Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalahkesehatanadalahsuatumasalahyang sangatkompleks,yangsaling
berkaitandengan masalah- masalahlaindiluarkesehatansendiri.Demikianpula
pemecahanmasalahkesehatanmasalah,tidakhanya dilihatdarisegi kesehatannya
sendiri,tapiharusdilihatdarisegi-segi yangadapengaruhnyaterhadapmasalah sehat
sakit ataukesehatantersebut.
Tujuanutama pembangunannasional adalahpeningkatankualitasSDM yang
dilakukansecara berkelanjutan.Berdasarkanvisi pembangunannasionalmelalui
pembangunankesehatanyangingindicapaiuntukmewujudkanIndonesia
sehat2025.Gambaranmasyarakat Indonesia di masa depanyangingindicapaimelalui
pembangunankesehatanadalahmasyarakatbangsa, Negarayangditandaioleh
penduduknya hidupdalamlingkungandandenganprilakuhidup sehat,memiliki
kemampuanuntukmenjangkaupelayanankesehatanyangbermutu secaraadil dan
merataserta memilikiderajatkesehatanyang tinggi.
Pelayanankeperawatanberupa bantuan yang diberikan karenaadanya kelemahan
fisikdan mental, keterbatasan pengetahuan sertakurangnya kemauan,sehingga
dengan bantuan yang diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan
kegiatan hidup sehari hari secara mandiri. Kegiatan pelayanan
diberikandalamupaya peningkatankesehatan(promotif),pencegahanpenyakit
(preventif),penyembuhan(kuratif), sertyapemeliharaankesehatan(rehabilitative).
Upaya yangdiberikanditekankankepada upaya pelayanankesehatanprimer
(PrimaryHealthCare/PHC) sesuaidenganwewenang,tanggungjawabdanetika
profesikeperawatansehingga setiaporangyangmenerimapelayanankesehatandapat
mencapaihidup sehatdan produktif.
Keperawatansebagaiprofesi dituntutuntukmengembangkankeilmuannya
sebagaiwujudkepeduliannyadalammeningkatkankesejahteraanumatmanusia baik

4
dalamtingkatanpreklinikmaupunklinik.Untukdapat mengembangkankeilmuannya
makakeperawatandituntutuntuk pekaterhadapperubahan perubahanyang terjadidi
lingkungannyasetiapsaat.Keperawatankomunitassebagai cabangilmukeperawatan
jugatidakterlepasdari adanyaberbagai perubahantersebut, seperti teknologialat
kesehatan,variasijenispenyakitdan teknikintervensikeperawatan.Adanyaberbagai
perubahanyang terjadiakanmenimbulkanberbagaiisuyang menuntut
peningkatanpelayananasuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh politik terhadap keperawatan professional?
2. Bagaimana pengaruh perawat dalam peraturan dan praktik keperawatan?
3. Bagaimana konsep Home care dalam pelayanan komunitas?
4. Bagaimana peran penting Puskesmas dalam perawatan komunitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh politik terhadap keperawatan professional.
2. Untuk mengetahui pengaruh perawat dalam peraturan dan praktik keperawatan.
3. Untuk mengetahui konsep Home care dalam pelayanan komunitas.
4. Untuk mengetahui peran penting Puskesmas dalam perawatan komunitas.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Tren Isu Keperawatan Komunitas


Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus-
menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan
metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan
perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Defenisi dan
filosofi terkini dari keperawatan melibatkan tren holistic dalam keperawatan yang
ditunjukkan pada manusia secara keseluruhan dalam segala dimensi, baik dimensi
sehat dan dimensi sakit, serta dalam interaksinya dengan keluarga dan komunitas.
Keperawatan menetapkan diri dalam ilmu sosial bidang lain karena focus asuhan
keperawatan meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya
jumlah peserta didik keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik
peserta didik di tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan/Kesehatan Masyarakat
sampai dengan tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 Keperawatan ataupun Kesehatan.
Organisasi dalam kesehatan, khususnya keperawatan professional terus-menerus
menekankan pentingnya pendidikan bagi perawat dalam mendapatkan dan
memperluas peran baru.
Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus-
menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota dari tim asuhan
keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarateristikkan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, ekonomi, dan kode etik.

B. Pengaruh Politik Terhadap Keperawatan Profesional

6
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada
beberapa nama seperti F. Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sanger, dan Lavinia
Dock telah memengaruhi dalam pembuatan keputusan di berbagai bidang (seperti
masalah sanitasi, pemenuhan kebutuhan nutrisi, maslaah keluarga berencana)
nampaknya perawat kurang dihargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah
memberikan inspirasi pada perawat mengenai maslaah perawatan kesehatan pada
komunitas.
Seiring dengan banyaknya lulusan yang berpendidikan tinggi masuk sebagai
anggota profesi, mereka membawa keperawatan ke dalam aktivitas dan kegiatan di
kampus/universitas.Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
atau meyakinkan seseorang untuk memihak kepada pemerintah untuk
memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang
diinginkan.Pada tahun 1985, Stanhope dan Talbott, perawat merasa tidak nyaman
dengan dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan politik merupakan
dominasi laki-laki.Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang
lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat
perawatan kesehatan.Perawat secara individu dapat mempengaruhi keputusan politik
pada semua tingkat pemerintahan.Organisasi keperawatan mampu menggabungkan
semua upaya seperti pada Nursings Agenda for Health Care Perform secara kritis
menerapkan pengaruh perawat dalam politik sedini mungkin.Strategi spesifik
pengintegrasian peraturan public ke dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini,
berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan tempat praktek klinik
dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan di masyarakat.
Di Indonesia, organisasi PPNI telah melakukan pembenahan dan perubahan-
perubahan ke arah kemajuan yang sangat mendasar dalam organisasi. Organisasi
PPNIkeperawatan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah seiring
dengan adanya Keputusan Menkes no. 1239 Keputusan Menkes tetang Registrasi dan
Praktik Praktik Perawat. Sedangkan bagi tenaga dokter dilakukan penerapan
Permenkes No. 1419/Menkes/Per./X/2005 tentang penyelenggaraan praktik dokter

7
dan dokter gigi. Perawat saat ini sudah banyak yang memiliki kemampuan memadai,
baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan yang tidak kalah dari profesi lain.
Oleh karena itu, sudah waktunya perawat memahami politik dalam rangka
perlindungan hukum dan sebagai kekuatan dalam menetapkan suatu keputusan serta
pengambilan kebijakan dalam penerapan proses asuhan keperawatan. Lulusan
keperawatan yang telah masuk dalam jajaran pemerintah, politik, dan sebagainya
sebaiknya turut membesarkan organisasi profesi. Kebijakan pemerintah tentang
pengakuan tenaga kesehatan masyarakat untuk menduduki jabatan kepala puskesmas
yang dipegang oleh tenaga non medis, Kepala PUSDIKNAKES dan tidak menutup
kemungkinan Menteri Kesehatan telah menunjukkan perubahan-perubahan ke arah
yang lebih baik, sebab tenaga-tenaga tersebut sudah dibekali dengan kemampuan
manajerial yang baik. Kita berharap pemerintah memperhitungkan dalam penerapan
kebijkaan-kebijakan yang berkaitan dengan jabatan politis tenaga kesehatan
masyarakat/tenaga keperawatan.

C. Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan


Aktivitas dan komitmen politik merupakan bagian dari profesionalisme,
sedangkan politik merupakan aspek yang penting dalam memberikan perawatan
kesehatan. Oleh karena itu, perawat tidak boleh memandang politik sebagai urusan
yang kotor, tetapi sebagai suatu kenyataan dimana termasuk didalamnya seni
mempengaruhi, bernegosiasi, dan berinteraksi sosial. Perawat telah terlibat dalam
bentuk politik yang berbeda, di sekolah keperawatan dan tempat perawatan kesehatan
ketika mencari tambahan sumber daya, peningkatan kemandirian, dan tanggung gugat
terhadap penguasa.Keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman dapat ditransfer
ke dalam politik pembuatan kebijakan perawatan kesehatan. Sepanjang perawat
mempertahankan keterlibatannya dalam kebijakan dan praktik asuhan keperawatan.,
informasi yang tidak tepat dari pihak luar tidak dapat memaksakan keinginan mereka
pada keperawatan dan praktik keperawatan. Kelompok bukan keperawatan, sering
kali disampaikan oleh pemberi keperawatan kesehatan lain, mencoba untuk

8
menekankan aturan perizinan institusi, pendidikan berkelanjutan yang baku,
pembatasan praktik keperawatan lanjutan, dan aturan lain yang berkenaan dengan
profesi di mana profesi tersebut harus memiliki suara sendiri dalam memberikan
keputusan dalam hal tersebut di atas dan berbagai bidang lain yang memengaruhi
kualitas asuhan keperawatan. Walaupun perawat telah mencegah terjadinya
pelanggaran pada aturan profesi, keperawatan di masa mendatang menutut perawat,
baik secara individu maupun kelompok untuk mendapatkan lebih banyak lagi
pengaruh pada kebijkaan asuhan kesehatan yang memengaruhi praktik keperawatan.
Prospek keperawatan komunitas di masa yang akan mendatang cenderung
semakin berkembang dan dibutuhkan dalam sistem kesehatan pemerintah. Perawatan
kesehatan masyarakat merupakan subsistem dari keperawatan khususnya dan sistem
kesehatan pada umumnya. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan
dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masa kini dan masa
yang akan datang, karena selalu mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak
perubahan tersebut akan berpengaruh pada perang yang dilakukan oleh perawat.
Intervensi keperawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat pelayanan akan
semakin besar dikarenakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, keetidakmauan, dan
ketidakmampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Peran perawat
kesehatan masyarakat masa kini dan yang akan datang akan semakin penting dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. Perubahan-perubahan pada masyarakat secara
keseluruhan dapat dilihat pada komponen-komponen berikut ini:
1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk yang begitu cepat
(population) dan perubahan-perubahan dalam gambaran penduduk,
diantaranya perubahan-perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya, dan
kepadatan penduduk di kota-kota besar.
2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit, yaitu
perubahan dari penyakit menular ke penyakit degenerative seperti penyakit
jantung, kanker, depresi, mental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan,

9
alkoholisme, dan yang akhi-akhir iini marak adalah penyalahgunaan
narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi sosial. Perkembangan
industrialisasi serta perubahan kondisi sosial yang cepat dengan disertai
perubahan-perubahan sikap, nilai, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-
kelompok masyarakat baru, masalah-masalah individu, keluarga, antar
individu, dan masyarakat.
4. Meningkatnya pengetahuan masyarakat. Meningkatnya pengetahuan
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan akan meningkatkan juga
harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan kesehatan. Adanya
perubahan konsep kesehatan dari kebebasan penyakit menjadi kondisi
individu yang memiliki kemampuan hidup sehat serta mempunyai daya
produktivitas yang tinggi merupakan indikator-indikator meningkatnya
pengetahuan masyarakat.
5. Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan
keperawatan akan membawa perbaikan metode dalam mengatasi masalah
penyakit yang terjadi di masyarakat.
6. Pola pelayanan kesehatan yang baru akan menunjang pencapaian kesehatan
bagi semua orang pada tahun 2000.
7. Kurangnya tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau
wewenang kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
8. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Banyak pelayanan kesehatan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit,
misalnya: pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.

D. Konsep Home Care dalam Keperawatan Komunitas


Masalah kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada transisi epidemiologi
dari penyakit menular ke penyakit kronis serta degenerative. Kondisi tersebut
disebabkan oleh perubahan struktur pendidikan dan gaya hidup masyarakat.

10
Perubahan tersebut menyebabkan pola perawatan jangka panjang sangat
dibutuhkan.Seiring dengan itu, konsep pelayanan kesehatan pun berubah.Konsep
yang tadinya masyarakat mendatangi institusi pelayanan kesehatan seperti rumah
sakit dan Puskesmas menjadi pelayanan kesehatan yang mendatangi masyarakat.Oleh
karena itu, paradigma bahwa rumah sakit adalah rtempat paling penting dalam
penyembuhan dan perawatan klien sudah mulai berubah menjadi perawatan di rumah
(home care).
Hampir semua orang setuju bahwa rumah merupakan tempat paling baik untuk
melakukan perawatan kesehatan, terutama untuk meningkatkan tingkat kemandirian
klien.Tidak hanya memberikan perawatan yang lebih murah, home care juga
merupakan langkah kunci untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal untuk
banyak klien. Konsep home care dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
menghindari rawat inap di pelayanan kesehatan karena kondisi kronis atau efek
samping. Konsep home care juga dapat menghindari kesalahan yang sering dilakukan
di rumah jika tidak ada perawat seperti kesalahan pengobatan atau terjatuh.
1. Defenisi Home Care
Home caremerupakan penyediaan pelayanan dan peralatan professional
perawat bagi klien dan keluarganya di rumah untuk menjaga kesehatan, edukasi,
pencegahan penyakit, diagnosis dan penanganan penyakit, terapi paliatif, dan
rehabilitative. Depkes (2002) menyebutkan bahwa home care merupakan
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat penyakit. Menurut Direktorat Bina Pelayann Keperawatan Departemen
Kesehatan RI dalam makalahnya pada seminar nasional 2007 tentang Home
Care: Bukti Kemandirian Perawat menyebutkan bahwa home care sebagai
salah satu bentuk Pratik mandiri perawat.Home care merupakan sintesis dari
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dan kerampilan teknis keperawatan
klinik yang berasal dari spesialisasi keperawatan tertentu.

11
2. Tujuan Home Care
Home care mencakup upaya untuk menyembuhkan, mempertahankan,
memelihara, dan meningkatkan kesehatan fisik, mental atau emosi klien.
Pelayanan diberikan di rumah dengan melibatkan klien dan keluarganya atau
pemberi pelayanan yang lain. Tujuan khusus home care antara lain:
a) Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi klien secara bio. Psiko, sosial, spiritual.
b) Meningkatnya kemandirian klien dan keluarga dalam pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
c) Terpenuhinya pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan
klien.

Home care merupakan salah satu jenis perawatan jangka panjang (long term
care) yang dapat diberikan oleh tenaga professional maupun non professional
yang telah mendapat pelatihan. Home care merupakan lanjutan dari asuhan
keperawatan yang dilakukan di rumah sakit yang termasuk dalam rencana
pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari
rumah sakit smula, oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau tim
keperawatan khusus yang menangani klien di rumah. Pelayanan home care
merupakan suatu komponen rentang keperawatan yang berkesinambungan dan
komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka.

3. Manfaat Home Care


Manfaat dari pelayanan home care bagi klien menurut Triwibowo (2012)
antara lain:
a) Pelayanan akan lebih sempurna, holistic, dan komprehensif.
b) Pelayanan lebih professional.
c) Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan
legal dan etik keperawatan.

12
d) Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga klien akan lebih nyaman dan
puas dengan asuhan keperawatan yang professional.

4. Prinsip Home Care


Prinsip-prinsip home care menurut Triwibowo (2012) adalah sebagai berikut:
a) Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh
perawat/TIM yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut.
b) Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
c) Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan
komprehensif secara terus menerus.
d) Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnose
keperawatan.
e) Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnose
keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi
dan pemulihan.
f) Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan,
penyembuhan, peningkatan kesehatan dan pencegahan komplikasi.
g) Mengevaluasi secara terus menerus respon klien dan keluarganya terhadap
intervensi keperawatan.
h) Bertanggung jawab terhadap klien dan keluarganya akan pelayanan yang
bermutu melalui manajemen kasus, rencana penghentian asuhan
keperawatan (discharge planning), dan koordinasi dengan sumber-sumber di
komunitas.
i) Memelihara hubungn diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan
yang dilakukan anggota tim saling mendukung.
j) Mengembangkan kemampuan professional dan berkontribusi pada
pertumbuhan kemampuan professional tenaga yang lain.
k) Berpartisipasi dalam aktivitas riset untuk mengembangkan pengetahuan
pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

13
l) Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik
keperawatan.

5. Faktor Pendorong Perkembangan Home Care


Bentuk pelayanan saat ini dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan
kesehatan adalah rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota
masyarakat yang menderita sakit karena berbagai petimbangan terpaksa di rawat
di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan home care menurut Triwibowo (2012) adalah:
a) Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien
apabila di rawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya klien kanker
stadium akhir secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapat kesembuhan. Contoh lain pada klien dengan gagal ginjal kronis
yang harus menjalani terapi hemodialisa, kini sudah berkembang pelayanan
hemodialisa, kini sudah berkembang pelayanan hemodialisa dengan
Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) yang memungkinkan
klien dapat melakukan cuci darah sendiri di rumah.
b) Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-
kasus penyakit degenerative yang merupakan perawatan yang relative lama.
Hal itu akan berdampak pada meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan
tindak lanjut perawatan di rumah. Misalnya klien pasca stroke yang
mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi
waktu yang relative lama. Contoh lain klien dengan ulkus diabetikum yang
memerlukan perawatan luka kronis yang relative lama.
c) Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa
perawatan klien yang lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan
bahkan menjadi beban dari manajemen.

