Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional, disingkat BATAN, adalah Lembaga Pemerintah
Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Kepala BATAN
saat ini dijabat oleh Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto (sejak tahun 4 September 2012)
menggantikan Dr. Hudi Hastowo yang menggantikan Kepala BATAN periode
sebelumnya yaitu Dr. Soedyartono Soentono, M.Sc. [Wikipedia. 8 Agustus 2017]
Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) berdasarkan PERKA BATAN
No. 14 Tahun 2013 tanggal 27 Desember 2013, merupakan unit kerja dibawah Deputi
Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir (SATN) yang mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan
pembinaan dan bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan bahan maju
berbasis teknologi nuklir, sains bahan industri nuklir, dan teknologi neutron.
PSTBM-BATAN bersama mahasiswa yang melakukan melakukan kegiatan
Kerja Praktek akan merencanakan pembuatan peralatan Las TIG Otomatis.
Perencanaan ini berlangsung dengan meninjau semakin majunya alat alat otomatisasi
pada suatu benda. Kemudian program otomatisasi ini akan di aplikasikan pada mesin
Las TIG.

1.2 Latar Belakang


Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal abad
ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas
Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan
las listrik namun masih langka.
Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan dalam
skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat membuat
sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal pertama

1
yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnya kapal yang dikeluarkan, proses
pengerjaan menggunakan paku keling (rivets). Pada masa itu, muncul pula cara
pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji kerfslag (lekukan yang
tertutup lapisan).
Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai menggunakan
pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 SM (untuk membuat pipa tembaga
dengan memalu lembaran yang tepinya saling menutup). Winterton menyebutkan
bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri dari bahan
dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang
disebut pengelasan tempa {forge welding), merupakan usaha manusia yang pertama
dalam menyambung dua potong logam. Contoh pengelasan tempa kuno yang terkenal
adalah pedang Damascus yang dibuat dengan menempa lapisan-lapisan besi yang
berbeda sifatnya.[Wikipedia. 20 Juni 2017]
Gas Tungsten Arc Welding atau lebih dikenal Tungsten Inert Gas (TIG) adalah
salah satu pengelasan busur listrik dengan pelindung gas. Sejak pertama kali
ditemukan, TIG sudah menjadi bagian penting dari bidang manufaktur. Pengelasan
ini banyak di aplikasikan pada baja stainless steel, alumunium, logam reaktif seperti
magnesium dan titanium.
TIG adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh
elektroda tungsten dengan benda kerja. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas
pelindung. Gas pelindung yang biasa digunakan adalah helium atau argon.
TIG termasuk dalam kategori elektroda tak terkonsumsi. Dalam las dengan
elektroda tak terkonsumsi, hamper tidak ada elektroda yang tidak meleleh. Berbeda
dengan jenis pengelasan yang lain, elektroda ini tidak sebagai filler, namun sebagai
penahan busur. [Yogi Ardian, 16 Juli 2002]
Majunya proses pengelasan, dimana proses pengelasan semakin banyak
dibutuhkan untuk industri maupun non industri sebagai alat utama untuk
penyambungan logam. Ada beberapa proses pengelasan dengan begitu ada yang
sistem pengelasan secara manual, semi otomatis, dan otomatis. Semakin maju
perkembangan ilmu mekanik yang dipadukan dengan elektro menghasilkan alat alat

2
yang lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itu pentingnya ilmu mekatronika di
zaman modern ini.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pengelasan TIG secara otomatis?
2. Bagaimana sistem otomatis TIG yang dimaksud?
3. Bagaimana prosedur pengelasan TIG otomatis?

1.3 Tujuan Kerja Praktik


1. Mendeskripsikan proses pengelasa TIG secara otomatis.
2. Menjelaskan sistem kerja otomatis yang di rencanakan untuk las TIG.
3. Mendeskripsikan prosedur pengelasan TIG Otomatis.

1.4 Manfaat Kerja Praktik


1. Untuk memperdalam pengetahuan tentang las TIG, kemudian mengetahui
cara pemograman mekatronika untuk perencanaaan las TIG otomatis dan
menyelesaikan laporan kegiatan Kerja Praktik di BATAN Serpong.
2. Agar laporan ini dapat memberi informasi atau pengetahuan tentang
perancanaan alat las TIG secara otomatis.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktik


Lokasi kerja prakti di Pusat Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN), bertempat di gedung 40, Komplek Puspitek Serpong,
Tangerang Selatan.
Kerja Praktik dilakukan selama 1 bulan 17 hari, dimulai sejak tanggal 29 Mei-
19 Juni dilanjut pada tanggal 24 Juli-19 Agustus 2017. Hari Kerja Praktik
mengikuti hari kerja BATAN.

Anda mungkin juga menyukai