DI SUSUN OLEH:
NIM. P.11032
SURAKARTA
2014
PEMBERIAN POSISI TIDUR SUDUT 45 DERAJAT
TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA ASUHAN
KEPERAWATAN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART
FAILURE (CHF) DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
RSUD SUKOHARJO
DI SUSUN OLEH:
JUANG GAYUH GEMILANG
NIM. P.11032
SURAKARTA
2014
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.11032
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pemikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P.11032
Telah disetujui untuk diujikan diharapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/ Tanggal : Kamis, 8 Mei 2014
iii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
v
4. Atiek Murhayati S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
kasus ini.
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... . 1
vii
E. Hubungan pemberian posisi tidur sudut 45 derajat terhadap
kualitas tidur .................................................................... 38
B. Pengkajian .................................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan .................................................................. 59
A. Kesimpulan ................................................................... 78
B. Saran ............................................................................. 83
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Valentina, 2008).
(Ardiansyah, M, 2012).
1
2
2012). Menurut Israel (2008), dalam jurnal Melanie (2014) hasil studi
jantung, hal ini dikarenakan pada usia tua fungsi jantung mengalami
penurunan. Salah satu penyebab terjadinya gagal jantung yang terjadi pada
usia tua adalah karena hipertensi. Akibatnya akan timbul gejala gagal
kebutuhan tubuh. Gagal jantung kongestif lebih sering terjadi pada rentang
output dan Congestive Heart Failure (CHF) ini dapat menjadi kronik
Tanda dan gejala yang penting dan sering terjadi dari gagal jantung
kanan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal
(Ardiansyah, M, 2012).
hal ini sesuai dengan hasil analisis hubungan antara posisi tidur dengan
kualitas tidur diperoleh hasil bahwa sudut posisi tidur 45 derajat kualitas
tidurnya jauh lebih optimal daripada sudut posisi tidur 30 derajat (Melanie,
medis. Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi
hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata
lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan vital untuk hidup
kerusakan eliminasi usus dan urine, diare, konstipasi, retensi urine, disuria,
rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak
bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi didalam waktu
darah.
(tekan darah, nadi, dan respirasi) hanya saja sudut posisi tidur 45 derajat
kasus yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul Pemberian
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
2. Bagi pendidikan
mahasiswa keperawatan.
profesi keperawatan.
sudut posisi tidur 45 derajat terhadap kualitas tidur pada pasien dengan
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
(Udjianti, 2010).
9
10
gagal jantung kanan, demikian juga gagal jantung kanan dalam jangka
panjang dapat diikuti gagal jantung kiri. Bila mana kedua jantung
tersebut terjadi pada saat yang sama maka keadaan ini disebut gagal
jantung kongestif. Secara klinis hal ini tampak sebagai suatu keadaan
Gagal jantung kongestif biasanya dimulai lebih dulu oleh jantung kiri
dan secara lambat diikuti gagal jantung kanan (Sitompul dan Sugeng,
2004).
2. Etiologi
b. Aterosklerosis koroner
jantung.
setelah pasien pasien duduk lama dengan posisi kaki dan tangan
e. Mudah lelah, dimana gejala ini muncul akibat cairan jantung yang
katabolisme.
abdomen;
4) Rasa ingin kencing pada malam hari, yang terjadi karena perfusi
serta
4. Klasifikasi
dan hipertrofi.
2012).
5. Manifestasi Klinis
sistematik.
e. Turunnya curah jantung akibat darah tidak dapat mencapai jaringan dan
organ.
15
volume intravaskuler.
6. Patofisiologi
hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal (Ardiansyah,
M, 2012).
16
7. Mekanisme Kompensasi
Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan
system pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali terjadi stres
memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini
gravitasi. Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul ditungkai dan kaki
Sering terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air
dan garam.
lebih besar, tetapi pada akhirnya bisa terjadi kelainan fungsi dan
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG
kongesti
ginjal.
c. Radiologis
ventrikel.
dinding.
9. Komplikasi
a. Syok kardiogenik
10. Penatalaksanaan
2012):
a. Non Farmakologis
pembatasan aktivitas.
edema
dan natrium.
b. Farmakologis
20
diastolic.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
istirahat.
b. Sirkulasi
2) Tanda :
22
lambat.
pada ekstremitas.
c. Integritas ego
perawatan medis)
d. Eliminasi
23
e. Makanan/cairan
f. Higiene
perawatan diri.
g. Neurosensori
mudah tersinggung.
h. Nyeri/Kenyamanan
melindungi diri.
i. Pernapasan
24
2) Tanda :
pernapasan.
(edema pulmonal)
j. Keamanan
k. Interaksi sosial
biasa dilakukan.
l. Pembelajaran/pengajaran
(Doenges, 2000).
2. Diagnosa Keperawatan
Intervensi:
toleransi kardiovaskuler.
6) Kolaborasi:
hidronolakton.
Rasional :
keseimbangan cairan.
adekuat.
Intervensi :
telemetri)
4) Atur posisi tirah baring yang ideal, kepala tempat tidur harus
Rasional :
irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah
28
kongesti.
Intervensi :
5) Kolaborasi :
b) Digoksin 1-0-0
c) Furosemide 2-1-0
Rasional :
gas.
pertukaran gas.
menghambat ADH.
tidur.
Intervensi :
sesudah beraktivitas.
Rasional :
baik.
Intervensi :
4) Atur pencahayaan
Rasional :
cepat.
jantung.
sistemik
ml/hr.
Intervensi :
gerak pasif
33
5) Kolaborasi :
hidronolakton.
Rasional :
keseimbangan cairan.
edema perifer.
Intervensi :
kesehatan dimasyarakat.
Rasional :
mendukung penyembuhan.
kesehatannya.
1. Pengertian
2. Tujuan
kardiovaskuler.
3. Persiapan alat
a. Tempat tidur
b. Bantal kecil
c. Gulungan handuk
4. Prosedur pelaksanaan
d. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
leher.
pada tumit.
g. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam
dan dinding vena. Fleksi lutut membantu kien untuk tidak melorot
kebawah.
D. Kualitas tidur
kualitas tidur merupakan aspek penting dari tidur yang meliputi lama
tertidur, waktu bangun dan kenyenyakkan dalam tidur. Pasien yang sakit
sering kali membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat daripada pasien
mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup. Kualitas tidur yang buruk
tidur
tekanan darah, hal ini karena efek gaya gravitasi bumi. Pada saat berbaring
gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran
terlalu memompa.
40
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Ny.S adalah Tn.S berumur 45 tahun, hubungan Tn.S dengan pasien adalah
Suami.
B. Pengkajian
kepala pusing dada seperti tertekan, apabila saat aktivitas tambah sesak
nafas, jika tidur selalu menggunakan bantal lebih dari 2. Kemudian pihak
40
41
pasien mengatakan tinggal di daerah yang bersih jauh dari jalan raya,
tempat pembuangan sampah akhir, saluran air bersih, jauh dari pabrik.
mengatakan sehat itu jika badannya terasa segar, dan bisa beraktivitas
dengan baik, jika sakit minum obat dan periksa ke dokter atau tempat
makan 3 kali sehari dengan menu nasi dan lauk, sayur, habis 1 porsi dan
tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan makan 3 kali sehari
dengan diit rendah garam dari rumah sakit tetapi hanya menghabiskan
antaranya berat badan sebelum sakit 46 Kg, berat badan selama sakit 45
Kg, tinggi badan 150 cm, tugor kulit elastis, kunjungtiva tidak anemis.
BAB pasien tidak ada keluhan , BAK pasien mengatakan 6-8 kali
tidur 7-8 jam, tanpa penggunaan obat tidur, tidak ada gangguan tidur.
lingkungannya.
memiliki hubungan baik dengan keluarga dan orang lain. Selama sakit
pasien mengatakan seorang istri, mempunyai dua anak cukup dan tidak
berdoa.
kepala mesocepal, kulit kepala bersih bersih dan tidak ada ketombe,
dengan hasil pada mata cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, pupil isokor dengan rangsang cahaya positif, diameter pupil 3/3
hidung klien tidak ada sekret dan tidak ada polip serta berbentuk
leher tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis, dan tidak
cara inspeksi bentuk paru simetris kanan kiri sama, pergerakan dan
palpasi tidak ada nyeri tekan dan vocal premitus teraba kanan kiri sama,
inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di ICS 5
mid clavikula, perkusi suara jantung pekak dan ada kesan pembesaran
inspeksi bentuk datar dan tidak ada jejas, auskultasi bising usus 16 kali
46
permenit, perkusi bunyi timpani, palpasi tidak ada nyeri tekan pada
pada bagian ekstermitas atas memiliki kekuatan otot 5/5, tangan kanan
terpasang set monitor tensi. Ekstermitas bawah kekuatan otot 5/5, kaki
kanan menekuk, kaki kiri bebas, tidak ada oedema, ROM ekstermitas
fleksi dan ekstensi, capillary refill < 2 detik, perubahan bentuk tulang
HGB = 14.0 g/dl (Normal 12,0 18,0 g/dl) , HCT = 42.4% (Normal
33.0 g/dl (Normal 31,0 36,0 g/dl) , PLT = 232 103/UL (Normal 140
2,4-5,7).
rasa nyeri ringan sampai sedang. Fargoxin diberikan melalui oral. Dosis
1000 mg/ 12 jam. Berfungsi mengurangi nyeri hebat akut atau kronik.
1320, interprestasi Sinus Rhytme (SR) dan Right Axist Deviation (RAD).
lingkungan yang ada dirumah sakit. Data obyektif pasien tampak lemah,
pasien tampak menguap, pasien terlihat mata panda, jumlah tidur 5-6 jam
tidur malam dan 1-2 jam tidur siang, kualitas tidur pasien kurang
supali oksigen.
D. Intervensi Keperawatan
keperawatan pada Ny.S dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah
napas dapat efektif dalam batas normal dengan kriteria hasil yaitu tanda-
ajarkan napas dalam dan batuk efektif apabila perlu agar jalan napas
dalam tubuh.
keperawatan pada Ny.S dengan tujuan dan kriteria hasil yaitu setelah
pasien pada penurunan curah jantung dapat teratasi dengan criteria hasil
keperawatan pada Ny.S antara lain observasi nadi, kaji frekuensi irama
dini, sedang atau kronis tekanan darah meningkat. Beri tambahan oksigen
nasal kanul atau masker dan obat sesuai indikasi kolaboratif untuk
efek iskemik.
keperawatan pada Ny.S antara lain periksa tanda-tanda vital dan segera
dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress bila fungsi jantung tidak
hasil jumlah jam tidur 6-8 jam per 24 jam, pasien mudah memulai tidur,
53
tidak ada keluhan dan tidak sering terbangun, pasien bangun tidur badan
terasa segar.
keperawatan pada Ny.S antara lain kaji ulang pola tidur pasien untuk
pengunjung agar pasien dapat tidur dengan kualitas tidur yang diinginkan.
E. Implementasi Keperawatan
April 2014 yaitu pukul 08.35 WIB memonitor tanda-tanda vital pasien,
data obyektif takanan darah 130/80 mmHg, Suhu 37oC, frekuensi nadi 102
sebanyak 5 lpm.
didapatkan data subyektif pasien masih sesak napas dan lemas. Data
terlihat menggunakan alat bantu napas nasal kanul. Pada pukul 09.30 WIB
54
mengatakan mau diajari teknik batuk efektif. Data obyektif pasien tampak
tenang dan nyaman dan menjelaskan kegunaan posisi tidur dengan sudut
bubur yang diberikan. Data obyektif pasien mau makan bubur. Pukul
data subyektif pasien mengatakan mau makan dalam keadaan hangat. Data
April 2014 pukul 07.30 WIB memonitor tanda-tanda vital didapatkan data
mengatakan masih lemas dan pasien bersedia di cek. Data obyektif bunyi
cara batuk efektif untuk menghilangkan atau mengurangi secret dan pasien
mengatakan sudah sedikit dapat bernapas lega jika tidak terlalu banyak
aktivitas bergerak. Data obyektif pasien tampak lebih rileks. Pada pukul
dan lemak didapatkan data subyektif pasien mengatakan makan bubur dan
roti. Data obyektif pasien tampak makan dengan lahap. Pukul 12.00 WIB
mau di cek dan kooperatif. Data obyektif TD : 120/80 mmHg, Nadi 100
posisi tidur dengan sudut 45 derajat untuk kualitas tidur didapatkan hasil
memperhatikan, pasien dapat tidur pulas, pasien tampak segar saat bangun.
