Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar dapat membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah makalah penjelasan otomata. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas matakuliah otomata.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukn hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih pun tidak lupa kami ucapkan kepada pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................


DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................
BAB II ISI ..........................................................................................................................
2.1 Sejarah Teori bahasa dan automata .....................................................................
2.2 teori himpunan ...................................................................................................
2.3 induksi matematika ..............................................................................................
BAB V PENUTUP ............................................................................................................
3.1 kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komputer mengikuti sejumlah prosedur sistematis, atau algoritme, yang dapat
diaplikasikan untuk serangkaian input (string) yang menyatakan integer dan
menghasilkan jawaban setelah sejumlah berhingga langkah.
Teori otomata adalah studi tentang peralatan atau mesin komputasi abstrak,
yang dapat didefinisikan secara matematis. Tahun 1930-an Alan Turing telah
mempelajari mesin abstrak yang memiliki kemampuan seperti komputer sekarang
(dalam hal apa yang dihitung). Mesin abstrak merupakan model teoritis dari perangkat
keras atau perangkat lunak yang digunakan dalam teori otomata.
Tipe paling sederhana dari mesin abstrak adalah finite automaton atau finite
state machine. Prinsip yang mendasari mesin ini adalah sistem pada setiap saat dalam
salah satu dari sejumlah state berhingga dan bergerak diantara state-state tersebut
dalam merespon sinyal input individual

2. Rumusan Masalah
Kita harus mengerti dan memahami tentang :
1. Sejarah Teori bahasa dan otomata
2. apa itu teori himpunan?
3. Apa itu induksi matematika?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

Bahasa adalah struktur yang dikendalikan sekumpulan aturan tertentu, semacam mesin
untuk memproduksi makna. Akan tetapi seperti setiap mesin hanya terdapat kemungkinan
terbatas bagi setiap orang dalam menggunakannya. Dalam bahasa disediakan
pembendaharaan kata atau tanda (vocabulary), serta perangkat aturan bahasa (grammar,
sintaks) yang harus dipatuhi jika hendak menghasilkan sebuah ekspresi yang bermakna.

Proses Kemampuan Pemahaman Bahasa


Hipotesis Noam Chomsky menggugat postulat John Locke (tokoh empirisme) yang
menyatakan segala pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari rangsangan-rangsangan luar
(pengalaman) yang ditangkap oleh indera-indera manusia, sehingga meniadakan pengetahuan
apriori (pengetahuan yang langsung tertanam di manusia)Noam Chomsky menyandarkan pada
pemahaman bahasa sebagai sesuatu yang bersifat khas dan bawaan (tertanam) pada manusia
sejak lahir.Secara khusus Chomsky dipengaruhi Descartes tentang bahasa dan pikiran yang
terikat begitu erat sehingga pengetahuan tentang bahasa bisa membuka pengetahuan tentang
pikiran manusia.
Secara mendasar bahasa adalah bagian psikologi manusia yang dipahami sebagai teori
tentang kemampuan pikiran manusia berupa ungkapan dari subjek psikologi.Chomsky dan para
ahli bahasa telah mengamati anak kecil mampu menjadi lancar berbahasa lebih cepat dan
mudah dibanding "algoritma belajar berbahasa". Sehingga para ahli bahasa membuat hipotesis
otak berisi/memuat suatu "mesin bahasa umum". Kemudian selama masa awal pertumbuhan
anak, terjadi pertemuan dengan bahasa sehari-hari yang mengubah mesin bahasa umum
menjadi mesin bahasa partikular (tertentu) ke bahasa spesifik.

Teori Bahasa
Teori Bahasa adalah konsep-konsep pada "string alpabet V" dalam penyambungan karakter-
karakter alpabet untuk membentuk suatu makna (bahasa).

- Alpabet
Adalah himpunan simbol (karakter) tak kosong yang berhingga. Alpabet digunakan untuk
membentuk kata-kata (string-string) di bahasa. Bahasa dimulai dengan alpabet. Pada beberapa
buku, alpabet dilambangkan dengan . Istilah huruf, karakter dan simbol adalah sinonim
menunjukkan elemen alpabet. Jika simbol berbaris bersebelahan, maka diperoleh "string
simbol". Istilah kalimat, kata dan string adalah sinonim

Contoh :
{a,b} -> Himpunan yang terdiri dari simbol "a" dan "b".

- Penyambungan (Concatenation - o)
Penyambungan dilakukan pada 2 karakter atau lebih membentuk 1 barisan karakter (string
simbol).
Contoh :
'a' o 'b' = 'ab'
'ab' o 'baab' = 'abbaab'
- String pada alpabet V
Karakter atau barisan karakter pada alpabet V dibentuk dari penyambungan karakter pada
alpabet V. String pada alpabet V adalah deretan (sekeun) simbol dari V dimana perulangan
simbol diijinkan.

Contoh :
V = {a,b,c,d}
String pada alpabet V antara lain -> 'a','abcd','bbba'

Pemangkatan
Penyambungan dapat dianggap sebagai perkalian karena biasanya penulisannya adalah bila
x dan y string, maka x o y adalah xy. sehingga pemangkatan dapat digunakan

VoV = VV = V2 ----> Panjang string = 2


VoVoV = V2oV=V3 -> Panjang string = 3
VoVoVoV = N4 ----> Panjang string = 4
VoVoVo...oV=Vn ---> Panjang string = n

Vk = VoVoVo...oV
adalah himpunan string dengan panjang k, masing-masing simbol adalah alpabet V

V* = {} U V+ (Kleene closure)
adalah string pada V, termasuk string kosong dimana string kosong (string tanpa simbol)
mempunyai sifat identitas, yaitu:
ox=x
xo=x

V+ = V1 U V2 U V3 U ... (Positive closure)


adalah himpunan string pada V, tidak ada string kosong didalamnya.

V0 = {}
adalah himpunan yang isinya hanya string kosong, dimana String kosong tidak sama dengan
himpunan kosong

Maka 'bbba' dapat ditulis 'b3a'

Panjang String
Panjang string dilambangkan |w| dimana panjang string adalah jumlah simbol di dalam
string bukan pada alpabet dan pengulangan kemunculan simbol dihitung.

Contoh:
|| = 0
|a| = 1
|aa| = 2
|aaa| = 3
|aaab| = 4

Otomata
Otomata adalah mesin abstrak yang menggunakan model matematika, tetapi matematika
yang digunakan benar-benar berbeda dibanding matematika klasik dan kalkulus. Model yang
digunakan adalah model mesin state (state machine model) atau model trnasisi state (state
transition model).
Terdapat 3 model komputasi pada teori otomata.
- Finite automata
- Pushdown automata
- Turing Mavhine

Memori Otomata
Otomata dibedakan berdasarkan jenis memori sementara yang dimilikinya, yaitu:

- Finite automata (FA)


Tidak memiliki memori sementara. Finite automata adalah kelas mesin dengan kemampuan-
kemampuan paling terbatas.
- Pushdown automata (PDA)
Memiliki memori sementara dengan mekanisme LIFO (Last In, First Out). Mesin ini lebih
ampuh karena bantuan keberadaan stack yang dipandang sebagai unit memori
- Turing Machine (TM)
Memiliki memori dengan mekanisme pengaksesan acak (Random akses memori). Turing
Machine merupakan model matematika untuk komputer saat ini.

Sejarah Otomata dan Teori Bahasa


Otomata bermula sebelum komputer ada pada teori di bidang sistem logika matematika
atau formal, ilmuwan David Hilbert telah mencoba menciptakan algoritma umum untuk
pembuktian (seluruh) persoalan matematika secara otomatis yaitu mampu menentukan salah
benarnya sembarang prosisi matematika.Tahun 1931, Kurt Gdel mempublikasikan teori
ketidaklengkapan dimana membuktikan prosedur/algoritma yang dikehendaki David Hilbert
tersebut tidak akan pernah ada.
Gdel membangun rumus di kalkulus predikat yang diterapkan pada bilangan bulat yang
memiliki pernyataan-pernyataan definisi yang tidak dapat dibuktikan maupun dibantah di
dalam sistem logika yang mungkin dibangun manusia.
Formalisasi argumen teorema ketidaklengkapan Gdel ini berikut penjelasan dan
formalisasi selanjutnya dari prosedur efektif secara intuisi merupakan salah satu pencapaian
intelektual terbesar abad 20, yaitu abad dimana formalisasi berkembang semarak.
Pengembangan teori otomata, komputasi dan teori bahasa berikutnya difasilitasi
perkembangan bidang psyco-linguistic. Bidang psyco-linguistic berupaya menjawab pertanyan-
pertanyan berikut:
- Apakah bahasa secara umum?
- Bagaimana manusia mengembangkan bahasa?
- Bagaimana manusia memahami bahasa?
- Bagaimana manusia mengajarkan bahasa ke anak-anaknya?
- Apa gagasan-gagasan yang dapat dinyatakan dan bagaimana caranya?
- Bagaimana manusia membangun kalimat-kalimat dari gagasan-gagasan yang berada di
pikirannya?

Sekitar tahun 1950-an, Noam Chomsky menciptakan model matematika sebagai sarana
untuk mendeskripsikan bahasa serta menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Saat ini dimulai
pendalaman bidang bahasa komputer. Perbedaan antara bahasa komputer dan bahasa manusia
adalah sampai sekarang belum diketahuinya bagaimana cara manusia mengartikan bahasa,
sementara dengan pasti dapat mengartikan bahasa pada komputer.Noam Chomsky
mengemukakan perangkat format disebut grammar untuk memodelkan properti-properti
bahasa.

Grammar berisi sejumlah aturan serta menspesifikasikan bahasa tertentu. Bahasa berisi
semua string yang dapat dihasilkan menggunakan aturan-aturan grammar.
Meski pembahasan Chomsky terutama ditujukan untuk bahasa alami, grammar mempunyai
nilai/manfaat sangat besar di ilmu informatika/komputer karena pencapaian ini digunakan
untuk mendeskripsikan dan mendefinisikan sintaks bahasa pemrograman dan bahasa-bahasa
formal lainnya. Grammar diterapkan pada perancangan kompilator dan bidang-bidang di ilmu
komputer. McCulloch dan Pitts mengemukakan Mesin Abstrak sederhana yaitu finite automata
untuk memodelkan neuron nets.
Finite automata juga digunakan untuk merancang switching circuit. Studi mengenai teori
otomata terkait bidang-bidang lain di ilmu komputer. Kemudian ekivalensi antara finite
automata dan ekspresi reguler (reguler expression) dikemukakan Stephen Kleene. Sejak saat itu
teori bahasa dikaitkan secara erat dengan teori bahasa formal. ubungan teori otomata dan teori
pengkodean (coding theory) juga banyak diteliti. Turing machine seperti komputer modern saat
ini dapat mengolah (simbol-simbol di tape) dan mengahasilkan keluaran (simbol-simbol yang
berada di tapenya setelah berakhirnya sebarisan pergerakkan) merupakan karya teoritis dari
Alan Turing.
Karena banyak yang berperan pada pengembangannya, bidang teori ini diberi aneka ragam
nama yaitu:
- teori otomata (theory of automata)
- teori bahasa formal (theory of formal language)
- teori mesin turing (theory of Turing machine)
2.2 Teori Himpunan
Teori himpunan merupakan konsep dasar dalam pembahasan matematika diskrit

Definisi himpunan

Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda.


Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
HIMATIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa
mahasiswa. Tiap mahasiswa berbeda satu sama lain.

Penyajian

A. Himpunan Enumerasi

Mengenumerasi artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di


antara dua buah tanda kurung kurawal. Biasanyasuatu himpunan diberi nama dengan
menggunakan huruf kapital maupun dengan menggunakan simbol-simbol lainnya.

B. Contoh

Himpunan A mempunyai tiga bilangan asli pertama: A={1,2,3}.


Himpunan B mempunyai dua bilangan genap positif pertama: B={4,5}.
Meskipun himpunan biasa digunakan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai
sifat mirip, tetapi dari definisi himpunan diketahui bahwa sah-sah saja elemen-elemen
di dalam himpunan tidak mempunyai hubungan satu sama lain, asalkan berbeda.
contoh: {hewan, a, Amir, 10, komputer} adalah himpunan yang terdiri dari lima
elemen, yaitu hewan, a, Amir, 10, komputer.
R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } C = {a, {a}, {{a}} }
Contoh tersebut memperlihatkan bahwa suatu himpunan bisa terdapat anggota himpunan
lain.
K={ }
Contoh tersebut adalah himpunan kosong, karena K hanya berisi satu elemen yaitu { }.
Himpunan kosong dapat dilambangkan dengan .
Himpunan 100 buah bilangan asli pertama bisa dituli {1, 2, , 100}
Untuk menuliskan himpunan yang tak berhingga, kita dapat menggunakan tanda
ellipsis().
Himpunan bilangan bulat positif ditulis sebagai {, -2, -1, 0, 1, 2, }.

C. Keanggotaan
x A : x merupakan anggota himpunan A;
x A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
misal, A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
maka, 1 A dan b A
D. Simbol-simbol Baku

Terdapat sejumlah simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan


himpunan yang sering digunakan,
antara lain:
P = himpunan bilangan bulat positif = {1,2,3,}
N = himpunan bilangan alami (natural) = {1,2,}
Z = himpunan bilangan bulat = {,-2,-1,0,1,2,}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks

Kadang-kadang kita berhubungan dengan himpunan-himpunan yang semuanya


merupakan bagian dari sebuah himpunan yang universal. Himpunan yang universal ini
disebut semesta dan disimbolkan dengan U.

Himpunan U harus diberikan secara eksplisit atau diarahkan berdasarkan


pembicaraan. Sebagai contoh, misalnya U = {bil. Genap kurang dari 6} berarti U = {2,
4}

E. Notasi Pembentuk Himpunan

Cara lain menyajikan himpunan adalah dengan notasi pembentuk himpunan (set
builder). Dengan cara penyajian ini, himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang
harus dipenuhi oleh anggotanya.

Notasi:{x|syarat yang harus dipenuhi oleh x}

Aturan dalam penulisan syarat keanggotaan:


Bagian di kiri tanda | melambangkan elemen himpunan
Tanda | dibaca dimana atau sedemikian sehingga
Bagian di kanan tanda | menunjukkan syarat keanggotaan himpunan
Setiap tanda , di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan
Contoh:
A adalah himpunan bilangan asli
Daftar anggota: A={1,2,3,. . .}
Notasi pembentuk himpunan: A={x | x A }

F. Diagram Venn

Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini
diperkenalkan oleh matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun 1881.
di dalam diagram Venn, himpunan semesta (U) digambarkan sebagai suatu segi empat
sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran di dalam segi empat
tersebut.

Contoh: Misalkan U = {1, 2, , 7, 8},


A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Kardinalitas

Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A merupakan


himpunan yang elemen-elemennya berhingga banyaknya. Jumlah elemen A disebut
kardinal dari himpunan A.

Notasi: n(A) atau |A| , notasi |A| untuk menyatakan kardinalitas himpunan.
B = {x|x merupakan HIMA di STTG}, Maka |B| = 4, dengan elemen-elemen B adalah
HIMATIF, HIMAKOM, HIMASIP, HIMATI.

A = {a, {a}, {{a}}, maka |A| = 3, dengan elemen-elemen A (yang berbeda) adalah a,
{a}, dan {{a}}.

Himpunan yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai kardinalitas tidak


berhingga pula. Sebagai contoh, himpunan bilangan riil mempunyai jumlah anggota
tidak berhingga, maka |R| = .

Himpunan Kosong
Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal = 0
disebut himpunan kosong (null set).
Notasi: atau { }
Contoh: A = {x | x < x}, maka n(A) = 0
Perhatikan bahwa himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}.

Himpunan bagian (subset)


Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.

Notasi: A B
Contoh: A B jika elemen A ada di B
A={1,2,3}
B={1,2,3,4,5,7}
C={1,2,4,5}
Jadi : * A B
* A bukan himpunan bagian C

Himpunan yang Sama


Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen
A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A.
Jika tidak demikian, maka A B.
Notasi : A = B A B dan B A
Contoh: A={a,b,c}, B={c,a,b} Jadi, A=B
tiga prinsip yang perlu diingat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan:
1. urutan elemen dalam himpunan tidak penting.
jadi {1,2,3} = {3,2,1} = {1,3,2}

2. pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan dua buah himpunan.


Jadi, {1,1,1,1}={1,1}={1} {1,2,3}={1,2,1,3,2,1}

3. untuk tiga buah himpunan, A, B, C berlaku aksioma berikut:


A = A, B = B, dan C=C
Jika A = B,maka B
Jika A = B, dan B = C maka A = C

Himpunan Ekivalen
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal
dari kedua himpunan tersebut sama.
Notasi: A ~ B |A|=|B|
Contoh: A={a,b,c} dan B={2,4,6} maka A ~ B sebab |A|= |B|

Himpunan Saling Lepas


Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak
memiliki elemen yang sama.
Notasi : A // B
Contoh: jika A={2,4,6,8} dan B={3,5,7} maka A // B sebab elemen himpunan A
dan elemen himpunan B tidak ada yang sama.

