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.

III.4.1.1 Uji Asumsi Klasik


Untuk memperoleh apakah model regresi benar-benar menunjukan
hubungan yang signifikan, dengan dasar metode Ordinary Least Square (OLS)
agar tidak terdapat kesalahan spesifikasi dalam model analisis, maka dalam
pelaksanaan analisis data harus memenuhi asumsi klasik. Ada empat alat uji
dalam asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi
dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
50

Menurut (Ghozali, 2013 hlm. 160) menyatakan bahwa uji normalitas


bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual yang dihasilkan mempunyai distribusi normal
atau tidak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Analisis Grafik
Dalam analisis grafik cara termudah untuk melihat normal atau
tidaknya residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal. Namun jika hanya melihat histogram, untuk
jumlah sampel yang sedikit akan membingungkan. Metode lain yang
dapat digunakan adalah dengan melihat normal probabilitas plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pada
dasarnya normalitas dapat dideteksi dalam normal probability plot
dengan melihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Selain analisis grafik sebaiknya uji normalitas dilengkapi juga oleh uji
statistik. Hal ini dikarenakan analisis grafik dapat membingungkan
jika tidak dilakukan dengan hati-hati, secara visual grafik bisa
menunjukkan seolah-olah normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Dalam melakukan analisis statistik dapat melalui uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji ini
dapat dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho: Data residual tidak terdistribusi normal Ho<0,05
Ha: Data residual terdistribusi normal Ha>0,05
Menurut Latan (2014, hlm. 194) menyatakan bahwa dengan melihat
standardized residual jika hasil perhitungan K-S menghasilkan nilai
asymp sig (2-tailed) berada di atas = 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak artinya data residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013, hlm. 105) menyatakan bahwa uji
multikolinearitas digunakan untuk menguji model regresi ditemukan
51

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang


baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Metode
pengujian yang biasa digunakan yaitu dengan nilai Inflation Factor (VIF)
dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan
tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013, hlm. 110) menyatakan bahwa uji autokorelasi
digunakan untuk menguji apakah model regresi ada autokorelasi atau
tidak ada autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya
masalah autokorelasi. Model pengujian yang sering digunakan adalah
dengan uji Durbin-Watson (Uji DW). Pengambilan keputusan pada uji
Durbin Watson menurut Sarwono (2015, hlm. 120) menyatakan bahwa
nilai DW adalah -2 < nilai DW < +2 maka tidak ada masalah
autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013, hlm. 139), menyatakan bahwa uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara
untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik
scatterplot antara variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Dasar analisis dalam pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasi telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

III.4.1.2 Statistik Deskriptif


Menurut Ghozali (2013, hlm. 19) menyatakan bahwa memberi gambaran
atau deskripsi terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang
52

dapat dijelaskan melalui nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean)
dan standar deviasi.

III.4.2 Uji Hipotesis


Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari
analisis data.

III.4.2.1 Uji Determinasi (Adjusted R2)


Menurut Ghozali (2013, hlm.97) menyatakan bahwa koefisien determinasi
(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi terikat. Nilai R2 berada di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang mendekati nol
mengandung arti bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas atau sangat kecil kemampuannya.
Sebaliknya, jika nilai R2 berada mendekati satu berarti variabel-variabel
independen dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Uji R2 memiliki kelemahan yaitu bahwa
penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model.

III.4.2.2 Uji t (Uji Signifikan Parameter Individual)


Ghozali (2013, hlm. 98), menyatakan bahwa uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Untuk melihat
pengaruhnya dapat membandingkan ttabel dengan thitung. Untuk melihat thitung dapat
dilihat dari tabel statistik sedangkan untuk melihat ttabel dapat dilihat dari daftar
tabel distribusi t. Menggunakan rumus Df = N K 1, dimana N = jumlah
sampel, K = jumlah variabel, menggunakan taraf signifikansi 0,05. Rumusan
hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Jika thitung < ttabel artinya tidak mempunyai pengaruh maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
53

b. Jika thitung > ttabel artinya mempunyai pengaruh maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
Untuk menentukan tingkat signifikansi dan daerah penerimaan dan
penolakan hipotesis adalah:
c. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
d. Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Ho1>0,05 = Umur Perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Audit Report Lag.
Ha1<0,05 = Umur Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.
Ho2>0,05 = Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Audit Report Lag.
Ha2<0,05 = Solvabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.
Ho3>0,05 = Reputasi KAP tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.
Ha3 <0,05 = Reputasi KAP mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.
Ho4>0,05 = Pergantian Auditor tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap Audit Report Lag.
Ha4<0,05 = Pergantian Auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.

III.4.3 Analisis Regresi Berganda


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu
atau lebih variabel independen (variabel penjelas/beban), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel
dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Dalam analisis
regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
54

independen. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari
nilai koefisien determinasi dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut
signifikan secara statistik apabila nilai uji statistikmya berada dalam daerah kritis
(daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2013, hlm.95-97).
Dalam penelitian ini model regresi yang digunakan adalah model regresi linier
berganda, karena variabel dependen dalam penelitian ini merupakan skala data
rasio, sedangkan untuk variabel independen sendiri menggunakan campuran
antara skala data rasio dan dummy.
Persamaan regresi berganda dummy dengan menggunakan 4 (empat)
variabel independen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
ARL = + 1 X1+ 2 X2+ 3 X3+ 4 X4+ e
Keterangan :
Y = Audit Report Lag
X1 = Umur Perusahaan
X2 = Solvabilitas
X3 = Reputasi KAP
X4 = Pergantian Auditor
= Konstanta
1, 2, 3, 4 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel
independen
e = Error

III.5 Kerangka Model Penelitian


Metode uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
Regresi Berganda . Analisis Regresi Berganda ini yang digunakan untuk
menganalisis Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, Dan Pergantian
Auditor Terhadap Audit Report Lag. Model penelitian dapat digambarkan secara
singkat sebagai berikut :

Umur Perusahaan
(X1) H1

Solvabilitas
Audit Report Lag
Pergantian
(X2)Auditor
Reputasi KAP
(Y)
(X43)
55

H2

H3

H4

Gambar 2. Kerangka Model Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian


IV.1.1 Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2014-2016. Data perusahaan yang akan digunakan untuk penelitan tersebut
diperoleh langsung melalui situs www.idx.co.id. Data pengamatan yang akan
diolah merupakan tahun 2014-2016, sedangkan data yang dibutuhkan adalah data
dari tahun 2013-2016 karena untuk variabel Pergantian Auditor membutuhkan
data nama auditor tahun 2013 untuk menentukan apakah ada pergantian auditor
atau tidak di tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih
dengan purposive sampling, sehingga penyeleksian sampel yang digunakan pada
penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria


No Kriteria Sample Penelitian Total
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek 41
Indonesia (BEI) selama periode 2014-2016 berturut-turut
2. Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan (11)
tahunan audit berturut-turut selama periode 2014-2016
3. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan yang (0)
sudah diaudit oleh auditor independen
4. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (0)
dengan tidak mencantumkan data yang lengkap terkait
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 30
Tahun Pengamatan 3
Total Sampel Selama Periode Pengamatan 90
Sampel yang terkena outlier (3)
Jumlah sampel penelitian setelah outlier 87
Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4, proses seleksi sampel dengan kriteria yang telah


ditetapkan (purposive sampling), dengan total perusahaan pertambangan tahun
2014-2016 secara berturut-turut sebanyak 41 perusahaan. Dengan kriteria
perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan audit berturut-

56
57

turut selama periode 2014-2016, perusahaan yang tidak menyajikan laporan


keuangan yang sudah diaudit oleh auditor independen, dan perusahaan yang telah
menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan tidak mencantumkan data yang
lengkap terkait variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Maka
diperoleh 30 perusahaan pertambangan yang akan dijadikan sampel dengan
periode pengamatan selama 3 (tiga) tahun. Sehingga total keseluruhan yang
didapat adalah 90 sampel. Berikut ini nama-nama perusahaan yang menjadi objek
dalam penelitian ini:

Tabel 5. Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian


No Nama Perusahaan Kode Sub Sektor
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO Batubara
2 PT Atlas Resources Tbk ARII Batubara
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK Batubara
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI Batubara
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN Batubara
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA Batubara
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID Batubara
8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS Batubara
9 PT Harum Energy Tbk HRUM Batubara
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG Batubara
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI Batubara
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH Batubara
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK Batubara
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA Batubara
15 PT Petrosea Tbk PTRO Batubara
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT Batubara
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA Batubara
18 PT Elnusa Tbk ELSA Minyak Dan Gas Bumi
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA Minyak Dan Gas Bumi
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC Minyak Dan Gas Bumi
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS Minyak Dan Gas Bumi
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM Logam Dan Mineral
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA Logam Dan Mineral
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT Logam Dan Mineral
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO Logam Dan Mineral
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB Logam Dan Mineral
27 PT SMR Utama Tbk SMRU Logam Dan Mineral
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS Logam Dan Mineral
29 PT Citatah Tbk CTTH Batu Batuan
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI Batu Batuan
Sumber : www.idx.co.id
58

IV.1.2 Deskripsi Data Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa
laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan yang diaudit oleh
akuntan publik dan dipublikasikan di Indonesia Stock Exchange (IDX) selama 3
tahun dari tahun 2014-2016, Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, dan
Pergantian Auditor. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah Audit
Report Lag.
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh umur perusahaan,
solvabilitas, reputasi kap, dan pergantian auditor terhadap audit report lag. Teknik
analisis ini menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Metode yang
digunakan dalam regresi ini yaitu metode enter dengan tingkat signifikansi () 5%
atau 0,05.

IV.1.2.1 Variabel Audit Report Lag


Audit Report Lag merupakan rentang waktu penyelesaian audit dari
tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan
audit. Audit Report Lag diukur dengan cara tanggal ditanda tanganinnya laporan
audit dikurangi tanggal neraca. Dalam penelitian ini data diambil dalam 3 tahun
yaitu periode 2014-2016 dari 30 sampel perusahaan pertambangan. Berikut ini
merupakan data Audit Report Lag yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 6. Audit Report Lag


Kode Jumlah Hari
No Nama Perusahaan
Perusahaan 2014 2015 2016
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO 58 60 58
2 PT Atlas Resources Tbk ARII 89 90 90
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK 87 91 91
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI 177 274 76
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN 90 91 89
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA 51 64 74
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID 79 67 74
8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS 41 47 58
9 PT Harum Energy Tbk HRUM 89 90 89
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 49 49 54
59

Kode Jumlah Hari


No Nama Perusahaan
Perusahaan 2014 2015 2016
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 40 41 62
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH 77 64 59
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 86 111 88
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 54 60 66
15 PT Petrosea Tbk PTRO 64 75 66
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT 86 90 83
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 68 83 89
18 PT Elnusa Tbk ELSA 54 42 39
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 84 84 88
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC 84 82 90
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 83 81 81
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 62 60 59
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA 82 75 67
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT 86 22 76
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO 57 56 53
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 89 104 55
27 PT SMR Utama Tbk SMRU 89 90 86
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS 54 62 59
29 PT Citatah Tbk CTTH 68 78 75
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI 84 88 86
Sumber: data sekunder yang diolah

IV.1.2.2 Variabel Umur Perusahaan


Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan tersebut beroperasi.
Umur perusahaan diukur dengan cara tahun perusahaan listing di BEI dikurangi
tahun penelitian. Dalam penelitian ini data diambil dalam 3 tahun yaitu periode
2014-2016 dari 30 sampel perusahaan pertambangan. Berikut ini merupakan data
Umur Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 7. Umur Perusahaan


