10paper Limbah Cair PKSRetnoKultura PDF
10paper Limbah Cair PKSRetnoKultura PDF
The Effect of Utilization of Palm Oil Mill Effluent as Fertilizer to Soil Biodiversity
Abstract
The aim of the research is to evaluate effect of Palm Oil Mill Effluent (POME) as fertilizer
based on soil biodiversity. The research was conducted at Palm Oil Estate of PT Tapian Nadenggan
SMART Group, Langga Payung, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, from March to
September 2004. Ecological methods of Muller and Dumbois (1974) and Krebs (1989) were used to
analyze soil biodiversity. Randomized Complete Block Design with 4 treatments was utilized to
statistically analyzed soil physic and chemical properties (Gomez and Gomez, 1994). The treatments
were area without application of POME (B0), area with application of POME since 19902004
(B1), area with application of POME since 19912004 (B2), and area with application of POME
since 19922004 (B3). The result showed that POME could be a good fertilizer by increasing soil
physic and chemical properties, soil biodiversity and total bacteria. It could also reduce seed in the
area of application.
Keyword: POME, biodiversity, environment
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pemanfaatan limbah cair pabrik
pengolahan kelapa sawit (LPKS) sebagai pupuk terhadap biodiversitas tanah agar dapat
membuktikan bahwa pemanfaatan LPKS tidak mencemari lingkungan. Penelitian dilakukan
di perkebunan kelapa sawit PT Tapian Nadenggan SMART Group, Langga Payung,
Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara pada bulan Maret sampai dengan September
2004. Metoda analisis biodiversitas yang digunakan adalah metoda ekologi dari Muller dan
Dumbois (1974) dan Krebs (1989), sedangkan untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah
digunakan rancangan acak kelompok non faktorial menurut Gomez and Gomez (1994)
dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan tersebut adalah: B0 = areal perkebunan tanpa
aplikasi LPKS, B1 = areal perkebunan dengan aplikasi LPKS tahun 19902004 (14 tahun),
B2 = areal perkebunan dengan aplikasi LPKS tahun 19912004 (13 tahun), dan B3 = areal
perkebunan dengan aplikasi LPKS tahun 19922004 (12 tahun). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemanfaatan LPKS dapat berfungsi sebagai pupuk organik dengan
meningkatkan sifat fisikkimia tanah, biodiversitas tanah, menurunkan kehadiran gulma
penting pada perkebunan kelapa sawit, dan meningkatkan total bakteri tanah.
Kata kunci: LPKS, biodiversitas, lingkungan
1
Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006
karena limbah cair pabrik pengolahan kelapa Sifat kimia LPKS yang diaplikasikan
sawit (LPKS) selalu dibuang ke sungai. ke lahan perkebunan kelapa sawit dapat
Limbah pabrik pengolahan kelapa dilihat pada Tabel 1.
sawit mempunyai kandungan hara yang
dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan kelapa Tabel 1. Hasil pengamatan sifat kimia LPKS
sawit, sehingga untuk menghindari pencemaran yang diaplikasikan ke lahan
perkebunan kelapa sawit
lingkungan dan untuk mengatasi kebutuhan
No. Parameter Hasil
pupuk, limbah PKS memungkinkan untuk 1. pH 6,6
dimanfaatkan pada lahan perkebunan kelapa 2. BOD (ppm) 1798,5
sawit. 3. COD (ppm) 2941
4. N total (ppm) 196
Menurut Loebis dan Tobing (1989)
5. P (ppm) 19,5
limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit 6. K (ppm) 267
mengandung unsur hara yang tinggi seperti 7. Mg (ppm) 61
N, P, K, Mg, dan Ca, sehingga limbah cair 8. Minyak 103
tersebut berpeluang untuk digunakan sebagai
sumber hara bagi tanaman kelapa sawit, di Nilai BOD limbah PKS yang
samping memberikan kelembaban tanah, diaplikasikan sebesar 1798,5 ppm. Nilai BOD
juga dapat meningkatkan sifat fisikkimia tersebut di bawah nilai BOD pada standardisasi
tanah, serta dapat meningkatkan status hara pengolahan limbah PKS untuk aplikasi
tanah. lahan menurut Peraturan Menteri Pertanian
Berdasarkan hal tersebut penelitian tahun 1995, yaitu sebesar < 3500 ppm. Hal
ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh ini karena aplikasi limbah PKS di PT
pemanfaatan LPKS sebagai pupuk terhadap Tapian Nadenggan telah dilakukan sejak
biodiversitas tanah agar dapat membuktikan tahun 1990 sebelum ada peraturan maupun
bahwa pemanfaatan LPKS tidak mencemari petunjuk teknis dari pemerintah. Adanya
lingkungan. kekhawatiran akan mencemari lingkungan
sehingga BOD limbah yang diaplikasikan ke
Bahan dan Metoda lahan relatif kecil.
Penelitian dilakukan di perkebunan Penelitian dilakukan pada bulan
kelapa sawit PT Tapian Nadenggan SMART Maret sampai dengan September 2004.
Group, Langga Payung, Kabupaten Labuhan Rancangan penelitian untuk pengamatan
Batu, Sumatera Utara yang sejak tahun sifat fisikkimia tanah menggunakan rancangan
1990 telah mengaplikasikan LPKS-nya ke acak kelompok menurut Gomez dan Gomez
areal perkebunan. Aplikasi LPKS ke areal (1994), dengan 4 perlakuan aplikasi limbah
perkebunan diambil dari kolam anaerob sebagai pupuk, yaitu: B0 tanpa aplikasi
dengan sistem flat beds. Aplikasi LPKS LPKS, B1 aplikasi LPKS tahun 19902004,
secara flat beds, yaitu aplikasi limbah cair B2 aplikasi LPKS tahun 19912004, B3
dengan teknik parit bersekat. Pembuatan aplikasi LPKS tahun 19922004. Ulangan
konstruksi dibuat di gawangan mati, di sebanyak 5 kali. Untuk penelitian biodiversitas
antara baris pohon yang dihubungkan tanah (tumbuhan penutup tanah, makrofauna,
dengan saluran parit dengan kemiringan dan mesofauna tanah) dilakukan dengan
tertentu. Limbah cair dipompakan dari metoda ekologi dari Muller and Dumbois
kolam limbah ke bak penampungan (bak (1974) dan Krebs (1989). Mikrobiologi
distribusi) yang berada di areal paling atas, tanah dilakukan dengan metoda Most
setelah itu dialirkan ke masing-masing flat Probable Number (Anas, 1989) dan (Bibiana,
beds hingga flat beds terakhir. dan Hastowo, 1994).
2
Retno Widhiastuti, Dwi Suryanto, Mukhlis, Hesti Wahyuningsih: Pengaruh Pemanfaatan
Limbah Cair Pabrik
3
Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006
Tabel 3. Pengaruh aplikasi LPKS terhadap permeabelitas, porositas, dan kadar air tanah
Perlakuan Permeabilitas Porositas Kadar Air
(cm/jam) (%) (%)
B0 16,302 a 49,886 a 22,818 a
B1 4,956 b 53,888 a 25,598 a
B2 5,522 b 52,680 a 25,486 a
B3 5,258 b 51,322 a 22,326 a
Permeabilitas, Porositas, dan Kadar Air sejak tahun 1992 (B2) adalah Diodia sarmentosa
Tanah sebesar 20,16%; dan pada pada lahan
Aplikasi limbah cair PKS ke tanah aplikasi limbah sejak tahun 1992 (B2) adalah
selama 12, 13, dan 14 tahun hanya Ageratum conyzoides sebesar 33,07%.
menunjukkan pengaruh kepada permeabilitas
tanah. Sebagaimana Tabel 3 menunjukkan Frekuensi Relatif Tumbuhan Penutup
bahwa permeabilitas tanah menurun akibat Tanah
aplikasi limbah. Penurunan permeabilitas Frekuensi relatif tumbuhan penutup
tanah ini disebabkan karena pada bahan tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit
limbah masih terkandung minyak/lemak tanpa aplikasi limbah (B0) adalah Axonopus
yang dapat mengakibatkan sifat hidrofobik compressus sebesar 9,76%; pada lahan
pada tanah. aplikasi limbah sejak tahun 1990 (B1)
Aplikasi limbah cair PKS tidak adalah Peperomia pelucida sebesar 8,26%;
berpengaruh terhadap porositas dan kadar pada lahan aplikasi limbah sejak tahun
air tanah, namun ada kecenderungan makin 1992 (B2) adalah Peperomia pellucida dan
lama limbah PKS diaplikasikan porositas Diodia sarmentosa, masing-masing sebesar
dan kadar air makin meningkat. 9,17%; dan pada pada lahan aplikasi limbah
sejak tahun 1992 (B3) adalah Ageratum
Pengaruh Aplikasi Limbah PKS terhadap conyzoides dan Diodia sarmentosa sebesar
Biodiversitas Tanah 8,26%.