Himpunan Kuasa

Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang
elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan
himpunan A sendiri.
Notasi : P(A) atau 2A
Jika |A| = m, maka |P(A)| = 2m.

Contoh:
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, & himpunan kuasa dari
himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.

Operasi Pada Himpunan

1. Irisan ( )
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Notasi: A B={x | x A dan x B}
Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A B={2,3,5}

2. Gabungan ( )
Gabungan(union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A B = { x | x A atau x B }
Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka, A B={1,2,3,4,5,7,11}
3. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu
himpunan yang elemennya
merupakan elemen U yang bukan elemen A.
Notasi : = { x | x U, tapi x A }
Misalkan U={0, 11} dan A={1,3,5,7} maka, = {0,2,4,6,8,9,10,11}

4. Selisih
Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan elemen A dan bukan elemen B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan
sebagai komplemen himpunan B relatif terhadap himpunan A.
Notasi : A B = { x | x A dan x B } = A B
Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A B = {1,4}

5. Beda Setangkup
Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah sesuatu himpunan yang elemennya ada
pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi: AB = (AB) (AB) = (A-B) (B-A)
Misalkan A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 } maka , AB = { 3, 4, 5, 6 }

6. Perkalian Kartesain
Perkalian kartesian (Cartesian products) dari himpunan A dan B adalah himpunan
yang elemennya semua pasangan
berurutan (ordered pairs) yang mungkin terbentuk dengan komponen kedua dari
himpunan A dan B.
Notasi: A x B ={(a,b)| a A dan b B}
Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b),
(3, a), (3, b)
Catatan:
1. jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: |A x B| = |A| . |B|
2. Pasangan berurutan (a,b) berbeda dengan (b,a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A x B B x A dengan syarat A dan B
tidak kosong.
4. Jika A = atau B = maka A x B = B x A =

Sifat-sifat Operasi Himpunan


1. Hukum identitas: 2.Hukum null:
A=A A=
AU =A AU=U
3. Hukum Komplemen: 4. hukum idempotent:
A=U AA=A
A = A A=A
5. Hukum Involusi: 6. Hukum Penyerapan:
(A)= A A (A B) = A
A (A B) = A
7. Hukum Komutatif: 8. Hukum Asosiatif:
AB=BA A (B C)=(A B) C
AB=BA A (B C)=(A B) C
A (B C)=(A B) C
9. Hukum distributif : 10. Hukum DeMorgan :
A (B C) = (A B) AB = A B
(A C) AB = A B
A (B C) = (A B)
(AC)
1. Prinsip
Inklusi-
Eksklusi
Berapa banyak anggota didalam gabungan dua buah himpunan A dan B?
Penggabungan dua buah menghasilkan dua buah himpunan baru yang elemen-elemenya
berasal dari himpunan A dan himpunan B.
Himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen-elemen yang
sama. Banyaknya elemen bersama antara A dan B adalah A B. Setiap unsur yang
sama itu telah dihitung dua kali, sekali pada A dan sekali pada B, meskipun ia
seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen didalam A B, karena itu, jumlah
elemen hasil penghubungan seharusnya adalah jumlah elemen dimasing-masing
himpunan dikurangi dengan jumlah elemen didalam irisannya, atau A B = A +
B A B.
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi. Dengan cara yang sama, kita
dapat menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup: A B = A +
B 2A B

Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong
A1,A2 ..dari A sedemikian
sehingga :
(a) A1 A2 . = A, dan
(b) Himpunan bagian Ai saling lepas;yaitu Ai Aj = untuk i j.
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah
partisi A.

