Nama Kelompok :
SURAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui terapi atau latihan bagi pasien pasca stroke
2. Untuk mengetahui pengertian dari CIMT dan TST
3. Untuk mengetahui proses dan cara untuk melakukan terapi CIMT dan TST
C. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan baru tentang terapi atau latihan bagi pasien pasca stroke
2. Menjelaskan pengertian dari CIMT dan TST
3. Menjelaskan proses dan cara untuk melakukan terapi CIMT dan TST
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Definisi Stroke
Stroke didefinisikan kondisi dimana terjadinya kerusakan pada sebagian
otak disebabkan karena pembuluh darah yang tersumbat sehingga oksigen
tidak terpenuhi dengan baik. Penyakit stroke merupakan penyebab kematian
utama di dunia dan dapat menyebabkan kematian, kelumpuhan, gangguan
bicara, menurunkan kesadaran dan banyak akibat lainnya. Penyakit stroke ini
dapat terjadi karena gangguan penyakit seperti jantung, diabetes mellitus dan
hipertensi.
Menurut Prof. S. M. Lumbantobing, ahli saraf pada Fakultas Kedokteran
UI (2001) menyatakan bahwa secara umum stroke dapat terbagi atas dua
bagian yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
a. Stroke Iskemik secara patofisiologis adalah kematian jaringan otak karena
pasokan darah yang tidak mencukupi. Stroke iskemik disebabkan
penggumpalan darah, penyebabnya adalah aterosklerosis pembuluh darah
dileher dan kepala. Stroke iskemik terdiri dari :
1. Stroke Iskemik Trombotik: stroke jenis ini terjadi karena adanya
penggumpalan pada pembuluh darah ke otak. Ini terkait dengan
hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.
2. Stroke Iskemik Embolik: terjadi tidak dipembuluh darah otak, terjadi
dijantung sehingga darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke
otak.
3. TIA (Transient Ishemic Attact): serangan iskemik sementara.
Gejalanya mirip stroke, tapi hanya terjadi dalam beberapa menit.
b. Stroke Hemoragik merupakan jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah di otak atau pembuluh darah otak bocor. Ini bisa terjadi
karena tekanan darah ke otak tiba-tiba meninggi, sehingga menekan pembuluh
darah.Stroke Hemoragik terdiri dari :
1. Stroke Hemoragik Intraserebral: pendarahan terjadi didalam otak.
Biasanya mengenai basal ganglia, otak kecil, batang otak dan otak
besar. Jika yang terkena didaerah talamus, sering penderitanya sulit
dapat ditolong meskipun dilakukan tindakan operatif untuk
mengevakuasi perdarahannya.
2. Stroke Hemoragik Subaraknoid: memiliki kesamaan dengan stroke
hemoragik intraserebral. Yang membedakannya, stroke ini
dipembuluh darah diluar otak, tapi masih didaerah kepala, seperti di
selaput otak bagian bawah otak.
Latihan 4
Latihan 5
1. Peganglah ujung jari dan tahan lengan dengan menggunakan lengan penolong
satunya
2. Tekuk pergelangan tangan ke atas dan kembali ke posisi semula. Ulangi sebanyak
10 kali.
b. Latihan untuk kaki
Latihan 1
1. Pada posisi duduk, tumpukkan kaki yang mengalami kelemahan diatas kaki yang
normal.
2. Lalu usahakan untuk mengangkat kaki yang lemah keatas dengan sedikit bantuan
dari kaki yang normal. Kembalilah ke posisi awal. Lakukan dengan pengulangan
10 kali secara perlahan-lahan.
Latihan 2
1. Tekuk kaki seperti posisi pada gambar.
2. Angkat ujung kaki dengan bertumpu pada lutut (perhatikan posisi tangan kiri
penolong), lalu kembali tekuklah ke posisi semula. Ulangi sebanyak 10 kali.
Latihan 3
1. Luruskan kaki
2. Angkat kaki keatas dengan bertumpu pada paha dan lutut, lalu kembali ke posisi
lurus. Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali.
Latihan 4
1. Luruskan kaki. Pegang seperti pada gambar.
2. Tarik kaki ke arah samping sampai maksimal. Kembalilah keposisi semula.
Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali.
Latihan 5
1. Peganglah ujung jari kaki dengan menggunakan tangan.
2. Gerakkan keatas kebawah dengan bertumpu pada pergelangan kaki. Lakukan
pengulangan sebanyak 10 kali.
c. Cara berdiri dan berjalan
1. Tangan yang sehat (kiri) memegang tongkat tiga kaki, dan usahakan berdiri
tegak.
2. Proses berjalan akan dimulai. Penolong mencoba menahan badan dengan
memegang belakang celana penderita stroke. Mintalah pasien untuk
menggerakkan tungkai yang lumpuh terlebih dahulu ke arah depan.
3. Pandangan tetap kedepan, setelah tungkai kanan melangkah kedepan, lalu
pindahkan tongkat kedepan dan bebankan badan di tangan kiri yang memegang
tongkat.
4. Lalu terakhir, pindahkan tungkai kiri kedepan. Ulangi langkah-langkah diatas
untuk berjalan.
5. Perhatikan cara penolong memegang celana penderita dari belakang sewaktu
membantu berjalan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Task spesific therapy adalah terapi yang digunakan secara biasa, menggunakan
tugas sehari hari dengan dasar lengan dan terapi tangan. Berfokus pada tugas
tugas yang penting bagi penderita, atau kegiatan yang dapat memuaskan pribadi,
dan melakukan kegiatan yang dianggap hampir bisa dan menekankan pada
kegiatan yang belum bisa dilakukan. menggunakan tugas sehari-hari, dalam
konteks sehari-hari. Di mana penderita biasanya melakukan tugas-tugas yang
dipilih dan di posisi apa? Mencoba untuk memastikan bahwa penderita kembali
belajar untuk melakukannya, dan praktek di tempat yang biasa mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA