Puji syukur kami ucapkan ke hadirat ALLAH SWT, dengan rahmat serta
karuniaNya sehingga makalah tentang Asuhan Keperawatan Anak Syndrom
Nefrotik ini dapat kami selesaikan. Shalawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telahmemberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah karya tulis ilmiah ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang
digunakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah karya tulis ilmiah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Jika dijumpai luka memar, perlu dilakukan skrining perdarahan pada
penganiayaan seksual, dilakukan pemeriksaan :
a. Swab untuk analisa asam fosfatase, spermatozoa, dalam 72 jam
setelah penganiayaan seksual
b. Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal untuk gonokokus
c. Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis B
d. Analisa rambut pubis.
2. Radiologi
Ada dua peranan radiologi dalam menegakkan diagnosis perlakuan salah
pada anak, yaitu untuk :
a. Identifikasi fokus dari bekas
b. Dokumentasi
Pemeriksaan radiologi pada anak di bawah usia dua tahun
sebaiknya dilakukan untuk meneliti tulang, sedangkan pada anak di
atas 4-5 tahun hanya perlu dilakukan jika ada rasa nyeri tulang,
keterbatasan dalam pergerakan pada saat pemeriksaan fisik. Adanya
fraktur multipel dengan tingkat penyembuhan yang berbeda,
merupakan suatu kemungkinan adanya penganiayaan
fisik.Ultrasonografi (USG) digunakan untuk mendiagnosis adanya lesi
viseral. CTscan lebih sensitive dan spesifik untuk lesi serebral akut dan
kronik, hanya diindikasikan pada penganiayaan anak atau seorang bayi
yang mengalami trauma kepala yang berat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging) lebih sensitif pada lesi yang
subakut
d. Pemeriksaan kolposkopi untuk mengevaluasi anak yang mengalami
penganiayaan seksual.
G. Penatalaksanaan
Karena penyebab perlakuan yang salah ini kompleks, diperlukan penanganan
tim multidisiplin yang terdiri dari dokter anak, psikiater, psikolog, pekerja
sosial, ahli hokum, pendidik dll.
Dibawah ini cara menangani perlakuan salah terhadap anak menurut
Newberger yang terdiri dari 3 aspek pokok yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Tahap-tahap dalam mengelola perlakuan salah terhadap anak
2. Pertimbangan utama
3. Intervensi untuk melindungi anak dan menolong keluarga
Tabel : Tatalaksana Perlakuan Salah pada Anak
Tahap-tahap Pertimbangan Utama Intervensi
DIAGNOSTIK 1. Apakah kelainan 1. Pemeriksaan medis
1. Anamnesis
fisik yang ditemukan lebih teliti
2. Pemeriksaan fisik
2. Beritahu orang tua
3. X-foto tulang seksual
4. Pemeriksaan 2. Apakah anak suspek tentang kecurigaan
laboratorium rutin child abuse/neglect ? kita dan tanggung
5. Konsultasi untuk 3. Apa ada
jawab dokter untuk
evaluasi dinamika perlindungan hukum
melindungi anak
keluarga dan tumbuh terhada child abuse ? 3. Membuat laporan
4. Apakah anak dalam
kembang anak. untuk badan yang
bahaya ?
berwenang
5. Apakah rumah
4. Evaluasi secara teratur
cukum aman ? di poliklinik
6. Apa saja yang 5. Rawat anak di RS
diperlukan untuk untuk pencegahan dan
mebuat agar evaluasi lebih lanjut
6. Rencanakan
rumahnya cukup
pertemuan
aman untuk anak
multidisiplin untuk
setelah kembali ?
membuat rencana
PROGRAM Apa sumber-sumber yang Rencanakan perawatan
REHABILITASI dapat memenuhi kesehatan dan pengobatan
1. Kebutuhan akan
kebutuhan anak dan yang sesuai untuk anak
kesehatan
keluarga tersebut.
2. Kebutuhan fsik,
social dan
lingkungan
FOLLOW UP Siapa yang akan Mengadakan koordinasi
(PEMANTAUAN) memonitor kesehatan dan dan integrasi dengan
1. Perawatan kesehatan
pelayanan di masyarakat sumber-sumber yang
2. Pekerja social
3. Dan lain-lain kepada anak dan keluarga menolong anak dan
pelayanan perawatan keluarganya.
yang sesuai
D. Evaluasi
1. Tujuan tercapai : Jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian : Jika klien menunjukkan perubahan sebagian
dari standar dan kriteria yang telah ditetapan
3. Tujuan tidak tercapai : Jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Child abuse adalah seorang anak yang mendapat perlakuan badani
yang keras, yang dikerjakan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
suatu badan dan menghasilkan pelayanan yang melindungi anak tersebut.
Child abuse dimana termasuk malnutrisi dan mentelantarkan anak sebagai
stadium awal dari indrom perlakuan salah, dan penganiayaan fisik berada
pada stadium akhir yang paling berat dari spectrum perlakuan salah oleh
orang tuanya / pengasuh. Etiologi dari child abuse dapat berasal dari
faktor karakteristik orangtua dan keluarga, karakteristik anak yang
mengalami perlakuan salah dan beban dari lingkungan : lingkungan hidup
dapat meningkatkan beban terhadap perawatan anak, tanda gejala dapat
berupa luka bakar, luka teriris, memar atau jejas di kulit anak yang sulit
dijelaskan berbentuk suatu benda, patah tulang/cedera dilokasi yang tidak
biasa, banyak bekas gigitan atau cubitan, perilaku antisosial, masalah di
sekolah, takut pada orang dewasa dll, penatalaksanaan dengan penanganan
tim multidisiplin yang terdiri dari dokter anak, psikiater, psikolog, pekerja
sosial, ahli hokum, pendidik.
Asuhan keperawatan pada child abuse meliputi pengkajian anamnesa
dan pemeriksaan head to toe. Diagnosa yang muncul yaitu Isolasi sosial
berhubungan dengan perilaku sosial tidak sesuai norma, ansietas
berhubungan dengan ancaman status terkini, sindrom trauma perkosaan
berhubungan dengan perkosaan dan gangguan penyesuaian individu
berhubungan dengan kekerasan dalam lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Sujono dan Suharsono. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit.
Yogyakarta : Gosyen Publishing
Suyono, Joko. 2015. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta : EGC
Ridha, Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar