Anda di halaman 1dari 28

BAB 4

KONVERTER AC/AC

4.1 PENDAHULUAN

Suatu switch thyristor dihubungkan antara sumber AC dengan beban yang mengalir dapat
dikontrol dengan berbagai nilai tegangan rms-nya yang digunakan ke beban.Tipe rangkaian daya ini
dikenal sebagai AC Voltage Controllers.Pemakaian AC Voltage Controllers kebanyakan digunakan pada
industrial heating,load transformer tap charging,light control,speed control of polyphase,induction
motor and AC magnet control.

Ada 2 tipe control secara umum dipakai yaitu :

1. ON-OFF Control
2. PHASE ANGEL Control

AC Voltage Control diklarifikasikan kedalam 2 tipe yaitu :

1. Single phase controllers


2. Three phase controllers

Kedua tipe ini masing-masing dibagi atas :

a. Unidirectional atau Half wave control


b. Bidirectional atau Full Wave Control

4.2 PRINSIP KONTROL ON-OFF

Prinsip control On-Off dapat dijelaskan dengan sebuah pengendali gelombang penuh atau satu
fasa seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1(a). Saklar thyristor menghubungkan sumber AC dengan
beban untuk tn, saklar ditutup dengan sebuah gerbang penghambat pulsa untuk to waktu On, tn,
biasanya terdiri dari sejumlah integral siklus. Thyristor akan On pada tegangan nol melalui tegangan
masukan AC. Pulsa-pulsa gerbang untuk thyristor T1 dan T2, dan bentuk gelombang masukan dan
keluaran diperlihatkan pada gambar 4.1(b).

Persamaan matematis :

= t (4.1)
Untuk dibeban is connected n cycle disconnecting m cycle

2 1/2
= [2(+) 0 2 2 2 . ()] (4.2)


= = , K=Duty Cycle
+

n = Switch On

m = Switch Off

Gambar 4.1 Kontrol ON-OFF

Arus Maksimum Thyristor,


= (4.3)

=

2(+) 0 sin .()

.
= = (4.4)
(+)
Arus rms dari thyristor,

1/2
= [ ]
2(+) 0 sin .()


= (+) = (4.5)
2 2

Contoh 4.1 :

Suatu AC Voltage Controller beban R= 10 Ohm, tegangan input rms 120V 60Hz, dengan m=75 dan n=25
cyclus. Hitunglah :

a. Tegangan Output rms


b. Daya output
c. Power factor
d. Arus rms
e. Peak thyristor maximum current dan rms current

Jawab :

Diketahui :

Vs = 120V, f=60Hz

R = 10 ohm

m= 75 cyclus; n= 25 cyclus

Ditanyakan :

a. Vo (rms) = ..?
b. Po = ..?
c. PF = ..?
d. Io = ..?
e. Im,IR = ..?
Penyelesaian :

= 2.120 = 169,7

25 25
= = = = 0,25
+ 25+75 100

Maka :

a. () =
= 1200,25 = 60
() 60
() = = = 6
10

b. = 2 . = 62 . 10 = 360


c. = , = . = 1206 = 720
360
= = 0,5
720
= = 0,25 = 0,5

d. () = 6

e. The peak Thyristor

169,7
= = = 16,97
10

= sin . ()
2(+) 0

.
= =
(+)

0,2516,97
= 1,35

Arus rms Thyristor,

1/2
= [ sin . ()]
2(+) 0

= (+) =
2 2

(16,97)0,25
= = 4,24
2

4.3 PRINSIP KONTROL FASA (Phase angel Control)

Prinsip control fasa dapat dijelaskan berdasarkan gambar 4.2(a). Energi yang mengalir kebeban
dikontrol dengan menunda sudut tembak thyristor T1. Gambar 4.2(b) mengilustrasikan pulsa-pulsa
gerbang thyristor T1 dan bentuk gelombang tegangan masukan dan keluarannya. Dengan adanya diode
D1, daerah hanya dapat bervariasi antara 70,7% dan 100%

Tegangan keluaran dan arus masuk tidak simetris mengandung komponen DC. Jika ada sebuah trafo
masukan akan dapat menyebabkan masalah kejenuhan. Rangkaian ini adalah pengendali setengah
gelombang satu fasa dan cocok hanya untuk beban resistif berdaya rendah, seperti pemanasan dab
pencahayaan, karena aliran daya dikontrol oleh setengah gelombang positif tegangan masukan, jenis
pengontrol ini dikenal juga dengan pengontrol banyak arah(Unidirectional).

Persamaan matematis :

= sin (4.6)

= 2 sin

Delay angel T1 --- t=

Rms output voltage,

1 2 1/2
= (2 [ 2 2 sin2 . () + sin2 . ()])

1 2 1/2
= (2 [ (1 2). d() + (1 2). ()]) (4.7)

1 2 1/2
= [2 (2 + 3
)]
GAMBAR 4.2 KONTROL SUDUT 1 FASA

Nilai tenggangan output rata-rata,

1 2 1/2
= (2 [ 2 2 sin2 . () + 2 2 sin2 . ()]) (4.8)

2
= 2
( 1)

Contoh 4.2 :

Single phase AC Voltage controller R=10 Ohm, tegangan input Vs=120V,60Hz,delay angle T1
=/2.Hitunglah :

a. Vo(rms) = .?
b. PF input = .?
c. Vdc (Average) = .?
d. Idc = .?

Jawab:
Diketahui :

Vs = 120 V, f=60Hz

R = 10 Ohm

= /2

Dintanyakan :

a. Vo(Rms) = .?
b. PF input = .?
c. Vdc (Average) = .?
d. Idc (Avarage) = .?

Penyelesaian :

3
a. 0 () = 1204
= 103,92

b. PF-

0 () 103,92
0 () = = = 10,392
10

Load power,

0 = 02 . = (10,392)2 . 10 = 1079,94

= . 0 = 12010,392 = 1247,04
1079,94
= 0 = 1247,04 = 0,866

2
c. Vdc = 120
= 27

27
d. Idc =
= 10
= 2,7
Catatan :

Tanda negative berarti arus input selama setengah siklus positif kurang dibandingkan arus masukan
selama setengah siklus negative. Jika ada sebuah masukan trafo, inti trafo dapat terjadi saturasi. Pada
prakteknya control unidirectional ini tidak dapat digunakan.

4.4 Pengontrol Dua Arah Satu Fasa Dengan Beban Resitif

Masalah arus masukan DC dapat dicegah dengan menggunakan control dua arah atau
gelombang penuh.Pengontrolan satu fasa gelombang penuh dengan beban resitif, rangkaiannya
ditunjukkan pada gambar 4.3(a). Selama tegangan masukan setengah siklus positif, daya yang mengalir
dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor T1, dan Thyristor T2 mengontrol daya selama
tegangan masukan setengah siklus negative. Pulsa-pulsa yang dihasilkan pada thyristor T1 dan T2
terpisah 180o. Bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran dan sinyal gerbang T1 dan T2
diperlihatkan pada gambar 4.3(b).

Gambar 4.3 pengontrol gelombang penuh 1 fasa


Persamaan matematis :

= (4.9)

= sin

Delay angel T1 dan T2 -- 1 = 2 =

Rms output Voltage,

2 1/2
0 = ( [ 22 sin2 . ()])

1/2
42
=(
4
[ (1 2) . ()]) (4.10)

1 2 1/2
= [ ( + 2
)]

Arus Beban rms,

()
() = (4.11)

VA = Vs.Is

= 2 .

Faktor Daya Input, PF

1 2 1/2
= = 0 = [ ( + 2
)] (4.12)

Arus rata-rata Thyristor,



1
= 2 . ()
2

2
= ( + 1) (4.13)
2
Arus rms thyristor,

1 1/2
= (22 [ 2 2 2 . ()])

1/2
2 2
= [42 (1 2 ). ()] (4.14)

1 sin 2 1/2
= [ ( + )]
2 2

Contoh 4.3 :

Sebuah single phase full wave AC Voltage Controller dengan beban resitif R=10 Ohm, tegangan input
rms 120 V 60 Hz, delay angel T1,T2 1, 2, =/2. Hitungla :

a. Rms output voltage Vo


b. Input Power Factor, PF
c. Average Current Thyristor, IA
d. Rms current of thyristor, IR

Jawab :

Diketahui :

Vs = 120Volt, F=60Hz

R = 10Ohm

= /2

Ditanyakan :

a. Vo (rms) = ..?
b. PF = ..?
c. IA = ..?
d. IR = ..?

Penyelesaian :
a. Rms output Voltage,
120
() = = 84,85
2

b. Rms load current,

() 84,85
() = = = 8,485
10

= . = 1208,485 = 1018,2

= 2 . = (8,485)2 . 10 = 719,95

1 2 1/2
= = = [ ( + 2
)]

719,95
= 1018,2 = 0,707

c. Average Thyristor Current,


1
= 2 2 . ()

2
= ( 1)
2

2120
= = 5,7
2.10

d. Rms Thyristor Current,

1 1/2
= (22 [ 2 2 2 . ()])

1/2
22
= (42 (1 2). ())

1 sin 2 1/2
= [ ( + )]
2 2

120
= =6
210

4.5 Pengontrol satu fasa dengan beban Induktif

Telah diuraikan pengontrol satu fasa dengan beban resistif pada bagian 4.4 pada prakteknya,
hamper semua beban adalah bersifat induktif. Pengontrol gelombang dengan beban RL ditunjukkan
pada gambar 4.4(a). Kita asumsikan bahwa Thyristor T1 Firing pada waktu setengah siklus positif dan
membawa arus beban. Karena induktansi pada rangkaian, arus thyristor T1 tidak akan menuju nol pada
t=, ketika tegangan masukan mulai menjadi negative, Thyristor T1 akan terus terhubung sampai arus
i1 jatuh menjadi nol pada t=. Sudut konduksi thyristor T1 adalah = dan tergantung pada
sudut tunda dan sudut factor daya beban . Bentuk gelombang dan pulsa-pulsa gerbang diperlihatkan
pada gambar 4.4(b).

Sinyal-sinyal gerbang thyristor dapat berupa pulsa-pulsa pendek untuk pengontrol dengan beban
resitif. Namun demikian pulsa-pulsa pendek tersebut tidak cocok untuk beban induktif. Sebagaimana
diperlihatkan pada gambar 4.4(b). Ketika thyristor T2 firing pada = + , thyristor T1 masih
terhubung karena beban induksi. Pada saat arus thyristor T1 jatuh menjadi nol dan T1 menjadi off pada
= = + , pulsa gerbang thyristor T2 telah berhenti dan mengakibatkan T2 tidak menjadi On.
Hasilnya hanya thyristor T1 akan beroperasi, yang mengakibatkan gelombang tidak simetris pada arus
dan tegangan keluaran. Kesulitan ini dapat diatas dengan menggunakan sinyal-sinyal gerbang yang
kontinyu dengan masa durasi (-) seperti pada gambar 4.4(c). Namun demikian,pulsa gerbang yang
kontinyu akan menyebabkan meningkatnya rugi saklar thyristor dan memerlukan trafo isolasi yang lebih
besar untuk rangkaian gerbang.Biasanya digunakan pulsa-pulsa dengan durasi pendek untuk mengatasi
masalah ini seperti gambar 4.4(d).

Gambar rangkaian 4.4 pengontrol gelombang penuh 1 fasa beban RL


Persamaan matematis :

Vs= VL + VR

= + . 1 () = 2 (4.15)

2
1 =
. ( ) + 1 / (4.16)

= [ 2 + ()2 ]1/2 , = , 1 = 0 (4.17)



2
1 =
. ( ). ( )() (4.18)


2
1 = [( ) ( ). ( )() ] (4.19)


Sudut ,Saat 1 ke zero dan T1 ke off,didapat 1 ( = ) = 0,( ). ( )()

Dimana =extending angel

2 1/2
0 () = (2 [ 22 sin2 . ()])

1/4
4 2
= ( 4 [ (1 cos 2). ()]) (4.20)

1 2 1/4
= [ ( + 2
)]

Arus rms thyristor,

1 1/2
= (2 [ 12 . ()])

1/2
1 ( )( )
= [ (sin( ) sin( ) . . ()] (4.21)

1 2 1/2
= [ ( + ]
2 2

0 () = (2 + 2 ) = 2. (4.22)
Arus rata-rata thyristor,

1
= 2 . ()


2 ( )( )
= [()
2
( ) ] . () (4.23)

Catatan :

1. = 0, sin( ) = sin( ) = 0; = =
2. < <
BAB 5

KONVERTER DC/DC (Chopper)

5.1 PENDAHULUAN

Pada banyak aplikasi industry, diperlukan untuk mengubah sumber tegangan dc tetap
menjadi sumber tegangan dc yang bersifat variable. DC Chopper mengubah secara lansung dari dc ke dc
dan biasanya hal ini biasa disebut disebut converter dc ke dc.Chopper dapat disebut sebagai dc, sama
dengan trafo ac dengan mengsuplai tegangan yang variable secara terus menerus. Seperti trafo,
chopper dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan sumber tegangan dc.

DC Chopper merupakan rangkaian yang mengkonversi input DC yang tidak dikontrol ke


output DC yang dikontrol dengan tingkat tegangan yang diinginkan.Ada dua macam cara pengolahan
daya : tipe linier dan tipe peralihan(Switching).Tergantung dari jenis aplikasinya, masing-masing tipe
memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun dalam perkembangannya, tipe peralihan Nampak semakin terlihat kepopulerannya


terutama karena kelebihannya dalam mengubah daya secara jauh ebih efisien dan pemakaian
komponen ukurannya lebih kecil. Pengubah daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan dikenal juga
dengan sebutan DC Chopper.

DC Chopper dimamfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang


bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari proses DC-DC tersebut
adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang tetap.

Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC yang ingin dicapai adalah dengan cara
pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang
sama.Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah swith
(Solid State electronic switch) seperti misalnya Thyristor,MOSFET,IGBT,GTO.

Chopper secara luas digunakan untuk mengkontrol perputaran motor traksi pada
automobile elektrik, mobil trolley,kapal pengangkut, truk forklift dan lain-lain. Chopper menghasilkan
putaran yang baik, efisiensi yang tinggi dan respons dinamik yang tepat.

Selain itu dapat pula digunakan untuk pengereman regenerative pada motor-motor DC
untuk mengembalikan energy pada sumber, dan hal ini menghasilkan adanya penghematan energy
transportasi dengan adanya penghentian yang sering dilakukan. Chopper digunakan pada regulator
tegangan dc dan juga digunakan pada penghubung dengan inductor,untuk membangkitkan sumber arus
dc,terutama untuk pembalik arus.
Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan tegangan (step-
up)dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan masukan, dan penurunan
tegangan(step-down) dimana tegangan keluaran lebih rendah dari tegangan masukan.

5.2 PRINSIP KERJA DC CHOPPER

DC Chopper mempunyai Prinsip kerja diantara lain :

a. Prinsip kerja step-Down


Prinsip kerja step down dapat dijelaskan melalui gambar 5.1(a).Ketika saklar SW ditutup selama
waktu t1,tegangan masukan Vs muncul melalui beban.Bila saklar tetap off selama waktu t2,
tegangan melalui beban dan arus beban juga ditunjukkan pada gambar 5.1(b)

Tegangan keluaran rata-rata diberikan oleh :

1 1 1
= 0 = = = (5.1)

Dan arus beban rata-rata,


= = / (5.2)

Dengan T adalah periode chopping, k=t1/T adalah duty cycle chopper, dan f adalah frekuensi
chopping. Nilai rms tegangan keluaran ditentukan dari :

1 1/2
0 () = ( [0 2 . ]) (5.3)

1 1 2 2
= 0 2 . = 0 .
=
(5.4)
Gambar 5.1 Chopper Step-down dengan beban resistif

Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada rugi-rugi pada chopper maka daya masukan pada
chopper sama dengan daya yang diberikan dengan, resistansi masukan efektif yang dilihat dari sumber
adalah :

1 = = / = (5.5)

Duty cycle k dapat divariasikan dari 0 sampai 1 dengan bervariasi menurut t1, T dan f. Maka
tegangan keluaran V0 dapat divariasikan dari 0 sampai Vs dengan mengatur k, dan aliran daya dapat
diatur melalui :

1. Operasi pada frekuensi konstan.

Frekuensi chopping f(atau periode chopping T) dijaga tetap dan waktu on t1 divariasikan. Lebar
pulsa bervariasi dan control jenis ini dikenal dengan nama control pulse-width-modulation(PWM).

2. Operasi Pada frekuensi yang variable

Frekuensi chopping f bervariasi. Pada waktu on t1 atau pada waktu off t2 dijaga tetap. Ini disebut
modulasi frekuensi.Frekuensi divariasikan untuk batasan yang lebar untuk mendapatkan batasan
tegangan keluaran yang penug.Kontrol jenis ini membangkitkan harmonisa pada frekuensi yang tidak
bias ditentukan sehingga akan sangat sulit untuk merancang filter.

Contoh 5.1 :

Chopper dc gambar diatas (Gambar 5.1), dengan nilai tahanan R=10 Ohm, dan Vs=220V, Voltage drop
2V,Frekuensi chopping f=1 kHz, duty cycle 50%. Hitung :

a. Tegangan output rata-rata


b. Tegangan rms output
c. Efesiensi
d. Tahanan input efektif
e. Harga rms dari komponen fundamental dari teganga harmonic keluaran

Jawab :

Diketahui :

R= 10 Ohm, Vs=220 V, Voltage drop=Vch 2 V, frekuensi chopping

F= 1 kHz, Duty Cycle=k=50%=0,5

Dintanyakan :

a. V0 = .?
b. V0(rms) = .?
c. N = .?
d. Ri = .?
e. V0(t) = .?

Penyelesaian :

a. 0 = = (0,5). (220 2) = 109


b. 0 () = = (0,5). (220 2) = 154,15
c. Daya Keluaran :
1/2
1 2 ( )
0 = 0 .
= 0 .
=

2202
= 0,5 10
= 2376,2

Daya masukkan :

1 ( ) ()
1 = 0 . = 0 . =

(220).(2202)
= 0,5 10
= 2398

2376,2
= 0 = 2398
100% = 99,09 %
1

10
d. = = (.)

= = 0,5 = 20 =
2


e. 0 () = + .
=1 sin 2 cos 2 + . =1(1 cos 2) sin 2
= 1,


1 () = [sin 2 2 + (1 cos 2) sin ]

2202
= [sin(2. 1000)] = 140,06 sin(6283,2)

140,06
= = 99,04
2

b. Prinsip kerja step-up


Chopper dapat digunaka untuk menaikkan tegangan dc.susunan kerja untuk operasi
step-up ditunjukkan pada gambar. Bila saklar dibuka selama waktu t2, energy yang tersimpan
pada inductor akan dipindahkan kebeban melalui diode D1 dan arus inductor menjadi jatuh.
Dengan asumsi bahwa arus yang mengalir adalah tetap, bentuk gelombang untuk inductor
ditunjukkan pada gambar 5.2.

Gambar 5.2 susunan kerja untuk operasi step-up


Bila chopper di On-kan, tegangan yang melalui inductor adalah ;

= (5.6)

Dan ini memberika arus ripple puncak pada inductor,



= 1
(5.7)

Tegangan keluaran instantaneous adalah :

1
0 = + = (1 + 1 ) = (5.8)
2 2 1

Bila sebuah kapasitor CL dihubungkan dengan beban seperti terlihat pada garis putus-putus
pada gambar 5.3, Tegangan keluaran akan tetap dan V0 akan menjadi nilai rata-rata Va. Instantaneous
bahwa tegangan yang melalui beban dapat dinaikkan dengan memvariasikan duty cycle, k dan tegangan
keluaran minimum adalah Vs bila k=0.

Namun demikian chopper tidak dapat On terus- menerus shingga k=1. Untuk nilai k yang
cenderung menuju satu, tegangan keluaran menjadi sangat besar dan sangat sensitive untuk mengubah
nilai k, seperti terlihat pada gambar 5.3(a).

Prinsip ini dapat diaplikasikan untuk memindahkan energy dari satu sumber tegangan ke lainnya
seperti terlihat pada gambar 5.3(a). Rangkaian ekivalen untuk mode-mode operasi ditunjukkan pada
gmabar 3.11(c). Arus inductor untuk mode I diberikan sebagai berikut.

1
= (5.9)

Dan dinyatakan sebagai,


1 () = + 1 (5.10)

Gambar 5.3 susunan gelombang arus

Dimana i1 adalah arus mula untuk mode 1. Selama mode 1, arus harus menungkat dan kondisi yang
penting adalah,


>0 > 0

Arus untuk mode 2 diberikan sebagai berikut,

2
= + (5.11)

Dan penyelesaian adalah ;


2 () = + 2 (5.12)

Dengan I2 adalah arus mula untuk mode 2. Untuk system yang stabil, arus harus turun dan
kondisi yang memenuhi adalah;

2
< 0 <

Bila kondisi ini tidak memenuhi, arus inductor akan tetap naik dan akan menjadi tidak stabil.
Maka, kondisi untuk pemindahan daya yang terkontrol adalah :
0 < <
Persamaan (5.12) menyatakan bahwa sumber tegangan Vs, Harus lebih kecil dari tegangan E
agar transfer daya dari sumber yang tetap (atau Variable) ketegangan DC tetap bias dilakukan, pada
pengereman elektris motor-motor dc, dengan motor-motor bekerja sebagai generator dc, tegangan
terminalnya akan jatuh bila kecepatan mesin berkurang. Chopper dapat memindahkan daya kesumber
dc tetap atau rheostat.
Bila chopper di-on-kan, energy akan dipindahkan dari sumber Vs ke inductor L. dan bila chopper
di-off-kan sejumlah energy yang tersimpan pada inductor akan dipindahkan ke baterai E.

5.3 RANCANGAN RANGKAIAN CHOPPER

Yang paling diharapkan untuk rancangan ragkaian komtasi adalah mendapat sesuatu yang
memuaskan waktu turn-off untuk mensaklar thyristor utama ke-off. Analisis-analisis dari bentuk
persamaan untuk chopper klasik, memperlihatkan bahwa waktu turn-off tergantung pada tegangan
kapasitor komutasi Vc.

Adalah sangatlah lebih sederhana merancang rangkaian komutasi bila induktansi sumber dapat
diabaikan atau arus beban tidak tinggi, tetapi dikasus arus beban lebih tinggi induktansi kesasar yang
selalu muncul dalam praktek. Induktansi sumber membuat persoalan rancangan non-linier dan metode
interactive diharapkan menghitung komponen komutasi dari piranti daya tergantung pada induktansi
seumber dan arus beban.

Tidak ada aturan yang tetap untuk merancang rangkaian chopper dan berbagai rancangan
dengan tipe rangkaian yang terpakai. Perancangan memiliki batasan-batasan luas dari pilihan dan nilai
komponen Lm, C. komponen dipengaruhi oleh tegangan puncak dan tegangan yang diizinkan. Batas-
batas tegangan dan arus komponen Lm,C dan piranti memberikan batasan maksimum.

Langkah-langkah dalam perancangan :


1. Identifikasi tipe-tipe operasi untuk rangkaian chopper.
2. Hitung rangkaian equivalen sesuai tipe.
3. Hitung arus dan tegangan sesuai tipe dan bentuk gelombangnya.
4. Evaluasi nilai komponen komutasi Lm, C yang cocok dengan batas rancangan.
5. Hitung batas tegangan dan arus dari komponen dan piranti.

Kita dapat mencatat bahwa tegangan keluaran berisi harmonic-harmonik, sehingga filter tipe C, tipe L
dan LC bias dihubungkan ke output yang diharapkan untuk mengurangi keluaran harmonic.

Sebuah chopper dengan beban induktif yang tinggi seperti ditunjukkan pada gambar 5.4. arus
beban ripple diabaikan( = 0). Bila arus beban rata-rata adalah Ia , arus beban puncak adalah

() = +
=1 2. cos 2 +
=1(1

cos 2) sin 2 (5.13)

Komponen fundamental (n=1), arus harmonis yang dibangkitkan chopper pada bagian masukan
diberikan,


() = sin 2. cos 2 + (1 2)2 (5.14)

Nilai Harmonis ke-n pada sumber dapat dihitung,

1 1
() = = 2 (5.15)
1+(2)2 1+( )
0

Gambar 5.4 bentuk gelobang arus masukan chopper

Dimana f adalah frekuensi chopper dan 0 = 1/(2 ) adalah frekuensi resosinansi system.
Bila (f/f0) >>1, yang merupakan kasus umum, arus hermonis ke-n pada sumber menjadi,


= ( 0 ) (5.16)

Frekuensi chopping yang tinggi mengurangi jumlah elemen filter masukan. Namun frekuensi
harmonis yang dibangkitkan oleh chopper pada sumber line juga meningkat, hal ini dapat menyebabkan
masalah interfensi terhadap sinyal control dan komunikasi.

Gambar 5.5 Chopper dengan filter masukan

Gambar 5.6 rangkaian pengganti untuk arus harmonik

Contoh 5.2 :

Diinginkan merancang chopper komutasi impulse seperti gambar rangkaian berikut (gambar 5.7),
dioperasikan dengan sumber tegangan Vs=220V dan arus beban puncak Im=440A. tegangan keluaran
minimum harus harus lebih kecil 5% Vs dan arus resonansi puncak dibatasi menjadi 80% Im . waktu turn-
off diingkan Ioff = 25 dan induktansi sumber L=4. Hitunglah :
a. Nilai komponen LmC
b. Frekuensi chopping maksimum yang diinginkan
c. Rating semua komponen dan divais asumsikan bahwa arus ripple diabaikan.

Gambar 5.7 Chopper tiga thyristor impuls-commutated

Jawab :

Diketahui :

Vs = 220 V

Im = 440 A

Ioff = 25

Vo(min) = 0,05 x 220 = 11 V

L = 4

Ditanyakan :

a. LmC = ?
b. Fchopping = ?
c. Rating Komponen = ?

Penyelesaian :

a. Waktu turn-off adalah :


. .
= = ( + ) = +

Atau

. 2 2 . 2 22 .
(
) = + ( )
=

Dengan mengsubtitusikan nilai : 25C2 29C + 625 = 0 didapatkan C=87,4 atau 28,6. Pilih
nilai C terkecil yaitu 28,6 dibulatkan 30.

4
b. Tegangan lebih adalah = 44030 = 160
Tegangan Kapasitor adalah = = 220 + 160 = 380
Arus resonansi puncak adalah :

30
= 380 = 0.8 440 = 352

Atau Lm = 34,96

Misalkan nilai Lm = 35 dan arus balik

= 3530 = 101,8,
30
= 380 (440) = 25,9

30
= 220 (440) = 15

= 25,9 + 15 = 40,9.

Frekuensi chopping dapat ditentukan melalui kondisi tegangan minimum sebagai berikut :

|| = [(220110,8) + (0,540,9)(380 + 220)106 ] = 317


Gambar 5.8 bentuk gelombang contoh 5.2

C. Penentuan rating peralatan dan piranti :

T1 : Arus rata-rata Iav = 440 A ( asumsi duty cycle k=1)

Arus puncak Ip = 440 + (0,8x 3340)=792 A

Arus rms maksimum karena beban Irms = 440 A

Arus rms karena resonansi balik.

Anda mungkin juga menyukai