1. Outline
1.1 Kegunaan spektrum sidik jari dalam spektrum inframerah
1.2 Tahapan analisis spektroskopi inframerah
2. Pembahasan
2.1 Kegunaan Spektrum Sidik Jari dalam Spektrum Inframerah
Spektroskopi inframerah (IR) yaitu alat yang digunakan untuk menganalisa suatu
senyawa kimia, dengan memberikan gambaran dan struktur molekul senyawa tersebut
dengan menggunakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 14.000 cm-1
sampai 10 cm-1. Spektroskopi IR dapat dihasilkan dengan mengukur absorbsi radiasi
refleksi/ emisi pada daerah IR. Daerah inframerah terbagi menjadi menjadi tiga daerah
yaitu daerah inframerah jauh dengan panjang gelombang 14.000 cm-1 4000 cm-1, daerah
inframerah menengah atau sedang dengan panjang gelombang 4000cm-1 400 cm-1, dan
daerah inframerah jauh 400 cm-1 10cm-1. Daerah inframerah menengah berkaitan dengan
transisi energi vibrasi dari molekul yang memberikan informasi mengenai gugus fungsi
dalam molekul tersebut. Sementara pada daerah inframerah jauh, dapat digunakan untuk
menganalisis molekul yang mengandung atom berat (senyawa anorganik).
Daerah pada gelombang inframerah memiliki beberapa zona atau daerahnya
sendiri. Salah satu daerahnya yaitu daerah sidik jari atau fingerprint region. Fingerprint
region berada pada gelombang 1500 cm-1 500 cm-1. Contoh gambar transmitansi dan
panjang gelombangnya yaitu:
Perbedaan daerah sidik dapat digunakan untuk menentukan kandungan yang ada.
Jadi, kita menentukan kandungan yang belum diketahui tersebut dengan spektrum
inframerah yang dilihat dari ikatan spesifik absorbsi. Dari grafik tersebut akan diketahui
bahwa senyawa tersebut mengandung -OH. Hal tersebut dapat dilihat dengan
membandingkan kedua keadaan tersebut untuk menentukan apa yang ada didalamnya.
2.2 Tahapan Analisis Spektroskopi Inframerah
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan senyawa
dengan menggunakan spektroskopi inframerah yaitu dengan alat FTIR 8400.
Dibandingkan sistem spektroskopi IR biasa, FTIR menggunakan Michaelson
Interferometer, bukan granting/ prisma. Karena Michaelson interferometer mengukur lebih
sensitif.
Sebelum melakukan percobaan kita melakukan penyiapan sampel. Penyiapan
sampel dibagi menjadi tiga yaitu sampel gas, cair, dan padat. Sampel gas dimasukkan ke
dalam sel inframerah tertentu untuk dianalisis. Sampel cair dimasukkan dengan dipipetkan,
disuntikan atau diteteskan ke dalam sel inframerah berjendela kristal NaCl atau KBr.
Sementara untuk sampel padat, untuk partikel kasar cenderung menghasilkan pemancaran
radiasi inframerah. Jadi, padatan dihaluskan secara hati-hati agar tidak merusak struktur
material tertentu, dan dilakukan sampai kurang dari 2 m.
Tahapan persiapan sampel padat dibagi menjadi tiga metode yaitu, metode mull,
pelet KBr, dan lapis tipis. Pada metode mull dilakukan dengan sampel disuspensikan ke
dalam minyak mineral nujol (hidrokarbon jenuh berantai panjang). Pada metode pelet KBr,
1-10 mg sampel dihaluskan dengan hati-hati menggunakan 100 mg KBr dan mencetaknya
menjadi cakram tipis atau pelet. Sementara pada metode lapis tipis, sampel disuspensikan
dengan cara sonifikasi. Kemudian suspensi dipipet ke dalam sel jendela Irtran-II (kristal
ZnS) atau kristal NaCl. Jadi 1-5 mg/cm2 dapat dipindahkan ke dalam sel tersebut. Sampel
akan mengering setelah didiamkan pada suhu kamar. Metode lapis tipis lebih memberikan
resolusi spektra inframerah yang lebih baik dibandingkan pada metode pelet KBr. Tetapi,
metode lapis tipis membutuhkan waktu penyiapan sampel yang lebih lama dibandingkan
pada metode pelet KBr.
Pada grafik spektrum tersebut memiliki bending dan stretching yang berbeda-beda.
Bentuk bending dan stretching yang dimaksud dapat dilihat dari contoh spektrum
inframerah dari 1-propanol: