SURABAYA
OLEH
KELOMPOK 6
I. Pengertian.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
2. Penyebab perifer
a. Kelaian Neuromuskuler:
Guillian Bare symdrom
Tetanus
Trauma servikal.
Obat pelemas otot.
b. Kelainan jalan napas.
Obstruksi jalan napas.
Asma broncheal.
c. Kelainan di paru.
Edema paru, atlektasis, ARDS
d. Kelainan tulang iga / thorak.
Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
e. Kelainan jantung.
Kegagalan jantung kiri.
V. Macam-macam Ventilator.
Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:
1. Volume Cycled Ventilator: Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya
berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai
volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada
komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
2. Pressure Cycled Ventilator: Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya
menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai
tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan
ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain
paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang
setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
3. Time Cycled Ventilator: Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya
berdasarkan wamtu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu
inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit)
Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2
1. Pada paru
a. Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler.
b. Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
c. Infeksi paru
d. Keracunan oksigen
e. Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat.
f. Aspirasi cairan lambung
g. Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
h. Kerusakan jalan nafas bagian atas
1. MEKANIK
- Frekwensi nafas 12 - 25 25 - 35 > 35
- Vital capacity (ml/kg)70 - 30 30 - 15 < 15
- Inspiratori force,
CmH2O 100 - 50 50 - 25 < 25
2. OKSIGENASI
- A - aDO2 100% O2
mmHg 50 - 200 200 - 350 > 350
- PaO2 mmHg
100 - 75 200 - 70 < 70
3. VENTILASI (Air) ( O2 Mask) ( O2 Mask )
- VD / VT
- PaCO2 0,3 - 0,4 0,4 - 0,6 0,6
35 - 45 5 - 60 60
I. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada psien yang mendapat nafas buatan dengan
ventilator adalah:
1. Biodata : Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, agama,
alamt, dll. Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang
status sosial ekonomi, adat kebudayaan dan keyakinan spritual pasien, sehingga
mempermudah dalam berkomunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang
sesuai.
2. Riwayat penyakit/riwayat keperawatan : Informasi mengenai latar belakang dan
riwayat penyakit yang sekarang dapat diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim
medis lain) karena kondisi pasien yang dapat bentuan ventilator tidak mungkin
untuk memberikan data secara detail. Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui
kemungkinan penyebab atau faktor pencetus terjadinya gagal nafas/dipasangnya
ventilator.
3. Keluhan : Untuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik, bisa
dilakukan dengan cara pasien diberi alat tulis untuk menyampaikan keluhannya.
Keluhan pasien yang perlu dikaji adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat,
kelelahan dan ketidaknyamanan.
B. 1. Sistem pernafasan
a. Setting ventilator meliputi:
Mode ventilator
- CR/CMV/IPPV (Controlled Respiration/Controlled Mandatory
Ventilation/Intermitten Positive Pressure Ventilation)
- SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation)
- ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing/Pressure Suport)
- CPAP (Continous Possitive Air Presure)
FiO2: Prosentase oksigen yang diberikan
PEEP: Positive End Expiratory Pressure
Frekwensi nafas
b. Gerakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator
c. Expansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak
d. Suara nafas: adalah ronkhi, whezing, penurunan suara nafas
e. Adakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu tambahan
f. Sekret: jumlah, konsistensi, warna dan bau
g. Humidifier: kehangatan dan batas aqua
h. Tubing/circuit ventilator: adakah kebocoran tertekuk atau terlepas
i. Hasil analisa gas darah terakhir/saturasi oksigen
j. Hasil foto thorax terakhir
B. 2. Sistem kardiovaskuler
Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk mengetahui adanmya gangguan
hemodinamik yang diakibatkan setting ventilator (PEEP terlalu tinggi) atau disebabkan
karena hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama jantung, perfusi,
adakah sianosis dan banyak mengeluarkan keringat.
B. 3. Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala, rasa ngantuk,
gelisah dan kekacauan mental.
B. 4. Sistem urogenital
Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi urine menunjukkan
adanya gangguan perfusi ginjal)
4. Status psycososial
Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator sering mengalami depresi
mental lyang dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan orientasi, merasa
terisolasi, kecemasan dan ketakutan akan kematian.
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 1 Mengevaluasi keefetifan jalan
jam dan kalau diperlukan. napas.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan sekresi tertahan, proses penyakitnya
Tujuan: Pertukaran gas kembali normal.
Kriteria hasil:
Hasil analisa gas darah normal yang terdiri dari:
- PH (7,35 - 7,45)
- PO2 (80 - 100 mmHg)
- PCO2 (35 - 45 mmHg)
- BE (-2 - + 2)
- Tidak sianosis
Tindakan keperawatan:
INTERVENSI RASIONAL
1 Cek analisa gas darah setiap 10 1 Evaluasi keefektifan setting
- 30 menit setelah perubahan ventilator yang diberikan
setting ventilator.
2 Monitor hasil analisa gas darah 2 Evaluasi kemampuan
(blood gas) atau oksimeteri bernapas
selama periode penyapihan.
3 Pertahankan jalan napas bebas 3 Sekresi menghambat
dari skresi. kelancaran udara napas.
4 Monitor tanda dan gejala 4 Diteksi dini adanya kelainan.
hipoksia
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ICU
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat penyakit sekarang :
Klien rencana melahirkan anak ke-2 secara SC pada tanggal 26- 8-2017 tapi
sebelum melahirkan Klien kejang dengan tensi 210/102mmHg, N= 110x/mnt
kemudian diputuskan dilakukan intubasi kemudian setelah operasi klien pindah
ke ICU.
2. Riwayat penyakit sebelumnya :
Klien pada tahun 2016 melahirkan anak pertama secara SC OK tubuh klien
bengkak.
3. Riwayat kesehatan keluarga :
Ibu klien menderita hipertensi.
4. Riwayat inpartu :
Suami mengatakan selama hamil klien kontrol teratur ke dokter setiap bulan
selama kontrol tensi klien dalam batas normal. Tapi selama hamil klien tidak
pernah memperhatikan kondisinya. Klien sibuk bekerja sampai pulang larut
malam dan istirahat klien kurang. Anak pertama laki-laki lahir secara SC dibantu
oleh dokter tahun 2016 dengan BB= 3250gr ,PB= 52cm
5. Genogram :
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
E: 4 M: X V: 6
- Reflek fisiologis Ada Tidak ada
- Reflek patologis Babinski Chaddok Kaku kuduk
- Meningeal sign
Ophenhaim Brudzinski Hoffman tromner
Tanda peningkatan TIK
- Nyeri kepala
Ada Tidak ada
- Pusing
Ada Tidak ada
- Keinginan muntah
- Lain-lain Ada Tidak ada
Ada Tidak ada
- Abdomen Supel Flat Distensi
- Peristaltik usus Normal Tidak ada Hipoaktif Hiperaktif
- Mual Ada Tidak ada
- Muntah Ada Tidak ada
Jumlah : - Karakteristik : -
- Haematemesis Ada Tidak ada
Jumlah : - Karakteristik : -
- Terpasang NGT Ada Tidak ada
Abdomen
Jumlah : - Karakteristik : -
- Melena Ada Tidak ada
Jumlah : - Karakteristik : -
- Perdarahan per rectal
Ada Tidak ada
Jumlah : - Karakteristik : -
- Diare
Ada Tidak ada
Jumlah : 200cc Karakteristik : kuning kehijauan
- Konstipasi
Ada Tidak ada
Jumlah : - Karakteristik : -
Hari ke : -
- Ascites
- Lain-lain -
- Kulit Panas Berkeringat Jaundeed
Dingin Lembab Pucat
Daerah insisi bekas 5cm
Integumen
- Catheter Ya Tidak
Jenis : foley chateter
- Kesulitan BAK Ya Tidak
- Vaginal drainage Jenis : -
Lain-lain
- Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
- Parese Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese Ya Tidak
- Kontraktor Ya Tidak
Muskuloskeletal
NUTRISI
Pola makan
- Diet : Sonde
- Mandapat makanan tambahan Ya Tidak
- Klien makan Sendiri Bantuan
- Makanan yang disajikan Habis porsi porsi porsi
- Klien mengalami kesulitan menelan Ya Tidak
x
Penyebab : tidak ada
- Makanan yang diberikan : 2700 kalori
- Lain-lain :
TERAPI OBAT
INJEKSI :
- Sanmol : 3x1
- NB 5000 : 3x1
- Metoclopramid : 1x10mg
- Piracetam : 4x3gr
- Metycobalamin : 3x1
ORAL :
- Acetylsisteim : 3x1
- Aspark : 1-0-1
- Amlodipin : 1-0-0
- Biodiar : 3x2 k/p
- Metronidazol : 1-1-1
INFUS :
- Kabium 1440/24 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI (12-9-17)
Kesan :
- Ginjal tphyperintensity enhan cement di parietal dan occipital kanan kiri disertai
slight posterior brain odema sugst post ictal process disertai kecurigaan subacote
infarction parietal kanan
- Tidak tampak intracranial hemorraghic
- Slight focal deviasi septumnasi kekanan
MH: patenchy intracranial mayor arterior
Tak tampak aneusysmatic/AVM
MRI POTONGAN SAGITAL TISE
Kesan :
- Tak tampak etenosis signifikan dicentral dan foraminal cinal level cervical
- Pamcervical muscle spasme
DO :
- Klien menggunakan Ventilasi menurun
ventilator
- GCS : 4/X/5
- Hasil leb tanggal 26-8- Oksigenasi menurun
2017
- Ph 7.421
- Pco2 39.9 mmHg Peningkatan PCO2
- Po2 232.2 mmHg PO2 menurun
- ETCO2 4.3 %
- SpO2 100%
- Ronchi +/+
Hipersekresi
Masuknya kuman
Resiko infeksi
3 1 Kelelahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
sekret
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pasien diharapkan respiratory
status Ventilation dengan Kriteria hasil :
a. Tidak terjadi hipoksia atau hipoksemia
b. Tidak sesak
c. Mendemonstrasikan batuk efektif
d. Suara nafas bersih
e. Tidak ada dispneu
f. Tidak ada suara nafas tambahan
Intervensi :
a. Berikan Health Education pada klien tentang penyakitnya
Rasional : informasi yang adekuat dapat membuat klien lebih kooperatif dalam
pemberian terapi.
b. Atur posisi klien semifowler
Rasional : jalan nafas yang longgar dan tidak ada sumbatan maka pernafasan
dapat berjalan dengan lancar.
c. Observasi tanda dan gejala sianosis
Rasional : sianosis merupakan salah satu tanda manifestasi klinis
ketidakadekuatan suplai oksigen pada jaringan perifer.
d. Berikan terapi oksigenasi
Rasional : pemberian oksigen secara adekuat dapat mensuplai dan memberikan
cadangan oksigen sehingga mencegah terjadinya hipoksia.
e. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : dispneu dan sianosis merupakan tanda terjadinya gangguan nafas
disertai dengan kerja jantung yang menurun timbul takikardia dan capilarry
refill time yang memanjang/lama.
f. Ajarkan teknik batuk efektik untuk mengeluarkan secret
Rasional : Dengan cara batuk efektif pasien dapat mudah mengeluarkan sekret
tanpa harus dilakukan suction.
g. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan pengobatan
Rasional : pengobatan yang diberikan berdasarkan indikasi sangat membantu
dalam proses terapi keperawatan.
Diagnosa 2 :
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan
Tujuan :
Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
pertukaran gas kembali normal dengan kriteria hasil :
a. Hasil analisa gas darah normal : PH (7,35- 7,45), PO2 (80- 100mmHg), PCO2
(35-45 mmHg), BC (-2- +2)
b. Tidak sianosis
c. Tanda tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
a. Cek analisa gas darah 10-30 menit setelah perubahan setting ventilator
Rasional : evaluasi ketidakefektifan setting ventilator yang diberikan
b. Monitor hasil analisa gas darah
Rasional : evaluasi kemampuan bernafas
c. Pertahankan jalan nafas bebas dari sekresi
Sekresi menghambat kelancaran udara nafas
d. Monitor tanda dan gejala hipoksia
Rasional : deteksi dini adanya kela
IMPLEMENTASI EVALUASI
12 September 2017 12 Agustus 2017,
1. Auskultasi bunyi nafas S = Klien mengatakan sedot
2. Melakukan suction O = - K/U : lemah
3. Melakukan fisioterapi dada - Terpasang ETT
4. Melakukan pemeriksaan - CVP 16
ventilator A = Masalah belum teratasi
5. Monitor TTV P = Intervensi dipertahankan
Respon klien:
k/u lemah, klien terpasang ETT O2
30%, klien tersengal-sengal , TTV :
TD= 140/89mmHg, S/N= 37
C/100x/mnt, RR= 36x/mnt CVP= 16
13 September 2017 13 September 2017
1. Auskultasi bunyi nafas S = Klien mengatakan sedot
2. Melakukan suction O = - K/U : lemah
3. Melakukan fisioterapi dada - Terpasang ETT
4. Melakukan pemeriksaan - CVP 13
ventilator A = Masalah belum teratasi
5. Monitor alat dan selang P = Intervensi dipertahankan
ventilator
6. Monitor TTV
Respon klien:
k/u lemah, klien terpasang ETT O2
30%, ronchi +/+, klien tersengal-
sengal , TTV :
TD= 143/87mmHg, S/N= 37,5
C/100x/mnt, RR= 36x/mnt CVP= 13
I. Pertanyaan
P : PASIEN PNEUMONIA
I : PENGGUNAAN VENTILATOR
O : PENCEGAHAN
- Nutrisi enternal yang aman secara dini dalam 24-48 jam terbaru
mengenai intervensi yang tepat dalam mencegah VAP
f. Were there any untoward events during the conduct of the study?
Penelitian ini dilakukan di rawat inap ruang ICU (Amerika-
Indonesia).
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
SURABAYA
Oleh :
Kelompok 6
PROGRAM STUDY PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
Telah disahkan
Pada tanggal : 5 Oktober 2017
Mengetahui,