F. Evaluasi Keperawatan
Pada hari senin tanggal 07 April 2014 pukul 12.00 WIB didapatkan
kaji pernapasan pasien, ajarkan teknik batuk efektif. Pukul 12.10 WIB
masih sedikit pusing dan sesak napas. Obyektif, pasien tampak lemas, TD
130/80 mmHg, Nadi 102 kali permenit, RR 26 kali permenit. Analisa yang
umum pasien.
102 kali permenit regular, RR 26 kali permenit, Suhu 370C. analisa yang
aktivitas dan lebih lebih beristirahat. Pukul 13.30 WIB didapatkan hasil
nyenyak dan masih terasa sesak napas. Obyektif, pasien tampak lemas,
jumlah tidur pasien 5-6 jam tidur malam dan 1-2 jam tidur siang, terihat
mata panda, pasien tampak suka menguap. Analisa yang dapat diambil
yang dapat diambil masalah keperawatan pola napas tidak efektif teratasi
Nadi 100 kali permenit. Analisa yang dapat diambil masalah keperawatan
tanda-tanda vital.
panda, pasien tampak rileks, jumlah tidur pasien meningkat menjadi 6-8
jam untuk tidur malam dan 1-2 jam untuk tidur siang. Analisa yang dapat
BAB IV
PEMBAHASAN
pada bab III yaitu pada Ny.S dengan Congestive Heart Failure (CHF)
yang dilaksanakan selama 2 hari, mulai dari tanggal 07 April 2014 sampai
dengan 08 April 2014 di ruang Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
ruang Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo
A. Pengkajian
Sugeng, 2004).
59
60
(CHF) antara lain : usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit keluarga
kata yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.
61
arteriol akan terjadi akibat pembuluh harus menahan tekanan yang tinggi
keadaan iskemik serta merunah metabolisme sel menjadi anaerob. Hal ini
B. Diagnosa Keperawatan
muncul pada pasien Ny.S yaitu tiga diagnosa keperawatan yang sesuai
adekuat. Diagnosa ini muncul karena pada saat pengkajian tanda dan
serabut jantung dan kadar kalsium. Diagnosa ini muncul karena pada
jantung, antara lain ditemukan data pada Ny.S sebagai berikut : Ny.S
beraktivitas mandiri.
obyektif jumlah tidur 5-6 jam, pasien terlihat mata panda atau cekung,
C. Intervensi Keperawatan
ruangan sehingga penulis berharap tujuan yang sudah disusun dan telah
napas tidak efektif adalah napas dalam, perubahan gerakan dada, napas
Blacwell, 2009).
65
sistem tubuh. Tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu,
kepada Ny.S adalah analgesic non narkotik yaitu antalgin. Dalam teori
nyeri ringan dan sedang, seperti nyeri yang terkait dengan artritis
2013).
dalam batas normal, capillary refill < 2 detik. Intervensi yang penulis
penulis lakukan yang pertama kali adalah kaji tanda vital setelah
pasien dapat teratasi. Dengan kriteria hasil kuantitas dan kualitas tidur
jumlah dan kualitas tidur pasien. Dalam teori menurut Perry dan Potter
kualitas tidur dan lebih efektif terlebih untuk pasien dengan Congestive
D. Implementasi Keperawatan
Fowler rendah atau semi fowler (150-450), fowler tinggi 900 dan
letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada
tanpa bantal. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai
teknik sudut posisi tidur 45 derajat terhadap kualitas tidur sesuai hasil
riset yang terdapat dalam jurnal. Posisi tidur fowler merupakan posisi
mengalami sesak napas, sulit bernapas dan juga pasien dengan masalah
kualitas tidur telah dilakukan oleh beberapa peneliti Yi, dkk. (2006)
yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur pada
individu dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk.
tidur, dan disfungsi tidur pada siang hari. Demensi tersebut dinilai
sesuai dengan standar baku. PSQI terdiri dari 9 pertanyaan yang diberi
nilai dan dijawab oleh individu itu sendiri dan 1 pertanyaan dijawab
mengukur tujuh area yaitu kualitas tidur subyektif, sleep latensi, durasi
dan disfungsi tidur pada siang hari. Lima pertanyaan untuk pasangan
dijumlahkan menjadi skor global antara 0 sampai 21. Skor global >5
terkajinya penilaian dan kuesioner PSQI pada pasien karena waktu yang
pemberian sudut posisi tidur 45 derajat pada Ny.S sebanyak dua kali.
