Anda di halaman 1dari 7

RESUME K3 PETIR

Nama : Yosef Kristiyanto

D4 PJJ ELIN Polban

BAB I
Pendahuluan

Petir merupakan fenomena alam yang terjadi diantara atmosfir bawah yang masih menyimpan rahasia
bagi dunia ilmu pengetahuan. Indonesia termasuk daerah yang mempunyai banyak petir. Hal ini
disebabkan pada cuaca, musim, gerakan masa udara di atmosfir, kondisi udara dan kondisi permukaan
bumi / tanah. Dasar hukum yang mengatur tentang petir :

A. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


B. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir.
C. SNI 04 0225 2000 PUIL 2000

BAB II
Pembahasan

2.1. latar belakang pengawan gambar rancangan instalasi penyalur.


Instalasi penyalur petir harus direncanakan sesuai dengan peraturan / standar yang ada Instalasi
penyalur petir merupakan objek pengawasan dalam bidang K3.

2.1.2. Manfaat dari instalasi petir antara lain :

melindungi manusia

melindungi peralatan listrik / elektronik yang ada didalam bangunan

melindungi bangunan beserta isinya dari kebakaran

melindungi instalasi yang mudah terbakar.

2.2. Pengertian yang berkenan dengan instalasi penyalur petir


Instalasi penyalur petir ialah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri dari :
1. Penerima : peralatan dan atau penghantar dari logam yang menonjol lurus ke atas dan atau
mendatar guna menerima petir. Berikut kriteria dari pemasangan tipe penerima :
a) Dipasang dibagian yang diperkirakan dapat disambar petir
b) Bila dipasang diatap mendatar, harus menjamin seluruh luas atap dalam perlindungan.
c) Bagian yang menonjol > 1 M, bukan logam, harus dipasang penerima sendiri
d) Sudut perlindungan dalam suatu kerucut 112
2. Penghantar penurunan : Penghantar penurunan ialah penghantar yang menghubungkan
penerima dengan elektroda bumi. Berikut kriteria dari pemasangan tipe penghantar penurunan :
a) Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
b) Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
c) Jarak antara alat pemegang (cakepan) penghantar satu dengan yang lain maximal 1,5
meter.
d) Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam bangunan.
e) Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon, menonjol.
f) Memudahkan pemeriksaan.
g) Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung secara elektris.
h) Dipasang minimal 2 penurunan.
Bahan penghantar penurunan adalah sebagai berikut :
Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & tebal isolator minimal 2 mm.
Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa logam yang baik.
Khusus tulang beton harus memenuhi :
Sudah direncanakan untuk itu
Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah tanah.
Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom beton bagian luar.
Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
Jarak antar penghantar :
Tinggi < 25 m max. 20 m
Tinggi 25 50 m max (30 0,4xtinggi bangunan)
Tinggi > 50 m max 10 meter.

3. Elektroda bumi : Elektroda bumi ialah bagian dari instalasi petir yang ditanam dan kontak
langsung dengan bumi. Berikut kriteria dari pemasangan elektroda bumi :
A. Elektroda bumi harus dibuat dan dipasang sedemikian rupa sehingga tahanan sekecil
mungkin < 5
B. Elektroda bumi harus dipasang sampai air dalam bumi
C. Elektroda mendatar atau penghantar lingkar harus ditanam sekurang-kurangnya 50 CM
didalam tanah
D. Elektroda bumi dan elektroda kelompok harus dapat diukur tahanan sebenarnya secara
tersendiri maupun kelompok dan pengukuran dilakukan pada musim kemarau
E. Elektroda bumi yang digunakan untuk instalasi listrik tidak boleh digunakan untuk
pembumian instalasi penyalur petir

4. Elektroda Kelompok : Elektroda kelompok ialah beberapa elektroda bumi yang di hubungkan
satu dengan lain sehingga merupakan satu kesatuan yang hanya disambung dengan satu penghantar
penurunan
5. Daerah perlindungan : ialah daerah dengan radius tertentu yang termasuk dalam perlindungan
instalasi peyalur petir
6. Sambungan : Sambungan ialah suatu konstruksi guna meng-hubungkan secara listrik antara
penerima dengan penghantar penurunan, penghantar penurunan dengan penghantar
penurunan,penghantar penurunan dengan elektroda bumi, yang dapat berupa las , klem atau
kopeling
7. Sambungan ukur : sambungan yang tedapat pada penghantar penurunan dengan system
pembumian yang dapat dilepas untuk memudahkan pengukuran tehanan pembumian.

