Tugas Anatomi Ca Laring
Tugas Anatomi Ca Laring
PENDAHULUAN
Tumor ganas laring bukanlah hal yang jarang ditemukan di bidang THT.
Sebagai gambaran, diluar negeri tumor ganas laring menempati urutan pertama
dalam urutan keganasan di bidang THT, sedangkan di RSCM menempati urutan
ketiga setelah karsinoma nasofaring, tumor ganas hidung dan sinus paranasal.1
Tumor Ganas laring lebih sering mengenai laki-laki dibanding perempuan,
dini.1,4,5
Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah dengan
pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun kombinasi daripadanya, tergantung
ANATOMI7,8,9
Laring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang rawan
yang saling berhubungan satu sama lain dan diikat oleh otot intrinsik dan
ekstrinsik serta dilapisi oleh mukosa.
Tulang dan tulang rawan laring yaitu :
1. Os Hioid: terletak paling atas, berbentuk huruf U, mudah diraba pada leher
bagian depan. Pada kedua sisi tulang ini terdapat prosesus longus dibagian
1
belakang dan prosesus brevis bagian depan. Permukaan bagian atas tulang ini
melekat pada otot-otot lidah, mandibula dan tengkorak.
2. Kartilago tiroid : merupakan tulang rawan laring yang terbesar, terdiri dari dua
lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah belakang.
3. Kartilago Krikoid : terletak di belakang kartilago tiroid dan merupakan tulang
rawan paling bawah dari laring. Di setiap sisi tulang rawan krikoid melekat
ligamentum krikoaritenoid, otot krikoaritenoid lateral dan di bagian belakang
melekat otot krikoaritenoid posterior.
KEKERAPAN
Kekerapan tumor ganas laring di beberapa tempat di dunia ini berbeda-beda. Di
Amerika Serikat pada tahun 1973 1976 dilaporkan 8,5 kasus karsinoma laring
per 100.000 penduduk laki-laki dan 1.3 kasus karsinoma laring per 100.000
penduduk perempuan. Pada akhir-akhir ini tercatat insiden tumor ganas laring
pada wanita meningkat. Ini dihubungkan dengan meningkatnya jumlah wanita
yang merokok.9,10
Di RSUP H. Adam Malik Medan, Februari 1995 Juni 2003 dijumpai 97 kasus
karsinoma laring dengan perbandingan laki dan perempuan 8 : 1. Usia penderita
2
berkisar antara 30 sampai 79 tahun. Dari Februari 1995 Februari 2000, 28 orang
diantaranya telah dilakukan operasi laringektomi total.
ETIOLOGI
Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal
yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol,
sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Ada peningkatan resiko
terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu
kayu.1,3,9,10,11
Patofisiologi
HISTOPATOLOGI
3
Karsinoma sel skuamosa meliputi 95 98% dari semua tumor ganas laring,
dengan derajat difrensiasi yang berbeda-beda. Jenis lain yang jarang kita jumpai
sangat baik.2,12
Adenokarsinoma. Angka insidennya 1% dari seluruh tumor ganas laring. Sering
dari kelenjar mukus supraglotis dan subglotis dan tidak pernah dari glottis. Sering
bermetastase ke paru-paru dan hepar. two years survival rate-nya sangat rendah.
Terapi yang dianjurkan adalah reseksi radikal dengan diseksi kelenjar limfe
KLASIFIKASI1-10
Berdasarkan Union International Centre le Cancer (UICC) 1982, klasifikasi dan
stadium tumor ganas laring terbagi atas :
1. Supraglotis
2. Glotis
3. Subglotis
Yang termasuk supraglotis adalah : permukaan posterior epiglotis yang terletak di
sekitar os hioid, lipatan ariepiglotik, aritenoid, epiglotis yang terletak di bawah os
hioid, pita suara palsu, ventrikel.
Yang termasuk glottis adalah : pita suara asli, komisura anterior dan komisura
posterior.
4
Yang termasuk subglotis adalah : dinding subglotis.
Supra glottis :
T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga ventrikel atau pita
suara palsu
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya infiltrasi ke
dalam.
Glotis :
T is : tumor insitu
T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior dan posterior)
dengan pergerakan normal
5
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke dua pita suara
Sub glotis :
T is : tumor insitu
T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau kedua pita suara asli
dengan pergerakan normal atau terganggu
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita suara
6
N 3 c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral
4. Stadium :
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II : T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
Suara serak
Disfagia
7
DIAGNOSIS
1. Anamnese
3. Laringoskopi direk
DIAGNOSA BANDING
1. TBC laring
2. Sifilis laring
PENGOBATAN
I. PEMBEDAHAN
8
Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari :8,9,15,16
A. LARINGEKTOMI
1. Laringektomi parsial
Laringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma laring stadium I yang
tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan tumor stadium II.
2. Laringektomi total
Adalah tindakan pengangkatan seluruh struktur laring mulai dari batas atas
(epiglotis dan os hioid) sampai batas bawah cincin trakea.
dianjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis total 6000 7000 rad.2,10
Radioterapi dengan dosis menengah telah pula dilakukan oleh Ogura, Som, Wang,
dkk, untuk tumor-tumor tertentu. Konsepnya adalah untuk memperoleh kerusakan
maksimal dari tumor tanpa kerusakan yang tidak dapat disembuhkan pada
jaringan yang melapisinya. Wang dan Schulz memberikan 45005000 rad selama
mg/m2.3
REHABILITASI
9
Rehabilitasi setelah operasi sangat penting karena telah diketahui bahwa tumor
ganas laring yang diterapi dengan seksama memiliki prognosis yang baik.
rehabilitasi mencakup : Vocal Rehabilitation, Vocational Rehabilitation dan
Social Rehabilitation.3
PROGNOSA
Tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan
tenaga ahli. Secara umum dikatakan five years survival pada karsinoma laring
stadium I 90 98% stadium II 75 85%, stadium III 60 70% dan stadium IV 40
50%. Adanya metastase ke kelenjar limfe regional akan menurunkan 5 year
LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki, MS, umur 49 tahun datang ke IGD RSUP H. Adam
Malik tgl. 07-10-2003 dengan keluhan utama tidak bisa mengeluarkan suara. Hal
ini sudah dialami os sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat suara serak (+) sejak 2
tahun yang lalu, batuk-batuk (+), dahak (-), sesak nafas (+) sejak 5 bulan yang lalu
sebelum dilakukan trakeostomi. Sebelumnya os di Opname di RS Pirngadi selama
4 hari dan dilakukan tindakan trakeostomi karena sesak dan dinyatakan ada tumor
di laring. Riwayat merokok (+) 2 bungkus dalam 1 hari. Riwayat minum-
minuman beralkohol (-).
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 90x/i
Temperatur : 370C
10
- Telinga : tidak ada kelainan
- Ampicilin 1 gr / 6 jam
- Gentamycin 80 mg / 8 jam
5. Konsul Anestesi
08-10-2003
Vital sign :
TD : 130/80 mmHg
N : 90 x/i
RR : 30 x/I
- Ampicilin 1 gr / 6 jam
11
- Gentamycin 80 mg / 8 jam
11-10-2003
- Epiglotis : normal
Rencana : - CT Scan
13-10-2003
14-10-2003
Hasil pemeriksaan :
- Foto thorax : kesan : tidak dijumpai metastasis paru
16-10-2003
Hasil konsul interna : tidak ada kontra indikasi untuk dilakukan anestesi umum.
Konsul anastesi : ACC dengan anestesi umum
27-10-2003
12
Tampak epiglotis oedem dan hyperemis. Lalu epiglotis diangkat ke atas tampak
massa merah berulkus memenuhi daerah supraglotis
Hasil Pemeriksaan Histopatologi No. PA/B/1462/03, Lokasi : Supra glotik
30-10-2003
Pasien dikonsulkan ke Sub. Bagian Onkologi THT untuk ambil alih untuk
penanganan selanjutnya.
Oleh Sub. Bagian Onkologi, pasien dianjurkan untuk dilakukan Radiotherapy.
DISKUSI
Tumor ganas laring merupakan keganasan yang sering dijumpai di bidang THT.