Kode Jumlah Tahun
No Nama Perusahaan
Perusahaan 2014 2015 2016
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO 6.4 7.4 8.4
2 PT Atlas Resources Tbk ARII 3.2 4.2 5.2
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK 12.7 13.7 14.7
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI 24.4 25.4 26.4
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN 6.4 7.4 8.4
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA 7.3 8.3 9.3
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID 13.6 14.6 15.6
8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS 3.1 4.1 5.1
9 PT Harum Energy Tbk HRUM 4.3 5.3 6.3
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 7.0 8.0 9.0
60

Kode Jumlah Tahun


No Nama Perusahaan
Perusahaan 2014 2015 2016
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 23.5 24.5 25.5
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH 13.4 15.4 16.4
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 7.5 8.5 9.5
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 12.0 13.0 14.0
15 PT Petrosea Tbk PTRO 24.6 25.6 26.6
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT 14.8 15.8 16.8
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 2.5 3.5 4.5
18 PT Elnusa Tbk ELSA 6.9 7.9 8.9
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 2.9 3.9 4.9
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC 20.3 21.3 22.3
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 8.5 9.5 10.5
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 17.1 18.1 19.1
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA 12.8 13.8 14.8
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT 17.1 18.1 19.1
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO 24.6 25.6 26.6
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 7.1 8.1 9.1
27 PT SMR Utama Tbk SMRU 3.3 4.3 5.3
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS 19.2 20.2 21.2
29 PT Citatah Tbk CTTH 17.8 19.8 20.8
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI 17.4 18.4 19.4
Sumber: data sekunder yang diolah

IV.1.2.3 Variabel Solvabilitas


Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
dan menjaga kemampuannya, untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya
dalam membayar utang secara tepat waktu. Dalam penelitian ini solvabilitas
menggunakan proksi Debt to Asset Ratio (DAR) diukur dengan total liabilitas
dibagi dengan total asset. Dalam penelitian ini data diambil selama 3 tahun yaitu
periode 2014-2016 dari 30 sampel perusahaan pertambangan. Berikut ini
merupakan data Solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 8. Solvabilitas
Kode
No Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Perusahaan
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO 0.4920 0.4373 0.4195
2 PT Atlas Resources Tbk ARII 0.6835 0.7667 0.8296
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK 0.3462 0.4306 0.5352
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI 0.8987 1.8558 1.8977
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN 0.7800 0.8164 0.7719
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA 0.3750 0.3974 0.4096
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0.8985 0.8978 0.8567
61

8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS 0.2144 0.3305 0.2985


Kode
No Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Perusahaan
9 PT Harum Energy Tbk HRUM 0.1850 0.0978 0.1402
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 0.3126 0.2920 0.2499
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 0.2749 0.2210 0.1449
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH 0.5060 0.4210 0.2701
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0.5161 0.5105 0.5575
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 0.4146 0.4503 0.4320
15 PT Petrosea Tbk PTRO 0.5877 0.5809 0.5668
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT 0.3680 0.4401 0.4013
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 0.5265 0.4507 0.4352
18 PT Elnusa Tbk ELSA 0.3916 0.4021 0.3133
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 0.2829 0.3410 0.6858
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC 0.6597 0.7589 0.7524
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 0.7543 0.6900 0.6326
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0.4588 0.3966 0.3860
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA 0.4105 0.5379 0.6468
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT 0.0478 0.0407 0.3529
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO 0.2351 0.1989 0.1757
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 0.6670 0.6175 0.5989
27 PT SMR Utama Tbk SMRU 0.5006 0.5339 0.5930
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS 0.4249 0.4212 0.4079
29 PT Citatah Tbk CTTH 0.7808 0.5229 0.4887
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI 0.2451 0.5544 0.6201
Sumber: data sekunder yang diolah

IV.1.2.4 Variabel Reputasi KAP


Reputasi KAP dalam penelitian ini diukur dengan metode dummy yaitu
dengan memberikan kode 1 untuk KAP The Big Four dan kode 0 untuk KAP Non
Big Four. Dalam penelitian ini data diambil selama 3 tahun yaitu periode 2014-
2016 dari 30 sampel perusahaan pertambangan. Berikut ini merupakan data
Reputasi KAP yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 9. Reputasi KAP


Kode
No Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Perusahaan
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO 1 1 1
2 PT Atlas Resources Tbk ARII 0 0 0
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK 0 0 0
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI 0 0 0
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN 0 1 1
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA 0 0 0
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0 0 0
8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS 1 1 1
62

9 PT Harum Energy Tbk HRUM 1 1 1


Kode
No Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Perusahaan
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 1 1 1
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 0 0 0
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH 1 1 1
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0 0 0
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 1 1 1
15 PT Petrosea Tbk PTRO 1 1 1
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT 1 1 1
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 1 1 1
18 PT Elnusa Tbk ELSA 1 1 1
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 1 1 1
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC 1 1 1
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 0 0 0
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 1 1 1
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA 0 0 0
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT 0 0 0
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO 1 1 1
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 0 0 0
27 PT SMR Utama Tbk SMRU 0 0 0
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS 1 1 1
29 PT Citatah Tbk CTTH 0 0 0
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI 0 0 0
Sumber: data sekunder yang diolah

IV.1.2.5 Variabel Pergantian Auditor


Pergantian Auditor dalam penelitian ini diukur dengan metode dummy
yaitu dengan memberikan kode 1 apabila melakukan pergantian auditor dan kode
0 apabila tidak melakukan pergantian auditor. Dalam penelitian ini data diambil
selama 3 tahun yaitu periode 2014-2016 dari 30 sampel perusahaan
pertambangan. Berikut ini merupakan data Pergantian Auditor yang digunakan
dalam penelitian ini:

Tabel 10. Pergantian Auditor


Kode
No Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Perusahaan
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO 1 1 0
2 PT Atlas Resources Tbk ARII 0 0 1
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK 0 1 0
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI 0 1 1
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN 0 0 1
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA 0 0 1
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID 0 0 0
63

8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS 1 0 0


Kode
No Nama Perusahaan 2014 2015 2016
Perusahaan
9 PT Harum Energy Tbk HRUM 0 1 0
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 1 1 1
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI 1 0 0
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH 1 1 0
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK 0 1 1
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA 0 1 1
15 PT Petrosea Tbk PTRO 0 0 1
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT 0 1 0
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA 1 1 1
18 PT Elnusa Tbk ELSA 1 1 1
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA 1 1 0
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC 0 1 0
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS 1 0 0
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0 0 1
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA 0 0 1
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT 1 0 0
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO 0 1 0
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB 1 1 1
27 PT SMR Utama Tbk SMRU 1 0 0
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS 0 0 1
29 PT Citatah Tbk CTTH 1 0 1
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI 1 0 0
Sumber: data sekunder yang diolah

IV.1.3 Analisis Statistik Deskriptif


Analisis statistik deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran
terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan 4 variabel independen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor terhadap
Audit Report Lag. Sebelum melakukan uji statisktik deskriptif, data penelitian
yang dikumpulkan dan di identifikasi terlebih dahulu untuk menentukan apakah
data telah terdistribusi secara normal, jika data tidak terdistribusi secara normal
maka perlu dilakukan data outlier.
Sampel penelitian sebanyak 30 sampel dengan periode penelitian sebanyak
3 tahun, maka jumlah N = 90, setelah melakukan pengujian data, hasil dari
pengujian tersebut data tidak terdistribusi secara normal, sehingga data harus di
outlier. Data outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat
sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk
64

nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi
(Ghozali, 2013 hlm. 41). Dalam penelitian ini, deteksi data outlier yang
digunakan adalah box plot untuk menghapus nilai yang ekstrim dan tidak
terdistribusi secara normal (Santoso, 2015 hlm. 39). Jumlah data yang diperoleh
dalam penelitian ini berjumlah 90, namun terdapat 3 data yang harus dihilangkan
atau di outlier untuk menjadikan data tersebut terdistribusi secara normal.
Sehingga data yang diuji dalam penelitian ini pun berkurang menjadi 87 sampel.
Setelah data terdistribusi normal selanjutnya dapat dilakukan uji analisis statistic
deskriptif.
Data-data yang dipakai untuk mengetahui nilai-nilai variabel berdasarkan
hasil pengolahan data dengan bantuan Statistical Product and Service Solution
(SPSS) for Windows Version 21 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 11. Hasil Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Audit Report Lag 87 22 111 72,24 17,222
Umur Perusahaan 87 2,5 26,6 12,677 6,9493
Solvabilitas 87 ,0407 ,8985 ,469766 ,1993266
Reputasi Kap 87 0 1 ,54 ,501
Pergantian Auditor 87 0 1 ,48 ,503
Valid N (listwise) 87
Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 11, Statistik Deskriptif di atas dapat diketahui


bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 87 sampel.
Dengan mengacu pada tabel 11, dapat diketahui pula bahwa Audit Report Lag
memiliki nilai yang paling cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya
selama 22 hari yaitu pada PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) pada tahun
2015 yang ditanda tanganin oleh auditor independen pada tanggal 22 Januari
2016, nilai yang paling lambat dalam menyampaikan laporan keuangannya selama
111 hari yaitu pada PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) pada tahun 2015 yang
ditanda tanganin oleh auditor independen pada tanggal 20 April 2016, dan standar
deviasi sebesar 17,222, hal ini menunjukkan bahwa data Audit Report Lag ada
yang menyimpang sekitar 17,222 dari rata-ratanya. Semakin kecil nilai suatu
standar deviasi, semakin dekat nilai data sampel dengan rata-ratanya, yang artinya
65

tingkat hemogenitasnya semakin tinggi. Nilai standar deviasi yang kecil


menunjukkan nilai rata-rata Audit Report Lag perusahaan dalam sampel penelitian
ini tergolong hampir sama yaitu sebesar 72,24. Sedangkan nilai rata-rata atau
mean Audit Report Lag adalah 72,24 atau 72 hari, maka hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014, 2015, 2016 sudah menyampaikan laporan keuangan
secara tepat waktu yaitu sebelum 90 hari.
Variabel Independen Umur Perusahaan yang diukur dengan cara tahun
perusahaan listing di BEI dikurangi tahun penelitian pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016
mempunyai tahun terendah yaitu selama 2,5 tahun yaitu pada PT Toba Bara
Sejahtera Tbk (TOBA) pada tahun 2014, serta mempunyai tahun tertinggi yaitu
selama 26.6 tahun yaitu pada PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada tahun 2016,
dan standar deviasi sebesar 6,9493, hal ini menunjukkan bahwa data Umur
Perusahaan ada yang menyimpang sekitar 6,9493 dari rata-ratanya. Semakin kecil
nilai suatu standar deviasi, semakin dekat nilai data sampel dengan rata-ratanya,
yang artinya tingkat hemogenitasnya semakin tinggi. Nilai standar deviasi yang
kecil menunjukkan nilai rata-rata Umur Perusahaan dalam sampel penelitian ini
tergolong hampir sama yaitu sebesar 12,677. Sedangkan nilai rata-rata Umur
Perusahaan adalah 12,677 atau 13 tahun, maka hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2014-
2016 sudah lama berdiri.
Variabel independen Solvabilitas yang diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR)
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014-2016
mempunyai nilai terendah untuk Solvabilitas sebesar 0,0407 atau 4% pada PT
Central Omega Resources Tbk (DKFT) pada tahun 2015, hal ini menunjukkan
bahwa aset milik PT Central Omega Resources Tbk lebih besar dibiayai oleh dana
yang berasal dari sumber pendanaan internal perusahaan yaitu sebesar
1,363,051,086,590 dibandingkan dengan utang yang sebesar 55,506,129,459.
Nilai tertinggi untuk Solvabilitas sebesar 0,8985 atau 89% pada PT Delta Dunia
Makmur Tbk (DOID) pada tahun 2014, hal ini menunjukkan bahwa aset milik PT
Delta Dunia Makmur Tbk di tahun 2014 lebih besar dibiayai oleh hutang
66

dibandingkan dengan sumber pendanaan internal perusahaan. Nilai standar deviasi


sebesar 0,1993266, hal ini menunjukkan bahwa data Solvabilitas ada yang
menyimpang sekitar 0,19993266 dari rata-ratanya. Semakin kecil nilai suatu
standar deviasi, semakin dekat nilai data sampel dengan rata-ratanya, yang artinya
tingkat hemogenitasnya semakin tinggi. Nilai standar deviasi yang kecil
menunjukkan nilai rata-rata Solvabilitas perusahaan dalam sampel penelitian ini
tergolong hampir sama yaitu sebesar 0,469766. Sedangkan nilai rata-rata
Solvabilitas sebesar 0,469766 atau 47%, hal tersebut memiliki arti bahwa dari 87
data perusahaan memiliki utang rata-rata sebesar 47% dalam mendanai aset
selama periode pengamatan. Karena rata-rata Solvabilitas diatas 0% atau bertanda
positif, maka menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan Solvabilitas.

Tabel 12. Frekuensi Reputasi KAP


Reputasi KAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
KAP Non Big Four 40 46,0 46,0 46,0
Valid KAP Big Four 47 54,0 54,0 100,0
Total 87 100,0 100,0
Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 12 dalam Frekuensi Reputasi KAP, dapat dilihat


bahwa 54% atau sebanyak 47 sampel diaudit oleh KAP Big Four artinya laporan
keuangan yang diaudit oleh KAP Big Four dipercaya lebih berkualitas sehingga
dapat menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Sedangkan 46% atau
sebanyak 40 sampel diaudit oleh KAP Non Big Four artinya laporan keuangan
yang tidak diaudit oleh KAP Big Four diindikasikan memiliki tingkat kualitas
yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit KAP Big Four.
Hal ini dapat dikatakan bahwa 54% dari 87 sampel perusahaan lebih banyak
laporan keuangan perusahaannya yang di audit oleh KAP Big Four. Artinya
bahwa perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2014-2016 lebih
banyak laporan keuangannya yang diaudit oleh KAP Big Four, dengan
kepercayaan bahwa tingkat kualitasnya lebih berkualitas sehingga perusahaan
tersebut akan melakukan penyampaian laporan keuangannya secara tepat waktu.
67

Tabel 13. Frekuensi Pergantian Auditor


Pergantian Auditor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Ada Pergantian Auditor 45 51,7 51,7 51,7
Valid Ada Pergantian Auditor 42 48,3 48,3 100,0
Total 87 100,0 100,0
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil tabel 13 dalam Frekuensi Pergantian Auditor, dapat
dilihat bahwa 51,7% atau sebanyak 45 sampel tidak melakukan pergantian auditor
artinya perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor maka tidak
memerlukan waktu yang lama lagi untuk proses pengenalan dan pemahaman
maka perusahaan dapat menyelesaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
Sedangkan 48,3% atau sebanyak 42 sampel melakukan pergantian auditor artinya
perusahaan yang melakukan pergantian auditor tentunya auditor yang baru
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengenali karakteristik perusahaan
dan sistem yang ada didalamnya sehingga dapat menyita waktu auditor dalam
meyampaikan laporan keuangannya. Hal ini dapat dikatakan bahwa 51,7% dari 87
sampel perusahaan lebih banyak memilih untuk tidak melakukan pergantian
auditor, hal ini dikarenakan agar auditor tidak memerlukan waktu yang lama lagi
untuk proses pengenalan dan pemahaman maka perusahaan dapat menyelesaikan
laporan keuangannya secara tepat waktu.

IV.1.4 Analisis Uji Asumsi Klasik


Pada penelitian ini uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui hasil uji
normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas sehingga dapat
memastikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbebas atau
tidak ada gangguan normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas.
68

IV.1.4.1 Uji Normalitas


Dalam menghitung uji normalitas apakah dalam sebuah regresi nilai residual
dari regresi mempunyai distribusi normal, Pengujian ini secara praktis dilakukan
dengan melihat analisis grafik yang terdiri dari grafik histrogram dan Normal
Probability Plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati normal. Diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
a. Analisis Grafik
Pengujian ini secara praktis dilakukan dengan melihat analisis grafik
yang terdiri dari grafik histrogram dan normal probability plot yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
normal. Berikut ini adala grafik histrogram:

Sumber: Data yang telah diolah


Gambar 3. Hasil Pengujian Normalitas dengan Histogram
Hasil dari gambar 3, kurva di atas mengikuti bentuk bel (lonceng) dan
tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan sehingga dapat dikatakan telah
sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dan hal ini menunjukan
pola distribusi secara normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Selain melihat dengan grafik histogram dapat dilihat pula
dengan menggunakan analisis normal probability plot:
69

Sumber: Data yang telah diolah


Gambar 4. Hasil Pengujian Normalitas Probability Plot
Berdasarkan gambar 4, Grafik Normal Probability Plot terlihat titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
layak dijadikan model penelitian.
b. Analisis Statistik
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual dari
model regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk memperkuat
hasil pengujian tersebut digunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat
dilihat pada tabel 12 yaitu sebagai berikut:

Tabel 14. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Audit Umur Solvabilitas Reputasi Pergantian Unstandardized
Report Lag perusahaan KAP _Auditor Residual
N 87 87 87 87 87 87
Normal Mean 72,24 12,677 ,469766 ,54 ,48 ,0000000
Parametersa,b Std. Deviation 17,222 6,9493 ,1993266 ,501 ,503 14,71875905
Absolute ,143 ,147 ,078 ,361 ,349 ,059
Most Extreme
Positive ,115 ,147 ,078 ,319 ,349 ,046
Differences
Negative -,143 -,072 -,060 -,361 -,331 -,059
Kolmogorov-Smirnov Z 1,331 1,376 ,731 3,365 3,254 ,554
Asymp. Sig. (2-tailed) ,058 ,045 ,660 ,000 ,000 ,919
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
70

Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat diketahui pada hasil nilai


Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,554 dengan tingkat signifikansinya
atau Asymp. Sig. (2-tailed) yang menunjukkan nilai 0,919. Nilai
probabilitas untuk semua variabel independen menunjukan nilai yang
lebih besar dari 0,05 (0,919 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, atau data terdistribusi secara normal.

IV.1.4.2 Uji Multikolonieritas


Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Tabel 15. Hasil Uji Multikolonieritas


Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Umur Perusahaan ,948 1,055
1 Solvabilitas ,902 1,109
Reputasi KAP ,901 1,110
Pergantian Auditor ,934 1,071
Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan hasil tabel 15, diketahui bahwa seluruh variabel independen


mempunyai nilai VIF hitung 10 atau nilai tolerance 0,10. Maka dapat
disimpulkan seluruh variabel independen (Umur Perusahaan, Solvabilitas,
Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor) dalam penelitian ini tidak mengalami
masalah multikolinearitas atau terbebas dari multikolinearitas.

IV.1.4.3 Uji Autokorelasi


Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan Statistical Product and
Service Solutions for Windows Version 21 diperoleh hasil perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 16. Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson

1 1,434
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
71

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 15, menunjukan nilai


Durbin-Watson sebesar 1,434, artinya -2 < DW < +2 atau -2 < 1,434 < +2 artinya
tidak ada autokorelasi.

IV.1.4.4 Uji Heteroskedastisitas


Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan Statistical Product and
Service Solutions for Windows Version 21 diperoleh hasil sebagai berikut:

Sumber: Data sekunder yang telah diolah


Gambar 5. Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola


tertentu pada grafik. Berdasarkan grafik Scatterplot pada gambar 5, dapat terlihat
bahwa titik-titik sampel penelitian ini menyebar secara acak dan tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka
0 pada sumbu Y. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
Tabel 17. Hasil Uji Glejser
Model Sig.
(Constant) 1,000
Umur Perusahaan 1,000
Solvabilitas 1,000
Reputasi KAP 1,000
Pergantian Auditor 1,000
Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
72

Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat bahwa seluruh signifikansi dari variabel
independen memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil ini sesuai dengan
grafik scatterplot pada gambar 5 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.

IV.1.5 Uji Hipotesis


Uji hipotesis dapat dilakukan apabila terpenuhinya uji asumsi klasik.
Dengan terpenuhinya uji asumsi klasik tersebut di atas, maka tidak terdapat
kesalahan atau penyimpangan uji asumsi klasik, sehingga dapat melanjutkan
pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji Koefisien Determinasi (R Square),
Uji Parsial (Uji T), dan model regresi berganda.

IV.1.5.1 Uji Determinasi (R2)


Uji Koefisien Determinasi (R2) bertujuannya untuk mengukur seberapa
besar peranan atau kemampuan variabel independen (Umur Perusahaan,
Solvabilitas, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor). Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan bantuan Statistical Product and Service Solution version
21 (SPSS) diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 18. Hasil Uji Determinasi


Model R R Square Adjusted R
Square
1 .519a .270 .234
Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel 18, menunjukkan bahwa nilai adjusted R square (R2)


adalah sebesar 0,234 atau 23.4%. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa persentase
pengaruh variabel independen (Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP,
dan Pergantian Auditor) terhadap variabel dependen (Audit Report Lag) sebesar
23.4%, sisanya 76.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
kedalam penelitian ini, seperti Opini Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
lain-lain.
73

IV.1.5.2 Uji Parsial (Uji t)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel independen Umur
Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Audit Report
Lag.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan Statistical Product and
Service Solution version 21 (SPSS) diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 19. Hasil Uji Parsial (Uji t)


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 67.659 6.576 10.288 .000
Umur Perusahaan -.518 .240 -.209 -2.154 .034
1 Solvabilitas 31.627 8.588 .366 3.683 .000
Reputasi Kap -6.385 3.417 -.186 -1.869 .065
Pergantian Auditor -.546 3.347 -.016 -.163 .871
Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Untuk melihat pengaruhnya dapat membandingkan ttabel dengan thitung. Thitung


dilihat pada tabel statistik di atas. Dimana df= jumlah sampel (N) jumlah
variabel independen (K) 1 = (87 4 1 = 82). Dengan menggunakan tabel
distribusi t dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai t tabel 1,98932. Jika
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho
ditolak.
Berdasarkan hasil dari tabel 17, Umur Perusahaan mempunyai thitung sebesar
-2,154, sedangkan ttabel sebesar 1,98932 sehingga thitung < ttabel dan nilai signifikansi
sebesar 0,034 lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05, dengan demikian
Ho1 diterima dan Ha1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial Umur
Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag.
Variabel Solvabilitas mempunyai nilai thitung sebesar 3,683 sedangkan ttabel
sebesar 1,98932 sehingga thitung > ttabel dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag.
Sedangkan variabel Reputasi KAP mempunyai thitung sebesar -1,869,
sedangkan ttabel sebesar 1,98932 maka thitung < ttabel yaitu -1,869 < 1,98932 dan nilai
74

signifikansi sebesar 0,065 > 0,05 artinya Ho3 diterima dan Ha3 ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa Reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.
Dan variabel Pergantian Auditor mempunyai thitung sebesar -0,163, sedangkan
ttabel sebesar 1,98932 maka thitung < ttabel yaitu -0,163 < 1,98932 dan nilai signifikan
sebesar 0,871 > 0,05 artinya Ho4 diterima dan Ha4 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pergantian Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.

IV.1.6 Model Regresi Berganda


Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel
bebas. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel terikat
dengan suatu persamaan. Berdasarkan hasil olah data dalam penelitian ini
diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 20. Hasil Model Regresi Berganda


Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 67,659 6,576
Umur_Perusahaan -,518 ,240 -,209
1 Solvabilitas 31,627 8,588 ,366
Reputasi KAP -6,385 3,417 -,186
Pergantian Auditor -,546 3,347 -,016
Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Berdasarkan tabel 18, hasil uji coefficients dapat disajikan rumus regresi
berganda sebagai berikut:

ARL = 67,659 0,518UP + 31,627SLV 6,385RK 0,546PA (IV.1)

Keterangan :
Y = Audit Report Lag
UP = Umur Perusahaan
SLV = Solvabilitas
RK = Reputasi KAP
PA = Pergantian Auditor
75

Berdasarkan rumus regresi linear berganda dapat diketahui beberapa hal


yaitu:
a. Nilai konstanta Audit Report Lag (ARL) positif sebesar 67,659 yang
mengandung artinya bahwa tanpa adanya variabel bebas Umur
Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor maka
Audit Report Lag yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
diteliti adalah 68 hari.
b. Nilai Koefisien Umur Perusahaan sebesar -0,518. Arah koefisien negatif
artinya bahwa Umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Audit
Report Lag. Hal ini menunjukan bahwa apabila nilai Umur Perusahaan
bertambah satu satuan maka Audit Report Lag akan berkurang sebesar
0,518 satuan, asumsi bahwa variabel lainnya konstan atau tetap.
c. Nilai Koefisien Solvabilitas sebesar 31,627. Arah koefisien positif
artinya bahwa Solvabilitas berpengaruh positif terhadap Audit Report
Lag. Hal ini menunjukan bahwa apabila nilai Solvabilitas bertambah
satu satuan maka Audit Report Lag akan bertambah sebesar 31,627
satuan, asumsi bahwa variabel lainnya konstan atau tetap.
d. Nilai Koefisien Reputasi KAP sebesar -6,385. Arah koefisien negatif
artinya bahwa Reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap Audit Report
Lag. Hal ini menunjukan bahwa apabila nilai Reputasi KAP berkurang
satu satuan maka Audit Report Lag akan berkurang sebesar 6,385
satuan, asumsi bahwa variabel lainnya konstan atau tetap.
e. Nilai Koefisien Pergantian Auditor sebesar -0,546. Arah koefisien
negatif artinya bahwa Pergantian Auditor berpengaruh negatif terhadap
Audit Report Lag. Hal ini menunjukan bahwa apabila nilai Pergantian
Auditor bertambah satu satuan maka Audit Report Lag akan berkurang
sebesar 0,546 satuan, asumsi bahwa variabel lainnya konstan atau tetap.

IV.2 Pembahasan
Hasil analisa yang telah dilakukan mengenai Umur Perusahaan, Solvabilitas,
Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor terhadap Audit Report Lag pada
76

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak


81 sampel.

IV.2.1 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Audit Report Lag


Pengujian terhadap hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel Umur
Perusahaan diukur dengan cara tahun perusahaan listing di BEI dikurangi tahun
penelitian terhadap Audit Report Lag memiliki nilai signifikansi 0,034 < 0,05
dengan nilai koefisien sebesar -0,518. Maka hipotesis pertama (H1) yaitu Umur
Perusahaan berpengaruh signifikan dan penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspatama (2014) yang
menyatakan bahwa Umur Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit
Report Lag. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Saemargani (2015) yang menyatakan bahwa Umur Perusahaan berpengaruh
signifikan negatif terhadap terhadap Audit Report Lag yang artinya bahwa
semakin lama Umur Perusahaan maka Audit Report Lag akan semakin singkat.
Semakin lama umur perusahaan, investor akan menilai bahwa perusahaan tersebut
akan semakin efisien sehingga informasi yang relevan dapat disajikan tepat waktu.
Oleh karena itu, semakin lama umur perusahaan maka Audit Report Lag yang
terjadi akan semakin singkat. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang memiliki
umur lebih lama dinilai lebih mampu dan terampil dalam mengumpulkan,
memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah
memiliki pengalaman yang cukup banyak.
Dalam penelitian ini terdapat 14 sampel yang umur perusahaannya sudah
lama dan Audit Report Lag yang terjadi singkat yaitu antara lain PT Delta Dunia
Makmur Tbk (DOID), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Samindo
Resources Tbk (MYOH), PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
(PTBA), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), PT
Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
(ANTM), PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA), PT Central Omega Resources
Tbk (DKFT), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah (Persero) Tbk (TINS),
PT Citatah Tbk (CTTH), PT Mitra Investindo Tbk (MITI) . Dalam teori dijelaskan
semakin tinggi Umur Perusahaan maka Audit Report Lag yang terjadi akan
77

semakin singkat. Maka dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan


hipotesis yang telah dikembangkan bahwa Umur Perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap Audit Report Lag.

IV.2.2 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag


Pengujian terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel
Solvabilitas diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Audit Report Lag
memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien sebesar 31,627.
Maka hipotesis kedua (H2) yaitu Solvabilitas berpengaruh signifikan dan
penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Puspatama (2014) dan Togasima & Christiawan (2014) yang
menyatakan bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit
Report Lag. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kartika (2011) yang menyatakan bahwa Solvabilitas berpengaruh signifikan
terhadap Audit Report Lag yang artinya rasio solvabilitas yang tinggi
mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit,
kemungkinan lain yaitu kurang ketatnya aturan-aturan dalam perjanjian utang di
Indonesia untuk mengharuskan penyajian laporan keuangan auditan perusahaan
secara tepat waktu.
Sebagai contoh terdapat 3 perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini yang rasio solvabilitasnya tinggi dan mengalami Audit Report Lag
yang panjang yaitu perusahaan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dimana pada
tahun 2015 memiliki rasio solvabilitas yaitu 0,8164 atau 82% dengan mengalami
Audit Report Lag yaitu 91 hari, PT Bara Jaya International Tbk (ATPK) pada
tahun 2016 memiliki rasio solvabilitas yaitu 0.5352 atau 53% dengan mengalami
Audit Report Lag yaitu 91 hari dan PT J Resources Asia Pasific Tbk (PSAB) pada
tahun 2015 memiliki rasio solvabilitas yaitu 0,6175 atau 62% dengan mengalami
Audit Report Lag yaitu 104 hari. Hal ini dapat melihat seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva, apabila rasionya tinggi atau pendanaan dengan hutang
semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman, sehingga perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi memiliki audit
78

report lag yang cenderung lebih panjang. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa
apabila rasio solvabilitas suatu perusahaan tinggi maka akan meningkatkan
perusahaan tersebut mengalami Audit Report Lag. Dengan demikian penelitian ini
berhasil membuktikan hipotesis yang telah dikembangkan bahwa Solvabilitas
berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

IV.2.3 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag


Pengujian terhadap hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel Reputasi
KAP diukur dengan metode dummy yaitu dengan memberikan kode 1 untuk KAP
The Big Four dan kode 0 untuk KAP Non Big Four terhadap Audit Report Lag
memiliki nilai signifikansi 0,065 > 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -6,385.
Maka hipotesis ketiga (H3) yaitu Reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan dan
penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widhiasari & Budiartha (2016) yang menyatakan bahwa Reputasi
KAP berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag. Namun, hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiono & Christiawan (2012)
yang menyatakan bahwa Reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag yang artinya bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big
Four dan Non Big Four adalah sama. Hal tersebut membuktikan bahwa KAP yang
memiliki staf kompeten dan jadwal audit yang lebih fleksibel belum tentu dapat
menjamin akan memiliki rentang waktu yang audit report lag yang lebih cepat.
Dalam penelitian ini contohya adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
dimana pada tahun 2015 laporan keuangan perusahaan tersebut di audit oleh KAP
Big Four namun perusahaan tersebut masih mengalami telatnya penyelesaian
laporan keuangannya atau audit report lag yang panjang dan PT Delta Dunia
Makmur Tbk (DOID) pada tahun 2014-2016 laporan keuangan perusahaan
tersebut di audit oleh KAP Non Big Four namun perusahaan tersebut tidak
mengalami audit report lag yang panjang. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa
laporan keuangan perusahaan yang di audit oleh KAP Big Four ataupun Non Big
Four tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag. Dengan demikian
penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis yang telah dikembangkan
bahwa Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Report Lag.
79

IV.2.4 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Audit Report Lag


Pengujian terhadap hipotesis keempat menunjukkan bahwa variabel
Pergantian Auditor diukur dengan metode dummy yaitu dengan memberikan kode
1 apabila melakukan pergantian auditor dan kode 0 apabila tidak melakukan
pergantian auditor terhadap Audit Report Lag memiliki nilai signifikansi 0,871 >
0,05 dengan nilai koefisien sebesar -0,546. Maka hipotesis keempat (H 4) yaitu
Pergantian Auditor tidak berpengaruh signifikan dan penelitian ini ditolak. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini &
Sugiarti (2013) yang menyatakan bahwa Pergantian Auditor berpengaruh
signifikan terhadap Audit Report Lag. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2014), Permatasari (2014) dan
Widhiasari & Budiartha (2016). Menurut Tambunan (2014) bahwa pergantian
auditor tidak akan mempengaruhi audit report lag, hal ini dikarenakan penerimaan
klien dan perencanaan audit dilakukan sebelum tahun fiskal klien berakhir maka
adanya pergantian auditor dalam perusahaan tidak akan berpengaruh terhadap
lamanya waktu penyelesaian audit.
Dalam penelitian ini contohnya adalah PT Perdana Karya Perkasa Tbk
(PKPK) dimana pada tahun 2015 perusahaan melakukan pergantian auditor
namun perusahaan tersebut mengalami telatnya penyelesaian laporan
keuangannya atau audit report lag selama 111 hari dan PT Bayan Resources Tbk
(BYAN) pada tahun 2015 perusahaan tidak melakukan pergantian auditor namun
perusahaan tersebut mengalami telatnya penyelesaian laporan keuangannya atau
audit report lag selama 91 hari. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa apabila
perusahaan melakukan pergantian auditor atau tidak melakukan pergantian auditor
tidak akan mempengaruhi panjang atau pendeknya Audit Report Lag. Dengan
demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis yang telah
dikembangkan bahwa Pergantian Auditor berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

IV.3 Keterbatasan
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang mempengaruhi penelitian
ini, diantaranya:
80

a. Tidak semua populasi memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, sehingga


memperkecil jumlah sampel yang digunakan yaitu dari 41 perusahaan
pertambangan pada tahun 2014-2016 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) menjadi 30 perusahaan.
b. Terdapat beberapa perusahaan yang tidak menyampaikan laporan
keuangan dan laporan tahunan secara berturut-turut.
c. Masih sedikitnya jumlah sampel pada penelitian ini dikarenakan peneliti
hanya menggunakan sektor pertambangan saja.
d. Masih sedikitnya jumlah sampel yang lolos syarat kriteria penelitian.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui
secara empiris pengaruh Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, dan
Pergantian Auditor terhadap Audit Report Lag.
Setelah diadakannya analisis dan pengujian hipotesis Umur Perusahaan,
Solvabilitas, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor terhadap Audit Report Lag
pada 30 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange
(IDX) pada tahun 2014-2016, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Berikut adalah hasil penelitian secara individual (Uji t) dan nilai
koefisien:
1) Hasil penelitian secara individual Umur Perusahaan terhadap Audit
Report Lag dengan tingkat signifikansi untuk variabel Umur
Perusahaan sebesar 0,034 dan memiliki nilai koefisien sebesar -0,518.
Hal ini menunjukan bahwa variabel Umur Perusahaan berpengaruh
signifikan negatif terhadap Audit Report Lag dikarenakan perusahaan
yang memiliki umur lebih lama dinilai lebih mampu dan terampil
dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi pada
saat diperlukan karena telah memiliki pengalaman yang cukup banyak
2) Hasil penelitian secara individual Solvabilitas terhadap Audit Report
Lag dengan tingkat signifikansi untuk variabel Solvabilitas sebesar
0,000 dan memiliki nilai koefisien sebesar 31,627. Hal ini
menunjukan bahwa variabel Solvabilitas berpengaruh signifikan
positif terhadap Audit Report Lag dikarenakan rasio solvabilitas yang
tinggi mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam
penyelesaian audit.
3) Hasil penelitian secara individual Reputasi KAP terhadap Audit
Report Lag dengan tingkat signifikansi untuk Reputasi KAP sebesar
0,065 dan memiliki nilai koefisien sebesar -6,385. Hal ini menunjukan

81
82

bahwa variabel Reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap


Audit Report Lag dikarenakan KAP yang mengaudit laporan keuangan
perusahaan baik KAP Big Four atau Non Big Four selalu berupaya
untuk menunjukkan profesionalisme yang tinggi sehingga Reputasi
KAP tidak mempengaruhi terjadinya Audit Report Lag.
4) Hasil penelitian secara individual Pergantian Auditor terhadap Audit
Report Lag dengan tingkat signifikansi untuk Pergantian Auditor
sebesar 0,871 dan memiliki nilai koefisien sebesar -0,546. Hal ini
menunjukan bahwa variabel Pergantian Auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap Audit Report Lag dikarenakan pergantian auditor
bisa dilakukan jauh sebelum tahun tutup buku berakhir maka auditor
baru dapat mengatur waktu untuk memahami lingkungan bisnis klien
sehingga pergantian auditor tidak mempengaruhi terjadinya Audit
Report Lag.

V.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan, maka terdapat saran
yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya adalah sebagai berikut:
a. Teoritis
1) Dari penelitian yang dilakukan melalui uji regresi linear berganda
bahwa variabel Umur Perusahaan, Solvabilitas, Reputasi KAP, dan
Pergantian Auditor hanya berpengaruh sebesar 23,4% terhadap Audit
Report Lag. Kurangnya pengaruh sebesar 76,6% terhadap Audit
Report Lag maka penelitian selanjutnya diharapkan menambah
variabel penelitian yang dapat mempengaruhi Audit Report Lag
misalnya Opini Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan lain
sebagainya. Sehingga diharapkan Adjusted R2 yang diperoleh akan
lebih besar.
2) Untuk penelitian mendatang dapat lebih memperluas populasi maupun
sampel penelitian, misalnya tidak hanya pada perusahaan
pertambangan saja, tetapi bisa ditambah dengan perusahaan
manufaktur, perusahaan jasa atau perusahaan lainnya. Hal ini
83

dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan dari peneliti tersebut


memiliki cakupan yang lebih luas dan tidak hanya merupakan
perusahaan pertambangan saja.
3) Untuk peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode
pengamatan, tidak hanya dalam kurun waktu 3 tahun, agar hasilnya
dapat lebih menggambarkan kodisi yang ada dan memberikan hasil
yang lebih baik lagi, sehingga hasil penelitian diharapkan lebih akurat.
b. Praktisi
1) Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan untuk tetap mempertimbangkan hal-hal yang
dapat menyebabkan perusahaan telat menyampaikan laporan
keuangan. Agar dapat menarik minat investor maupun calon investor
untuk menginvestasikan dananya kepada perusahaan dan agar
perusahaan tidak terkena sanski.
2) Bagi Investor
Diharapkan bagi para calon investor agar lebih dapat memperhatikan
dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui
sejauh mana perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangannya
dengan tepat waktu sehingga investor dapat mengetahui informasi
perusahaan lebih dini kemudian dapat dijadikan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada suatu perusahaan.
3) Bagi Bursa
Diharapkan untuk lebih memperketat lagi bagi perusahaan yang tidak
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu kepada OJK.
Agar perusahaan-perusahaan dapat menyampaikan laporan
keuangannya secara tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Ahmed dan Hossain. (2010). Audit Report Lag: A Study of the Bangladeshi Listed
Companies. ASA University Review, 4(2).

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., Jusuf, A. A. (2008). Auditing dan jasa
assurance : Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.

Ariyani, D., & Trisna, N. N. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


Kompleksitas Operasi Perusahaan Dan Reputasi Kap Terhadap Audit Report
Lag Pada Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi, 8(2), 217-230.

Brigham, E.F & Houston, J.F. (2011). Dasar-dasar manajemen keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.

Darwin. (2012). Analisis Perbedaan Kualitas Audit KAP Big 4 dan KAP Second
Tier Dinilai dari Independensi Auditor, Manajemen Laba, dan Nilai
Relevansi Laba. Unpublished undergraduate thesis, Universitas Indonesia,
Jakarta.

Dibia, Dr. N.O dan J.C Onwuchekwa. (2013). An Examination of The Audit
Report Lag of Companies Quoted in The Nigeria Stock Exchange.
International Journal of Business and Social Research (IJBSR), 3(9), pp. 8-
16.

Elder, RJ, Mark SB, Alvin AA, & Jusuf, AA. (2013). Auditing dan jasa assurance.
Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, I. (2011). Analisis laporan keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss, Edisi


ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD).

Harahap, S. (2011). Analisis kritis atas laporan keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Harahap, S. (2012). Teori Akuntansi, Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers.

Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada
Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ. Simposium Nasional
Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia.

84
85

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Standar akuntansi keuangan per 1 januari


2015. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar profesional akuntan publik per
31 maret 2011. Jakarta: Salemba Empat.

Kartika, A. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada


perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Dinamika Keuangan dan
Perbankan, 3(2).

Kasmir. (2015). Analisis laporan keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
Kep346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
Kep431/BL/2012 tentang penyampaian laporan keuangan.

Latan, H. (2014). Aplikasi analisis data statistik untuk ilmu sosial sains dengan
IBM SPSS, Bandung: Alfabeta.

Lianto, N., & Kusuma, B. H. (2010). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap


audit report lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(2), 97-106.

Modugu et al. (2012). Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies:


Empirical Evidence. Research Journal of Finance and Accounting. ISSN
2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online). Vol 3, No 6.

Nafarin, M. (2007). Penganggaran perusahaan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Permatasari, A., Widuri, R., Kom, S., & MM, D. (2015). Faktor-faktor yang
mempengaruhi audit report lag (studi empiris pada perusahaan
pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2011-2013)
(Doctoral dissertation, BINUS).

Petronila, Thio Anastasia. (2007). Analisis Skala Perusahaan, Profitabilitas, Opini


Audit, Pos Luar Biasa, dan Umur Perusahaan Atas Audit Delay: Studi
Empiris pada Bursa Efek Jakarta Tahun 2003. Jurnal Akuntabilitas, 6(2), pp
144-156.

Pradana, M. N. Reza dan Md Gd Wirakusuma. (2013). Pengaruh Faktor-Faktor


Nonfinansial pada Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan Tahunan
Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3(2).

Puspatama, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit


Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2012 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
86

Rustiarini, Ni Wayan dan Ni Wayan Mita Sugiarti. (2013). Pengaruh Karakteristik


Auditor, Opini Audit, Audit Tenure, Pergantian Auditor pada Audit Delay.
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2(2), pp. 657-675.

Saemargani, F. I., & Mustikawati, R. I. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Umur Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini
Auditor Terhadap Audit Delay. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan
Manajemen, 4(2).

Sarwono, J. (2015). Rumus-rumus populer dalam SPSS 22 untuk riset dan skripsi,
Yogyakarta: Andi Offset.

Shinta Widhiasari, N. M., & Budiartha, I. K. (2016). Pengaruh umur perusahaan,


ukuran perusahaan, reputasi auditor, dan pergantian auditor terhadap audit
report lag. E-Jurnal Akuntansi, 15(1), 200-228.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Tambunan, P. U. (2014). Pengaruh Opini Audit, Pergantian Auditor Dan Ukuran


Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Akuntansi, 2(2).

Tiono, I. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag di Bursa Efek
Indonesia. Business Accounting Review, 1(2), 286-297.

Togasima, C. N. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit report


lag pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2012.
Business Accounting Review, 2(2), 151-159.

Utami, W. (2006). Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek
Jakarta. Unpublished thesis, Universitas Mercu Buana, Jakarta.

http://www.idx.co.id/

http://www.neraca.co.id/article/52481/payah-52-emiten-telat-laporkan-keuangan
RIWAYAT HIDUP

Nama : Tiara Oktalia


Tempat/Tanggal Lahir : Depok, 20 0ktober 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Gandaria Kranggan Wetan RT/RW 001/007,
No 134, Kel. Jatirangga, Kec. Jatisampurna,
Bekasi, 16820
No. Telp : 0812.8764.401
Email : tiaraoktalia1995@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Sudarman
Ibu : Sri Puji Astuti

PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri 010 Cibubur tahun lulus 2007
2. MTSN 22 Jakarta tahun lulus 2010
3. SMA Negeri 105 Jakarta tahun lulus 2013
4. Strata Satu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta tahun masuk 2013

Lampiran 1
Daftar Perusahaan Obyek Penelitian

Kode
No Nama Perusahaan Sub Sektor
Perusahaan
1 PT Adaro Energy Tbk ADRO Batubara
2 PT Atlas Resources Tbk ARII Batubara
3 PT Bara Jaya International Tbk ATPK Batubara
4 PT Bumi Resources Tbk BUMI Batubara
5 PT Bayan Resources Tbk BYAN Batubara
6 PT Darma Henwa Tbk DEWA Batubara
7 PT Delta Dunia Makmur Tbk DOID Batubara
8 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS Batubara
9 PT Harum Energy Tbk HRUM Batubara
10 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG Batubara
11 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI Batubara
12 PT Samindo Resources Tbk MYOH Batubara
13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK Batubara
14 PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA Batubara
15 PT Petrosea Tbk PTRO Batubara
16 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT Batubara
17 PT Toba Bara Sejahtera Tbk TOBA Batubara
18 PT Elnusa Tbk ELSA Minyak Dan Gas Bumi
19 PT Surya Esa Perkasa Tbk ESSA Minyak Dan Gas Bumi
20 PT Medco Energi International Tbk MEDC Minyak Dan Gas Bumi
21 PT Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS Minyak Dan Gas Bumi
22 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM Logam Dan Mineral
23 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA Logam Dan Mineral
24 PT Central Omega Resources Tbk DKFT Logam Dan Mineral
25 PT Vale Indonesia Tbk INCO Logam Dan Mineral
26 PT J Resources Asia Pasific Tbk PSAB Logam Dan Mineral
27 PT SMR Utama Tbk SMRU Logam Dan Mineral
28 PT Timah (Persero) Tbk TINS Logam Dan Mineral
29 PT Citatah Tbk CTTH Batu Batuan
30 PT Mitra Investindo Tbk MITI Batu Batuan

