Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi Manifestasi Berdasarkan Temperatur

A. Berdasarkan temperature tinggi


1. Liquid dominated
Konseptual model untuk system dominasi air memperlihatkan bahwa seluruh manifestasi
permukaan berasal dari pusat reservoir yang dibawa bersamaan dengan naiknya uap (steam)
yang berubah menjadi fumarole dan steaming (hot) ground. Uap yang terkondensasi sengan
oksidasi gas 2 , menghasilkan sedikit hot acid spring gas 2 berinteraksi dengan
groundwater menghasilkan warm spring yang mengandung bicarbonate (3 ) water.
2. Manifestation of natural 2-phase system
System ini merupakan kondisi yang terjadi antara system dominasi air dan uap. Manifestasi
permukaan didominasi oleh steaming ground dengan sedikit fumarole. Tidak banyak air yang
berubah kecuali untuk beberapa minor warm spring.
3. Vapour dominated
yaitu sistem panasbumi di mana sumur-sumurnya memproduksikan uap kering atau uap
basah karena rongga-rongga batuan reservoirnya sebagian besar berisi uap panas. Dalam
sistem dominasi uap, diperkirakan uap mengisi rongga-rongga, saluran terbuka atau rekahan-
rekahan, sedangkan air mengisi pori-pori batuan. Karena jumlah air yang terkandung di dalam
pori-pori relatif sedikit, maka saturasi air mungkin sama atau hanya sedikit lebih besar dari
saturasi air konat (Swc) sehingga air terperangkap dalam pori-pori batuan dan tidak bergerak.
B. Intermediet low temperature system
1. Collision dan Fracture Zone
Pada setting tektonik kolisi, suhu yang terbentuk pada reservoar bervariasi dari tinggi hingga
rendah. Umumnya anomali panas dihasilkan dari batuan kerak yang panas akibat aktivitas
kolisi tersebut. Sedangkan pada fracture zone system, fluida berasal dari air meteorik yang
mengalami sirkulasi hingga ke bagian dalam dan berkontak dengan batuan intrusi seperti
granit yang masih memiliki panas. Fluida tersebut kemudian bergerak naik melewati zona
fracture yang memberikan permeabilitas tinggi sehingga air mempu bergerak naik ke
permukaan.
2. Rifting area
Pada zona ekstensi, seperti pada zona rifting, terjadi penipisan kerak akibat adanya stretching
pada kerak yang saling menjauh. Penipisan ini mengakibatkan batuan mantel menjadi lebih
dekat ke permukaan yang menghasilkan gradien temperatur yang lebih besar serta adanya
anomali aliran panas pada zona-zona sesar turun. Adanya sirkulasi dalam yang menuju graben
menjadi suplai fluida yang akan terpanaskan dan terakumulasi pada reservoar, kemudian
bergerak ke permukaan melewati zona permeabel dari sesar-sesar tersebut.
Gambar Model konseptual untuk sistem panasbumi yang berkaitan dengan batuan beku
intrusif pada zona fracture menurut Hochstein & Browne (2000)

Model konseptual untuk sistem panasbumi akibat setting tektonik menurut Hochstein &
Browne (2000)

Anda mungkin juga menyukai