Anda di halaman 1dari 4

Tahap-tahap keluarga sejahtera

Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan


psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasinya di masyarakat, serta
memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju Negara Industri, maka Negara
Indonesia menginginkan menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indinesia
keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu :
Keluarga prasejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih 5 kebutuhan dasar
(kebutuhan dasar belum sepenuhnya terpenuhi) yaitu:
Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota keluarga.
Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih.
Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas di
rumah, bekerja, sekolah, dan berpergian.
Lantai rumah terluas bukan lantai tanah.
Bila anak dan atau pasangan usia subur ingin KB di bawa ke sarana kesehatan.
Keluarga sejahtera I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Pada Keluarga
Sejahtera I kebutuhan dasar sampai dengan 5 telah terpenuhi namun kebutuhan sosial
psikologisnya belum terpenuhi yaitu:

Anggota keluarga melaksanakan ibadah secar teratur.


Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan daging/ikan/telur.
Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
pertahun.
Luas lantai rumah paling kurang 8 meter panjang untuk tiap penghuni rumah.
Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghuni tetap.
Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin.
Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah saat ini.
Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai
KB.
kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
Keluarga sejahtera II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,
juga telah dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh
informasi. Pada Keluarga Sejahtera II, kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah
terpenuhi (1 s/d 14 terpenuhi), namun kebutuhan pengembangan belum sepenuhnya
terpenuhi anatara lain :
Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
Sebagian dari penghasilan dapat disisikan untuk tabungan keluarga.
Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya
Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah oaling kurang 1 X / 6 bulan.
Dapat memperoleh berita dari surat kabar / radio / TV / majalah.
Anggota keluarga mampu menggunakkan sarana transportasi sesuai kondisi
daerah.
Keluarga sejahtera III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial
psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan
yanag teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan. Pada Keluarga Sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial
psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (1 s/d 21 terpenuhi), namun kepeduliaan
sosial belum terpenuhi yaitu:
Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan
bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materil
Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengururs perkumpulan /
yayasan / institusi masyarakat
Keluarga sejahtera III plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangannya telah terpenuhi serta memiliki kepeduliaan sosial
yang tinggi (1 s/d 23 terpenuhi).
Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat diukur berdasarkan tingkat
kesejahteraanya, yaitu sebagai berikut :
Keluarga prasejahtera
Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran, agama, pangan sandang, papan dan
kesehatan
Keluarga sejahtera tahap I
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis (social
psychological need), seperti kebutuhan terhadap pendidikan, keluarga berencana,
interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan terhadap tempat tinggal, dan
transportasi
Keuarga sejahtera tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh
kebutuhan psikologis, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan
perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
Keluarga sejahtera tahap III
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, krbutuhan
sosial-psikologis, dan kebutuhan perkembangan, namun belum dapat memberikan
sumbanagan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat. Misalnya, secara teratur
(waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk
kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif dengan menjadi
pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan, kesenian,
olahraga, pendidikan dan sebagainya.
Keluarga sejahtera tahap III plus
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat pula
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Keluarga Miskin
BKKBN mendefinisikan Kemiskinan adalah keluarga miskin prasejahtera tidak dapat
melaksanakan ibadah menurut agamanya, tidak mampu makan 2 kali sehari, tidak
memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja dan bepergian, bagian terluas rumah
berlantai tanah dan tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana kesehatan.
Pengertian keluarga miskin ini didefinisikan lebih lanjut menjadi :
paling kurang sekali sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur.
Setahun sekali seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru.
luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni.

Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Jogjakarta: Graham ilmu

Sudiharto. 2007. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan transkultural.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai