DISUSUN OLEH:
10011381621119
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
SIKNAS YANG TERFRAGMENTASI
Masalah
Mengacu pada kata fragmentasi sendiri yang artinya terbelah atau terbagi jika
dilihat ke sistem informasi kesehatan di Indonesia maka informasi kesehatan
masih terbagi bagi atau terfragmentasi dan belum terintegrasi.
Penyebab
a. Pemerintah
1. Sistem Pemerintahan Di Indonesia Berubah Dari Sentralisasi Menjadi
Bentuk Terdesentralisasi.
Dengan berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia maka
wewenang daerah otonom yang mendorong daerah untuk
mengembangkan dan melakukan sendiri upaya kesehatan termasuk
pembangunan Sistem Informasi Kesehatan.
2. Pedoman Sistem Informasi Kesehatan Belum Seragam
Pedoman sistem informasi kesehatan yang belum seragam
menyebabkan perbedaan dalam pengembangan sistem informasi
kesehatan.
3. Pengembangan Yang Tidak Seragam
Akibat belum seragamnya pedoman pengembangan SIK di
Indonesia terjadi kesenjangan yang tidak bisa dipungkiri dalam
pengembangan SIK di propinsi, kabupaten/kota. Daerah yang
kemampuan nya belum memadai masih mengolah informasi secara
manual berbeda dengan daerah yang pengolahan data/informasi sudah
terkomputerisasi.
d. Dana/Biaya
Untuk mewujudkan SIKNAS yang terintegrasi dari daerah sampai ke
pusat tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit mulai dari dana untuk
sumber daya manusia nya juga untuk pengembangan software serta
keamanan.
Masih terfragmentasinya data kesehatan menyebabkan dalam mendapatkan
pelayanan kesehatan jika berpindah tempat pelayanan kesehatan harus mendaftar
ulang dan data rekam medis di pelayanan kesehatan sebelumnya tidak ada
sehingga tidak tau riwayat penyakit yang diderita dan harus melakukan
pemeriksaan ulang. Tidak seperti negara-negara maju, sistem informasi kesehatan
yang dimiliki sudah terintegrasi dengan baik data kesehatan tersimpan semua
dalam satu sistem informasi kesehatan sehingga walaupun berpindah tempat
pelayanan kesehatan data kesehatan tetap ada dan dapat digunakan di pelayanan
kesehatan yang terdapat di negara tersebut.
a. SIKDA Generik
Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi yang dibuat oleh pemerintah
dalam mengatasi terfragmentasi nya SIKNAS. SIKDA generik adalah sistem
informasi kesehatan daerah yang berlaku secara nasional yang
menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah
sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun
swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan
Kementerian Kesehatan.
SIKDA Generik dirancang mengikuti komponen pelaksana kesehatan
yang ada didalamnya yaitu Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota dan
Provinsi. Sehingga SIKDA Generik terbagi menjadi beberapa sub sistem
sebagai berikut : 1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIM
Puskesmas) 2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM Dinkes)
3. Sistem Informasi Eksekutif 4. Sistem Komunikasi Data.
Dalam penerapan SIKDA Generik ada beberapa hal yang harus ada dan
dipersiapkan yaitu pelatihan, pendampingan, dan perubahan budaya kerja.
Dari ketiga hal tersebut, dua yang pertama yaitu pelatihan dan pendampingan
sudah diakomodir oleh Pusdatin Kemenkes dan sudah disiapkan
anggarannya. Sedangkan yang nomor tiga yaitu kesiapan dan kemauan para
pengguna sendiri, merupakan tantangan tersendiri bagi terlaksananya
penerapan SIKDA Generik, akan tetapi ini pun pasti bisa diintervensi
mungkin dengan berbagai cara seperti pelatihan, workshop dan
pendampingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan data, publikasi
pemanfaatan data, pemberian penghargaan dan publikasi bagi daerah dengan
pengelolaan SIKDA terbaik.