Multiset
Dari definisi himpunan, himpunan adalah kumpulan elemen yang berbeda.
Namun pada beberapa situasi, adakalanya elemen himpunan tidak seluruhnya berbeda,
misalnya himpunan nama-nama mahasiswa di sebuah kelas. Nama-nama mahasiswa di
dalam sebuah kelas mungkin ada yang sama, karena itu ada perulangan elemen yang
sama di dalam himpunan tersebut. Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak
harus berbeda) disebut himpunan-ganda atau multiset. Contoh: {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2,
2}, {2, 3, 4}, {} adalah himpunan ganda.
Multiplisitas dari suatu elemen pada multiset adalah jumlah kemunculan elemen
tersebut pada multiset. Misalkan : Jika M = { 0, 1, 01, 1, 0, 001, 0001, 00001, 0, 0, 1},
maka multiplisitas elemen 0 adalah 4. Himpunan merupakan contoh khusus dari suatu
multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.
Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sbg kardinalitas himpunan padanannya, dgn
mengasumsikan elemen2 di dalam multiset semua berbeda.
Operasi Antar Dua Buah Multiset
Misalkan P dan Q adalah multiset:
P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas
maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh:
P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
P Q = { a, a, a, b, c, c, d, d

P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas


minimum elemen tsb pada himpunan P dan Q.
Misal: Jika P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c } maka P Q = { a, a, c }

Pembuktian Kalimat Himpunan


Kalimat himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan. Kalimat
dapat berupa kesamaan himpunan, misalnya A (B C) = (A B) (A C) adalah
sebuah kesamaan himpunan, atau berupa kalimat implikasi seperti jika A B = dan
A (B C) maka selalu berlaku bahwa A C.
sumber referensi:
informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/
matematikadiskri.blogspot.com/2012/11/teori-himpunan.html
2.3 Induksi Matematika Kelas XII
Pengertian Induksi Matematika
Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan
pernyataan. Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi
secara berulang sesuai dengan pola tertentu. Indukasi Matematika digunakan untuk
membuktikan universal statements n A S(n) dengan A N dan N adalah
himpunan bilangan positif atau himpunan bilangan asli. S(n) adalah fungsi propositional.

Prinsip-prinsip Induksi Matematika

Induksi Sederhana.
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk
membuktikan pernyataan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
p(1) benar, dan
Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat positif n 1,

Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan langkah
induksi.
Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan bahwa p(n) benar.
Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.
Bila kita sudah menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Contoh 1. Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Penyelesaian:
Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 12
= 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1.
Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan
1 + 3 + 5 + + (2n 1) = n2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n adalah
(2n 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar, yaitu
1 + 3 + 5 + + (2n 1) + (2n + 1) = (n + 1)2
juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:
1 + 3 + 5 + + (2n 1) + (2n + 1)
= [1 + 3 + 5 + + (2n 1)] + (2n +1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan benar, maka
jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Prinsip Induksi yang Dirampatkan
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n n0. Untuk membuktikan ini, kita
hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. jika p(n) benar maka p(n+1) juga benar,
untuk semua bilangan bulat n n0,

Contoh 2.
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik
bahwa 20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 - 1
Penyelesaian:
(i) Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita peroleh:
20 = 20+1 1.
Ini jelas benar, sebab 20 = 1
= 20+1 1
= 21 1
=21
=1
(ii) Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu
20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 - 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1) juga benar,
yaitu
20 + 21 + 22 + + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 - 1
juga benar. Ini kita tunjukkan sebagai berikut:
20 + 21 + 22 + + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + + 2n) + 2n+1 = (2n+1 1) + 2n+1
(hipotesis induksi)
= (2n+1 + 2n+1) 1
= (2 . 2n+1) 1
= 2n+2 - 1
= 2(n+1) + 1 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk semua
bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + + 2n = 2n+1 1

Prinsip Induksi Kuat


Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n n0. Untuk membuktikan ini, kita
hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. jika p(n0 ), p(n0+1), , p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk semua bilangan
bulat n n0,.
Contoh 4.
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis
dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan bulat
positif n (n 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.
Buktikan dengan prinsip induksi kuat.
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, , n dapat dinyatakan
sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita
perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.
Ada dua kemungkinan nilai n + 1:
(a) Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima.
(b) Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang
membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab
yang dalam hal ini, 2 a b n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan
sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat dinyatakan
sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab. Karena langkah (i)
dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n
2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.

Pengertian Teori Binomial


Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengkalikan atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh
tanda + , atau tanda - sebagai contoh x+y, 2x-5y.