Faktor pendukung pasien, keluarga dan tim kesehatan lain mudah untuk
E. Evaluasi Keperawatan
dengan kriteria penilaian yang telah ditetapkan dan waktu yang telah
tidur yang lebih baik pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di
oleh penulis bisa dituliskan bahwa hasil aplikasi riset tentang teknik
dengan hasil dari riset dalam jurnal teknik pemberian sudut posisi tidur
waktu yang ada dalam penelitian oleh Melanie (2014) tersebut. Ketika
hasil sama berarti bisa menjadi pendukung dari hasil penelitian tersebut.
2014 pukul 09.00 WIB data subyektif sesak napas sudah mulai
nafas tidak efektif teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan
ada yang belum tercapai yaitu pola napas pasien belum adekuat secara
lpm. Intervensi dilanjutkan yaitu ajarkan batuk efektif bila perlu, pantau
pasien tampak lemas, TD 120/80 mmHg, Nadi 100 kali permenit. Hasil
kriteria hasil dalam tujuan ada yang belum tercapai yaitu akral pasien
butuh bantuan aktivitas dari keluarga dan orang lain, data obyektif
sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan ada yang belum tercapai
yaitu aktivitas pasien masih dalam pantauan dan belum bisa beraktivitas
data subyektif pasien mengatakan sudah mulai tidur dan bisa nyenyak
6-8 jam, mata panda pasien berangsur berkurang tidak terlihat. Hasil
hasil dalam tujuan ada yang belum tercapai yaitu aktivitas tindakan
sudut 45 derajat.
77
F. Dokumentasi
keperawatan pada pasien yaitu 2 kali 24 jam pada shift pagi, siang, dan
malam.
78
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
nadi 102 kali permenit, pernapasan 26 kali permenit, suhu 370C. Ny.S
keluarga dan orang lain, pasien mengatakan selama ini jika sakit hanya
diobati seadanya dengan obat warung setelah itu istirahat. Data hasil
lemas, akral dingin dan tidak mampu beraktivitas mandiri, tidur pasien
dibantu keluarga dan orang lain, selama dirawat pasien belum buang air
besar, pasien tampak dipasang kateter dan nasal kanul O2 5 lpm untuk
78
79
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
jantung, catat bunyi jantung, palpasi nadi perifer, anjurkan pasien selalu
dalam kondisi tidur dengan sudut posisi tidur 45 derajat. Pada diagnosa
suasana tenang dan nyaman serta batasi jumlah pengunjung yang masuk
kualitas tidur.
4. Implementasi Keperawatan
Failure (CHF) di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum
5. Evaluasi Keperawatan
2014 pukul 09.00 WIB data subyektif sesak napas sudah mulai
batuk efektif bila perlu, pantau frekuensi dan irama pernapasan, pantau
nyaman 45 derajat.
81
pasien tampak lemas, TD 120/80 mmHg, Nadi 100 kali permenit. Hasil
kriteria hasil dalam tujuan ada yang belum tercapai yaitu akral pasien
butuh bantuan aktivitas dari keluarga dan orang lain, data obyektif
tampak rileks dan segar setelah bangun tidur, jumlah tidur pasien 6-8
pantau dan kaji ulang jumlah tidur dan kualitas tidur pasien,
82
tidur.
oleh penulis bisa dituliskan bahwa hasil aplikasi riset tentang teknik
6. Hasil Analisa
karena situasi lingkungan rumah sakit dan sesak napas yang masih
pola tidur dan setelah diberikan terapi teknik pemberian sudut posisi
diawal jam awal shift dan hasilnya sesak napas berkurang menjadi 24
83
kali permenit dan kualitas tidur pasien teratasi. Dimana sesak napas
B. Saran
1. Bagi Pendidikan
jantung khususnya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Sitompul dan Sugeng. 2002. Buku Ajar Kardiologi. Gaya Baru. Jakarta.