Anda di halaman 1dari 3

STEP 1

Malaise : Perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, atau lesu. Hal ini terkait

dengan perubahan kondisi medis seseorang, dan sering menjadi tanda terjadinya

penyakit, seperti penyakit akibat infeksi (Roberto, 2004).

STEP 3

1. Poatogenesis Leptospirosis

Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir,

memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke

jaringan tubuh. Kemudian terjadi respon imunologi baik secara selular

maupun humoral sehingga infeksi ini dapat ditekan dan terbentuk antibodi

spesifik. Walaupun demikian beberapa organisme ini masih bertahan pada

daerah yang terisolasi secara imunologi seperti di dalam ginjal dimana

sebagian mikroorganisme akan mencapai convoluted tubules, bertahan di

sana dan dilepaskan melalui urin. Leptospira dapat dijumpai dalam air

kemih sekitar 8 hari sampai beberapa minggu setelah infeksi dan sampai

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Leptospira dapat

dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme humoral. Kuman ini dengan

cepat lenyap dari darah setelah terbentuknya aglutinin. Setelah fase

leptospiremia 4-7 hari, mikroorganisme hanya dapat ditemukan dalam

jaringan ginjal dan okuler. Leptospiruria berlangsung 1-4 minggu (Zein,

2006).
2. Diagnosis Leptospirosis
Pada umumnya diagnosis awal leptospirosis sulit karena pasien

biasanya datang meningitis, hepatitis, nefritis, pneumonia, influenza,

sindroma syok toksik, demam yang tidak diketahui asalnya dan diatesis

hemoragik, bahkan beberapa kasus datang dengan pankreatitis. Pada

anamnesis penting diketahui tentang riwayat pekerjaan pasien, apakah

termasuk kelompok risiko tinggi. Gejala atau keluhan didapati demam yang

muncul mendadak, sakit kepala terutama di bagian frontal, nyeri otot, mata

merah/fotofobia, mual atau muntah. Pada pemeriksaan fisik dijumpai

demam, bradikardia, nyeri tekan otot, hepatomegali, dan lain-lain. Pada

pemeriksaan laboratorium darah rutin bisa dijumpai leukositosis, normal,

atau sedikit menurun disertai gambaran neutrofilia dan laju endap darah

yang meninggi. Pada urin dijumpai proteinuria, leukosituria, dan cast. Bila

organ hati terlibat, bilirubin direk meningkat tanpa peningkatan

transaminase. BUN, ureum dan kreatinin juga bisa meninggi bila terjadi

komplikasi pada ginjal. Trombositopenia terdapat pada 50% kasus.

Diagnosa pasti dengan isolasi leptospira dari cairan tubuh dan serologi

(Zein, 2006).

Step 7

1. Weil Disease
Weil Disease adalah leptospirosis berat yang ditandai dengan

ikterus, biasanya disertai perdarahan, anemia, azotemia, gangguan

kesadaran, demam tipe kontinua, dan berkurangnya kemampuan darah


untuk membeku sehingga terjadi perdarahan dalam jaringan. Gejala awal

dari sindroma Weil lebih ringan dari leptospirosis. Pemeriksaan darah

menunjukkan adanya anemia. Pada kari ke-3 sampai hari ke-6, muncul

tanda-tanda kerusakan ginjal dan hati. Penderita akan merasakan sakit saat

berkemih atau air kemihnya berdarah. Kerusakan hati biasanya ringan dan

akan sembuh total. Penyakit weil ini biasanya terdapat pada 1-6% kasus

dengan leptospirosis. Penyebab weil disease adalah serotipe

icterohaemorragica, pernah juga dilaporkan oleh seotipe copenhageni dan

bataviae. Gambaran klinis berupa gangguan renal, hepatik atau disfungsi

vaskular (Zein, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

1. Zein, Umar. Leptospirosis. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III
edisi IV. Jakarta : pusat penerbitan Departemen ilmu penyakit dalam FKUI.
2006. Hal 1823-5.
2. Roberto, Patarca. 2004. Clinical Differentiation and Intervention. The
Haword Medical Press: New York

Anda mungkin juga menyukai