DasarTeori Binomial
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :
Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n. Untuk
setiapbilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial
untuk n > 2 n! = 1 2 3 (n 2) (n 1) n atau n! = n (n 1) (n 2)
32
Contoh :
2! = 12 = 2, 3! = 123 = 6 4! = 1234 = 24
5! = 12345 = 120, n! = 123n, (r 1) ! = 123(r 1)
Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak
mementingkan urutan elemen.
Kombinasi r elemendari n elemenditulis :
nKr
Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal. Segitiga
Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah segitiga.Penemu
segitiga pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama Blaise Pascal yang
berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara kebiasaannya dihitung bermula
dengan barisan kosong, adalah barisan genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan
dengan cara berikut. Di barisan sifar, hanya tuli snomor 1.Kemudian, untuk membina
unsur-unsur barisan berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor
secara terus di atas dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau
kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor pertama di
barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan keempat.
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1

Teori Binomial

Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-
soal teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian berulang.
Misalnyauntuk n = 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5, dengan mengkalikansetiap factor
diperoleh hasi l2orekspansi sebagai berikut :
- Ciri-ciri ekspansi yang benar untuk bilangan bulat positif
1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada pangkatnya
atau eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.
2. Suku pertama dari adalah dan suku terakhir adalah
3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan,
eksponen dari a berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.

Koefisien Binomial
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang
terdapatdi depan suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui
koefisiennya, harus diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk mengekspansikannya
tinggal mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau mengikuti aturan dalam segitiga
pascal.Namun, bukan berarti untuk mengetahui koefisiennya hanyam engikuti nilai-nilai
yang terdapat dalam segitiga pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka
untuk mengetahui koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut :
Xn-r . yr = . an-r . br

Hubungan Kombinasi dengan Binomial


Perhatikan ilustrasi dibawah ini :
=
Penjabaran dari merupakan perkalian 3 faktor
=
Kemudian dipilih bagian yang ingin dikalikan dari ketiga factor tersebut.Misalnya,
untuk bagian pertama diambil a, bagian kedua diambil a, dan bagian ketiga jug adiambil
a, maka diperoleh hasila aa. Jika diambil a pada factorkesatu dan kedua, factor ketiga
diambil b, maka akan diperoleh aab, begitu seterusnya. Sehingga kemungkinan
pemilihan baik a maupun b terpilih secara sama. Dari hasil pengkalian 3 faktor tersebut
akan diperoleh :
aaa,aab,aab,aab,abb,abb,abb,bbb = a3,a2b, a2b, a2b,ab2, ab2 ,ab2,b3
Jika semuasuku di atas dijumlahkan maka akan dihasilkan : a3+3a2b+3ab2+b3
Bilangan 3 yang merupakan koefisien dari a2b muncul dari pemilihandari 2 faktordan
b dari 1 faktorsisa-nya. Hal ini biasa dilakukan dalam atau . Cara yang sama biasa
dilakukan untuk memperoleh koefisien yang dalam hal ini merupakan pemilihan a dari 0
faktor dan b dari 3 faktor lainnya yang dapat dilakukan dalam atau , dan seterusnya.
Melalui hubungan kombinasidengan teorema binomial, maka kita dapat merumuskan
ulang rumus teorema binomial sebagai berikut. atau

Sifat-sifat perluasan ( a+b )n


Suku pertama adalah an dan suku terahir adalah bn
Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat dari a
turun satu-satu dan pangkat dari b naik satu-satu
Jumlah pangkat dari a dan b pada setiap suku sama dengan n
Terdapat n+1 suku
Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan seterusnya
dengan = dan 0 r n
Menetukan Suku Pada Binom
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai teori binomial yang merupakan
perpangkatan yang terdiri dari dua suku yang dipisahkan oleh tanda +, -.
Berdasarkan pengertian tersebut kita dapat mengubah dari binom yang bentuknya
pangkat menjadi tidak berpangkat dengan cara menjabarkannya.Sehingga yang awalnya
terdiri dari dua suku menjadi lebih dari dua suku.
Adapun cara lain untuk mencari suku ke-n tanpa menggunakan penjabaran yaitu
dengan menggunakan rumus berikut :
Suku ke-(r+1) = xn-ryr, adapun formula untuk menentutakan suku ke r dari (a+x)n=

Soal dan pembahasan induksi matematika :