14
d) Banyak orang merasakan bahwa dirawat di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak menikmati kehidupan
secara optimal karena terkait dengan aturan-aturan yang ditetapkan.
e) Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat kesembuhan.

E. Pentingnya Puskesmas Menjadi Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas


Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan
upaya pembangunan kesehatan yang menyeluruh dan berkesimbungan. Paradigma
sehat mengalami perubahan dari yang sebelumnya focus pada upaya kuratif dan
rehabilitative menjadi focus pada upaya preventif dan promotif.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki jumlah paling banyak di
Indonesia.

Tabel: Data Sumber Daya Kesehatan Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan


No. Sumber Daya 2010 2011 2012 2013
Kesehatan (Tenaga
Kesehatan)
1 Dokter spesialis 8.403 16.574 27.333 38.895
2 Dokter umum 25.333 33.1172 37.364 42.398
3 Dokter gigi 8.731 10.575 11.826 13.114
4 Perawat 169.797 230.280 235.496 296.1126
5 Bidan 96.551 120.924 126.276 136.917
6 Kefarmasian 18.022 25.439 31.223 46.764
7 Tenaga kesehatan 64.908 99.631 97.904 125.609

15
lainnya
8 Tenaga non nakes 109.307 124.694 139.812 197.272

Table di atas menunjukkan bahwa perawat merupakan tenaga kesehatan yang


paling banyak di Indonesia. Tidak hanya dari sisi kuantitas, dari sisi kualitas dalam
kaitannya tingkat pendidikan keperawatan pun semakin menigkat. Perawat telah
memiliki spesialisasi khusus keperawatan komunitas.Dengan demikian, perawat
memiliki peran strategis dalam upaya pembangunan kesehatan, khususnya dalam
komunitas.
Kementrian Kesehatan melalui Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan
Keteknisan Medik telah melakukan pelayanan keperawatan di Puskesmas dan
masyarakat (Perkesmas) yang telah diatur dalam KMK No.
279/MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.Perkesmas merupakan upaya strategis untuk
mengatasi permasalahan kesehatan nasyarakat dengan sasaran individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kesehatan masyarakat. Hal tersebut terkait dengan substansi pelayanan perkesmas
yang mencakup 3 (tiga) tingkatan pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder,
dan tersier.
Adapun aspek legal Perkesmas:
1. UUD 1945 Pasal 28H ayat 1:
- Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2. UU RI 38 tahun 2014 tentang keperawatan
Pasal 1 ayat 3 bahwa Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

16
didasarkan pada individu dan kiat Keperawatan ditujukan kepeda individu
keluarga, kelompok atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
3. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Kepmenkes terkait pelayanan keperawatan:
- KMK No. 279/MENKES/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Upaya keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.
- Kepmenkes No. 908/MENKES/SK/VII/2010, tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Keluarga.
- Permenkes. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
- Permenkes No. 1796/MENKES/Per/VII/2011 tentang Registrasi dan
sertifikasi tenaga kesehatan.
5. UU RI no. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 30 ayat 2:
(2) Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di
bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di
tingkat keluarga dan kelompok masyarakat,
b. Menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat,
c. Membantu penemuan kasus penyakit,
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat,
e. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat,
f. Melakukan rujukan kasus,
g. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat,
h. Melakukan pemberdayaan masyarakat,
i. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat,
j. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan,
k. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling,
l. Mengelolah kasus, dan

17
m. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan
alternative.

Namun demikian, menurut hasil rakernas Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas


Indonesia (IPKKI) di Jakarta tahun 2011 menyebutkan bahwa pelaksanaan perkesmas
tidak berjalan optimal karena beberapa hal, seperti:
1. Perkesmas saat ini masih menjadi program pengembangan di Puskesmas
sehingga kurang mendapat respon baik beberapa Puskesmas karena harus
melaksanakan program wajib yang lebih proritas.
2. Beberapa Puskesmas tidak memiliki dokter sehingga perawat banyak melakukan
tugas ganda antara lain sebagai pemegsng program, bendahara, dan tugas lainnya
di Puskesmas, sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
melaksanakan puskesmas.
3. Sebagian besar tenaga perawat di Puskesmas berlatar belakakang pendidikan
SPK sehingga perlu mendapat peningkatan kemampuan terkait perkesmas
sebelum melaksanakan program Puskesmas.
4. Beberapa Puskesmas masih ragu melaksanakan bantuan operasional kesehatan
(BOK) karena kurang jelas apakah BOK dapat digunakan untuk perkesmas.

Oleh karena itu, perkesmas yang merupakan upaya strategis dalam


pembangunan kesehatan perlu diupayakan menjadi program wajib di Puskesmas.
Dasar pemikiran perlunya perkesmas menjadi upaya kesehatan wajib menurut hasil
rakernas Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) di Jakarta tahun
2011 adalah:
1. Dasar filosofi
Asuhan keperawatan yang diberikan baik kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat secara bermutu dan merata dimana perawat perkesmas
mempunyai tanggung jawab dalam memelihara dan meningkatan kesehatan

18
masyarakat melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk mencapai
tujuan yaitu kemandirian masyarakat.

2. Dasar sosiologis
Sasaran pembinaan perkesmas diprioritaskan kepada keluarga miskin dan
mengalami penyakit HIV/AIDS, TB, malaria dan masalah gizi atau kelompok di
daerah kumuh sehingga dapat menunjang pencapaian MDGs.

3. Dasar yuridis
a) Sasaran perkesmas sesuai dengan KMK no. 279/2006 terdiri dari individu,
keluarga, dan masyarakat. Jika perkesmas menjadi program wajib
Puskesmas, maka perawat akan lebih focus dalam melaksanakan peran
fungsinya pada area tersebut, terutama dalam pembinaan kemandirian
keluarga dalam kesehatannya, sehingga dapa menunjang visi kementrian
kesehatan yaitu menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
lebih mudah dicapai.
b) Perkesmas menjadi program wajib Puskesmas, akan mempengaruhi
kebijakan daerah dalam menentukan peraturan, SPM Kabupaten/Kota,
tenaga, dana, alat, dan dukungan lainnya terhadap program perkesmas agar
dapat dilaksanakan sesuai standar.

4. Dasar ekonomi
a) Perkesmas menjadi program wajib Puskesmas, akan memotivasi perawat di
Puskesmas untuk melaksanakan program di atas sehingga masalah kesehatan
yang muncul di dalam pelayanan gedung dan luar gedung Puskesmas akan
mudah terdeteksi, sehingga masalah kesehatan dapat dilakukan promotif dan
preventif secara optimal.
b) Perkesmas menjadi program wajib Puskesmas, akan menciptakan budaya
kerja yang harmonis dan kolaborasi dan sinergi antara petugas kesehatan di

19
Puskesmas, karena banyak masalah yang akan ditemukan oleh perawat
ketika melakukan perawatan di rumah, kelompok, atau masyarakat yang
perlu diselesaikan bersama dengan tim kesehatan lainnya.
c) Sebagian besar tenaga kesehatan di Puskesmas adalah perawat sehingga
sangat efektif dan efisien jika dioptimalkan perannya melalui program
perkesmas dalam mencapai program SPM yang ditetapkan oleh pemerintah
atau Kab. Kota, sesuai dengan Kepmenpan no.94/2001, bahwa tugas pokok
perawat adalah memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat agar mandiri dalam upaya kesehatannya.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus-
menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota dari tim asuhan
keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarateristikkan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, ekonomi, dan kode etik. Adapun beberapa tren isu
keperawatan komunitas yang dibicarakan yaitu:
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional.
2. Pengaruh perawat dalam peraturan dan praktik keperawatan.
3. Konsep Home care dalam pelayanan komunitas.
4. Peran penting Puskesmas dalam perawatan komunitas.
Melalui tren isu keperawatan tersebut diharapkan perawat komunitas dapat
semakin terlibat dan berperan aktif dalam berbagai hal yang terjadi di masyarakat
sekitar berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

B. Saran
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik
dan saran sangat dibutuhkan untuk kemajuan bersama.

21

Anda mungkin juga menyukai