1. Melalui inhalasi, uap metil benzoat dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan.Pertolongan pertama:Pindahkan ke ruangan dengan udara yang segar, jika
tidak dapat bernafas berikan pernafasanbuatan. Jika sulit bernafas berikan oksigen.
3. Kontak pada kulit, metil benzoat dapat menyebabkan iritasi yang menimbulkan warna
merah dan nyeri.Pertolongan Pertama :Segera bilas kulit yang teriritasi dengan air
yang banyak, paling sedikit selama 15 menit.Lepaskan sepatu dan pakaian yang
terkontaminasi.Untuk perlindungan terhadap kontak pada kulit gunakan pakaianatau
pelindung yang kedap atau tahan air
4. Kontak pada mata, metil benzoat pada mata menyebabkan iritasi yang menimbulkan
warna merah dan terasa perih.Pertolongan pertama :Segera bilas mata yang teriritasi
dengan air yang banyak, paling sedikit selama 15 menit.Kedipkan mata berulang-
ulang. Untuk perlindungan gunakan kaca mata yang aman untuk praktikum.
Metil benzoat
Tujuan :
Ke dalam labu alas bundar 250 ml masukkan campuran 15 g asam benzoate, 40 g (50,5
ml) methanol absolut dan 2,5 g (1,35 ml) asam sulfat pekat. Tambahkan sejumlah batu didih,
pasang pendingin balik dan didihkan selama 3 jam.Lakukan destilasi untuk menghilangkan
sisa methanol, kemudian biarkan mendingin. Tuang residu ke dalam gelas beker yang berisi
62,5 ml air, masukkan campuran ke dalam corong pisah. Bila tidak ada batas yang jelas
antara ester dengan air, tambahkan 15 ml CCl4, kemudian dikocok.Diamkan sampai kedua
lapisan terpisah jelas.Keluarkan lapisan bawah (metil benzoate yang bercampur dengan
CCl4), tamping dalam labu Erlenmeyer.Buang lapisan air (atas).Masukkan kembali campuran
ke dalam corong pisah, tambahkan natrium bikarbonat, kocok sampai netral (tidak terlihat
adanya gelembung gas CO2).Pisahkan darilapisan air.Masukkan kembali ke dalam corong
pisah, cuci sekali lagi dengan menambahkan air, diamkan kemudian pisahkan.Tamping
dalam labu Erlenmeyer 100 ml yang telah dikeringkan. Tambahkan MgSO4 anhidrat
secukupnya, kocok selama 3-5 menit, diamkan selama 30 menit dengan sekali-kali dikocok.
Saring cairan metil benzoat dengan corong tangkai panjang melalui kertas saring ke
dalam labu destilasi leher pendek 100 ml, beri batu didih, hubungkan dengan pendingin
udara, pasang thermometer. Destilasi dengan penangas minyak. Panaskan pelan-pelan sampai
CCl4 habis terdestilasi, kemudian panaskan sampai temperature mencapai 2000 C. Tampung
destilat metil benzoat pada temperature 198-2000 C, tentukan indeks biasnya.
B. ASETILASI FENIL ASETAT
Fenil asetat adalah ester dari fenol dan asam asetat. Salah satu cara fenil asetat dapat
dihasilkandari dekarboksilasi aspirin. Cara lain yang dapat didilakukan adalah dengan
mereaksikan fenol dengan asam asetat.
Fenil asetat dapat dipisahkan menjadi fenol dan garam asetat melalui saponifikasi.
Pemanasan fenil asetat dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, akan menghasilkan fenol
dan natrium asetat. Kedua bahan kimia kemudian dapat dipisahkan dengan pemanasan dan
dekantasi atau pemanasan dan filtrasi.
Fenil asetat atau asam fenil asetat adalah salah satu bahan kimia yang diperlukan
dalam industri farmasi, budidaya tanaman dan parfum. Bahan ini sering digunakan dalam
pembuatan antibiotik, penghambatan pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel kanker, mandelic
acid, dan pennicilin-G. Asam fenil asetat atau esternya dapat ditemukan secara alami dalam
beberapa alkaloid, hormon tanaman dan buah-buahan.
Fenil asetat
Tujuan :
Iodoform adalah senyawa organoiodine dengan rumus CHI3. Sebuah kuning, kristal,
zat volatile pucat, ia memiliki bau tajam (dalam teks-teks kimiatua, baukadang-kadang
disebutsebagaibaurumah sakit), dan analog dengan kloroform, rasa manis. Hal ini kadang-
kadang digunakan sebagai disinfektan. Hal ini juga dikenal sebagai tri-iodomethane, dan
kadang-kadang juga disebut sebagai triiodide karbon (yang tidak sepenuhnya benar,
karenasenyawa inijuga mengandung hidrogen) atau metiltriiodida (yang agak ambigu sebagai
nama yang juga bisa merujuk pada ion triiodide alkohol, CH3I3).
Iodoform pertama kalidisiapkan oleh Georges Serrulas tahun 1822, dan pada saat
yang sama dikerjakan secara mandiri oleh John Thomas Cooper. Ini disintesis dalam reaksi
haloform dengan reaksi Iodium dan natrium hidroksida dengansalah satu dari empat
jenis.senyawa organik: (i) metilketon: CH3COR, asetaldehida (CH3CHO), etanol
(CH3CH2OH), dan alkohol sekunder tertentu (CH3CHROH, dimana R adalah gugus alkil atau
aril).
Reaksi Iodium dan dasar dengan metilketon sangat diandalkan, bahwa "testiodoform"
(munculnya endapan kuning) digunakan untuk menyelidiki adanya ketonmetil. Hal ini juga
terjadi ketika pengujian untuk alkohol sekunder (metil alkohol).
Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol /
aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Iodoform adalah zat padat kuning dengan bau
yang khas. Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptik
terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2 yang dapat membunuh bakteri. Selain itu
juga masih dalam bidang kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah
dan pencegah pertumbuhan bakteri.
Reaksi Iodium dengan basa metil keton akan menghasilkan endapan berwarna kuning
pucat (iodoform test). Selain dari warnanya, iodoform dapat dikenali dengan baunya yang
khas yaitu berbau obat.
Tujuan :
Ke dalam labu Erlenmeyer 200 ml masukkan 5 g iodium, 5 g aseton dan 5 ml air suling
(agar iodium larut, campur aseton dan air terlebih dahulu) kemudian dikocok. Tambahkan
larutan NaOH 2N sedikit demi sedikit dengan terus menerus dikocok sampai larutan yang
berwarna coklat karena iodium menjadi endapan kuning dari iodoform (bila larutan sudah
berwarna coklat muda, gunakan pipet tetes untuk menambahkan NaOH).Setelah itu segera
masukkan 125 ml air ke dalam Erlenmeyer, dan saring endapan kuning dengan corong
Buchner.Cuci endapan di atas corong dengan air sampai bebas NaOH.
Lakukan rekristalisasi dengan sesedikit mungkin etanol dengan cara berikut: tempatkan
iodoform dalam labu Erlenmeyer yang diberi tutup corong kaca. Tuangkan beberapa ml
etanol melalui corong (tidak boleh ada nyala api pada jarak 2 m) dan hangatkan sambil
dikocok di atas pemanas listrik atau penangas air yang apinya telah dimatikan. Bila campuran
tersebut telah hangat, tambahkan alcohol sedikit lagi, kemudian tunggulah sampai menjadi
panas untuk melihat apakah telah cukup alcohol untuk melarutkan semua iodoform,
kemudian saringlah larutan yang panas tersebut melalui kertas saring dengan memakai
corong panas.Tutuplah larutan yang sudah disaring tersebut dan biarkan dingin. Setelah 15
menit, tambahkan kira-kira 12,5 ml air, diaduk untuk mengendapkan iodoform dengan
sempurna, kemudian saringlah dengan corong Buchner. Cucilah Kristal-kristal di atas corong
dengan beberapa tetes alcohol dingin (hentikan penghisapan selama pencucian).Pindahkan
Kristal iodoform dari kertas saring dan taburkan di atas kertas saring baru yang kering dan
tempatkan di atas cawan petri.Keringkan dalam oven, timbang dan tentukan titik lelehnya.
Cara yang paling baik untuk mengambil kertas saring dari corong Buchner adalah
dengan memasang corong itu terbalik diatas kertas saring bersih dan meniupnya perlahan-
lahan melalui ujung corong.Ujung corong itu harus dicuci terlebih dahulu supaya tidak ada
bahan kimia yang masuk mulut.Kristal-kristal yang tertinggal di corong diampbil dengan
spatula, kemudian Kristal-kristal ini dikeringkan.
Asam oksalat
Tujuan :
Acetanilide berupa bahan kimia padat, tidak berbau, berbentuk daun atau serpihan.
Dikenal sebagai N-phenylacetamide, acetanil, atau acetanilid, dan sebelumnya dikenal
dengan nama dagang Antifebrin.
Kehadiran anilin sebagai pengotor di obat aceatanilid di abad ke-19 tidak dapat
dikesampingkan. Sejalan dengan ini, parasetamol (asetaminofen) lebih aman daripada
acetanilide, karena (1) ketidakmurnian yang disebabkan 4-aminophenol, kurang beracun
dibandingkan dengan anilin, dan (2) Pada percobaan in vivo, effek fungsional dari amida
yang ada pada parasetamol tampaknya dapat diabaikan.
Asetanilid
Tujuan :