Lampiran 2
Audit Report Lag

KODE
TANGGAL SELESAI AUDIT
No PERUSAHAA TAHUN TUTUP BUKU
DIAUDIT REPORT LAG
N
1 ADRO 2014 27 Februari 2015 31 Desember 2014 58
ADRO 2015 29 Februari 2016 31 Desember 2015 60
ADRO 2016 27 Februari 2017 31 Desember 2016 58
2 ARII 2014 30 Maret 2015 31 Desember 2014 89
ARII 2015 30 Maret 2016 31 Desember 2015 90
ARII 2016 30 Maret 2017 31 Desember 2016 90
3 ATPK 2014 28 Maret 2015 31 Desember 2014 87
ATPK 2015 31 Maret 2016 31 Desember 2015 91
ATPK 2016 31 Maret 2017 31 Desember 2016 91
4 BUMI 2014 26 Juni 2015 31 Desember 2014 177
BUMI 2015 30 September 2016 31 Desember 2015 274
BUMI 2016 17 Maret 2017 31 Desember 2016 76
5 BYAN 2014 31 Maret 2015 31 Desember 2014 90
BYAN 2015 31 Maret 2016 31 Desember 2015 91
BYAN 2016 30 Maret 2017 31 Desember 2016 89
6 DEWA 2014 20 Februari 2015 31 Desember 2014 51
DEWA 2015 4 Maret 2016 31 Desember 2015 64
DEWA 2016 15 Maret 2017 31 Desember 2016 74
7 DOID 2014 20 Maret 2015 31 Desember 2014 79
DOID 2015 7 Maret 2016 31 Desember 2015 67
DOID 2016 15 Maret 2017 31 Desember 2016 74
8 GEMS 2014 10 Februari 2015 31 Desember 2014 41
GEMS 2015 16 Februari 2016 31 Desember 2015 47
GEMS 2016 27 Februari 2017 31 Desember 2016 58
9 HRUM 2014 30 Maret 2015 31 Desember 2014 89
HRUM 2015 30 Maret 2016 31 Desember 2015 90
HRUM 2016 30 Maret 2017 31 Desember 2016 89
10 ITMG 2014 18 Februari 2015 31 Desember 2014 49
ITMG 2015 18 Februari 2016 31 Desember 2015 49
ITMG 2016 23 Februari 2017 31 Desember 2016 54
11 KKGI 2014 9 Februari 2015 31 Desember 2014 40
KKGI 2015 10 Februari 2016 31 Desember 2015 41
KKGI 2016 3 Maret 2017 31 Desember 2016 62
12 MYOH 2014 18 Maret 2015 31 Desember 2014 77
MYOH 2015 4 Maret 2016 31 Desember 2015 64
MYOH 2016 28 Februari 2017 31 Desember 2016 59

(Lanjutan)
Audit Report Lag

KODE
TANGGAL SELESAI AUDIT
No PERUSAHAA TAHUN TUTUP BUKU
DIAUDIT REPORT LAG
N
13 PKPK 2014 27 Maret 2015 31 Desember 2014 86
PKPK 2015 20-Apr-16 31 Desember 2015 111
PKPK 2016 29 Maret 2017 31 Desember 2016 88
14 PTBA 2014 23 Februari 2015 31 Desember 2014 54
PTBA 2015 29 Februari 2016 31 Desember 2015 60
PTBA 2016 7 Maret 2017 31 Desember 2016 66
15 PTRO 2014 5 Maret 2015 31 Desember 2014 64
PTRO 2015 15 Maret 2016 31 Desember 2015 75
PTRO 2016 7 Maret 2017 31 Desember 2016 66
16 SMMT 2014 27 Maret 2015 31 Desember 2014 86
SMMT 2015 30 Maret 2016 31 Desember 2015 90
SMMT 2016 24 Maret 2017 31 Desember 2016 83
17 TOBA 2014 9 Maret 2015 31 Desember 2014 68
TOBA 2015 23 Maret 2016 31 Desember 2015 83
TOBA 2016 30 Maret 2017 31 Desember 2016 89
18 ELSA 2014 23 Februari 2015 31 Desember 2014 54
ELSA 2015 11 Februari 2016 31 Desember 2015 42
ELSA 2016 8 Februari 2017 31 Desember 2016 39
19 ESSA 2014 25 Maret 2015 31 Desember 2014 84
ESSA 2015 24 Maret 2016 31 Desember 2015 84
ESSA 2016 29 Maret 2017 31 Desember 2016 88
20 MEDC 2014 25 Maret 2015 31 Desember 2014 84
MEDC 2015 22 Maret 2016 31 Desember 2015 82
MEDC 2016 31 Maret 2017 31 Desember 2016 90
21 RUIS 2014 24 Maret 2015 31 Desember 2014 83
RUIS 2015 21 Maret 2016 31 Desember 2015 81
RUIS 2016 22 Maret 2017 31 Desember 2016 81
22 ANTM 2014 3 Maret 2015 31 Desember 2014 62
ANTM 2015 29 Februari 2016 31 Desember 2015 60
ANTM 2016 28 Februari 2017 31 Desember 2016 59
23 CITA 2014 23 Maret 2015 31 Desember 2014 82
CITA 2015 15 Maret 2016 31 Desember 2015 75
CITA 2016 8 Maret 2017 31 Desember 2016 67
24 DKFT 2014 27 Maret 2015 31 Desember 2014 86
DKFT 2015 22 Januari 2016 31 Desember 2015 22
DKFT 2016 17 Maret 2017 31 Desember 2016 76
25 INCO 2014 26 Februari 2015 31 Desember 2014 57
INCO 2015 25 Februari 2016 31 Desember 2015 56
INCO 2016 22 Februari 2017 31 Desember 2016 53
(Lanjutan)
Audit Report Lag

KODE
TANGGAL SELESAI AUDIT
No PERUSAHAA TAHUN TUTUP BUKU
DIAUDIT REPORT LAG
N
26 PSAB 2014 30 Maret 2015 31 Desember 2014 89
PSAB 2015 13 April 16 31 Desember 2015 104
PSAB 2016 24 Februari 2017 31 Desember 2016 55
27 SMRU 2014 30 Maret 2015 31 Desember 2014 89
SMRU 2015 30 Maret 2016 31 Desember 2015 90
SMRU 2016 27 Maret 2017 31 Desember 2016 86
28 TINS 2014 23 Februari 2015 31 Desember 2014 54
TINS 2015 2 Maret 2016 31 Desember 2015 62
TINS 2016 28 Februari 2016 31 Desember 2016 59
29 CTTH 2014 9 Maret 2015 31 Desember 2014 68
CTTH 2015 18 Maret 2016 31 Desember 2015 78
CTTH 2016 16 Maret 2017 31 Desember 2016 75
30 MITI 2014 25 Maret 2015 31 Desember 2014 84
MITI 2015 28 Maret 2016 31 Desember 2015 88
MITI 2016 27 Maret 2017 31 Desember 2016 86
Lampiran 3
Umur Perusahaan

KODE TAHUN TANGGAL UMUR PERUSAHAAN


NO
PERUSAHAAN PENELITIAN LISTING (TAHUN)
ADRO 31/12/2014 16/7/2008 6.4
1 31/12/2015 16/7/2008 7.4
31/12/2016 16/7/2008 8.4
ARII 31/12/2014 8/11/2011 3.2
2 31/12/2015 8/11/2011 4.2
31/12/2016 8/11/2011 5.2
ATPK 31/12/2014 17/4/2002 12.7
3 31/12/2015 17/4/2002 13.7
31/12/2016 17/4/2002 14.7
BUMI 31/12/2014 30/7/1990 24.4
4 31/12/2015 30/7/1990 25.4
31/12/2016 30/7/1990 26.4
BYAN 31/12/2014 12/8/2008 6.4
5 31/12/2015 12/8/2008 7.4
31/12/2016 12/8/2008 8.4
DEWA 31/12/2014 26/9/2007 7.3
6 31/12/2015 26/9/2007 8.3
31/12/2016 26/9/2007 9.3
DOID 31/12/2014 15/6/2001 13.6
7 31/12/2015 15/6/2001 14.6
31/12/2016 15/6/2001 15.6
GEMS 31/12/2014 17/11/2011 3.1
8 31/12/2015 17/11/2011 4.1
31/12/2016 17/11/2011 5.1
HRUM 31/12/2014 6/10/2010 4.3
9 31/12/2015 6/10/2010 5.3
31/12/2016 6/10/2010 6.3
ITMG 31/12/2014 18/12/2007 7.0
10 31/12/2015 18/12/2007 8.0
31/12/2016 18/12/2007 9.0
KKGI 31/12/2014 1/7/1991 23.5
11 31/12/2015 1/7/1991 24.5
31/12/2016 1/7/1991 25.5
MYOH 31/12/2014 27/7/2000 13.4
12 31/12/2015 27/7/2000 15.4
31/12/2016 27/7/2000 16.4
(Lanjutan)
Umur Perusahaan

KODE TAHUN TANGGAL UMUR PERUSAHAAN


NO
PERUSAHAAN PENELITIAN LISTING (TAHUN)
PKPK 31/12/2014 11/7/2007 7.5
13 31/12/2015 11/7/2007 8.5
31/12/2016 11/7/2007 9.5
PTBA 31/12/2014 23/12/2002 12.0
14 31/12/2015 23/12/2002 13.0
31/12/2016 23/12/2002 14.0
PTRO 31/12/2014 21/5/1990 24.6
15 31/12/2015 21/5/1990 25.6
31/12/2016 21/5/1990 26.6
SMMT 31/12/2014 29/2/2000 14.8
16 31/12/2015 29/2/2000 15.8
31/12/2016 29/2/2000 16.8
TOBA 31/12/2014 6/7/2012 2.5
17 31/12/2015 6/7/2012 3.5
31/12/2016 6/7/2012 4.5
ELSA 31/12/2014 6/2/2008 6.9
18 31/12/2015 6/2/2008 7.9
31/12/2016 6/2/2008 8.9
ESSA 31/12/2014 1/2/2012 2.9
19 31/12/2015 1/2/2012 3.9
31/12/2016 1/2/2012 4.9
MEDC 31/12/2014 12/10/1994 20.3
20 31/12/2015 12/10/1994 21.3
31/12/2016 12/10/1994 22.3
RUIS 31/12/2014 12/7/2006 8.5
21 31/12/2015 12/7/2006 9.5
31/12/2016 12/7/2006 10.5
ANTM 31/12/2014 27/11/1997 17.1
22 31/12/2015 27/11/1997 18.1
31/12/2016 27/11/1997 19.1
CITA 31/12/2014 20/3/2002 12.8
23 31/12/2015 20/3/2002 13.8
31/12/2016 20/3/2002 14.8
DKFT 31/12/2014 21/11/1997 17.1
24 31/12/2015 21/11/1997 18.1
31/12/2016 21/11/1997 19.1
(Lanjutan)
Umur Perusahaan

KODE TAHUN TANGGAL UMUR PERUSAHAAN


NO
PERUSAHAAN PENELITIAN LISTING (TAHUN)
INCO 31/12/2014 16/5/1990 24.6
25 31/12/2015 16/5/1990 25.6
31/12/2016 16/5/1990 26.6
PSAB 31/12/2014 1/12/2007 7.1
26 31/12/2015 1/12/2007 8.1
31/12/2016 1/12/2007 9.1
SMRU 31/12/2014 10/10/2011 3.3
27 31/12/2015 10/10/2011 4.3
31/12/2016 10/10/2011 5.3
TINS 31/12/2014 19/10/1995 19.2
28 31/12/2015 19/10/1995 20.2
31/12/2016 19/10/1995 21.2
CTTH 31/12/2014 7/3/1996 17.8
29 31/12/2015 7/3/1996 19.8
31/12/2016 7/3/1996 20.8
MITI 31/12/2014 16/7/1997 17.4
30 31/12/2015 16/7/1997 18.4
31/12/2016 16/7/1997 19.4
Lampiran 4
Solvabilitas

KODE HUTANG HASIL


NO TAHUN ASSETS
PERUSAHAAN (LIABILITIES) SOLVABILITAS
ADRO 2014 39,443,750,000,000 80,170,600,000,000 0.4920
1 2015 36,188,694,444,444.40 82,758,736,111,111.10 0.4373
2016 36,978,040,540,540.50 88,138,608,108,108.10 0.4195
ARII 2014 2,897,412,500,000 4,239,362,500,000 0.6835
2 2015 3,849,871,428,571.43 5,021,200,000,000 0.7667
2016 3,423,100,000,000 4,126,437,500,000 0.8296
ATPK 2014 621,707,633,000 1,795,865,062,000 0.3462
3 2015 763,673,326,000 1,773,314,414,000 0.4306
2016 848,700,573,000 1,585,848,621,000 0.5352
BUMI 2014 80,253,443,432,098.70 89,303,336,740,740.70 0.8987
4 2015 87,488,722,069,444.40 47,142,725,805,555.60 1.8558
2016 77,460,111,934,210.50 40,818,338,157,894.70 1.8977
BYAN 2014 11,272,185,906,360 14,451,004,546,160 0.7800
5 2015 10,562,717,180,835 12,937,664,587,760 0.8164
2016 8,552,493,490,532 11,080,489,977,196 0.7719
DEWA 2014 1,668,155,850,000 4,448,237,587,500 0.3750
6 2015 2,058,590,388,888.89 5,180,207,388,888.89 0.3974
2016 2,055,395,197,368.42 5,017,627,710,526.32 0.4096
DOID 2014 10,167,172,237,500 11,316,317,587,500 0.8985
7 2015 10,375,000,000,000 11,555,555,555,555.60 0.8978
2016 9,944,827,881,578.95 11,608,890,842,105.30 0.8567
GEMS 2014 10,511,572,952,437,500 49,022,541,918,975,000 0.2144
8 2015 1,745,081,185,714.29 5,280,961,357,142.86 0.3304
2016 1,409,387,500,000 4,720,875,000,000 0.2985
HRUM 2014 1,021,798,884,560 5,524,689,313,520 0.1850
9 2015 513,509,797,890 5,251,121,998,975 0.0978
2016 778,421,807,952 5,554,252,320,908 0.1401
ITMG 2014 5,084,526,560,000 16,263,409,120,000 0.3126
10 2015 4,745,480,000,000 16,250,510,000,000 0.2920
2016 4,062,535,832,000 16,254,765,312,000 0.2499
KKGI 2014 340,536,155,160 1,238,634,516,040 0.2749
11 2015 300,460,755,950 1,359,381,027,125 0.2210
2016 192,121,955,184 1,326,250,765,000 0.1449
12 MYOH 2014 12,785,673,626,360 25,266,847,861,800 0.5060
2015 936,475,271,785 2,224,205,220,655 0.4210
2016 534,390,041,436 1,978,508,264,232 0.2701
(dalam rupiah)

(Lanjutan)
Solvabilitas
(dalam rupiah)

KODE HUTANG HASIL


NO TAHUN ASSET
PERUSAHAAN (LIABILITIES) SOLVABILITAS
PKPK 2014 156,521,141,000 303,255,720,000 0.5161
13 2015 87,083,602,000 170,598,564,000 0.5105
2016 87,917,337,000 157,702,767,000 0.5575
PTBA 2014 6,141,181,000,000 14,812,023,000,000 0.4146
14 2015 7,606,496,000,000 16,894,043,000,000 0.4502
2016 8,024,369,000,000 18,576,774,000,000 0.4320
PTRO 2014 3,436,312,500,000 5,846,650,000,000 0.5877
15 2015 3,431,819,444,444 5,907,888,888,889 0.5809
2016 3,013,189,189,189 5,316,554,054,054 0.5668
SMMT 2014 3,318,830,899,984,720 9,018,681,357,112,800 0.3680
16 2015 4,327,129,939,423,290 9,832,870,640,153,110 0.4401
2016 3,433,565,621,350,260 8,555,270,087,750,720 0.4013
TOBA 2014 1,968,378,805,970 3,738,933,358,209 0.5265
17 2015 175,521,983,448 389,478,120,000 0.4507
2016 1,490,102,421,466 3,423,928,782,723 0.4352
ELSA 2014 1,662,708,000,000 4,245,704,000,000 0.3916
18 2015 1,772,327,000,000 4,407,513,000,000 0.4021
2016 1,313,213,000,000 4,190,956,000,000 0.3133
ESSA 2014 494,376,575,000 1,747,858,287,500 0.2828
19 2015 1,316,051,930,556 3,858,971,277,778 0.3410
2016 6,202,021,175,676 9,043,479,837,838 0.6858
MEDC 2014 22,169,673,825,240 33,605,999,174,760 0.6597
20 2015 30,462,325,497,355 40,140,812,782,260 0.7589
2016 36,366,169,792,692 48,331,046,781,908 0.7524
RUIS 2014 953,560,118,388 1,264,142,659,644 0.7543
21 2015 753,340,426,009 1,091,753,891,437 0.6900
2016 619,413,387,232 979,132,450,762 0.6326
ANTM 2014 10,114,640,953,000 22,044,202,220,000 0.4588
22 2015 12,040,131,928,000 30,356,850,890,000 0.3966
2016 11,572,740,239,000 29,981,535,812,000 0.3860
23 CITA 2014 1,145,347,157,152 2,790,120,638,838 0.4105
2015 1,503,924,741,603 2,795,962,339,721 0.5379
2016 1,763,384,737,866 2,726,213,720,854 0.6468
DKTF 2014 57,004,564,516 1,191,603,649,353 0.0478
24 2015 55,506,129,459 1,363,051,086,590 0.0407
2016 662,191,960,467 1,876,253,284,461 0.3529

(Lanjutan)
Solvabilitas
(dalam rupiah)

KODE HUTANG HASIL


NO TAHUN ASSETS
PERUSAHAAN (LIABILITIES) SOLVABILITAS
INCO 2014 6,827,532,280,000 29,037,323,600,000 0.2351
25 2015 6,279,539,180,000 31,578,975,995,000 0.1989
2016 5,252,172,708,000 29,901,710,512,000 0.1756
PSAB 2014 5,714,621,540,000 8,567,148,990,000 0.6670
26 2015 5,121,483,260,000 8,294,365,930,000 0.6175
2016 5,108,535,230,000 8,529,393,920,000 0.5989
SMRU 2014 1,314,253,904,800 2,625,132,837,600 0.5006
27 2015 1,415,275,994,385 2,650,654,594,210 0.5339
2016 1,437,595,649,416 2,424,192,610,992 0.5930
TINS 2014 4,144,235,000,000 9,752,477,000,000 0.4249
28 2015 3,908,615,000,000 9,279,683,000,000 0.4212
2016 3,894,946,000,000 9,548,631,000,000 0.4079
CTTH 2014 285,803,117,172 366,053,299,896 0.7808
29 2015 316,679,237,740 605,667,034,867 0.5229
2016 301,007,248,281 615,962,000,265 0.4887
MITI 2014 88,898,918,712 362,678,809,663 0.2451
30 2015 138,014,959,336 248,928,487,814 0.5544
2016 142,275,119,991 229,448,521,647 0.6201
Lampiran 5
Reputasi KAP

No KODE PERUSAHAAN TAHUN REPUTASI KAP


1 ADRO 2014 1
ADRO 2015 1
ADRO 2016 1
2 ARII 2014 0
ARII 2015 0
ARII 2016 0
3 ATPK 2014 0
ATPK 2015 0
ATPK 2016 0
4 BUMI 2014 0
BUMI 2015 0
BUMI 2016 0
5 BYAN 2014 0
BYAN 2015 1
BYAN 2016 1
6 DEWA 2014 0
DEWA 2015 0
DEWA 2016 0
7 DOID 2014 0
DOID 2015 0
DOID 2016 0
8 GEMS 2014 1
GEMS 2015 1
GEMS 2016 1
9 HRUM 2014 1
HRUM 2015 1
HRUM 2016 1
10 ITMG 2014 1
ITMG 2015 1
ITMG 2016 1
11 KKGI 2014 0
KKGI 2015 0
KKGI 2016 0
12 MYOH 2014 1
MYOH 2015 1
MYOH 2016 1

(Lanjutan)
Reputasi KAP

NO KODE PERUSAHAAN TAHUN REPUTASI KAP

13 PKPK 2014 0
PKPK 2015 0
PKPK 2016 0
14 PTBA 2014 1
PTBA 2015 1
PTBA 2016 1
15 PTRO 2014 1
PTRO 2015 1
PTRO 2016 1
16 SMMT 2014 1
SMMT 2015 1
SMMT 2016 1
17 TOBA 2014 1
TOBA 2015 1
TOBA 2016 1
18 ELSA 2014 1
ELSA 2015 1
ELSA 2016 1
19 ESSA 2014 1
ESSA 2015 1
ESSA 2016 1
20 MEDC 2014 1
MEDC 2015 1
MEDC 2016 1
21 RUIS 2014 0
RUIS 2015 0
RUIS 2016 0
22 ANTM 2014 1
ANTM 2015 1
ANTM 2016 1
23 CITA 2014 0
CITA 2015 0
CITA 2016 0
24 DKFT 2014 0
DKFT 2015 0
DKFT 2016 0

(Lanjutan)
Reputasi KAP

NO KODE PERUSAHAAN TAHUN REPUTASI KAP


25 INCO 2014 1
INCO 2015 1
INCO 2016 1
26 PSAB 2014 0
PSAB 2015 0
PSAB 2016 0
27 SMRU 2014 0
SMRU 2015 0
SMRU 2016 0
28 TINS 2014 1
TINS 2015 1
TINS 2016 1
29 CTTH 2014 0
CTTH 2015 0
CTTH 2016 0
30 MITI 2014 0
MITI 2015 0
MITI 2016 0
Lampiran 6
Pergantian Auditor

