Anda di halaman 1dari 12

1.

Apriliatin, Putri, dkk, 2010, Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kompensasi


Dengan Disiplin Kerja Awak KA PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi V di Lingkungan Stasiun Besar Purwokerto, tersedia di
http://eprints.undip.ac.id/11141/1/JURNAL_SKRIPSI.pdf, tanggal akses : 13
Juli 2010

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Variabel


prediktor (persepsi terhadap kompensasi) dengan Variabel kriterium (disiplin
kerja) awak KA.
Subjek dalam penelitian ini adalah 100 pegawai (Awak KA) yang
tersebar pada masing-masing bagian operasional (Masinis-Assisten Masinis,
Kondektur, PLKA-RAC). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik
proportional sampling. Berdasarkan analisis regresi diketahui koefisien korelasi
rxy= 0.507 dan tingkat signifikansi p = 0.00 (p < 0.05). Berdasarkan hasil
tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian terdapat hubungan positif
antara persepsi terhadap kompensasi dengan disiplin kerja diterima. Semakin
positif persepsi pegawai terhadap pemberian kompensasi, maka semakin tinggi
disiplin kerja pegawai. Sebaliknya, semakin negatif persepsi pegawai terhadap
pemberian kompensasi, maka semakin rendah disiplin kerja pegawai.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, persepsi terhadap
kompensasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi disiplin
kerja awak KA. Persepsi terhadap kompensasi subjek menunjukkan kategori
tinggi sementara disiplin kerja subjek pada saat penilitian juga berada pada
posisi tinggi. Sumbangan efektif variabel persepsi terhadap kompensasi pada
disiplin kerja pegawai sebesar 25.7% sedangkan 74,3% lainnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Arisandy, Desy, 2004, Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap
Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik Ken Lila
Production Di Jakarta, Vol. 1, tersedia di
http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_desy.pdf , tanggal akses : 13 Juli
2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi


karyawan terhadap disiplin kerja karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik
Ken Lila Production Di Jakarta. Variabel tergantung bebas (independent
variable) ini adalah persepsi terhadap kontrol atasan. Selanjutnya, variabel
tergantungnya (dependent variable) adalah disiplin kerja.
Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian produksi pada PT Ken
Lila Production di Jakarta Subjek penelitian diambil dari populasi dengan
menggunakan teknik purposive random sampling. Subjek penelitian ada 20
orang karyawan, yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Perhitungan statistik dengan Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai
rs = 0,678 pada tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
hubungan antara persepsi terhadap kontrol atasan dengan disiplin kerja. Hasil
perhitungan menunjukkan korelasi yang positif artinya semakin negatif persepsi
terhadap kontrol atasan maka semakin rendah disiplin kerja, sebaliknya semakin
positif persepsi terhadap kontrol atasan maka semakin tinggi disiplin kerja. Hasil
pengolahan data deskriptif menunjukkan bahwa 65% karyawan bagian produksi
memiliki persepsi yang negatif terhadap kontrol atasan, dan 35% karyawan yang
memiliki persepsi yang positif terhadap control atasan. Untuk kecenderungan
disiplin kerja, terdapat 60% karyawan yang memiliki disiplin kerja yang tinggi,
dan 40% karyawan yang menunjukkan disiplin kerja yang rendah. Dari kelima
aspek persepsi karyawan terhadap kontrol atasan, aspek wetmatigheid
memberikan kontribusi tertinggi dalam menimbulkan disiplin kerja dan aspek
feed back menimbulkan kontribusi terendah dalam menimbulkan disiplin kerja.
3. Brahmasari, Ida Ayu, 2008, Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan
Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja
Karyawan pada PT Central Proteinaprima Tbk., Vol. 7, tersedia di
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7109238250.pdf, tanggal akses : 14 Juli
2010

Penelitian ini termasuk jenis penelitian penjelasan (explanatory


research), yang akan menjelaskan hubungan kausal anatar variable bebas
(budaya perusahaan, kepemimpinan situasional dan pola komunikasi) terhadap
variable terikat (disiplin kerja dan kinerja karyawan) PT Central Proteinaprima
Tbk. melalui pengujian hipotesis.
Berdasarkan hasil pembuktian hipotesis dengan menggunakan analisis
SEM dibuktikan bahwa variable budaya organisasi memiliki pengaruh yang
signifkan dan dominan terhadap disiplin kerja dan kinerja karyawan. Adapun
kesimpulan dari hasil analisis ialah budaya organisasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap disiplin kerja karyawan di PT Central Proteinaprima Tbk,
budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan
di PT Central Proteinaprima Tbk, kepemimpinan situasional memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan di PT Central Proteinaprima
Tbk, kepemimpinan situasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja kerja karyawan di PT Central Proteinaprima Tbk, pola komunikasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja karyawan di PT
Central Proteinaprima Tbk, pola komunikasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja kerja karyawan di PT Central Proteinaprima Tbk, dan disiplin
kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT
Central Proteinaprima Tbk.
4. Hardinalis, 2008, Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin
Pegawai Pada Kantor BAPPEDA Kabupaten Pasaman, Vol. 3, tersedia di
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=5962&idc=28,
tanggal akses : 14 Juli 2010

Tingkat disiplin kerja pegawai sangat erat kaitannya dengan motivasi dan
kepuasan kerja. Pegawai yang disiplin dalam bekerja akan dapat melakukan
pekerjaan secara produktif (Hasibuan, 1994). Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh variabel bebas (motivasi dan kepuasan kerja) terhadap
variabel terikat (disiplin pegawai) baik secara parsial ataupun secara bersama-
sama.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Bappeda Kabupaten
Pasaman Propinsi Sumatera Barat berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang berjumlah 52 orang, dengan pengambilan sample dilakukan secara sensus
sehingga seluruh populasi menjadi sample.
Berdasarkan hasil uji hipotesis terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi dan kepuasan kerja terhadap disiplin pegawai pada Bappeda
Kabupaten Pasaman. Artinya, semakin bermotivasi pegawai dalam bekerja dan
semakin tinggi tingkat kepuasan kerja pegawai akan membuat pegawai semakin
disiplin dalam bekerja.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran dan informasi bagi
manajemen publik bahwa motivasi dan kepuasan kerja mempunyai arti penting
dalam meningkatkan disiplin pegawai. Oleh sebab itu disiplin pegawai Bappeda
Kabupaten Pasaman agar lebih memperhatikan dan meningkatkan pelaksanaan
motivasi dan kepuasan kerja kea rah yang lebih baik lagi dengan cara
meningkatkan kemampuan mengarahkan bagi pimpinan, meningkatkan
kemampuan bagi pegawai sehingga kemandirian pegawai dalam bekerja akan
lebih baik lagi serta perlu adanya perubahan sikap dari pegawai yang tidak baik
menjadi baik.
5. Muhaimin, 2004, Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja
Karyawan Operator Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT
Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Di Bandung, Vol. 1, tersedia di
http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_muhaimin.pdf, tanggal akses :
14 Juli 2010

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable)


yaitu kepuasan kerja, serta variabel tergantung (dependent variable) yaitu
disiplin kerja. Uji statistik yang dipakai yaitu uji korelasional, dengan
menggunakan koefisien korelasi Rank Sperman (rs).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi
yang berjumlah 100 orang yang tersebar pada masing-masing bagian.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik purposive samping.
Dari hasil uji korelasional, dapat diketahui nilai koefisien determinasi
sebesar 38.4% (d = rs x 100%). Koefisien determinasi tersebut menunjukkan
seberapa besar sumbangan variabel bebas (kepuasan kerja) terhadap variabel
tergantung (disiplin kerja). Hal ini berarti bahwa kontribusi kepuasan kerja
terhadap disiplin kerja sebesar 38.5%; dan terdapat 61,5% variansi lain, di luar
kepuasan kerja dan tidak dinyatakan dalam penelitian ini, yang mempengaruhi
disiplin kerja.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Ada hubungan positif antara kepuasan kerja karyawan dengan disiplin
kerja karyawan operator shawing computer bagian produksi pada PT.
Primarindo Asia Infrastructure Tbk Bandung dan Kepuasan kerja karyawan
dipengaruhi oleh kebutuhan, seberapa jauh kebutuhan tersebut telah terpenuhi
atau belum terpenuhi.
6. Narmodo, Hernowo dan Wajdi, M. Farid, 2004, Pengaruh Motivasi dan Disiplin
Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri,
Vol. 5, tersedia di http://eprints.ums.ac.id/790/2/Jurnal_Daya_Saing_1_1.pdf,
tanggal akses 14 : Juli 2010

Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur


Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan
pelayanan secara adil kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan
ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh varabel bebas (motivasi dan disiplin) terhadap
variabel terikat (kinerja pegawai) pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Wonogiri.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh pegawai Struktur
dan Staf Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai Struktur dan Staf Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Wonogiri, yaitu 44 orang.
Dari uji validitas dan reliabilitas, baik variabel terikat maupun variabel
bebas menunjukkan bahwa daftar kuesioner yang disampaikan kepada
responden telah memenuhi persyaratan. Motivasi dan disiplin mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah
Wonogiri.
Disiplin mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja pegawai
dibanding dengan movitasi. Motivasi dan disiplin dapat menjelaskan variasi
variabel kinerja pegawai sebesar 56,6%, sedangkan 43,3% dijelaskan oleh
variabel lain di luar model.
Dari hasil temuan dapat disampaikan saran kepada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Wonogiri antara lain; bahwa untuk meningkatkan kinerja
pegawai pihak manajemen perlu memikirkan kesejahteraan para pegawai baik
berbentuk kenaikan gaji atau peningkatan tunjangan kepada pegawai.
7. Nursada, Ida, dkk, 2008, Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja,
Gaya Kepemimpinan Situasional dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Karyawan, Vol. 6, tersedia di
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?
act=tampil&id=11318&idc=28, tanggal akses : 14 Juli 2010

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja,


kemampuan kerja, dan gaya kepemimpinan situasional terhadap disiplin kerja
dan mengetahui pengaruh motivasi kerja, kemampuan kerja, gaya
kepemimpinan situasional, dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja.
Variabel bebas yaitu motivasi kerja, kemampuan kerja, dan gaya
kepemimpinan. Disiplin kerja sebagai variabel antara dan variabel terikat ialah
prestasi kerja.
Metode penelitian meliputi : penggunaan proportional stratified random
sampling karyawan tetap UBDP (Unit Bisnis Daerah Pasuruan), uji hipotesis,
pembahasan, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap disiplin kerja, (2) kemampuan kerja berpengaruh signifikan terhadap
disiplin kerja, (3) gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap disiplin
kerja, (4) motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap prestasi kerja, (5)
kemampuan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, (6) gaya
kepemimpinan situasional berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, dan
(7) disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.
8. Ratini, Putu Mela, 2007, Pengaruh Finansial Insentif Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Pada CV. Fajar Usaha Karya Denpasar, Vol. 5, tersedia di
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51071831.pdf , tanggal akses 14 Juli
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk motivasi finansial
insentif yang diberikan kepada karyawan oleh CV. Fajar Usaha Karya, untuk
mengetahui tingkat disiplin kerja karyawan pada CV. Fajar Usaha Karya
Denpasar, dan untuk mengetahu pengaruh motivasi finansial insentif terhadap
disiplin kerja karyawan CV. Fajar Usaha Karya.
Hasil dari analisis yang telah dilakukan ialah bentuk-bentuk pemberian
motivasi berupa finansial insentif yang diterapkan pada CV. Fajar Usaha Karya
Denpasar adalah berupa gaji, uang muka, tunjangan kesehatan, insentif
pemasaran, tunjangan hari raya. Dan total finansial insentif yang diterima oleh
karyawan perbulannya sudah memadai karena berada di atas UMR yang berlaku
di Propinsi Bali. Dari gambaran tentang disiplin kerja karyawan selama tahun
2005 yang dilihat dari tingkat absensi karyawan yaitu sebesar 4,0% dan dari
tingkat pelanggaran kerja karyawan yaitu sebesar 3,6%, hal ini membuktikan
bahwa tingkat disiplin kerja karyawan kurang baik atau masih rendah.
Dilihat dari hasil analisis korelasi antara pemberian finansial insentif
dengan tingkat absensi sebesar -0,77 menunjukkan hubungan yang negatif, hal
ini berarti semakin besar motivasi berupa finansial insentif yang diberikan, maka
semakin menurun, begitu pula tingkat absensi karyawan.
Dilihat dari analisis determinasi antara pemberian finansial insentif
dengan tingkat absensi diketahui bahwa motivasi yang berupa finansial insentif
berpengaruh terhadap absensi kerja karyawan sebesar 59,29% dan 40,71%
lainnya dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang tidak diteliti.
9. Sumarjo, 2004, Analisis Pengaruh Kognisi, Budaya Kerja, dan Kepemimpinan
Terhadap Kedisiplinan Pegawai di Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri,
Vol. 5, tersedia di http://eprints.ums.ac.id/797/, tanggal akses : 13 Juli 2010

Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit PNS yang tidak disiplin


pada saat jam kerja. Ketidakdisiplinan dimaksud berdampak negative terhadap
kinerja. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kedisiplinan
pegawai, yaitu : tingkat kognisi seseorang, budaya kerja dan kepemimpinan.
Salah satu wilayah dimana terjadi permasalahan kedisiplinan pegawai adalah
Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(kognisi, budaya kerja, dan kepemimpinan) terhadap variabel terikat
(kedisiplinan pegawai) di Kecamatan Slogohimo kabupaten Wnonogiri.
Pengaruh variable-variabel bebas terhadap variabel terikat di atas, diuji
dengan analisis regresi linier berganda (multiple linear regression) dengan
metode OLS (Ordinary Least Square). Hasil regresi dengan metode ordinary
least square (OLS) menunjukkan bahwa baik secara individual maupun secara
serentak, variabel Kognisi, Budaya, dan Pemimpin signifikan mempengaruhi
Produktivitas Kerja Pegawai di Lingkungan Kecamatan Slogohimo Kabupaten
Wonogiri. (a) Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel
independent secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, baik secara
individual maupun secara bersama-sama dapat diterima, atau dengan kata lain
terbukti. (b) Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel Pemimpin merupakan
variabel yang tertinggi dalam mempengaruhi disiplin kerja pegawai, disusul
variabel Budaya, baru kemudian variabel kognisi. (c) Dari koefisien regresi
diketahui bahwa ketiga variabel independent mempunyai tingkat elastisitas yang
berkategori inelastic, artinya terjadinya peningkatan tertentu pada variabel
independen diikuti peningkatan yang tidak sama besarnya (lebih kecil) pada
variabel dependen. (d) Pengujian asumsi klasik menunjuk-kan bahwa hasil
regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas, bebas dari masalah autokorelasi,
multikolinearitas, dan heteroske-dastisitas.
10. Supartha, Wayan Gede, 2007, Pengaruh Kepemimpinan dan Kebijakan
Ketenagakerjaan Pemerintah Daerah Terhadap Disiplin dan Produktivitas
Tenaga Kerja pada Perusahaan Garmen di Kota Denpasar, Vol. 9, tersedia di
http://puslit.petra.ac.id/journals/articles.php?PublishedID=MAN07090203,
tanggal akses :14 Juli 2010

Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada perusahaan garmen


di Kota Denpasar, maka ada berbagai variable yang dapat mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja, baik variabel internal maupun variabel eksternal.
Berdasarkan analisis model persamaan struktural di dapat kesimpulan, yakni: (1)
Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Disiplin Tenaga
Kerja pada perusahaan garmen. (2) Kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Produktivitas Tenaga Kerja pada perusahaan garmen. (3)
Kebijakan Ketenagakerjan Pemerintah Daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Disiplin Tenaga Kerja pada perusahaan garmen. (4)
Kebijakan Ketenagakerjaan Pemerintah Daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Produktivitas Tenaga Kerja pada perusahaan garmen. (5)
Disiplin Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas
Tenaga Kerja pada perusahaan garmen. (6) Peningkatan Produktivitas Tenaga
Kerja perusahaan garmen, dapat dilakukan melalui peningkatan Disiplin Tenaga
Kerja dan adanya Kebijakan Ketenagakerjaan Pemerintah Daerah yang kondusif
serta pemantapan pelaksanaan Kepemimpinan Perusahaan Garmen. (7) Dari
keenam kesimpulan tersebut dapat disusun kesimpulan umum bahwa:
peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja, dapat dilakukan melalui peningkatan
Disiplin Tenaga Kerja serta Peningkatan Disiplin Tenaga Kerja dapat dilakukan
melalui pelaksanaan Kebijakan Ketenagakerjaan Pemerintah Daerah, dan
memantapkan Kepemimpinan (transformational leadership).
Suherman, Ayi, 2014, Pengembangan Model Program Pelatihan Profesi Untuk
Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Mahasiswa Pgsd Penjas, tersedia di email:
ayisuherman12@yahoo.com, tanggal akses : Februari 2014

Penelitian ini adalah bagaimana Program Latihan Profesi (PLP) PGSD Penjas
UPI Sumedang dalam mengelola mahasiswa sebagai calon pendidik di sekolah dasar
berusaha meningkatkan kompetensi pedagogis sesuai dengan tuntutan profesionalisme
dan kebutuhan masyarakat Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
pedagogis sebagai calon pendidik Penjas yang profesional sebagaimana yang
diamanatkan pada Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 8 bahwa setiap tenaga pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian dan pengembangan.
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil: (1) draf kerangka
pengembangan model PLP Penjas; (2) penyusunan PLP Penjas; dan (3) studi kelayakan
dengan melibatkan guru Penjas sekolah dasar, para ahli kurikulum Penjas untuk
mendiskusikan temuan-temuan hasil studi kelayakan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, model PLP Penjas hasil
pengembangan dapat meningkatkan kompetensi pedagogis calon guru pendidikan
jasmani sekolah dasar.
Astika, Putu, dkk, Efektivitas Diklat Lesson Study Terhadap Peningkatan Kompetensi
Profesional, Kompetensi Pedagogi Guru, Dan Prestasi Belajar Siswa Sma Negeri 3
Singaraja, tersedia di : E-mail: putu.astika@pasca.undiksha.ac.id, tanggal akses :

Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan kualitas pelaksanaan diklat


lesson study pada guru IPA di SMA Negeri 3 Singaraja, menganalisis pengaruh
pelaksanaan diklat lesson study kompetensi pedagogi guru, menganalisis pengaruh
diklat lesson study berpengaruh terhadap kompetensi professional guru SMA Negeri 3
Singaraja, menganalisis pengaruh diklat lesson study terhadap prestasi belajar
siswaSMA Negeri 3 Singaraja.
Jenis penelitian ini adalah pre-experimental dengan desain penelitian one group
pretset-postest design. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah random sampling. Data tentang kualitas lesson study dianalisis
secara deskriptif, data tentang kompetensi profesional guru serta kompetensi pedagogi
guru dianalisis dengan wilcoxon signed-rank test (Uji peringkat bertanda) dan data
prestasi belajar siswa dianalisis dengan Uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan : Kualitas pelaksanaan lesson study dalam
kualifikasi diklat lesson study SMA Negeri 3 Singaraja tergolong sangat baik (98,35),
terdapat pengaruh pelaksanaan diklat lesson study terhadap kompetensi professional
guruSMA Negeri 3 Singaraja (Z= -2,032; p<0,05), terdapat pengaruh pelaksanaan diklat
lesson study terhadap kompetensi pedagogi guru SMA Negeri 3 Singaraja (Z= -2,032;
p<0,05), terdapat pengaruh pelaksanaan diklat lesson study terhadap prestasi belajar
siswa SMA Negeri 3 Singaraja (t= 71,160; p<0,05).

Anda mungkin juga menyukai