PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi memiliki karakteristik dan latar
belakang yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap karyawan memiliki kabutuhan dan
keinginan yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan dan keinginan ini dapat memotivasi
anggota organisasi untuk melakukan perilaku tertentu. Perbedaan masing-maisng individu
tersebut juga mengakibatkan perbedaan prestasi/produktivitas kerja mereka. Produktivitas
kerja seorang karyawan antara lain dipengaruhi oleh motivasi mereka. Perbedaan perilaku
diantara anggota organisasi membuat manager harus memahami motivasi yang dimiliki oleh
masing-masing anggota organisasi, bagaimana memotivasi mereka, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan produktivitas mereka.
1
Motivasi dapat bersumber dari internal maupun eksternal. Salah satu sumber eksternal
motivasi adalah dari organisasi. Oleh sebab itu pihak manajemen organisasi sebaiknya dapat
menciptakan suatu iklim yang dapat memotivasi para karyawannya. Seorang karyawan yang
termotivasi cenderung lebih produktif daripada yang tidak termotivasi. Motivasi merupakan
salah satu faktor penting untuk meningkatkan produktivitas kerja, yang pada gilirannya akan
meningkatkan keuntungan organisasi atau perusahaan. Ada berbagai konsep atau teori
motivasi yang dapat dijadikan acuan oleh manager untuk mempelajari dan memahami
berbagai motivasi yang dimiliki oleh para karyawannya dalam organisasi. Teori motivasi
yang dapat dijadikan sebagai acuan yaitu teori proses dan teori kepuasan.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan oleh organisasi agar
memberikan andil positif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya,
setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga nantinya akan
meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi.
Karena dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi, seorang karyawan
tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa
yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang
karyawan memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak memiliki motivasi dalam
bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya tidak akan memuaskan.
2
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas, maka kami tim penyusun mengkaji
judul makalah ini adalah PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA MELALUI
MOTIVASI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengangkat permasalahan
penelitian sebagai berikut :
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRODUKTIVITAS KERJA
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja sangat
tergantung pada satuan masukan yang diberikan oleh tenaga kerja dan satuan keluaran
yang dihasilkan oleh tenaga kerja tersebut. Satuan masukan dan satuan keluaran pada
produktivitas tenaga kerja hanya tenaga kerja itu sendiri dan hasilnya. Seorang tenaga
kerja yang produktif adalah tenaga kerja yg cekatan dan menghasilkan barang dan jasa
sesuai mutu yang ditetapkan dengan waktu yang lebih singkat, atau bila tenaga kerja
tersebut mampu menghasilkan produk (output) yang lebih berdasar dari tenaga kerja yang
lain dalam waktu yang lama.
4
c. Siklus Produktivitas
Siklus produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya
peningkatan produktivitas terus-menerus. Siklus produktivitas digunakan sebagai dasar
perbaikan masalah produksi terutama pada skala industri.
Ada empat tahap sebagai satu siklus yang saling terhubung dan tidak terputus.
1. Pengukuran
2. Evaluasi
3. Perencanaan
4. Peningkatan
d. Manfaat produktivitas
a. Manfaat Mikro, yaitu:
a) Penurunan ongkos-ongkos per unit
b) Peningkatan kontribusi pajak dan pemerintah
c) Penghematan sumber-sumber daya masukan
d) Menunjang hubungan kerja yang lebih baik
e) Peningkatan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
5
f) Peningkatan daya bayar dan motivasi
b. Manfaat Makro, yaitu:
a) Membuka kesempatan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat melalui
penghasilan dan penurunan harga-harga dan jasa di pasar
b) Perbaikan keadaan kerja dan mutu hidup termasuk jam kerja yang diperpendek.
Jika Anda seorang pemilik bisnis atau seorang leader, tentu saja produktivitas
karyawan akan sangat berarti bagi Anda. Produktivitas karyawan bagi perusahaan akan
sangat berkontribusi kepada produktivitas perusahaan dan tentunya kenaikan profit
perusahaan. Sementara, bagi seorang leader, produktivitas karyawan yang dipimpinnya
akan meningkatkan prestasi bagian atau department yang dia pimpin.