Hal-hal yang saling mempengaruhi kesembuhan penyakit ini antara lain kecepatan
dan ketepatan diagnosa, penentuan stadium tumor, fasilitas dan sarana yang ada,
kondisi pasien serta pilihan pengobatan yang diberikan.
Pada pasien ini, keluhan yang pertama kali muncul adalah suara serak sejak dua
tahun lalu, sehingga tumor primer diduga berasal dari daerah glotis. Karena secara
klinis tidak dijumpai pembesaran kelenjar, maka pasien ini diduga berada pada
stadium II (T2, N0, M0).
13
yang baik dari ahli onkologi, ahli patologi, ahli radiasi onkologi sangatlah
diperlukan untuk memberikan kesembuhan yang optimal.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu kasus tumor ganas laring yang sudah dilakukan
mikrolaringoskopi optik + biopsi.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Hermani B. Abdurrahman H. Tumor laring. Dalam Soepardi EA, Iskandar N
Ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala
Leher. Edisi ke-5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2001. h. 156-62.
2. Spector, Ogura JH. Tumor Laring dan Laringofaring. Dalam. Ballenger JJ, Ed.
Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher. Jilid I. Edisi ke-13.
Jakarta : Binarupa Aksara. 1997. h. 621-77.
3. Ramalingam KK, Sreeramamoorthy B. A. Short Practice of Otolaryngylogy
India : All Publisher & Disatributor, 1993. h. 335-43.
4. Basyiruddin H. Penanggulangan Karsinoma Laring di Bagian THT RSAPD
Gatot Subroto. Disampaikan pada Kongres Nasional Perhati. Ujung Pandang,
1986. h. 185-93.
5. Mulyarjo. Hasil Pembedahan pada Karsinoma Laring di UPF THT RSUD DR.
Sutomo Surabaya. Disampaikan pada Kongres Nasional Perhati, Batu Malang,
27-29 Oktober 1996. h. 1075-9.
6. Adam GL., IR, Paparella MW. Fundamental of Otolaryngology. Edisi ke-5 ed.
Philadelphia WB. Saunders, 1978. h. 446-7.
7. Becker W, Naumann HH, Pfaltz CR. Ear Nose and Throat diseases, A. Pocket
Reference. Edisi ke-2. New York. Thieme Med. 1994. h. 423-32.
8. Bailey BJ. Early Glottic Carcinoma. Dalam : Bailey BJ. Ed. Head and Neck
Surgery Otolaringology. Vol. 2. ed Philadelphia. JB Lippincot. h. 1313-60.
9. Lawson W, Biller HFM, Suen JY. Cancer of the Larynx. Dalam Myers EN,
Suem JY. Ed. Cancer of the Head and Neck. Churchill Livingstone. h. 533-60.
10.Hanna E, Suen JY. Larynx. Dalam : Closel G, Larson DL, Shah JP, Essential of
Head and Neck Oncology. New York Thieme, 1998. h. 223-39.
11. Robin PE, Oloffosn J. Tumors of the Laring. Dalam : Hibbert J. Ed. Scott-
Browns. Otolaryngology. Laryngology and Head and Neck Surgery. Vol. 3.
Edisi ke-6. Great Brittain : Butterworth-Heinemann, 1997. h. 5/11/1-43.
16
12. Shumrick K. Malignant Lesions of the Larynx. Dalam : Lee KJ, Ed. Text
Book of Otolaryngology and Head and Neck Surgery Elsevier. 1989. h. 647-
57.
13.Montgomery WW. Surgery of Upper Respiratory System. Edisi ke-2.
Philadelphia. Lea and Febiger, 1989. h. 533-604.
14. Hanafee WN, Ward PH. The Laring, Radiology, Surgery, Pathology. Vol. I.
New York. Thieme Med, 1990. h. 46-7.
15. Lore JM. An Atlas of Head and Neck Surgery. Edisi ke-3 Philadelphia. WB
Saunders. 1998. h. 886-937.
16. Wright D. Total Laryngectomy. Dalam : Rob and Smith. Ballantine JC,
Harrison DFN Ed. Operative Surgery Nose and Throat. Edisi ke-4. London:
Butterworths, 1986. h. 317-46.
17