Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR CARA TEKNIK PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PERORAL

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Dilihat dari kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas
dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti
glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan
sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses
tumbuh-kembang. Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada orang sakit yang tidak
mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya melalui oral
(mulut), enteral (pipa lambung) atau parenteral (infus).
Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Tindakan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut) ini merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per-
oral secara mandiri. Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian makan dan
minum pasien adalah :
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.
b. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
daftar makanan/diet pasien.
c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi.
d. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.
e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
f. Untuk pasien anak anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik
perhatiannya.
g. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan
habis atau tidak.
h. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah
makan.
Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui Oral (Mulut)
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.
Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma, CA nasofaring, CA mandibularis
Alat dan Bahan :
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet/Makanan dengan menu dan porsi sesuai dengan program
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang dilakukan
3. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
4. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
6. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
7. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi
makanan terlebih dahulu.
8. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
9. Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan
dianjurkan dengan pemberian obat.
10. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
11. Bereskan alat dan cuci tangan.
TATA LAKSANA PEMBERIAN NUTRISI

Dukungan Terhadap Pemberian ASI Pada Bayi

ASI penting sekali untuk melindungi bayi dari penyakit dan membantu
penyembuhannya. ASI mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan untuk kembali sehat.
ASI eksklusif sebaiknya diberikan mulai bayi lahir hingga berumur 6 bulan
Teruskan pemberian ASI, juga berikan makanan tambahan, mulai anak umur 6 bulan
hingga 2 tahun atau lebih.
Petugas yang merawat anak kecil yang sakit wajib mendukung ibu untuk memberikan
ASI kepada bayinya dan membantu ibu mengatasi kesulitan yang ada.
Menilai Pemberian ASI
Tanyakan kepada ibu tentang pemberian ASI-nya dan perilaku bayinya. Amati ibu saat
menyusui anaknya untuk memastikan apakah ia memerlukan bantuan.
Amati:
Cara bayi melekat pada payudara ibunya.
Tanda perlekatan bayi yang baik adalah:
o Lebih banyak areola yang terlihat di atas mulut bayi
o Mulut bayi terbuka lebar
o Bibir bawah bayi membuka keluar
o Dagu bayi menyentuh payudara ibu.
o Cara ibu menyangga bayinya.
o Bayi digendong merapat ke dada ibu
o Wajah bayi menghadap payudara ibu
o Tubuh dan kepala bayi berada pada satu garis lurus
o Seluruh tubuh bayi harus tersangga.
Cara ibu memegang payudaranya
Mengatasi kesulitan dalam pemberian ASI
1. ASI tidak cukup
Hampir semua ibu dapat memproduksi cukup ASI untuk seorang bahkan dua
orang bayi sekaligus. Namun demikian, terkadang bayi tidak mendapatkan cukup
ASI. Tandanya adalah:
Pertumbuhan berat badan bayi lambat (< 500 g per bulan, atau < 125 g per
minggu, atau kurang dari berat badan saat lahir setelah dua minggu).
Hanya mengeluarkan sedikit urin yang kental (kurang dari 6 kali sehari,
berwarna kuning dan berbau tajam).