KODE PERGANTIAN
NO TAHUN NAMA AUDITOR
PERUSAHAAN AUDITOR
1 ADRO 2014 1 Yanto, S.E.,Ak.,M.Ak.,CPA
ADRO 2015 1 Drs. Haryanto Sahari, CPA
ADRO 2016 0 Drs. Haryanto Sahari, CPA
2 ARII 2014 0 Maria Leckzinska
ARII 2015 0 Maria Leckzinska
ARII 2016 1 Leo Susanto
3 ATPK 2014 0 Drs. Ferdinand, CPA
ATPK 2015 1 Drs. Hertanto,M.S.Ak.,CPA,CPMA.,CA,CTA
ATPK 2016 0 Drs. Hertanto,M.S.Ak.,CPA,CPMA.,CA,CTA
4 BUMI 2014 0 Tjiendradja Yamin
BUMI 2015 1 Hilda Ong
BUMI 2016 1 Christiadi Tjahnadi
5 BYAN 2014 0 Eddy Rintis, S.E., CPA
BYAN 2015 0 Eddy Rintis, S.E., CPA
BYAN 2016 1 Drs. Haryanto Sahari, CPA
6 DEWA 2014 0 Rudi Hartono Purba
DEWA 2015 0 Rudi Hartono Purba
DEWA 2016 1 Christiadi Tjahnadi
7 DOID 2014 0 Handoko Tomo
DOID 2015 0 Dudi Hadi Santoso
DOID 2016 0 Dudi Hadi Santoso
8 GEMS 2014 1 Sinarta
GEMS 2015 0 Sinarta
GEMS 2016 0 Sinarta
9 HRUM 2014 0 Tenly Widjaja
HRUM 2015 1 Alvin Ismanto
HRUM 2016 0 Alvin Ismanto
10 ITMG 2014 1 Eddy Rintis, S.E., CPA
ITMG 2015 1 Yusron, S.E.,Ak., CPA
ITMG 2016 1 Daniel Kohar, S.E., CPA
11 KKGI 2014 1 Putu Astika, CPA
KKGI 2015 0 Putu Astika, CPA
KKGI 2016 0 Putu Astika, CPA
(Lanjutan)
Pergantian Auditor

KODE PERGANTIAN
NO TAHUN NAMA AUDITOR
PERUSAHAAN AUDITOR
12 MYOH 2014 1 Jongky Titus Lazuardi, S.E, CPA

MYOH 2015 1 Drs. Haryanto Sahari, CPA

MYOH 2016 0 Drs. Haryanto Sahari, CPA

13 PKPK 2014 0 Drs. Abubakar Sidik,Ak,MS, CPA, CA

PKPK 2015 1 Sahat Maruli Purba

PKPK 2016 1 Drs. Dody Hapsoro, CPA, CA

14 PTBA 2014 0 Drs. Haryanto Sahari, CPA

PTBA 2015 1 Yusron, S.E.,Ak., CPA

PTBA 2016 1 Tjoa Tjek Nien, CPA

15 PTRO 2014 0 Henri Arifian

PTRO 2015 0 Henri Arifian

PTRO 2016 1 Muhammad Irfan

16 SMMT 2014 0 Muhammad Irfan

SMMT 2015 1 Merliyana Syamsul

SMMT 2016 0 Merliyana Syamsul

17 TOBA 2014 1 Batara Manurung, CPA

TOBA 2015 1 Susanti

TOBA 2016 1 Sinarta

18 ELSA 2014 1 Yusron, S.E.,Ak., CPA


ELSA 2015 1 Moch. Dadang Syachruna

ELSA 2016 1 Widya Arijanti

19 ESSA 2014 1 Drs. Osman Sitorus

ESSA 2015 1 Henri Arifian

ESSA 2016 0 Henri Arifian

20 MEDC 2014 0 Drs. Hari Purwantono

MEDC 2015 1 Susanti

MEDC 2016 0 Susanti

21 RUIS 2014 1 Benny Andria

RUIS 2015 0 Benny Andria

RUIS 2016 0 Benny Andria

22 ANTM 2014 0 Yusron, S.E.,Ak., CPA

ANTM 2015 0 Yusron, S.E.,Ak., CPA

ANTM 2016 1 Drs. Haryanto Sahari, CPA

23 CITA 2014 0 Drs. Budiman Soedarno, Ak., CA., CPA

CITA 2015 0 Drs. Budiman Soedarno, Ak., CA., CPA

CITA 2016 1 Fitriadewata Teramihardja, S.E.,Ak., CPA

(Lanjutan)
Pergantian Auditor

KODE PERGANTIAN
NO TAHUN NAMA AUDITOR
PERUSAHAAN AUDITOR
24 DKFT 2014 1 Ahmad Syakir
DKFT 2015 0 Ahmad Syakir
DKFT 2016 0 Ahmad Syakir
25 INCO 2014 0 Drs. Haryanto Sahari, CPA
INCO 2015 1 Jongky Titus Lazuardi, S.E, CPA
INCO 2016 0 Jongky Titus Lazuardi, S.E, CPA
26 PSAB 2014 1 Maria Leckzinska
PSAB 2015 1 Gabriella Mulyamin Kurniawan
PSAB 2016 1 Leo Susanto
27 SMRU 2014 1 Helli I.B. Susetyo, CPA
SMRU 2015 0 Helli I.B. Susetyo, CPA
SMRU 2016 0 Helli I.B. Susetyo, CPA
28 TINS 2014 0 Drs. Haryanto Sahari, CPA
TINS 2015 0 Drs. Haryanto Sahari, CPA
TINS 2016 1 Yusron, S.E.,Ak., CPA
29 CTTH 2014 1 Gabriella Mulyamin Kurniawan
CTTH 2015 0 Gabriella Mulyamin Kurniawan
CTTH 2016 1 Maria Leckzinska
30 MITI 2014 1 Friso Palilingan, S.E., Ak.,M.Ak, CPA, CA
MITI 2015 0 Friso Palilingan, S.E., Ak.,M.Ak, CPA, CA
MITI 2016 0 Friso Palilingan, S.E., Ak.,M.Ak, CPA, CA

Lampiran 7
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Dekriptif Statistik Sebelum Outlier


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Audit Report Lag 90 22 274 75,69 29,248
Umur Perusahaan 90 2,5 26,6 13,101 7,2085
Solvabilitas 90 ,0407 1,8977 ,505798 ,2892085
Reputasi Kap 90 0 1 ,52 ,502
Pergantian Auditor 90 0 1 ,49 ,503
Valid N (listwise) 90

Hasil Dekriptif Statistik Setelah Outlier


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Audit Report Lag 87 22 111 72,24 17,222
Umur Perusahaan 87 2,5 26,6 12,677 6,9493
Solvabilitas 87 ,0407 ,8985 ,469766 ,1993266
Reputasi Kap 87 0 1 ,54 ,501
Pergantian Auditor 87 0 1 ,48 ,503
Valid N (Listwise) 87

Hasil Tabel Frekuensi Reputasi KAP Sebelum Outlier


Reputasi_KAP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
KAP Non Big Four 43 47,8 47,8 47,8
Valid KAP Big Four 47 52,2 52,2 100,0
Total 90 100,0 100,0

Hasil Tabel Frekuensi Reputasi KAP Setelah Outlier


Reputasi_KAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
KAP Non Big Four 40 46,0 46,0 46,0
Valid KAP Big Four 47 54,0 54,0 100,0
Total 87 100,0 100,0

(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Tabel Frekuensi Pergantian Auditor Sebelum Outlier

Pergantian_Auditor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Ada Pergantian Auditor 46 51,1 51,1 51,1
Valid Ada Pergantian Auditor 44 48,9 48,9 100,0
Total 90 100,0 100,0

Hasil Tabel Frekuensi Pergantian Auditor Sebelum Outlier

Pergantian_Auditor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Ada Pergantian Auditor 45 51,7 51,7 51,7
Valid Ada Pergantian Auditor 42 48,3 48,3 100,0
Total 87 100,0 100,0

Hasil Uji Normalitas (Histogram) Sebelum Outlier


(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Uji Normalitas (Histogram) Sebelum Outlier

Hasil Uji Normalitas (P-plot) Sebelum Outlier


(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Uji Normalitas (P-plot) Setelah Outlier

Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Outlier

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
umur_perusahaan ,950 1,052
1 solvabilitas ,867 1,153
reputasi_kap ,874 1,144
pergantian_auditor ,949 1,054
a. Dependent Variable: audit_report_lag

(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Outlier

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
umur_perusahaan ,948 1,055
1 solvabilitas ,902 1,109
reputasi_kap ,901 1,110
pergantian_auditor ,934 1,071
a. Dependent Variable: audit_report_lag

Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Outlier

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,607a ,369 ,339 23,778 1,721

Hasil Uji Autokorelasi Setelah Outlier

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,519a ,270 ,234 15,073 1,434

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 90
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 23,23788401
Absolute ,142
Most Extreme Differences Positive ,142
Negative -,102
Kolmogorov-Smirnov Z 1,351
Asymp. Sig. (2-tailed) ,052

(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 87
a,b Mean ,0000000
Normal Parameters
Std. Deviation 14,71875905
Absolute ,059
Most Extreme Differences Positive ,046
Negative -,059
Kolmogorov-Smirnov Z ,554
Asymp. Sig. (2-tailed) ,919

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Outlier


(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Outlier

Hasil Adjusted R Square Sebelum Outlier

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,607a ,369 ,339 23,778

Hasil Adjusted R Square Sebelum Outlier

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,519a ,270 ,234 15,073

(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil Uji Parsial (Uji t) Sebelum Outlier


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 51,385 8,067 6,369 ,000
umur_perusahaan -,111 ,359 -,027 -,310 ,758
1 solvabilitas 57,085 9,358 ,564 6,100 ,000
reputasi_kap -6,593 5,367 -,113 -1,228 ,223
pergantian_auditor ,671 5,147 ,012 ,130 ,897

Hasil Uji Parsial (Uji t) Setelah Outlier

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 67,659 6,576 10,288 ,000
umur_perusahaan -,518 ,240 -,209 -2,154 ,034
1 solvabilitas 31,627 8,588 ,366 3,683 ,000
reputasi_kap -6,385 3,417 -,186 -1,869 ,065
pergantian_auditor -,546 3,347 -,016 -,163 ,871

Hasil Uji Regresi Linear Berganda Sebelum Outlier


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
(Constant) 51,385 8,067
Umur_perusahaan -,111 ,359
1 solvabilitas 57,085 9,358
reputasi_kap -6,593 5,367
pergantian_auditor ,671 5,147

Hasil Uji Regresi Linear Berganda Setelah Outlier


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
(Constant) 67,659 6,576
umur_perusahaan -,518 ,240
1 solvabilitas 31,627 8,588
reputasi_kap -6,385 3,417
pergantian_auditor -,546 3,347

Lampiran 8
Titik Persentase Distribusi t = 5%

% 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

(lanjutan)
Titik Persentase Distribusi t = 5%

% 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930
62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526

(lanjutan)
Titik Persentase Distribusi t = 5%

% 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001


df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392
82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262
83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135
84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011
85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890
86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772
87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657
88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544
89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434
90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327
91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222
92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119
93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019
94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921
95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825
96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731
97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639
98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549
99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460
100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374
101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289
102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206
103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125
104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045
105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967
106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890
107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815
108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741
109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669
110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598
111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528
112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460
113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392
114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326
115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262
116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198
117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135
118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074
119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013
120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954

Lampiran 9
Data Outlier

Data Outlier
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan Tahun
1 BUMI PT Bumi Resources Tbk 2014
2 BUMI PT Bumi Resources Tbk 2015
3 BUMI PT Bumi Resources Tbk 2016
Lampiran 10
Surat Riset i

Tiara Oktalia
1310112159
Sumber Data

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Akuntansi S1

Danang Mintoyuwono, S.E., M.Ak.

Lampiran 10
Surat Riset ii

Tiara Oktalia
1310112159
Sumber Data
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Akuntansi S1

Danang Mintoyuwono, S.E., M.Ak.

Anda mungkin juga menyukai