Anda di halaman 1dari 3

Etiologi Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik lebih banyak berkaitan dengan hilangnya fungsi dari >40% miokard
ventrikel kiri dan hanya sedikit akibat dari kerusakan miokard ventrikel kanan. Kerusakan
miokard harus segera diketahui karena bahkan jumlah infark miokard yang sedikit sekalipun
dapat menimbulkan syok kardiogenik. Disamping itu, pasien dengan kecacatan jantung
seperti kelainan katup maupun septum juga dapat menyebabkan syok. Penyebab syok
kardiogenik dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar, yaitu (Adima F, 2013) :

a) Infark Miokard Akut


Merupakan penyebab tersering dari syok kardiogenik. Hal ini disebabkan oleh hilangnya
fungsi miokard akibat infark. Syok kardiogenik lebih sering terjadi pada infark miokard
ventrikel kiri daripada ventrikel kanan (Adima F, 2013)
b) Komplikasi mekanis
Penyebab syok kardiogenik selain infark adalah komplikasi mekanik. Proses mekanis
yang dimaksud antara lain disfungsi atau ruptur muskulus papilaris yang biasanya terjadi
pada katup mitral dan menyebabkan regurgitasi mitral akut, ruptur septum ventrikular,
rupture dinding, ataupun aneurisma ventrikel kiri (Adima F, 2013)

Penurunan progesivitas tanpa adanya intervensi pada syok kardiogenik dapat terlihat dalam
suatu lingkaran setan, yaitu suatu mekanisme kompensasi yang terdiri dari aktivasi sistem saraf
simpatis, efek regulasi renal dan neurohormonal, serta vasoregulasi lokal. Aktivasi sistim saraf
pusat dipicu oleh baroreseptor dan kemoreseptor, menyebabkan peningkatan kontraktilitas
miokard, membawa cairan menuju intravaskular, dan vasokontriksi arteri dan vena. Sistim renin
angiotensin teraktivasi akibat berkurangnya perfusi ke ginjal dan stimulasi simpatis dari
persarafan ginjal. Terbentuknya angiotensin II mengakibatkan vasokonstriksi perifer dan sintesis
aldosteron yang menimbulkan peningkatan resorpsi sodium dan air oleh ginjal untuk
meningkatkan volume intravaskular. Distensi atrium menyebabkan pembentukan peptide
natriuretic atrial yang memperkuat pengeluaran garam dan air oleh ginjal bersamaan dengan
penurunan pembentukan rennin dan berlawanan dengan efek angiotensin II. Akhirnya produksi
hormon antidiuretik meningkat disertai peningkatan resorpsi air oleh ginjal akibat hipotensi. Efek
lokal pada jaringan terdiri dari akumulasi metabolit vasoaktif yang menyebabkan vasodilatasi
arteri maupun kapiler. Auto-regulasi menyebabkan redistribusi darah menuju kulit, intestinal,
tulang, dan otot setelah organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal. Menurunnya tekanan
perfusi menyebabkan depresi kontraktilitas miokard lebih jauh dan mekanisme kompensasi
perifer tidak mampu menanggulangi penurunan fungsi jantung (Adima F, 2013)
Syok kardiogenik disebabkan oleh depresi kontraktilitas miokard yang menimbulkan suatu
lingkaran setan terhadap penurunan curah jantung, hipotensi, insufisiensi koroner, dan
kemudian terjadi penurunan kontraktilitas dan curah jantung. Penurunan curah jantung akan
menyebabkan vaskonstriksi sistemik dan peningkatan resistensi vaskular sebagai
kompensasi (Adima F, 2013)

Etilogi Syok Anafilaktik

Syok anafilaktik disebabkan oleh rekasi alergi ketika pasien yang sebelumnya sudah
membentuk antibodi terhadap benda asing (antigen) mengalami reaksi antigen-antobodi sistemik.
Proses ini membutuhkan bahwa pasien sebelumnya telah terpajan pada benda tersebut. Rekasi
antigen-antibodi menggerakkan sel-sel mast untuk melepaskan bahan vasoaktif poten seperti
histamine atau bradikinin, yang menyebabkan vasodilatasi dan permeabilitas kapiler yang luas
(Smeltzer).
Syok anafilaktik terjadi dengan cepat dan mengancam jiwa, karena syok anafilaktik terjadi
pada pasien yang sebelumnya sudah terpajan pada antigen dan yang telah membentuk antibodi
terhadap antigen tersebut, syok ini dapat dicegah. Karenanya, pasien dengan alergi yang
diketahui harus mengerti makna dari pemajanan berikutnya terhadap antigen tersebut dan
diinstruksikan untuk mengenakan identifikasi untuk sensitivitasnya
Beberapa golongan alergen yang sering menimbulkan rekasi anafilaksis adalah makanan,
obat-obatan, sengatan serangga, dan lateks, udang, kepiting, kerang, ikan, kacang-kacangan, biji-
bijian, buah beri, putih telur, dan susu adalah makanan yang biasanyan menyebabkan suau rekasi
anafilaksis. Obat-obatan yang bisa menyebabkan anafilaksis seperti antibiotic khususnya
penisilin, obat anestesi intravena, relaksan otot, aspirin, NSAID, opioid, vitamin B1, asam folat,
dan lain-lain, media kontras intravena, transfuse darah, latihan fisik, dan cuaca dingin juga bisa
menyebabkan anafilaksis (Sunaryanto, 2009).

Sunaryanto, A. (2009). Syok Anafolaktik. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udaya.


Adima, F. (2013). Kegawatan Kardiologi Syok Kardiogenik. Malang: Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah: Brunner &
Suddarth, Edisi 8, Volume 8. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai