Makna klinisnya adalah Nn.ZS menderita gangguan somatoform tipe somatisasi berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
a. adanya banyak keluhan keluhan fisik yang bermacam macam yang tidak dapat di
jelaskan atas dasar adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
b. tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan
fisik yang dapat menjelaskan keluhan keluhannya.
c. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga yang berkaitan dengan
sifat keluhan keluhannya dan dampak dari perilakunya.
3. Apa ada hubungan Nn. ZS dating berobat beberapa kali ke dokter penyakit dalam dan dokter
kandungan padahal tidak ditemukan kelainan apapun dengan preokupasi?
Iya, Pada kasus ini, Nn. ZS sudah mengalami gangguan kepribadian Histrionic Personality
Disorder, dilihat dari perilakunya yang beberapa kali mengunjungi dokter penyakit dalam dan
dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan (doctor shopping). Dia merasa tidak puas jika
tidak memenuhi keinginannya bahwa memang terdapat gangguan fisik pada keluhan yang
dialaminya.
Template
A. Diagnosis multiaksial
1. Aksis I : F45.0 gangguan somatisasi
Konversi
2. Axis II : gangguan kepribadian histrionic
3. Axis III : tidak ada diagnosis
4. Axis IV : gagal menikah
5. Axis V :
Ajarkan bahwa adanya relasi erat antara tubuh, otak, dan pikiran
dengan menggunakan contoh-contoh sederhana yang bisa diterima
pasien (muka memerah bila merasa malu, mulut kering bila berbicara
di depan umum, sesak dan jantung berdegup cepat bila cemas, sakit
kepala bila tegang)
a. Buat jadwal pertemuan terencana, misalnya 1 bulan sekali
b. Batasi penggunaan alat diagnostik dan obat-obatan. Beberapa pemeriksaan fisik
yang terfokus dan pemeriksaan lab yang kadang-kadang saja sifatnya. Tanda
(sign) harus lebih diandalkan daripada gejala (symptoms)
c. Terapi kelompok dan terapi kognitif-perilaku dapat bermanfaat