1. + 2n adalah bilangan kelipatan 3, untuk n bil. Bulat positif.
Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap n bilangan bulat positif
Jawab :
Untuk n = 1 akan diperoleh :
(ii) Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3
kan untuk n = k asumsikan k3 + 2k = 3x
(iii)adib. Untuk n = k + 1 berlaku:
buktikan benar untuk Pn=k+1
(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
(k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)
(k3 + 2k) + 3 (k2 + k + 1)
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)

Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3


Untuk setiap bilangan bulat positif n.
2. n3 + (n+1)3 + (n+2)3 habis dibagi 9 n bil. Asli
pembuktian:
n + (n+1) + (n+2) habis dibagi 9 untuk n bulat positif.
Berarti n paling kecil = 1
untuk n = 1, maka
1 + 2 + 3 = 1 + 8 + 27 = 36 <== habis dibagi 9
misalkan benar untuk n = k
maka benar bahwa
k + (k+1) + (k+2) habis dibagi 9
hendak dibuktikan bahwa benar untuk n= k+1
yaitu hendak dibuktikan bahwa
(k+1) + (k+2) + (k+3) habis dibagi 9

(k+3) = k + 3k.3 + 3k.3 + 3


=k + 9k + 27k + 27

jadi
(k+1) + (k+2) + (k+3)
= (k+1) + (k+2) + k + 9k + 27k + 27
atur ulang urutannya
= k + (k+1) + (k+2) + 9k + 27k + 27
tetapi k + (k+1) + (k+2) habis dibagi 9
dan masing-masing suku dari 9k + 27k + 27
juga habis dibagi 9
Jadi terbukti bahwa (k+1) + (k+2) + (k+3)
habis dibagi 9.
Bukti selesai.

3. 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n (n + 1). n bil. Asli


Pembuktian:
untuk n = 1
2 = 1(1+1) ,
2=2

untuk n=2
2+4 = 2(2+1)
6=6

untuk n = k
2 + 4 + 6 + . . . .+ 2k = k (k + 1) . . . (1)

untuk n = k + 1
(2 + 4 + 6 + . . .+ 2k) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
nilai yang dalam kurung sama dg persamaan (1)
k (k + 1) + 2 (k + 1) = (k + 1) (k + 1 + 1)
(k + 1) (k + 2) = (k + 1) (k + 2)

terbukti.
4. Buktikan 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + ...... + (3n - 1) untuk n bilangan asli
Jawab:
a. untuk n = 1
(3.1 - 1) = 2
b. untuk n = k
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1)
c. untuk n = k + 1
= 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .... + (3k - 1) + (3 (k + 1) - 1)
= 3 (k + 1) - 1
= 3k + 3 - 1
= 3k + 2 terbukti.
5. 1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + n (n + 1) = (n (n + 1) (n + 2)) /3
Pembuktian :
untuk n=1
1*2 = 1(1+1)(1+2)/3
2=2
untuk n = 2
1*2 + 2*3 = 2(2+1)(2+2)/3
8=8
untuk n = k
1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k (k + 1) = (k (k + 1) (k + 2)) /3 .........(1)

untuk n = k + 1
{1.2 + 2.3 + 3.4 + ... + k(k+1) } + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3) /3
nilai dalam { } sama dg persamaan (1)
(k(k+1) (k+2)) /3 + (k+1) (k+1 +1) = (k+1) (k+2) (k+3)) /3

(k(k+1) (k+2)) /3 + 3 (k+1) (k+1 +1) /3 = (k+1) (k+2) (k+3) /3


kalikan dengan 3
(k(k+1) (k+2)) + 3 (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3)
(k+3) (k+1) (k+2) = (k+1) (k+2) (k+3) terbukti

6. Buktikan bahwa jumlah n bilangan ganjil pertama adalah n2.


Pembuktian :
Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :
1 = 12
1=1
Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan 1 + 3 + 5 + + (2k 1) = k2
adib. Untuk n = k + 1 berlaku :
1 + 3 + 5 + + (2 (k + 1) 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + + (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + + ((2k + 1) 2) + (2k + 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + + (2k - 1) + (2k + 1 ) = (k + 1)2
k 2 + (2K + 1) = (k + 1)2
2
k + 2K + 1 = k 2 + 2K + 1
Kesimpulan : 1 + 3 + 5 + + n = (2n - 1) = n2
Untuk setiap bilangan bulat positif n
Sumber :http://tiaraarishandy.blogspot.co.id/2015/04/induksi-matematika.html

Anda mungkin juga menyukai