Penyebab umum mengapa seorang bayi tidak mendapatkan cukup ASI adalah:
Praktek menyusui yang kurang baik: perlekatan yang salah (penyebab paling
umum), terlambat memulai pemberian ASI, pemberian ASI dengan waktu
yang tetap, bayi tidak diberi ASI pada malam hari, bayi menyusu dengan
singkat, menggunakan botol, dot dan memberikan makanan serta cairan selain
ASI.
Faktor psikologis ibu: tidak percaya diri, khawatir, stres, depresi, tidak suka
menyusui, bayi menolak, kelelahan.
Kondisi fisik ibu: menderita penyakit kronik (misalnya: TB, anemia berat,
penyakit jantung rematik), menggunakan pil KB, diuretik, hamil, gizi buruk,
alkohol, merokok, sebagian plasenta ada yang tertinggal (jarang).
Kondisi bayi: bayi sakit atau mempunyai kelainan bawaan (bibir sumbing atau
penyakit jantung bawaan) yang mengganggu pemberian minum.
Seorang ibu yang produksi ASI-nya berkurang perlu untuk meningkatkannya,
sedangkan ibu yang telah berhenti menyusui perlu melakukan relaktasi. Bantu ibu
untuk menyusui kembali bayinya dengan cara:
menjaga agar bayi terus berada di dekatnya dan tidak memberikan bayi kepada
pengasuh lain.
banyak melakukan kontak kulit-ke-kulit di sepanjang waktu.
memberikan payudara kepada bayinya kapanpun bayi ingin menyusu.
membantu bayi untuk mencapai payudara ibu dengan memerah ASI ke mulut
bayi dan meletakkan bayi pada posisi yang tepat untuk melekat pada payudara
ibu.
menghindari penggunaan botol, dot atau alat lainnya. Jika perlu perah ASI dan
minumkan kepada bayi menggunakan cangkir. Jika hal ini tidak dapat
dilakukan, dapat diberikan minuman buatan hingga persediaan ASI cukup.
2. Cara meningkatkan produksi ASI
Cara utama untuk meningkatkan atau memulai kembali produksi ASI adalah
bayi harus lebih sering mengisap untuk menstimulasi payudara ibu.
Beri minuman lain menggunakan cangkir sambil menunggu ASI keluar.
Jangan gunakan botol atau alat bantu lainnya. Kurangi pemberian susu formula
sebanyak 3060 ml per hari ketika ASI ibu mulai banyak. Ikuti perkembangan
berat badan bayi.
3. Penolakan atau keengganan bayi untuk menyusu
Alasan utama mengapa bayi menolak menyusu:
Bayi sakit, mengalami nyeri atau dalam keadaan sedasi
o Jika bayi dapat mengisap, semangati ibu untuk menyusui bayinya lebih
sering. Jika bayi sakit berat, ibu mungkin perlu memerah ASI dan
memberikannya dengan menggunakan sendok dan cangkir atau pipa
sampai bayi mampu menyusu lagi.
o Jika bayi dirawat-inap di rumah sakit, atur agar ibu dapat berada bersama
bayi agar dapat memberi ASI.
o Bantu ibu mencari cara menggendong bayinya tanpa menekan bagian
tubuh yang sakit dari bayi.
o Jelaskan kepada ibu cara membersihkan hidung yang tersumbat. Usulkan
untuk memberi ASI secara singkat namun lebih sering daripada
biasanya, selama beberapa hari.
o Luka pada mulut mungkin disebabkan oleh infeksi kandida (thrush) atau
bayi mulai tumbuh gigi. Obati infeksi dengan larutan nistatin (100 000
unit/ml). Berikan tetesan 12 ml ke dalam mulut anak, 4 kali sehari
selama 7 hari. Jika obat ini tidak tersedia, oleskan larutan gentian violet
1%. Semangati ibu yang bayinya sedang mulai tumbuh gigi untuk sabar
dan terus mencoba agar bayinya mau menyusu.
o Jika ibu sedang dalam pengobatan yang membuatnya mengantuk/sedasi,
kurangi dosis obat atau pilih obat lain yang lebih sedikit menyebabkan
rasa kantuk.
Ada kesulitan dalam teknik menyusui.
o Bantu ibu dalam teknik menyusui: pastikan bayi berada pada posisi dan
melekat dengan benar tanpa ada tekanan pada kepala bayi, atau gerakan
payudara ibu.
o Minta ibu untuk tidak menggunakan botol susu atau dot: jika perlu,
gunakan cangkir.
o Obati payudara ibu yang bengkak dengan memerah ASI; karena dapat
menimbulkan mastitis atau abses. Jika bayi tidak dapat mengisap, bantu
ibu untuk memerah ASI-nya.
o Bantu untuk mengurangi produksi ASI yang berlebih. Jika bayi melekat
dengan tidak sempurna dan mengisap dengan tidak efektif, mungkin
bayi akan menyusu lebih sering atau lebih lama, yang akan menstimulasi
payudara ibu memproduksi ASI lebih banyak dari yang diperlukan.
Kelebihan produksi ASI juga bisa terjadi jika ibu menyusui anaknya
dengan kedua payudaranya dalam satu kali pemberian ASI.
Adanya perubahan yang membuat bayi kesal
Perubahan yang terjadi seperti pemisahan bayi dari ibu, karir ibu yang
baru, penyakit ibu, rutinitas keluarga atau bau tubuh ibu (penggantian sabun
mandi, makanan atau menstruasi) dapat membuat bayi kesal dan menyebabkan
ia menolak menyusu.
4. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan Bayi sakit
Bayi dengan berat lahir di bawah 2.5 kg perlu mendapatkan ASI lebih banyak
dibandingkan dengan bayi yang lebih besar; namun demikian, sering mereka tidak
dapat menyusu segera setelah lahir terutama jika mereka sangat kecil. Selama
beberapa hari pertama, bayi tersebut mungkin tidak bisa minum, karenanya harus
diinfus. Mulai berikan minum segera setelah bayi dapat menerimanya.
Bayi dengan umur kehamilan 3032 minggu (atau kurang) biasanya perlu
diberi minum menggunakan NGT. Berikan ASI perah dengan menggunakan
NGT. Ibu dapat membiarkan bayinya mengisap jari ibu ketika bayi memakai
NGT. Ini dapat menstimulasi saluran pencernaan bayi dan membantu
peningkatan berat badan bayi.
Bayi umur sekitar 3032 minggu bisa menerima minuman dari cangkir atau
sendok.
Bayi dengan umur kehamilan 32 minggu (atau lebih) dapat mulai mengisap
payudara ibu. Biarkan ibu meletakkan bayinya pada payudara ibu segera
setelah bayi cukup sehat. Teruskan pemberian ASI perah dengan cangkir atau
NGT untuk memastikan bayi mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan.
Bayi dengan umur kehamilan 34-36 minggu (atau lebih) biasanya dapat
mengisap langsung dari payudara ibu sesuai kebutuhannya.
5. Bayi yang tidak dapat menyusu

Bayi yang tidak menyusu harus mendapatkan hal berikut:


ASI perah (lebih baik dari ibu kandungnya), atau
Susu formula yang dilarutkan dalam air bersih sesuai dengan instruksi yang
ada atau, jika mungkin, formula cair yang siap minum, atau
Susu hewani (larutkan 50 ml air ke dalam 100 ml susu sapi dan tambahkan 10
gram gula, dengan tambahan mikronutrien yang telah disetujui. Jangan berikan
pada bayi kurang bulan)
ASI perah merupakan pilihan terbaik dalam jumlah berikut:
Bayi 2.5 kg: beri 150 ml/kgBB per hari, dibagi menjadi 8 kali pemberian
minum, dengan interval 3 jam. Memberi minum bayi dengan ASI perah
menggunakan cangkir
Bayi < 2.5 kg: lihat halaman 63 untuk panduan lebih jelas. Jika anak terlalu
lemah untuk mengisap, pemberian minum dapat dilakukan menggunakan
cangkir. Berikan dengan NGT jika anak letargis atau anoreksi berat.
TATA LAKSANA NUTRISI PADA ANAK SAKIT

Prinsip memberi makan bayi dan anak kecil yang sakit adalah:
Teruskan pemberian ASI
Jangan menghentikan pemberian makan
Berikan suapan sedikit-sedikit namun sering, setiap 2-3 jam
Bujuk dan semangati anak dan lakukan dengan sabar
Pasang NGT jika anak anoreksi berat
Kejar ketertinggalan pertumbuhan setelah nafsu makan anak pulih.
Makanan yang diberikan pada anak harus:
enak (untuk anak)
mudah dimakan (lunak atau cair)
mudah dicerna
bergizi dan kaya energi dan nutrien.
Prinsip dasar dalam tatalaksana nutrisi adalah untuk memberikan diet dengan makanan
yang mengandung cukup energi dan protein kualitas tinggi. Makanan dengan kandungan
tinggi minyak atau lemak juga dapat diberikan. Jumlah lemak yang dapat diberikan dapat
mencapai 30-40% kebutuhan kalori. Beri anak makan sesering mungkin agar anak
mendapatkan asupan energi yang tinggi. Jika masih perlu tambahan zat gizi, berikan
tambahan multivitamin dan mineral. Anak harus dibujuk untuk makan dalam porsi kecil
namun sering. Jika anak dibiarkan untuk makan sendiri, atau harus makan bersaing dengan
saudaranya, mungkin anak tidak akan mendapatkan cukup makanan.
Hidung yang tersumbat oleh lendir yang kering atau kental dapat mengganggu
pemberian makan. Berikan tetesan air garam ke dalam hidung dengan ujung kain yang telah
dibasahi untuk membantu melunakkan lendir tersebut.
Pada sebagian kecil anak yang tidak dapat minum/makan selama beberapa hari
(misalnya karena kesadaran yang menurun atau gangguan respiratorik), berikan minuman
menggunakan NGT. Risiko aspirasi dapat dikurangi jika minuman diberikan dalam jumlah
kecil namun sering.
Untuk mendukung tatalaksana nutrisi anak di rumah sakit, pemberian makan/minum
harus ditingkatkan selama anak dalam proses penyembuhan untuk mengganti berat badan
anak yang hilang. Penting bagi ibu atau pengasuh anak untuk lebih sering memberi anak
makan lebih sering daripada biasanya (sedikitnya satu tambahan pemberian makanan dalam
satu hari) setelah nafsu makan anak meningkat.
MEMBANTU PASIEN MAKAN DAN MINUM SECARA ORAL
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makanan nutrisi melalui oral. Adapun hal yang perlu diperhatikan sebelum
pemberian makan dan minum pasien adalah :
i. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien.
j. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
daftar makanan/diet pasien.
k. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi.
l. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit.
m. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
n. Untuk pasien anak anak, usahakan menggunakan peralatan yang menarik
perhatiannya.
o. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan
habis atau tidak.
p. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah
makan.
Indikasi :
Diberikan kepada pasien yang memiliki ganguan mobilitas tetapi masih sadar.
Kontra Indikasi :
Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis
Alat dan Bahan :
9. Piring
10. Sendok
11. Garpu
12. Gelas
13. Serbet
14. Mangkok cuci tangan
15. Pengalas
16. Jenis diet
Prosedur :
12. Cuci tangan
13. Jelaskan prosedur yang dilakukan
14. Mengatur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan
15. Membentangkan serbet dibawah dagu pasien
16. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan
17. Pasien ditawari minum, jika perlu gunakan sedotan
18. Beritahu pasien jika makanan panas atau dingin, anjurkan untuk mencicipi
makanan terlebih dahulu.
19. Suapkan makanan sedikit demi sedikit untuk menghindari tersedak
20. Setelah selesai makan pasien diberi minum, bersihkan mulut pasien, dan
dianjurkan dengan pemberian obat.
21. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap makanan.
22. Bereskan alat dan cuci tangan.

Pemberian nutrisi
KELAS Xi KEPERAWATAN
SMK SANTA MATHILDA RUTENG
KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN
2017

Anda mungkin juga menyukai