Anda di halaman 1dari 2

Hari 1.

Seperti biasa Akabane Karma suka sekali menjahili teman-temannya. Saat ini dia tengah berlari di
lorong sekolah sambil membawa foto memalukan terasaka yang tidak sengaja sedang mencium
nagisa. Ya, foto itu adalah sebuah kecelakaan saat festival kembang api beberapa hari yang lalu. Di
belakangnya, terasaka ,mengejar karma. Jadilah kejar-kejaran diantara mereka yang menimbulkan
suara berisik hingga ke ruang staff. Alhasil mereka berdua di hukum korosensei.

Saat istirahat karma hanya meminum jus strowberin kesukaannya. Sementara yang lain tengah asyik
dengan bekal makanan masing-masing. Karma selalu menolah untuk membawa bekal ke sekolah
dengan alasan tasnya akan berat nantinya. Diam-diam ada yang memperhatikan gerak-geriknya
sejak tadi. ya cewek kepang dua okuda menghampiri dia. dan memberikan dia sekotak bento yang
sengaja okuda buatkan untuk karma. Karma bingung. Okuda bilang dia tak pernah melihat kaema
membawa bekal seperti yang lain, pasti karma kelaparan setelah jam istirahat usai. Dengan inisiatif
okuda menyiapkan bekal untuk karma karna takut karma sakit akibat telat makan. Karma yang tidak
terlalu perduli dengan alasan okuda hanya menatap beno itu kemudian menerimanya dan
mengucapkan terima kasih. Dia membuka pembungkus bento dan melihat isinya. Ada nasi, telur
gulung, beberapa sosis, dan salad juga ada kentang goreng disana. Semua ditata sangat sempurna
membuat orang yang melihat ingin segera memakannya. Tapi bento tersebut tiba-tiba di ambil
terasaka. Dia bilang setan merh ini tidak butuh makan jadi bentonya untuk dia saja. Karma diam saja.
Sementara okuda ingin protes namun diurungkan takut sama terasaka. Terasaka memakan dengan
ganasnya. Namun setelahnya mulutnya memancarkan api dan wajahnya merah. Pedas rasanya.
Karma tertawa puas melihat hasil kejahilannya. Terasaka sadar apa yang telah karma lakukan
kemudian bertanya. Lalu dengan tanpa berdosa karma hanya bilang kalau dia telah memasukan
wasabi dan mustard ke dalam makanan itu sebelum terasaka mengambilnya tadi. terasaka marah
namun anak-anak buahnya mencoba menahannya. Karma berdiri dan hendak pergi, masih dengan
tawa ejekannya. Sebelum dia pergi dia berkata sesuatu kepada okuda. Terimakasih bentonya, tapi
Maaf sepertinya hari ini aku tidak bisa memakan bentomu, jika kau membuatkannya lagi aku berjanji
akan memakannya. Okuda yang mendengarnya hanya tersenyum senang dan menyetujui saran
karma, sementara yang lain terlihat prihatin memikirkan nasib okuda yang sekarang sedang di
manfaatin sama karma.

Pulang sekolah karma mampir dulu ke toko bunga beli bunga paling mahal disana(search). Lalu pergi
ke area pemakaman. Berhenti di sebuah batu nisan yang bertuliskan akabane aiko ibunya yang
berpulang saat karma masih umur 9 tahun. Tersenyum tulus, bukan senyum setan sepertui biasanya.
Kemuadian dia meletakan bunga itu di makam tersebut dan berkata apa kabar bu? Ini aku bawakan
bunga kesukaanmu. Aku heran kenapa seleramu begitu tinggi, kau tahu aku menghabiskan hampir
separuh uang tabunganku untuk membeli bunga ini. tapi kau senangkan. hari ini ada seorang gadis
yang memberika sebua bento untukku. Seperti dugaanku sebelumnya selama ini dialah yang selalu
mengawasi gerak-gerikku. Aku jadi penasaran, apa aku telah berbuat sesuatu padanya. Kata karma
sambil mengeluarkan liontin perak dari sakunya. Dia menatap liontin itu sendu. Lalu berdiri dan
pamit untuk pulang.

Sesampainya di rumah saat itu sudah gelap. Karma masuk tanpa berkata apa-apa. Toh orang tuanya
ayahnya sedang tidak ada di rumah. Ayahnya seorang pengusaha sukses. Memiliki bayak cabang
perusahaan, tak heran jika dia jarang ada di rumah karena sibuk terbang ke luar kota atau bahkan
keluar negeri untuk mengurus perusahaannya. Karma berjalan pelan hingga tak menimbulkan
banyak suara. Dia mengendap-endap. Saat matanya mendapati target sasaran dia semakin
memperkecil suara nafasnya sendiri. pelan tapi [asti. Tujuannya adalah ingin mengagetkan orang
yang kini tengah membelakanginya, morisan yang tak lain adalah kepala pelayan dirumahnya ini, dia
sudah seperti ibu karma sendiri. karma sudah di rawat morisan sejak dia lahir. saat karma ingin
berteriak dan mengagetkan si kepala pelayan, morisan berkata, aku sudah mencium baumu bahkan
saat kau berada di gerbang tuan muda. Yap aksi kejahilan karma memang tidak pernah mempan jika
sudah berhadapan dengan morisan. Karma mendengus kesal. morisan berbalik mendapati tuan
mudanya yang sedikit kusut hasil menuruni bukit di gedung e. karma protes. Tidak bisakah kau
berpura-pura tidak tahu lalu kemuaddian terkejut. Menyebalkan. Marisan hanya tersenyum
mengacak kasar rambut merah karma, yang pemilik surai hanya merisngis.kenapa kau pulang larut
hah? Tanya morisan. Jika ayahmu mendapatimu pulang telat kau tahu apa yang akan dia lakukan?
Iya-iya karma menjawab asal, lagi pula ayah sedang berada di luar kota. Kau tidak perlu khawatir.
Oiya mala mini kau masak apa karma mengalihkan pembicaraan. Malas memicarakan ayahnya. aku
masak sop rumput laut dan ikan asap. Mau makan di meja makan atau di kamar. Karma berpikir
sejenak dan berkata. Di kamar saja. Morisan mengangguk, karma berlalu. Morisan memandangi
punggung karma, menatap prihatin, sejak kejadian itu tuan mudanya tak pernah mau makan di meja
makan lagi.

Anda mungkin juga menyukai