Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Jika lima nilai ujian dari lima orang mahasiswa untuk mata kuliah statistika
berbentuk: 70, 69, 45, 80, dan 56, maka dalam simbul ditulis: x1 =70, x2=69, x3=45, x4= 80 dan x5=56. Dalam hal ini n=5,
yang menyatakan sebuah sampel berukuran 5.
+ + + +
= =
xi fi xifi Untuk contoh disamping, dianjurkan dibuat table penolong seperti berikut. Dari
table didapat :
Barang Disimpan rusak %
Sehingga
70 5 350
xifi A 100 96 96
69 6 414
= atau
xi B 200 92 46
45 3 135
1035
C 160 80 50
80 1 80 = = 64,6
16
D 80 60 75
56 1 56
dimpan di gudang, diantaranya terdapat yang rusak dihitung dengan rumus (1), maka:
96+46+50+75
= % = 66,75%
4
328
Tetapi, barang rusak ada 328 dari 540. ini berarti x 100% = 60,07 %
540
Kita dapat menentukan rata-rata gabungan yaitu rata-rata dari beberapa sub sample lalu dijadikan satu. Kalau
ada k buah sub sample masing-masing dengan keadaan berikut:
Sub sample 1 : berukuran n1 dengan rata-rata 1
Sub sample 2 : berukuran n2 dengan rata-rata 2
Sub sample k : berukuran nk dengan rata-rata k
Maka rata-rata gabungan dari k buah sub sample itu dihitung dengan :
(1) (2) (3) (4) Kolom (3) merupakan tanda kelas dan kolom (4) adalah hasil
bagi kolom (2) oleh kolom (3). Dari tabel didapat
31 40 1 35,5 0,0282 dan fi = 80. Sehingga diperoleh :
41 50 2 45,5 0,0440
51 60 5 55,5 0,0901
61 70 15 65,5 0,2290
71 80 25 75,5 0,3311
81 90 20 85,5 0,2339
91 - 100 12 95,5 0,1256
Jumlah 80 - 1.0819
frekuensi terbanyak
p = panjang kelas modal
b1 = frekusensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan
tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal
b2 = frekusensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sesudah
tanda kelas modal
Jumlah 80
Modus dibandingkan dengan ukuran lainnya, tidak tunggal adanya. Ini berarti sekumpulan data bisa
mempunyai lebih dari sebuah modus.
Contoh :Dapat dilihat bahwa ada 8 data masing-masing bernilai 75 dan 92. Ini menyatakn bahwa modusnya
ada dua ialah 75 dan 92.
xi 75 60 92 64 35
fi 8 7 8 7 2
Median
1
+
= + ( 2 )
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = ukuran sampel atau banyak data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
f = frekuensi kelas median
NILAI fi
Setengah dari seluruh data ada 40 buah.
UJIAN
Jadi median akan terletak di kelas interval kelima,
karena sampai dengan ini jumlah frekuensi sudah 31-40 1
lebih dari 40.
41-50 2
Dari kelas median ini didapat:
51-60 5
b = 70,5; p = 10 dan f = 25.
Adapun F = 1 + 2 + 5 + 15 = 23, sehingga
61-70 15
= 70,5 + (10) (
4023
) = 77,3
71-80 25
25
Ada 50% dari data yang bernilai paling rendah 77,3 81-90 20
dan setengahnya lagi bernilai palingn besar 77,3. 91-100 12
jumlah 80
Ada 50% dari data yang bernilai paling rendah 77,3 dan setengahnya lagi bernilai paling besar
77,3. Dari data dalam daftar IV (3) tentang nilai ujian 80 mahasiswa, telah didapat rata-rata
= 76,62, modus Mo = 77,17 dan median Me = 77,3. Untuk fenomena dengan kurva halus
positif atau negatif, hubungan empirik yang berikut dapat diandalkan.