Motivasi adalah penggerak, semakin besar motivasi yang dimiliki akan semakin besar
tindakannya. Produktivitas jelas akan meningkat. Namun, yang perlu diperhatikan adalah
motivasi tidak cukup dengan gaji. Gaji memang memberikan kontribusi terhadap
motivasi karyawan, namun gaji baru sebagai motivasi dasar. Untuk meningkatkan
produktivitas diperlukan motivasi lebih selain gaji yang biasa mereka terima. Motivasi
juga tidak selalu dengan uang. Perusahaan harus lebih kreatif dalam memberikan motivasi
bagi karyawannya. Kadang, hal yang sederhana dan gratis bisa meningkatkan motivasi
karyawan.
Jika motivasi ibarat bensin yang menggerakan mesin, maka lingkungan kondusif
menjadi pelumasnya. Kecukupan bensin tidak akan memadai jika pelumas pada mesin
tersebut kurang. Malah, jika dipaksakan akan merusak mesin. Begitu juga dengan
perusahaan dan organisasi Anda. Meski perusahaan memberikan dorongan motivasi yang
6
tinggi, jika kondisi atau lingkungan tidak kondusif, maka motivasi tidak begitu
bermanfaat. Disini peran kepemimpinan terutama top leader dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk berkerja. Karyawan merasa nyaman dan optimis dalam
bekerja. Kadang ada perusahaan yang menerapkan kondisi yang tidak kondusif,
maksudnya meningkatkan motivasi berdasarkan persaingan, tetapi malah menjadikan
banyak friksi diantara karyawan yang akan mengurangi produktivitas.
Namun, jika sistem yang ada diperusahaan tersebut tidak sejalan atau bahkan malah
menghambat produktivitas, maka produktivitas tidak akan banyak meningkat.
Penghargaan dan hukuman tetap menjadi metode cukup efektif dalam meningkatkan
produktivitas, namun ada hal yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Jangan
sampai reward and punishment malah menciptakan linkungan yang tidak kondusif. Justru
ini malah kontradiktif dengan tujuannya.
Salah satu kelemahan reward and punishment adalah mindset kebanyakan orang lebih
takut menerima hukuman dibandingkan motivasi untuk mengejar reward. Ketakutan ini
memiliki potensi untuk menjadi friksi diantara karyawan. Inilah yang memungkinkan
kondisi yang tidak kondusif bisa terjadi. Untuk itu penerapan konsep reward and
punishment harus diiringi dengan peningkatan mental juara bagi karyawannya. Mental
juara adalah sebuah kondisi mental dimana seseorang ingin memberikan yang terbaik
dengan sportif (menerima kekalahan dan konsekuensinya).
7
f. Pengukuran Produktivitas
B. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Menurut Manullang, motivasi kerja adalah suatu faktor yang mendorong karyawan
untuk melakukan tindakan tertentu. Proses timbulnya motivasi ialah dimana seseorang
8
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terpenuhi, menyebabkan orang akan
mencari jalan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kekurangannya.
Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati dan diukur secara langsung, tetapi dapat
disimpulkan dari perilaku yang tampak. Adapun menurut T.R. Mitchell seperti dikutip
oleh Kreiner dan Kinicki, motivasi adalah proses-proses psikologis yang meningkatkan
dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.
Jadi motivasi adalah suatu proses untuk memengaruhi atau mendorong seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan berdasarkan harapan sehingga sesuatu pekerjaan
dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Motivasi
Dengan demikian berarti juga mampu memelihara dan meningkatkan moral, semangat
dan gairah kerja, karena dirasakan sebagai pekerjaan yang menantang. program dengan
cara ini suatu organisasi dapat mendorong berkembangnya motivasi berprestasi dalam
suatu perusahaan, yang akan memacu tumbuh dan berkembangnya persaingan sehat
antara individu/tim kerja dalam suatu perusahaan.
Tetapi dalam individu setiap manusia tidak semua karyawan termotivasi lewat
lingkungan kerjanya yang biasa disebut dengan motivasi eksternal, tetapi ada juga
9
karyawan yang termotivasi dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) tanpa ada
motivasi khusus yang dia dapatkan dalam lingkungan kerjanya.
4. Faktor-faktor Motivasi
Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di luar diri individu yang
dipengaruhi oleh faktor internal yang dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi
penghargaan, kenaikan pangkat dan tanggung jawab. Motivasi eksternal meliputi
faktor pengendalian oleh manajer yang meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
pekerjaan seperti halnya gaji atau upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan
dan pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan, pengembangan dan
tanggung jawab.
10
Manajer perlu mengenal motivasi eksternal untuk mendapatkan tanggapan yang
positif dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan bahwa bawahan
sedang bekerja demi kemajuan perusahaan. Manajer dapat menggunakan motivasi
eksternal yang positif maupun negatif. Motivasi positif merupakan penghargaan atas
prestasi yang sesuai, sedangkan motivasi negatif mengenakan sanksi jika prestasi
tidak dapat dicapai.
2) Motivasi Internal
Motivasi internal merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.
Efek motivasi terhadap kinerja karyawan akan tercipta jika motivasi internal ini sudah
ada. Motivasi internal berperan penting dalam menciptakan prestasi kerja yang tinggi
dan terus menerus. Banyak perlakuan yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
motivasi internal, antara lain memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi. Memberikan kesempatan melanjutkan pendidikan serta membuka peluang
bagi promosi karir, dan sebagainya.
6. Model Motivasi
11
3) Mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi, yang didukung
dengan kemampuan, keterampilan, dan pengalaman.
4) Menilai prestasi tentang keberhasilan didalam pencapaian tujuan.
5) Imbalan atau hukuman yang akan diterima, tergantung dari prestasi yang
dilakukan.
C. TEORI MOTIVASI
Teori motivasi yang sangat populer ialah teori hirarki kebutuhan yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow. Maslow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat
dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya. Teorinya tentang motivasi
didasarkan oleh dua asumsi. Pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah
dipunyainya, dan kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Menurut
Maslow ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu:
Bila satu tingkat kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat kebutuhan
yang lebih tinggi. Namun ini tidak berarti tingkat kebutuhan yang lebih rendah harus
terpenuhi 100% atau sangat memuaskan. Bisa saja kebutuhan lebih rendah belum
memuaskan sekali, sudah muncul tingkatan yang lebih tinggi. Hal ini terasa sekali pada
negara yang sedang berkembang, yang masyarakatnya ingin cepat sekali memenuhi
tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, yang kemudian merupakan gejala demonstration
effect.
12
2. Teori Hawthorn
Penelitian oleh Elton Mayo pada perusahaan General Electric kawasan Hawthorn di
Chicago, memilki dampak pada motivasi kelompok kerja dan sikap karyawan dalam
bekerja. Kontribusi hasil penelitian tersebut bagi perkembangan teori motivasi adalah:
Teori X mengasumsikan bahwa kebanyakan orang lebih suka dipimpin tidak punya
tanggung jawab dan ingin selamat saja, ia dimotivasi oleh uang, keuntungan dan ancaman
hukuman. Manajer yang menganut teori X akan menganut sistem pengawasan dan
disiplin yang ketat terhadap para pekerja.
Sedangkan teori Y mengasumsikan bahwa orang itu malas bukan karena bakat atau
pembawaan sejak lahir. Semua orang sebenarnya bersifat kreatif, yang harus dibangkitkan
atau dirangsang oleh pimpinan. Inilah tugas manajer, yaitu membangkitkan daya kreasi
para pekerja. Mc Gregor mengemukakan daftar asumsi tentang hakekat manusia dalam
teori X dan teori Y sebagai berikut.
a. Teori X
a) Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi orang banyak
b) Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya dan lebih suka dipimpin.
c) Orang lebih suka memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik saja,
asal itu sudah dipenuhi, selesai persoalannya.
d) Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat, dan sering harus di-paksakan
menerima tujuan organisasi (dipaksa bekerja).
13
b. Teori Y
a) Pekerjaan itu sebetulnya sama dengan bermain, cukup menarik dan
mengasyikkan.
b) Orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri guna mencapai tujuan.
c) Setiap orang mempunyai kemampuan kreativitas.
d) Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja tetapi juga memiliki
kebutuhan rasa aman, ingin bergaul, ingin dihargai dan ingin menonjolkan
dirinya.
e) Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan daya inisiatif dan
kreativitasnya.
Teori X dan Y hanya memberikan kira-kira arah atau kecenderungan orang. Orang
yang menganut teori Y untuk hal tertentu, namun ia juga harus memimpin dan mengawasi
para pekerja menurut teori X.
Beranggapan bahwa setiap orang atau individu tidak punya perasaan, tidak terbuka,
suka menolak eksperimen dan tidak mau menolong orang lain
b. Teori pola B
Beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat
terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain.
Argyris menyatakan walaupun pola A sama dengan teori X, dan pola B sama dengan
teori Y. Namun tidak selalu demikian. Dalam keadaan tertentu pola A bisa berhubungan
dengan teori Y, pola B bisa berhubungan dengan teori X, dengan cara demikian dapat
timbul manajer-2 yang memiliki kombinasi XA, XB atau YA dan YB.
Teori motivasi hygiene ini adalah hasil studi Herzberg di Pittsburg. Dia
menginterview 200 insinyur dan akuntan dari 11 industri. Dalam menginterview
14
ditanyakan hal-hal apa saja yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan dalam
pekerjaan.
Kesimpulan Hezberg ialah ada dua kategori yang berlainan yang mempengaruhi
perilaku. la menemukan bahwa bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka
mereka akan memperhatikan lingkungan sekitar tempat bekerjanya. Sebaliknya bila orang
merasa senang dengan pekerjaannya, maka ia akan memperhatikan pekerjaannya.
Herzberg mengatakan kategori pertama disebut faktor hygiene, yaitu faktor lingkungan
yang mempengaruhi ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaan. Kategori kedua sebagai
motivator karena memotivasi orang untuk bekerja.
Dalam memuncukan motivasi pada anggota suatu organisasi dapat dilakukan, salah
satunya melalui teori Higiene-Motivator. Ada 2 jenis motivasi pada teori ini yaitu :
15
a. Motivasi intrinsik (motivator) motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri.
Kontinum motivasi ini adalah dari kepuasan rendah kepada kepuasan tinggi.
b. motivasi ekstrinsik (higiene) motivasi yang berasal dari lingkungan. Kontinum
motivasi ini adalah dari ketidak puasan rendah kepada ketidak puasan tinggi.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh teori motivasi
Vroom. Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi:
a. Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil
karyanya, oleh karena itu ia mempunyai urutan kesenangan (preference) diantara
sekian banyak hasil yang ia harapkan. Artinya ada sesuatu yang dia harapkan.
b. Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan
orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan
terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan.
M=E(H.N)
M= Motivasi
E= Ekspektasi
H= Hasil
N= Nilai
Untuk mengetes teori Vroom ini telah banyak dilakukan penelitian. Ada dua hal
penting yang ditemukan dalam penelitian tersebut, yaitu :
16
7. Teori Prestasi (Achivement Theory) dari Mc Clelland
Teori ini berusaha menjelaskan tingkah laku yang berorientasi kepada prestasi
(achievement-oriented behaviour) yang didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan
terhadap tercapainya standard of excellent. Menurut teori tersebut, seseorang yang
mempunyai need for achievement yang tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu,
ketika ia merencanakan untuk melaksanakan sesuatu, selalu mempertimbangkan apakah
pekerjaan yang akan dilakukan itu cukup menantang atau tidak.
Ciri-ciri perilaku karyawan yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut
McClelland adalah:
17
1) Bersikap apatis dan tidak percaya diri.
2) Tidak memiliki tanggungjawab pribadi dalam bekerja.
3) Bekerja tanpa rencana dan tujuan yang jelas.
4) Ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
5) Setiap tindakan tidak terahan dan menyimpang dari tujuan.
William G. Ouchi (1982) yakin bahwa produktivitas adalah masalah organisasi sosial,
dengan kata lain merupakan masalah memimpin organisasi. Produktivitas merupakan
masalah bekerja dengan koordinasi, dengan perasaan menyatu antara lembaga dan
individu, dan juga antar individu sendiri, untuk jangka panjang tidak terbatas.
Pelajaran pertama dari teori Z ini ialah; bahwa produktivitas dan kepercayaan saling
bergandengan.
18
dipercaya. Hal ini ada hubungannya dengan teori X dan Y dari Douglas Mc.
Gregor dan teori Argyris. Pengawasan dapat menunjang dalam teori Y hanya bila
pengawas percaya pada pekerja, bahwa para pekerja itu akan mengambil
kebijaksanaan sendiri tidak terlepas dari tujuan umum perusahaan. Oleh sebab itu
ada hubungan antara teori Y ini dengan prinsip egalitarian.
h. Mengutamakan pengawasan atas kualitas melalui apa yang disebut QCC (Quality
Control Circle), Quality Control (QC) berasal dari Inggris dan dikembangkan di
Amerika, kemudian dikembangkan di Jepang tahun 1950.
Di negara Barat Quality Control dilakukan oleh tenaga ahli, sedangkan di Jepang
dilakukan oleh semua buruh, mulai dari pekerjaannya sendiri, seperti tukang sapu
memperhatikan pekerjaan menyapunya, apakah sudah bersih, sampai kepada tenaga ahli
yang lebih tihggi.
D. TEKNIK MOTIVASI
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja. Motivasi kerja akan
timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow tentang hierarki
kebutuhan individu yaitu :
19
e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan
potensi. Dalam hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang secara pribadi.
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi kerja yang dilakukan
dengan cara mempengaruhi dari luar diri. Rumus teknik komunikasi persuasif adalah
ADIDAS sebagai berikut :
3. Karakteristik Karyawan
1) Tanda-tanda karyawan yang termotivasi dengan baik
Untuk mengetahui apakah seorang karyawan memiliki motivasi yang tinggi dalam
melakukan tugas akan dapat diketahui dengan mengamati karyawan dengan tanda-
tanda motivasi baik adalah :
20
2) Tanda-tanda karyawan yang termotivasi dengan buruk
Suatu hal yang perlu diperhatikan agar karyawan dan perusahaan tidak mengalami
kerugian akibat penutunan motivasi, maka kita perlu mengatasi masalah tersebut dan
mencegah dengan berupaya mengantisipasi kondisi yang terjadi.
1) Pendekatan Kuratif
21
misalnya atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak dapat ditemui
secara langsung, hubungi melalui surat atau telepon.
2) Pendekatan Antisipatif
22
c) Manajer yang bermotivasi berprestasi tinggi cenderung menggunakan metode
partisipasi terhadap bawahannya, sedangkan manajer dengan motivasi
berprestasi sedang dan rendah selalu menghindar dalam interaksi dan
komunikasi terbuka.
d) Manajer yang prestasinya tinggi lebih memperhatikan pada manusia dan tugas
/ produksi, manajer yang prestasinya sedang lebih memperhatikan tugas /
produksi, sedangkan manajer yang prestasinya rendah hanya memperhatikan
kepentingan pribadi dan tidak menghiraukan bawahannya.
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan. Pendekatan yang kurang tepat dalam memotivasi karyawan/anggota organisasi,
telah bergeser pada pendekatan-pendekatan baru yang dianggap lebih efektif. Masalah yang
sering dihadapi oleh organisasi antara lain adalah rendahnya produktivitas karyawan.
Pengaruh motivasi terhadap produktivitas perlu dikaji lebih lanjut melalui berbagai riset.
Peningkatkan produktivitas karyawan tidak bisa dengan memperhatikan satu aspek saja,
tetapi harus secara menyeluruh dan terintegrasi.
B. SARAN
Bertolak dari kesimpulan penelitian maka penulis mencoba memberikan masukan atau
pertimbangan berupa saran-saran sebagai berikut : Pemberian Motivasi yang berlebihan akan
menurunkan produktivitas kerja yang artinya motivasi bukanlah factor yang dominan dalam
meningkatakan produktivitas keja. Kemungkinan ada beberapa factor lain yang dominan
yang mempengaruhi Produktivitas kerja antara lain Tingkat Pendidikan,Usia dan
Sarana/Prasarana.
24
DAFTAR PUSTAKA
Onang Uhjana. 1987. Minat dan Motivasi Kerja dalam Perekonomian. Bandung.
https://www.academia.edu/7910970/PENINGKATAN_PRODUKTIVITAS_USAHA_MEL
ALUI_MOTIVASI. Diakses pada hari Selasa, 24 Oktober 2017 pukul 15:00.
25