Anda di halaman 1dari 11

MODUL 3: REAKSI-REAKSI ORGANIK

ESTERIFIKASI DAN ASETILASI

A. ESTERIFIKASI METIL BENZOAT


Metil benzoat merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C6H5CO2CH3
merupakan cairan tak berwarna yang kurang larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik.Metil benzoat memiliki bau yang harum dan khas.Sintesis dan reaksimetil benzoat
dibentuk oleh kondensasi metanol dan asam benzoat dalam asam kuatseperti asam klorida.
Reaksi ini terjadi pada kedua gugus baik pada cincin dan pada gugus ester.Metil benzoat
dapat diisolasi dari tanaman pakis air tawar Salvinia molesta. Senyawa ini merupakan salah
satu dari banyak senyawa yang menarik perhatian bagi jenis lebah anggrek jantan, yang
digunakan sebagai bahan kimia dalam mensintesis feromon. Metil benzoat juga memiliki
efek yang berbahaya bagi kesehatan. Beberapa bahaya danpertolongan pertama yang dapat
dilakukan adalah :

1. Melalui inhalasi, uap metil benzoat dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan.Pertolongan pertama:Pindahkan ke ruangan dengan udara yang segar, jika
tidak dapat bernafas berikan pernafasanbuatan. Jika sulit bernafas berikan oksigen.

2. Melalui saluran pencernaan, metil benzoat dapat menyebabkan iritasi pada


kerongkongan, nyeri perut, muntah dan diare.Pertolongan Pertama :Rangsang
penderita agar muntah dengan segera. Jangan pernah memberikan apapun
melaluimulut kepada penderita.

3. Kontak pada kulit, metil benzoat dapat menyebabkan iritasi yang menimbulkan warna
merah dan nyeri.Pertolongan Pertama :Segera bilas kulit yang teriritasi dengan air
yang banyak, paling sedikit selama 15 menit.Lepaskan sepatu dan pakaian yang
terkontaminasi.Untuk perlindungan terhadap kontak pada kulit gunakan pakaianatau
pelindung yang kedap atau tahan air

4. Kontak pada mata, metil benzoat pada mata menyebabkan iritasi yang menimbulkan
warna merah dan terasa perih.Pertolongan pertama :Segera bilas mata yang teriritasi
dengan air yang banyak, paling sedikit selama 15 menit.Kedipkan mata berulang-
ulang. Untuk perlindungan gunakan kaca mata yang aman untuk praktikum.
Metil benzoat

Tujuan :

1. Melaksanakan reaksi esterifikasi dengan hasil cairan (BJ> 1)

2. Melaksanakan Proses pendinginan Balik (refluks) dan destilasi sederhana

Pembuatan Metil Benzoat (1/2 prosedur asli) :

Ke dalam labu alas bundar 250 ml masukkan campuran 15 g asam benzoate, 40 g (50,5
ml) methanol absolut dan 2,5 g (1,35 ml) asam sulfat pekat. Tambahkan sejumlah batu didih,
pasang pendingin balik dan didihkan selama 3 jam.Lakukan destilasi untuk menghilangkan
sisa methanol, kemudian biarkan mendingin. Tuang residu ke dalam gelas beker yang berisi
62,5 ml air, masukkan campuran ke dalam corong pisah. Bila tidak ada batas yang jelas
antara ester dengan air, tambahkan 15 ml CCl4, kemudian dikocok.Diamkan sampai kedua
lapisan terpisah jelas.Keluarkan lapisan bawah (metil benzoate yang bercampur dengan
CCl4), tamping dalam labu Erlenmeyer.Buang lapisan air (atas).Masukkan kembali campuran
ke dalam corong pisah, tambahkan natrium bikarbonat, kocok sampai netral (tidak terlihat
adanya gelembung gas CO2).Pisahkan darilapisan air.Masukkan kembali ke dalam corong
pisah, cuci sekali lagi dengan menambahkan air, diamkan kemudian pisahkan.Tamping
dalam labu Erlenmeyer 100 ml yang telah dikeringkan. Tambahkan MgSO4 anhidrat
secukupnya, kocok selama 3-5 menit, diamkan selama 30 menit dengan sekali-kali dikocok.

Saring cairan metil benzoat dengan corong tangkai panjang melalui kertas saring ke
dalam labu destilasi leher pendek 100 ml, beri batu didih, hubungkan dengan pendingin
udara, pasang thermometer. Destilasi dengan penangas minyak. Panaskan pelan-pelan sampai
CCl4 habis terdestilasi, kemudian panaskan sampai temperature mencapai 2000 C. Tampung
destilat metil benzoat pada temperature 198-2000 C, tentukan indeks biasnya.
B. ASETILASI FENIL ASETAT

Fenil asetat adalah ester dari fenol dan asam asetat. Salah satu cara fenil asetat dapat
dihasilkandari dekarboksilasi aspirin. Cara lain yang dapat didilakukan adalah dengan
mereaksikan fenol dengan asam asetat.

Fenil asetat dapat dipisahkan menjadi fenol dan garam asetat melalui saponifikasi.
Pemanasan fenil asetat dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, akan menghasilkan fenol
dan natrium asetat. Kedua bahan kimia kemudian dapat dipisahkan dengan pemanasan dan
dekantasi atau pemanasan dan filtrasi.

Fenil asetat atau asam fenil asetat adalah salah satu bahan kimia yang diperlukan
dalam industri farmasi, budidaya tanaman dan parfum. Bahan ini sering digunakan dalam
pembuatan antibiotik, penghambatan pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel kanker, mandelic
acid, dan pennicilin-G. Asam fenil asetat atau esternya dapat ditemukan secara alami dalam
beberapa alkaloid, hormon tanaman dan buah-buahan.

Fenil asetat

Tujuan :

1. Mengenal proses reaksi asetilasi gugus OH Fenolik

2. Memahami proses destilasi sederhana

Pembuatan Fenil Asetat (sesuai prosedur asli) :

Ke dalam labu Erlenmeyer bertutup masukkan 8 g fenol dan larutkan dalam 55 ml


Larutan NaOH 10%.Dinginkan labu dalam es dan kemudian tambahkan kurang lebih 50 g
potongan-potongan kecil es ke dalam larutan fenol tersebut.Ke dalam larutan tersebut
tambahkan 10 ml anhidrida asam asetat sekaligus, tutup labu dan kocok selama kurang lebih
5 menit dimana dihasilkan suatu emulsi dari fenil asetat. Pindahkan campuran reaksi ke
dalam corong pisah dan tambahkan 15 ml CCl4 untuk memudahkan pemisahan kedua
lapisan. Pisahkan lapisan bawa dan tambahkan suatu larutan encer natrium karbonat dengan
pengadukan sampai tidak lagi timbul gelembung CO2.Pindahkan larutan ke dalam corong
pisahdan kumpulkan lapisan bawah CCl4 dalam Erlenmeyer yang berisi kalsium klorida
anhidrat untuk pengeringan.Saring butiran kalsium klorida dan masukkan filtrat ke dalam
labu destilasi.Tambahkan batu didih dan lakukan destilasi secara perlahan-lahan.Pada
1700CCL4 terdestilasi.Ganti penampung dan kumpulkan fenil asetat yang terdetilasi pada
suhu 1940 1970 C.

C. HALOGENASI OLEH IODOFORM

Iodoform adalah senyawa organoiodine dengan rumus CHI3. Sebuah kuning, kristal,
zat volatile pucat, ia memiliki bau tajam (dalam teks-teks kimiatua, baukadang-kadang
disebutsebagaibaurumah sakit), dan analog dengan kloroform, rasa manis. Hal ini kadang-
kadang digunakan sebagai disinfektan. Hal ini juga dikenal sebagai tri-iodomethane, dan
kadang-kadang juga disebut sebagai triiodide karbon (yang tidak sepenuhnya benar,
karenasenyawa inijuga mengandung hidrogen) atau metiltriiodida (yang agak ambigu sebagai
nama yang juga bisa merujuk pada ion triiodide alkohol, CH3I3).

Iodoform pertama kalidisiapkan oleh Georges Serrulas tahun 1822, dan pada saat
yang sama dikerjakan secara mandiri oleh John Thomas Cooper. Ini disintesis dalam reaksi
haloform dengan reaksi Iodium dan natrium hidroksida dengansalah satu dari empat
jenis.senyawa organik: (i) metilketon: CH3COR, asetaldehida (CH3CHO), etanol
(CH3CH2OH), dan alkohol sekunder tertentu (CH3CHROH, dimana R adalah gugus alkil atau
aril).

Reaksi Iodium dan dasar dengan metilketon sangat diandalkan, bahwa "testiodoform"
(munculnya endapan kuning) digunakan untuk menyelidiki adanya ketonmetil. Hal ini juga
terjadi ketika pengujian untuk alkohol sekunder (metil alkohol).

Beberapareagen (misalnya Hidrogeniodida) iodoform untuk mengkonversi diiodomethane.


Juga konversi karbon dioksida adalah mungkin: Iodoform bereaksi dengan air perak nitrat
untuk menghasilkan karbon monoksida, yang teroksidasi oleh campuran asam sulfat dan
yodium pentaoksida. Ketika diobati dengan bubuk perak elemental iodoform berkurang,
menghasilkan asetilena. Setelah pemanasan iodoform terurai untuk menghasilkan diatomic
yodium, gas hidrogeniodida, dan karbon.

Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol /
aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Iodoform adalah zat padat kuning dengan bau
yang khas. Iodoform banyak digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sebagai antiseptik
terhadap luka-luka lecet, karena membebaskan I2 yang dapat membunuh bakteri. Selain itu
juga masih dalam bidang kedokteran iodoform berfungsi sebagai pencegah keluarnya nanah
dan pencegah pertumbuhan bakteri.

Reaksi Iodium dengan basa metil keton akan menghasilkan endapan berwarna kuning
pucat (iodoform test). Selain dari warnanya, iodoform dapat dikenali dengan baunya yang
khas yaitu berbau obat.
Tujuan :

1. Mengenal proses halogenasi (iodisasi)

2. Memahami cara rekristalisasi dengan pelarut tunggal

Pembuatan Iodoform (1/2 dari prosedur asli) :

Ke dalam labu Erlenmeyer 200 ml masukkan 5 g iodium, 5 g aseton dan 5 ml air suling
(agar iodium larut, campur aseton dan air terlebih dahulu) kemudian dikocok. Tambahkan
larutan NaOH 2N sedikit demi sedikit dengan terus menerus dikocok sampai larutan yang
berwarna coklat karena iodium menjadi endapan kuning dari iodoform (bila larutan sudah
berwarna coklat muda, gunakan pipet tetes untuk menambahkan NaOH).Setelah itu segera
masukkan 125 ml air ke dalam Erlenmeyer, dan saring endapan kuning dengan corong
Buchner.Cuci endapan di atas corong dengan air sampai bebas NaOH.

Lakukan rekristalisasi dengan sesedikit mungkin etanol dengan cara berikut: tempatkan
iodoform dalam labu Erlenmeyer yang diberi tutup corong kaca. Tuangkan beberapa ml
etanol melalui corong (tidak boleh ada nyala api pada jarak 2 m) dan hangatkan sambil
dikocok di atas pemanas listrik atau penangas air yang apinya telah dimatikan. Bila campuran
tersebut telah hangat, tambahkan alcohol sedikit lagi, kemudian tunggulah sampai menjadi
panas untuk melihat apakah telah cukup alcohol untuk melarutkan semua iodoform,
kemudian saringlah larutan yang panas tersebut melalui kertas saring dengan memakai
corong panas.Tutuplah larutan yang sudah disaring tersebut dan biarkan dingin. Setelah 15
menit, tambahkan kira-kira 12,5 ml air, diaduk untuk mengendapkan iodoform dengan
sempurna, kemudian saringlah dengan corong Buchner. Cucilah Kristal-kristal di atas corong
dengan beberapa tetes alcohol dingin (hentikan penghisapan selama pencucian).Pindahkan
Kristal iodoform dari kertas saring dan taburkan di atas kertas saring baru yang kering dan
tempatkan di atas cawan petri.Keringkan dalam oven, timbang dan tentukan titik lelehnya.

Cara yang paling baik untuk mengambil kertas saring dari corong Buchner adalah
dengan memasang corong itu terbalik diatas kertas saring bersih dan meniupnya perlahan-
lahan melalui ujung corong.Ujung corong itu harus dicuci terlebih dahulu supaya tidak ada
bahan kimia yang masuk mulut.Kristal-kristal yang tertinggal di corong diampbil dengan
spatula, kemudian Kristal-kristal ini dikeringkan.

D. REAKSI OKSIDASI ASAM OKSALAT


Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung dua gugus
karboksil yang terletak pada ujung-ujung rantai karbon yang lurus. Asam Oksalat merupakan
asam organik yang relatif kuat, 10.000 kalilebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya
dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan
tak larut dengan asam oksalat, contohnya adalah kalsium oksalat(CaOOC-COOCa),
penyusun utama dari jenis batuginjal yang sering ditemukan.
Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalatdihidrat.
Asam oksalat anhidrat (C2H2O4) mempunyai berat molekul 90,04 gr/moldan mempunyai
melting point 187C. Sifat dari asam oksalat anhidrat adalah tidak berbau berwarna putih, dan
tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenisasam oksalat yang dijual di
pasaran yang mempunyai rumus bangun (C2H2O4.2H2O),dengan berat molekul 126,07
gr/mol, melting point 101,5C dan mengandung 71,42% asam oksalat anhidrat dan 28,58 %
air, bersifat tidak bau dan dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu
100C.Asam oksalat berbentuk kristal padat berwarna yang larut dalam air untuk memberikan
larutan tidak berwarna. Hal ini diklasifikasikan sebagai asam dikarboksilat. Dalam hal
kekuatan asam, jauh lebih kuat dari asam asetat. Asam oksalat adalah agen mengurangi dan
basa konjugasinya, dikenal sebagai oksalat (C2O42-), adalah agen chelating untuk kation
logam. Konsumsi oral asam oksalat atau kontak kulit yang lama berbahaya.
Sekitar 25% dari produksi asam oksalat digunakan dalam proses pencelupan,
digunakan sebagai pemutih terutama untuk kayu. Penggunaaan utama Asam oksalat berupa
pembersihan atau pemutihan, terutama untuk menghilangkan karat (zat pengompleks besi).
Digunakan sebagai bahan penghapus akarat karena dapat membentuk ion ferri oksalat yang
stabil dan larut dalam air. Larutan 3,2% asam oksalat dalam sirup gula, digunakan oleh
beberapa peternak lebah sebagai miticide terhadap varroa `parasit. Asam oksalat digunakan
pada patung marmer untuk menutupi permukaan dan agar kelihatan bersinar.
Asam oksalat terdistribusi secara luas dalam bentuk garam pottasium dankalsium
yang terdapat pada daun, akar dan rhizoma dari berbagai macam tanaman.Asam oksalat juga
terdapat pada air kencing manusia dan hewan dalam bentuk garamkalsium yang merupakan
senyawa terbesar dalam ginjal. Makanan yang banyak mengandung asam oksalat adalah
coklat,kopi, strawberry, kacang dan bayam.
Asam oksalat pertama kali disintesis oleh Carl W.Scheele pada tahun 1776 dengan
cara mengoksidasi gula dengan asan nitrat. Pada tahun 1784 telah dibuktikan asam oksalat
terdapat pada tanaman sorrel. Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat
dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali.

Asam oksalat

Tujuan :

1. Mengenal proses reaksi oksidasi (nitrasi gula)

2. Memahami cara rekristalisasi dengan pelarut tunggal

Pembuatan Asam Oksalat (sesuai prosedur asli) :

Pada sintesis asam oksalat ini digunakan reaksi oksidasi dengan


menggunakansenyawa karbohidrat yaitu sukrosa dan asam nitrat pekat, dengan prosedur
kerja yaitu mula-mula 10 gram gula pasir dimasukkan ke dalam labu dasar datar dan
ditambahkan50 ml asam nitrat (HNO3) pekat. Larutan tersebut dipanaskan di atas penangas
air secara perlahan-lahan sampai mendidih. Apabila sudah timbul uap coklat NO2, labu datar
tadi diangkat dan dipindahkan ke atas balok kayu untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan
lalu dibiarkan selama 15 menit. Hasil reaksi tersebut dituangkan ke dalam gelas piala
berukuran 100 ml, labu dicuci dengan 10 ml aquades dingin dan air hasil cuciandimasukkan
ke dalam gelas piala lagi dan ditambahkan 10 ml asan nitrat (HNO3) pekat. Setelah itu,
diuapkan di atas penanggas air sampai volume cairan tinggal 10 ml danditambahkan 20 ml
aquades ke dalam larutan di atas. Kemudian diuapkan lagi sampai volume tinggal 10 ml dan
larutan ini didinginkan dalam air es sehingga kristal asam oksalat segera terbentuk. Kristal
asam oksalat yang terbentuk direkristalisasi dengan melarutkan dalam air panas lalu
didinginkan, disaring, dikeringkan dan diperiksa titik lelehnya. Berikut ini gambar proses
terbentuknya uap atau gas NO2 (nitro) :
E. REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK ACETANILIDE

Acetanilide berupa bahan kimia padat, tidak berbau, berbentuk daun atau serpihan.
Dikenal sebagai N-phenylacetamide, acetanil, atau acetanilid, dan sebelumnya dikenal
dengan nama dagang Antifebrin.

Acetanilide digunakan sebagai inhibitor dalam hidrogen peroksida dan digunakan


untuk menstabilkan pernis ester selulosa. Juga digunakan dalam intermediasi dalam sintesis
akselerator karet, pewarna dan pewarna sintesis menengah, dan sintesis kamper. Acetanilide
digunakan untuk memproduksi 4-acetamidobenzenesulfonyl klorida, suatu perantara kunci
untuk pembuatan obat sulfa. Juga merupakan prekursor dalam sintesis penisilin dan obat-
obatan lainnya.Pada abad ke-19 acetanilide adalah salah satu dari sejumlah besar senyawa
yang digunakan sebagai pengembang fotografi.

Pemakaian di bidang farmasi, acetanilide adalah derivatif anilin yang pertama


kebetulan ditemukan memiliki sifat analgesik dan antipiretik dan dikenal ke dalam praktik
medis di bawah nama Antifebrin oleh A. Cahn dan P. Hepp pada tahun 1886. Tetapi tidak
dapat diterima karena beracun, dikhawatirkan sianosis karena methemoglobinemia, sehingga
perlu dicari turunan anilin yang kurang beracun seperti phenacetin. Setelah terjadi
pertentangan selama lima puluh tahun berikutnya, akhirnya dipastikan pada tahun 1948
bahwa sebagian besar acetanilide dimetabolisme menjadi parasetamol (sinonim:
asetaminofen) dalam tubuh manusia, dan bahwa parasetamol itu yang bertanggung jawab
atas sifat analgesik dan antipiretik. Teramati bahwa methemoglobinemia anilin dianggap
berasal dari sebagian kecil acetanilide yang terhidrolisis menjadi anilin dalam tubuh.
Acetanilide tidak lagi digunakan sebagai obat dalam, meskipun dikenal bahwa metabolitnya
yang berupa parasetamol (asetaminofen) berkhasiat obat.

Kehadiran anilin sebagai pengotor di obat aceatanilid di abad ke-19 tidak dapat
dikesampingkan. Sejalan dengan ini, parasetamol (asetaminofen) lebih aman daripada
acetanilide, karena (1) ketidakmurnian yang disebabkan 4-aminophenol, kurang beracun
dibandingkan dengan anilin, dan (2) Pada percobaan in vivo, effek fungsional dari amida
yang ada pada parasetamol tampaknya dapat diabaikan.
Asetanilid

Tujuan :

1. Mengenal proses reaksi substitusi nukleofilik

2. Memahami cara pemurnian senyawa organik padat

Pembuatan Asetanilide (sesuai prosedur asli) :

Masukkan 4 mL anililin kedalam Erlenmeyer 250 mL.Tambahkan 30 mL air dan


sambil diaduk tambahkan sedikit sedikit sampai 5 mL asam asetat anhidrid
tertambahkan.Tambahkan 100 mL air dan boiling chips, panaskan sampai semua padatan dan
minyaknnya terlarut. Matikan apinya,tuangkan beberapa mL larutan panas ke dalam beker
kecil dan biarkan dingin.Tambahkan 1 g arang perlahan-lahan ke dalam larutan
erlenmermeyer yang berisi larutan panas campuran, dan panaskan dengan api rendah selama
5 menit.Saring larutan panas kedalam Erlenmeyer 250 mL dan bilas dengan 50 mL air
mendidih.Dinginkan filtratnya di penangas es selama 15 menit untuk sempurnanya
kristalisasi.Saring, keringkan kristalnya dan tentukan tilik leleh nya.

Anda mungkin juga menyukai