Kuartil
(+1)
Letak Ki = data ke , Dengan i = 1, 2, 3
4
Contoh: sampel dengan data 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70, setelah disusun
menjadi: 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94.
12+1
Letak Ki = data ke = data ke- 3, yaitu antara data ke-3 dan data ke-4 seperempat jauh
4
dari data ke-3.
Nilai K1 = data ke-3 + (data ke-4 data ke-3)
K1 = 57 + (60 57) = 57
3 ( 12+1 )
Letak K3 = data ke = data ke-9. Dengan cara tersebut nilai K3 dapat ditentukan:
4
K3 = data ke-9 + (data ke-10 - data ke-9)
K3 = 82 + () (86 82) = 85
Dengan:
b = batas bawah kelas Ki, ialah kelas interval dimana Ki
= + ( 4 )
akan terletak
Dengan i = 1, 2, 3 p = panjang kelas Ki
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas Ki
f = frekuensi kelas Ki
contoh: kembali pada hasil ujian 80 mahasiswa seperti pada tabel di bawah ini,
maka untuk menentukan kuartil ketiga K3, kita perlu x 80 = 60 data. Dengan
demikian K3 terletak dalam kelas interval keenam, dan kelas ini merupakan
kelas K3. Dari kelas K3 ini didapatlah b = 80,5; p = 10; f = 20 dan F = 1 + 2 + 5 + 15
+ 25 = 48. Dengan i = 3 dan n = 80, dari rumus IV(17) diperoleh
3 80
48
3 = 80,5 + ( 4 ) , 3 = 86,5
20
NILAI fi
UJIAN
31-40 1 Ini berarti ada 75% mahasiswa yang mendapat nilai ujian
41-50 2 paling tinggi 86,5 sedangkan 25% lagi mendapat nilai paling
rendah 86,5
51-60 5
61-70 15
Desil ( + 1)
71-80 25
=
81-90 20 10
91-100 12 Dengan i = 1, 2, 3
jumlah 80
Contoh: untuk data yang telah disusun dalam contoh sebelumnya, ialah: 52, 56,
7 (12+1)
57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94, maka letak D7 = data ke- = data ke-
10
9,1. Nilai D7 = data ke-9 + (0,1) (data ke-10 data ke-9) atau D7 = 82 + (0,1) (86
82) = 82,4.
Dengan:
contoh: jika diminta D3 untuk 80 nilai statistika, maka kita perlu 30% x 80 = 24 data. Dapat
dilihat bahwa kelas D3 berimpit dengan kelas interval ke-4. Karenanya b = 60,5; p = 10, F = 1 +
2 + 5 = 8. Dengan i = 3 dan n = 80, maka dari rumus IV (18) didapat:
3 80
8
3 = 60,5 + (10) ( 10 ) = 71,2
15
Ada 70% dari mahasiswa paling sedikit mendapat nilai ujian 71,2 dan 30% lagi
mendapat nilai paling besar 71,2.
Persentil
( + 1) = + ( 100 )
=
100
Dengan i = 1, 2, ., 99 Dengan i = 1, 2, ., 99
Rentang
V(1). . . . . .
=
Contoh:
Untuk ke 80 data yang ada pada halaman 46 dengan data terbesar = 99 dan data terkecil =35
Maka: = 99 35 = 64
Rentang Antar Kuartil
Rentang antar kuartil merupakan selisih antara kuartil ketiga dan kuartil pertama.
V(2) . . . . . . . . = 3 1
Dengan: RAK = rentang antar kuartil,
K3 = kuartil ketiga,
K1 = kuartil pertama
Simpangan Kuartil atau Deviasi Kuartil
Sering disebut pula rentang semi antar kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil.
V(3) . . . . . 1
S = (3 1 )
2
100,00 109,99 5 | |
=
110,00 119,99 2
Jumlah 65
| |
8 -1 1 =9
6 1
7 -2 2 = = 1
4 2
10 1 1
11 2 2