8. Tahanan pembumian : Tahanan pembumian ialah tahanan bumi yang harus dilalui oleh arus
listrik yang berasal dari petir pada waktu peralihan, dan yang mengalir dari elektroda bumi ke bumi
dan pada penyebarannya didalam bumi. Berikut kriteria dari pemasangan tipe penerima :
A. Dipasang sedemikian sehingga tahanan pembumian terkecil.
B. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan :
Tulang baja dari lantai kamar dibawah bumi, tiang pancang (direncanakan).
Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi secara mendatar.
Pelat logam yang ditanam.
Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi sesuai standar)
C. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
D. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang mempunyai beberapa penghantar harus
disambungkan dengan elektroda kelompok.
E. Terdapat sambungan ukur.
F. Jika keadaan alam tidak memungkinkan :
Masing-masing penghantar penurunan harus disambung dengan penghantar lingkar
yang ditanam dengan beberapa elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahanan
pembumian bersama memenuhi syarat.
Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya) yang ditanam bersama dengan
elektroda sehingga tahanan pembumian memenuhi syarat.
G. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi listrik tidak boleh digunakan
untuk pembumian instalasi penyalur petir.

2.3. Ruang Lingkup pengawasan K3 instalasi penyalur petir


Obyek pengawasan K3 Instalasi Penyalur Petir meliputi :

1. Penyalur petir konvensional :


a. Sistem Franklin adalah Sistem Flanklin banyak digunakan pada bangunan-banunan di
Indonesia. System ini memiliki beberapa perlengkapan yang terdiri dari :
1. Penerima
2. Hantaran penurunan
3. Elektroda pembumian
Sudut perlindungan dari system Franklin adalah 112
b. System Sangkar Faraday adalah System instalasi proteksi petir dapat memanfaatkan
kolom-kolom gedung bertingkat tinggi. Sedangkan pembumiannya menggunakan tiang
pancang pada kolom-kolom tersebut. Sambungan sambungan antar kolom harus
berhubungan secara elektrik.

2. Elektro Statik adalah merupakan sistem penangkap petir tunggal yang memiliki radius
perlindungan tertentu.Terminal menciptakan medan static terhadap perbedaan muatan
melalui efek corona yang keluar pada Head Terminal. Melalui pelepasan ion positip Terminal
mampu membentuk radius perindungan protreksi area yang cukup luas.

2.4. Dalam konsep proteksi bahaya sambaran petir


1. Perlindungan sambaran langsung Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan Jenis instalasi :
Sistem Franklin
Sistem Sangkar Faraday
Sistem Elektro static
2. Perlindungan sambaran tidak langsung Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
2.5. Tempat yang perlu di pasang instalasi penyalur petir antara lain :
1. BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA :
Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan penyalur tegangan
lebih, kecuali berada dalam daerah perlindungan.
Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur tegangan lebih.
Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi petir, antena
harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir sedemikian menghindari
percikan bunga api.
Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus dihubungkan
dengan instalasi penyalur petir.
Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang besi ini harus
dihubungkan dengan bumi.
2. CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong tidak boleh dianggap dapat
melindung bangunan yang berada disekitarnya.
Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas pinggir cerobong.
Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir bagian puncak dapat digunakan
sebagai penerima petir.
Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus mempunyai 2 penurunan dengan
jarak yang sama satu sama lain.
Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung dengan penerima.
Instalasi penyalur petir dari menara/cerobong tidak boleh dianggap melindungi
bangunan-bangunan yang berada di sekitarnya
Menara seluruhnya terbuat dari logam dengan fondasi yang tidak menghantar, harus
dibumikan sekurang-kurangnya pada 2 tempat dengan jarak yang sama.
Penerima petir harus dipasang menjulang sekurang-kurangnya 50 cm diatas menara /
cerobong
Harus diperhatikan kemungkinan koroni / karat, kekuatan tarik banyaknya penghantar
penurunan.
Hantaran penurunan sekurang-kurangnya 2 buah.
3. Bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi dari pada bangunan sekitarnya seperti;
menara-menara , cerobong, silo, antena pemancar, monumen dll.
4. Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan bahan penyimpanan bahan peledak dll.
5. Bangunan untuk kepentingan umum seperti ; tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, gedung
pertunjukkan, hotel, pasar, stasiun, candi dll.
6. Bangunan untuk menyimpan barang yang sukar diganti seperti; museum, perpustakaan,
tempat penyimpan arsip dll.
7. Daerah terbuka seperti; daerah perkebunan, Pada Golf, Stadion Olah Raga, dll.

2.6. Pemeriksaan Dan Pengujian


1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja dengan tepat, aman
dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau instalasi)
Secara berkala setiap dua tahun sekali.
Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan :
a) Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat menimbulkan karat.
b) Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
c) Sambungan-sambungan
d) Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda maupun elektorda kelompok.
e) Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f) Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g) Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.

2.7. Pertimbangan Pemasangan instalasi penyalur petir


1. Indeks resiko bahaya sambaran petir :
a) Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
b) Struktur konstruksi (0 1 2 3)
c) Tinggi bangunan (0 2 3 4 5 - 10)
d) Lokasi bangunan (0 1 2)
e) Hari guruh (0 1 2 3 4 - 7)
R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR

2. Macam-macam struktur bangunan :


Penggunaan dan isi Indeks A
Banguanan yang tak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya -10
Bangunan dan isi jarang dipergunakan, seperti dengan ditengah sawah, 0
gudang,menara atai tiang metal
Banguanan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal orang seperti 1
tempat tinggal rumah tangga,took,pabrik kecil,tenda atau stasiun kereta api
Bangunan yang isinya cukup penting, seperti menara air, tenda yang berisi cukup 2
banyak sekali orang tinggal, took barang-barang berharga, kantor, pabrik, gedung
pemerintah, tiang atau menara non metal
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, seperti 3
bioskop,masjid,gereja,sekolah,monument bersejarah yang sangat penting
Instalasi gas,minyak atau bensin , rumah sakit 5
Bangunan yang mudah meledak 15

3. Konstruksi bangunan :
Konstruksi Bangunan Indeks B
Seluruh banguan terbuat dari logam (mudah menyalurkan listrik ) 0
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang,atau rangka besi dengan atap 1
logam
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang kerangka besi dan atap 2
logam,banguan kayu dengan atap bukan logam
Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

4. Tinggi bangunan
Tinggi Bangunan (Meter) Indeks C
Sampel dengan 6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10
5. Situasi bangunan
Situasi Bangunan Indeks D
Ditanah datar pada semua ketinggian 0
Dikaki bukit sampai tiga perempat tinggi bukit atau di pegunungan sampai 1
1000 meter
Di puncak gunung atau pegunungan lebih dari 1000 meter 2

6. Pengaruh Kilat
Hari guruh per tahun Indeks E
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7

7. Perkiraan bahaya
R=A+B+C+D+E Perkiraan bahaya Pengamanan
Dibawah 11 Diabaikan Tidak Perlu
11 Kecil Tidak Perlu
Sama Dengan 12 Sedang Agar dianjukan
13 Agak Besar Dianjurkan
14 Besar Sangat Dianjurkan
Lebih dari 14 Sangat Besar Sangat Perlu

2.8. Latihan Soal


1. Macam Struktur, Bangunan yang berisi banyak sekali orang, seperti bioskop, mesjid, gereja,
sekolah, monumen bersejarah yang sangat penting.
2. Bangunan kayu dengan atap bukan logam
3. Tinggi Bangunan sampai 12 m
4. Dipuncak gunung atau pegunungan lebih dari 1000 m
5. Pengaruh Kilat / Hari Guruh Per Tahun 16 kali
Ditanya : Sampai berapa Perkiraan Bahaya yang terjadi
Jawab :
A+B+C+D+E=R
3 + 3 + 2 + 2 + 3 = 13
Perkiraan Bahaya Agak Besar, Untuk Pengamanan dianjurkan

Anda mungkin juga menyukai