1. Tumbuhan Penutup Tanah
Tumbuhan penutup tanah yang Indeks Nilai Penting Tumbuhan Penutup
ditemukan pada lokasi penelitian terdiri Tanah
dari 19 famili dengan jumlah spesies 46 Indeks nilai penting tumbuhan
spesies. Jumlah spesies yang ditemukan pada penutup tanah menggambarkan besarnya
semua komunitas berbeda-beda. Hal ini peranan suatu jenis tumbuhan di dalam
banyak faktor yang menentukan. Dapat dari suatu komunitas. Indeks nilai penting
pengaruh sifat penyebaran tumbuhan tersebut, tertinggi tumbuhan penutup tanah pada
faktor lingkungan fisikkimia tanah, dan komunitas B0 adalah Axonopus compressus
fisikkimia limbah cair PKS, maupun campur sebesar 36,20%; pada komunitas B1 adalah
tangan manusia pada lokasi perkebunan. Peperomia pelucida sebesar 25,05%; pada
komunitas B2 adalah Diodia sarmentosa
Kerapatan Relatif Tumbuhan Penutup sebesar 29,33%, dan pada komunitas B3
Tanah adalah Ageratum conyzoides sebesar 41,34%.
Kerapatan relatif tumbuhan penutup Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan
tanah pada lahan tanpa aplikasi limbah (1985) ada tujuh jenis gulma penting pada
PKS (B0) adalah Borreria laevis sebesar perkebunan kelapa sawit, yaitu: Axonopus
27,89%; pada lahan aplikasi limbah sejak compressus, Cyclosorus aridus, Cyrtococcum
tahun 1990 (B1) adalah Ageratum conyzoides patens, Imperata cylindrica, Mikania micrantha,
sebesar 17,30%; pada lahan aplikasi limbah
4
Retno Widhiastuti, Dwi Suryanto, Mukhlis, Hesti Wahyuningsih: Pengaruh Pemanfaatan
Limbah Cair Pabrik
5
Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006
merupakan jenis makrofauna yang sering aplikasi limbah sejak tahun 1990 (B1)
didapatkan baik pada lahan yang diberi adalah Macrotermes sebesar 9,09%; pada B2
aplikasi linbah cair PKS maupun yang tidak adalah Tegenaria sebesar 10,49%; dan pada
diberi aplikasi. B3 adalah Macrotermes sebesar 11,96%.
6
Retno Widhiastuti, Dwi Suryanto, Mukhlis, Hesti Wahyuningsih: Pengaruh Pemanfaatan
Limbah Cair Pabrik
7
Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006
Holt, G. J., Kneg, R. N., Smeath, P. H. A., Olson, R. V. and R. Ellis, Jr. 1982. Iron.
Stanley, J. T, and Stanley, T. W. 1994. Methods of Soil Analysis, Part 2.
Bergeys manual of Determinative Chemical and Microbiological properties
Bacteriology. 9 th edition Williams & Second Edition. A. L. page, Editor.
Willeins. Baltimore. American Society of Agronomy, Inc.
Soil Science Society of America, inc.
Krebs, C. J. 1989. Ecological Methodology. Madison, Wisconsin USA.
Harper Collins Publiser, Inc. New
York. Rao S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan
Pertumbuhan Tanaman. UI Press.
Loebis, B. dan P. L. Tobing. 1989. Potensi Jakarta.
pemanfaatan limbah pabrik kelapa
sawit. Buletin Perkebunan. Pusat Suryanto D. and A. Suwanto. 2003.
Penelitian Perkebunan Kelapa Sawit. Isolation and characterization of a
Medan. 20 (1): 4956. novel benzoate utilizing Serratia
marcescens. Biotropia 21: 110.
Muller. D. and D. E. Doumbois. 1974. Aim
and Methods of Vegetation Ecology.
John Wiley $ Son. New York. 547
pp.