Anda di halaman 1dari 12

PEMBERIAN TANDA PADA IKAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Perikanan

Disusun oleh:
Kelompok 5
Wiji Prabowo 230110164017
Fadillah Ahmad 230110164022
Galih Dewi Andini 230110164023

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PANGANDARAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjakatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Pemberian Tanda Pada Ikan. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Perikanan.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1 Yth. Dosen Pengampu mata kuliah Biologi Perikanan;


2 Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis;
3 Teman-teman kelompok lima dan semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini.

Akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak mudah untuk


mencapai kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

Pangandaran, November 2017

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN ............................................ 2
2.1 Pengertian pemberian tanda pada ikan ..................................................... 2
2.2 Jenis pemberian tanda pada ikan .............................................................. 2
2.3 Syarat pemberian tanda pada ikan ............................................................ 3
2.4 Metode penandaan pada ikan ................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai cara dipergunakan para ahli untuk melakukan penelitian
biologi perikanan. Salah satu cara yaitu yang disebut teknik mark
recapture. Dasar dari teknik ini ialah memberikan tanda pada sejumlah
ikan dalam jangka waktu tertentu dan menangkapnya kembali (recapture).
Dari ikan-ikan yang tertangkap, peneliti mendapatkan sejumlah data, data
tersebut dapat diduga pertumbuhan dan penentuan umur, jalur dan
kecepatan ruaya, tingkah laku dan parameter populasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian pemberian tanda pada ikan
2. Jenis pemberian tanda pada ikan
3. Syarat pemberian tanda pada ikan
4. Metode pemberian tanda pada ikan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penandaan pada ikan
2. Untuk mengetahui jenis penandaan pada ikan
3. Untuk mengetahui syarat pemberian tanda pada ikan
4. Untuk mengetahui metode pemberian tanda pada ikan

1
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pemberian tanda pada ikan


Penandaan pada ikan adalah memberikan tanda (mark) pada sejumlah ikan
dan dalam jangka waktu tertentu, menangkapnya kembali (recapture).

2.2 Jenis pemberian tanda pada ikan


Pemberian tanda pada ikan ada beberapa jenis, yaitu :
2.2.1 Marking
Marking yaitu pemberian pada tanda pada tubuh ikan bukan berupa
benda asing. Tanda yang termasuk pada kategori ini ialah pemotongan
sirip, pemberian lubang pada operkulum, pemberian tatto, melubangi
anggota tubuh (mutilasi) dan mewarnai tubuh ikan. Diantara tanda-tanda
terseut yang paling digunakan ialah pemotongan sirip dan pemberian
lubang pada operculum.
a. Pemotongan sirip
Pemotongan sirip biasanya dilakukan terhadap sirip perut ikan (sirip
ventral). Hal yang harus diperhatikan dalam pemotongan sirip yaitu jangan
sampai menjadi tumbuh kembali sehingga sukar mengenali sirip yang
telah dipotong apabila ikan itu telah tertangkap. Adapun ketika sirip itu
tumbuh maka harus mudah dikenal sirip yang tumbuh tersebut. Lalu ketika
pemotongan sirip ikan tersebut jangan berpengaruh besar pada tingkah
laku ikan, sehingga ikan itu tidak wajar atau mudah ditangkap oleh
mangsanya.
b. Pemberian lubang pada operculum
Pemberian lubang yang berbentuk bundar atau segitiga kecil pada
tutup insang dengan menggunakan klip atau tindik yang diatur khusus
untuk keperluan tersebut. Tidak semua ikan dapat diperlakukan dengan
hasil memuaskan menggunakan metode ini, hal tersebut berkaitan dengan
kondisi ikan, misalnya pada ikan yang berlendir tebal.

2.2.2 Tagging
Tagging ialah pemberian tanda pada tubuh ikan dengan
membubuhkan benda asing. Benda-benda yang digunakan ialah ,benda-
benda yang tidak mudah berkarat seperti perak, alumunium, nikel, plastik,
ebonit, selluloid, dll.
Pada tag ini dapat diberi tanggal, nomor seri atau kode lainnya
yang dapat memberi keterangan atau pesanan kepada yang menemukan
ikan yang mempunyai tag tersebut. Hal ini merupakan satu keuntungan
dibanding dengan marking ehingga memudahkan identifikasi individu
yang telah diberi tag.

2
Bagian tubuh ikan yang biasa diberi tag ialah:
a. Bagian kepala : operculum dan tulang rahang bawah
b. Bagian tubuh : bagian depan sirip punggung, bagian belakang sirip
punggung, bagian dalam tubuh, bagian sirip lemak, batang ekor.

2.2.3 Chipping
Chiping merupakan pemberian tanda pada tubuh ikan dengan
menanamkan microchip kedalam tubuh ikan. Microchip biasanya
berisikan informasi bahwa ikan tersebut merupakan hasil dari budidaya.

2.3 Syarat pemberian tanda pada ikan


Adapun syarat pemberian tanda pada ikan:
1 Tanda tidak berubah selama ikan hidup.
2 Tidak mengganggu tingkah laku ikan sehingga mudah ditangkap oleh
pemangsa.
3 Tidak mudah menyebabkan tersangkut pada tanaman akustik.
4 Tanda itu murah dan mudah diperoleh.
5 Tepat untuk tiap ukuran ikan dengan penyesuaian yang minimal.
6 Mudah diterapkan pada ikan tanpa menggunakan zat pembius dan
gangguan stress diusahakan sekecil mungkin.
7 Cukup banyak variasi untuk membedakan kelompok-kelompok ikan
yang kecil perbedaannya.
8 Tidak menyebabkan kesehatan ikan terganggu.
9 Tidak berbahaya atau menyebabkan bahaya pada ikan sebagai ikan
pangan.
10 Tanda mudah dikenal oleh orang yang tidak mendapat latihan
sekalipun.

Pemilihan salah satu tanda dari beberapa jenis penandaan


tergantung pada berbagai faktor (Rounsfell, 1975) yaitu:
1. Jumlah dan sifat organisme yang akan ditandai
2. Lama pemberian tanda
3. Mudah atau sukarnya menangani ikan
4. Cara penangkapan kembali.
Berdasarkan hal diatas maka menentukan memilih tagging atau
marking yang akan digunakan dalam percobaan. Misalnya untuk studi
parameter populasi denngan menggunakan marking akan lebih baik karena
murah dan dapat dilakukan lebih cepat. Bila menggunakan tagging, akibat
luka pada waktu pemberian tanda pengaruhnya lebih besar daripada
marking. Selain itu akan lebih sukar daripada marking.
Berhubung ikan yang tertangkap harus dilepaskan maka sebaiknya
alat tangkap yang digunakan tidak menyebabkan ikan mati seketika.
Beberapa alat yang biasa dipakai dalam percobaan ini antara lain:

3
1. Electric shocker akan menghilangkan ikan tangkapan dalam kondisi
baik jika arus listrik yang dipakai tidak terlalu besar untuk membuat
kejutan.
2. Bubu, Bubu akan menghasilkan ikan dalam kondisi baik bila frekuensi
pengangkatan bubu sering dilakukan.
3. Gill net menghasilkan tangkapan ikan yang kurang baik karena akan
merusak bagian tubuh ikan bahkan sering ditemukan ikan yang mati
bergantungan pada jaring.
4. Purse Seine, hasilnya bervariasi mulai dari kehilangan pada ikan-ikan
tertentu sampai rusaknya ikan berukuran kecil.

2.4 Metode penandaan pada ikan


Saanin (1984) mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi ikan
harus diperhatikan tanda-tanda, bentuk dan bagian dari tubuh ikan yaitu
rumus sirip,perbandingan panjang dengan tinggi, bentuk garis rusuk dan
jumlah sisik yang meliputi garis rusuk tersebut, bentuk sisik dan gigi
beserta susunannya, tulang-tulang insang.
Oleh karena satu macam ikan berbeda besarnya disebabkan oleh
umur atau kadang-kadang oleh tempat hidupnya, maka tidak Prosedur
kerja pada parktikum pembesaran ikan mengenai tagging dan chiping ialah
sebagai berikut :
a. Prosedur tagging pada ikan
Prosedur kerja tagging diawali dengan mengambil ikan nila yang
berada dalam kolam pemeliharaan. Ikan nila dimasukkan dalam ember
yang diberi larutan minyak cengkeh dengan tujuan ikan nila tersebut dapat
pingsan dan tidak banyak bergerak pada saat proses pemasangan tagging.
Kemudian ikan nila diletakan diatas meja yang sudah diberi alas dengan
menggunakan lap basah. Kemudian siapkan tag masukan penanda keujung
jarum taggun lalu tusuk pada pangkal ekor ikan nila tembakan tag sampel
plastik penanda menembus ikan setelah selesai penandaan celupkan ikan
nila pada larutan iodine kemudian masukan kembali ikan pada bak
pemeliharaan.
b. Prosedur chiping pada ikan
Prosedur kerja chipping diawali dengan ikan lele diambil dari
kolam pemeliharaan. Simpan ikan lele tersebut pada bak yang sudah diberi
larutan minyak cengkeh agar ikan lele tersebut pingsan dan tidak banyak
bergerak pada saat proses pemasangan chipping. Kemudian ikan lele
diletakan diatas meja yang sudah diberi alas dengan menggunakan labp
basah untuk selanjutnya siapkan tag masukan penanda keujung jarum tagg
lalu tusuk pada badan ikan lele yang berdaging tebal tembakan tag sampel
plastik penanda menembus dan penanda plastik tertanam didalam tubuh

4
ikan lele, setelah selesai penandaan celupkan ikan lele pada larutan iodine
kemudian masukan kembali ikan pada bak pemeliharaan.
Setiap metoda penelitian tentu mempunyai kelemahan-kelemahan
dan keterbatasan-keterbatasan tertentu. Hal tersebut hendaknya disadari,
sebab pada dasarnya tiada satupun metoda yang sempurna. Dengan
disadarinya kelemahan-kelemahan dan keterbatasan tersebut, maka kita
menjadi lebih hati-hati dalam pelaksanaannya maupun dalam analisanya.
Beberapa kelemahan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1. Perbedaan mortalitas.
Suatu pengaruh yang sering terjadi akibat penandaan adalah
mortalitas ekstra di antara ikan-ikan bertanda, baik sebagai akibat
langsung dari penandaan maupun tidak langsung dari kecelakaan
karena handling atau operasi penandaan. Dalam dua kejadian
tersebut jumlah penangkapan kembali akan menjadi terlalu rendah.
Jadi pendugaan populasi yang dilakukan dari kejadian ini akan terlalu
besar.
2. Perbedaan kepekaan dari ikan bertanda dan tidak bertanda.
Sumber kesalahan yang lebih buruk ialah kecenderungan ikan
bertanda lebih atau kurang peka terhadap penangkapan daripada ikan
yang tidak bertanda. Kecenderungan ini mungkin disebabkan
beberapa hal:
a. Tag yang dipakai membuat ikan menjadi dapat peka atau tidak
peka terhadap penangkapan. Pada Ikan Bluegill yang diberi tanda
pada rahangnya kurang peka terhadap pancing daripada yang tidak
bertanda. Contoh lain, ikan salmon yang diberi tanda dengan
lempeng ganda yang dihubungkan dengan kawat melalui tubuhnya
lebih peka terhadap gillnet daripada yang tidak bertanda, karena
tanda lebih mudah tersangkut pada gillnet.
b. Suatu hal yang paling umum adalah perbedaan kelakuan sebagai
hasil dari penandaan (tagging atau marking). Menangkap dan
memberi tanda terhadap ikan adalah suatu stress fisiologis dan
mungkin juga merupakan gangguan psikologis. Maka tidak
mengherankan apabila didapatkan perilaku yang berbeda setelah
itu, baik dalam jangka lama maupun singkat. Contoh: ikan
Centrarchid yang diberi tanda ketika dilepaskan pertama kali
biasanya berenang kebawah dan menyelinap kedalam tumbuhan
akustik. Kecenderungan yang sama, sebagai suatu perlawanan,
mungkin membuat ikan tersebut cenderung memasuki mulut
perangkap daripada ikan tidak bertanda. Setiap jenis ikan setelah
diberi tanda menghindari makanan dan lebih sedikit tertangkap
dengan pancing. Apabila penandaan membuat ikan lebih sulit
berbelok, maka ikan tersebut cenderung berkurang

5
kemungkinannya untuk tertangkap dengan alat penangkap pasif
seperti bubu dan gill net, tetapi lebih mudah tertangkap dengan alat
penangkap aktif seperti seine dan trawl. Pada jenis-jenis ikan
tertentu, tag mungkin merangsang ikan bergerak lebih banyak
dalam beberapa hari atau beberapa minggu setelah penandaan.
3. Hilangnya tanda.
Sumber kesalahan lain dalam perkiraan populasi disebabkan
oleh hilangnya tag atau mark, pada pengikatan tag, cara pengikatan
harus permanen, kalau tidak akan mudah terlepas, cara pengikatan
yang tidak baik kadang-kadang ditemukan apabila diadakan
pengamatan contoh dengan melihat lebih dekat dan teliti.
Apabila digunakan marking, hilangnya marking mungkin saja
terjadi. Cara mutilasi ada juga kelemahannya yaitu apabila sifat
regenerasi ikan sedemikian rupa sehingga anggota tubuh yang
dipotong atau dilubangi dapat pulih seperti sediakala. Pada
kebanyakan ikan, sirip perut beregenerasi tidak sempurna sehingga
dapat dibedakan dengan pengamatan yang cepat.
4. Ikan tidak berbaur secara acak.
Di alam, biota cenderung tersebar secara tidak acak. Apabila
demikian, harus ditentukan pola penyebarannya. Misalkan di suatu
danau, pada suatu bagiannya sejenis ikan densitasnya lebih tinggi
daripada bagian danau yang lain. Maka pengambilan contoh juga
harus dilakukan acak pada kedua bagian danau dan dihitung masing-
masing populasinya. Hasil kedua perhitungan dijumlahkan untuk
mendapatkan perkiraan populasi total. Apabila tidak dilakukan
demikian akan terjadi hasil perhitungan yang biasa. Hal tersebut
umum terjadi di alam dan jarang ada biota yang tersebar secara acak.
5. Ikan bertanda yang tertangkap tidak dilaporkan.
Apabila peneliti bukan sebagai agen untuk melakukan
penangkapan kembali, maka ada kemungkinan penangkapan ikan
bertanda yang tertangkap tidak dilaporkan oleh nelayan. Peristiwa ini
sangat relevan dengan keadaan Indonesia mengingat tingkat
pendidikan nelayan yang masih rendah.
6. Jumlah rekrutmen tidak dapat diabaikan.
Persyaratan bahwa rekrutmen harus demikian kecil
dibandingkan dengan populasi pada saat penangkapan kembali sering
tidak dapat dipenuhi, apabila tidak dapat dipenuhi, dugaan populasi
menjadi terlalu besar. Untuk menghindari hal tersebut maka waktu
penandaan dan waktu penandaan dan penangkapan kembali jaraknya
harus demikian sempit sehingga tidak memungkinkan terjadinya
rekrutmen atau rekrutmen terjadi juga belum dapat tertangkap dengan

6
alat tangkap yang dipakai, atau ukuran rekrut dapat dipisahkan dari
populasi semula.

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Penandaan pada ikan adalah Penandaan pada ikan adalah memberikan
tanda (mark) pada sejumlah ikan dan dalam jangka waktu tertentu,
menangkapnya kembali (recapture).
2. Jenis pemberian tanda pada ikan terdiri dari marking, tagging dan
chipping.
3. Syarat pemberian tanda pada ikan diantaranya tanda tidak berubah
selama ikan hidup, tidak mengganggu tingkah laku ikan sehingga
mudah ditangkap oleh pemangsa, tidak mudah
menyebabkan tersangkut pada tanaman akustik, tanda itu murah dan
mudah diperoleh, dll.
4. Metode pemberian tanda pada ikan terdiri dari prosedur tagging dan
chipping pada ikan.
7. Ada beberapa kelemahan dalam metode pemberian tanda pada ikan
yaitu perbedaan mortalitas dan perbedaan kepekaan dari ikan bertanda
dan tidak bertanda.

8
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, M.I., 1978. Biologi Perikanan Bag. II: Dinamika Populasi Ikan. Fakultas
Perikanan IPB : 58 pp.

Rounsfell, G.A., 1975. Ecology, utilization, and Management of marine


fisheries.Mosby comp. Saint Louis.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai