Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Banda Aceh beralamat di jalan

Ir. Mohd. Thaher Gampong Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh.

Sekolah ini adalah Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Pertama milik pemerintah

yang saat ini dikepalai oleh Drs. Syarifuddin Muhammad dengan Nomor Statistik

Sekolah 2010661102031 dan mulai beroperasi terhitung sejak tanggal 1 Januari 1985

sesuai dengan SK penegerian No. 0555/01/1984 tanggal 20 November 1984.

Bangunan gedung sekolah adalah permanen yang berdiri di atas tanah seluas 12.000

m2 dengan luas bangunan 2125 m2.

Ditinjau dari letak geografisnya, SMP Negeri 13 Banda Aceh berlokasi

strategis sebagai salah satu sekolah yang berlokasi dekat dengan pusat kota dengan

kemudahan sarana transportasi sehingga mudah dijangkau. Selain itu juga didukung

oleh kondisi lingkungan yang kondusif yang terletak di sekitar kompleks perumahan

dan akses jalan utama. Hal ini menjadikan SMP Negeri 13 Banda Aceh sebagai salah

satu sekolah lanjutan tingkat pertama yang menjadi rekomendasi orang tua sebagai

tempat untuk menyekolahkan anak-anaknya.

a. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sebagai salah satu sekolah yang memiliki tujuan untuk memajukan

pendidikan melalui berbagai kegiatan reguler ataupun ekstrakurikuler dan untuk

menunjang kelancaran proses pendidikan dan pembelajaran, SMP Negeri 13 Banda


Aceh memiliki sejumlah sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang

kegiatan pendidikan dan pembelajaran siswa di sekolah. Adapun kondisi dan status

keadaan sarana dan prasarana sekolah secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 13 Banda Aceh

No. Jenis Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi/Status


1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Dewan Guru 1 Baik
3. Ruang Waka Kurikulum 1 Baik
4. Ruang Kesiswaan 1 Baik
5. Ruang Pegawai/Tata Usaha 1 Baik
6. Ruang Belajar/Kelas 15 Baik
7. Laboratorium 2 Baik
8. Perpustakaan 1 Baik
9. Lapangan Olahraga 2 Baik
10. Mushalla 1 Baik
11. Kamar Mandi/WC 2 Baik
Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 13 Banda Aceh Tahun 2015

Dari data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa gedung SMP Negeri 13

Banda Aceh sudah memiliki sejumlah sarana dan prasarana yang memadai untuk

menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran siswa di sekolah.

b. Keadaan Guru/Pegawai

Struktur organisasi SMP Negeri 13 Banda Aceh terdiri dari Kepala Sekolah,

dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah serta sejumlah guru pengajar dan tenaga

administrasi atau tata usaha yang diperbantukan demi kelancaran proses pendidikan

di sekolah.

Adapun keadaan tentang jumlah guru atau pegawai di SMP Negeri 13 Banda

Aceh secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel 3.2. Keadaan Guru/Pegawai di SMP Negeri 13 Banda Aceh
No. Jabatan Jumlah
1 Kepala Sekolah 1 Orang
2 Wakil Kepala Sekolah 1 Orang
3 Guru 34 Orang
4 Pegawai/Karyawan 2 Orang
Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 13 Banda Aceh Tahun 2015

Para guru mengajarkan pelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah diatur

oleh pemerintah dalam Kurikulum 2013 yang baru diberlakukan sejak 2 (dua) tahun

terakhir dalam proses belajar mengajar. Sedangkan para pegawai dan tenaga

administrasi atau tata usaha yang diperbantukan untuk menunjang kegiatan sekolah

seluruhnya berjumlah 2 orang dengan status pegawai tetap.

c. Keadaan Siswa

Jumlah keseluruhan siswa yang terdaftar di SMP Negeri 13 Banda Aceh

adalah sebanyak 427 siswa yang terdiri dari 251 siswa laki-laki dan 176 siswa

perempuan yang terbagi ke dalam 15 kelas dari kelas VII sampai dengan kelas IX.

Adapun keadaan siswa di SMP Negeri 13 Banda Aceh untuk setiap jenjang kelas

dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut.

Tabel 3.3. Keadaan Siswa di SMP Negeri 13 Banda Aceh Tahun Ajaran 2015/2016
Banyak Siswa
Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan
VII 17 14 31
VIII 27 19 46
IX 31 33 64
Total 75 66 141
Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 13 Banda AcehTahun 2015
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perolehan Nilai Pre-Test

Setelah dilakukan penelitian pada siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 13

Banda Aceh dengan memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui kemampuan

siswa sebelum penerapan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada

materi gaya, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.4. Perolehan Nilai Tes Awal (Pre-Test) Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 13
Banda Aceh
No. Induk Tingkat
No. Nama Nilai
Siswa Ketuntasan
1 0022130529 Abrar 60 Belum Tuntas
2 0023459864 Aciehlya Sundary 50 Belum Tuntas
3 9998662502 Alihardin 30 Belum Tuntas
4 0023172281 Anggie Aulya Dharma 40 Belum Tuntas
5 0030170571 Arif Arfa Putra 70 Tuntas
6 0017075173 Asmaul Husna 80 Tuntas
7 0010390036 Asrarul Fahmi 30 Belum Tuntas
8 0000365729 Aulia Rahman 40 Belum Tuntas
9 0021241788 Intan Andini 50 Belum Tuntas
10 9982489038 Julian Saputra 20 Belum Tuntas
11 0027010592 Khairunnisak 60 Belum Tuntas
12 0022130519 Laila Sawalna 30 Belum Tuntas
13 0022457290 M. Rian Pratama 20 Belum Tuntas
14 0021494882 Marlina 50 Belum Tuntas
15 0007570895 Muhammad Lutfhi 30 Belum Tuntas
16 0022130548 Nurrabika 10 Belum Tuntas
17 0013191061 Oja Adriana 60 Belum Tuntas
18 0022130532 Rafiqih Ulfi 50 Belum Tuntas
19 0020287787 Rayhan Nisa 70 Tuntas
20 0010755222 Riyan Alfandi 10 Belum Tuntas
21 0022797841 Nurul Adillah 10 Belum Tuntas
22 0023478900 Syahwal 30 Belum Tuntas
23 0016533603 Teuku Furqan 50 Belum Tuntas
24 0010755370 Zulkarnen 20 Belum Tuntas
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa pada materi

gaya masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai tes awal (pre-
test) siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan. Nilai KKM mata pelajaran fisika untuk materi gaya yang ditetapkan

untuk kelas VIII di SMP Negeri 13 Banda Aceh adalah 65 secara individual dan 75%

secara klasikal, artinya hasil belajar siswa dianggap tuntas jika perolehan nilai fisika

minimal adalah 65 secara individual dan 72% secara klasikal.

Berdasarkan tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa kemampuan awal siswa

kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh secara individu tuntas sebanyak 3 orang

dari 29 siswa. Persentase ketuntasan siswa secara keseluruhan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

% Ketuntasan =
Siswa Tuntas x 100%
Siswa Keseluruha n
3
= x 100%
24

= 12,5%

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum

tuntas karena daya serap siswa kurang dari 72% seperti yang diharapkan.

2. Perolehan Nilai Post-Test

Di akhir penelitian setelah penerapan model kooperatif tipe Group

Investigation (GI) pada materi gaya siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh

yang dijadikan sampel penelitian, diberikan tes akhir (post-test). Adapun perolehan

nilai post-test siswa yang dijadikan pembanding untuk mengukur pengaruh

penerapan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada materi gaya terhadap

perkembangan hasil belajar siswa tersebut dapat diperlihatkan pada tabel berikut.
Tabel 3.5. Perolehan Nilai Tes Akhir (Post-Test) Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 13
Banda Aceh
No. Induk Tingkat
No. Nama Nilai
Siswa Ketuntasan
1 0022130529 Abrar 70 Tuntas
2 0023459864 Aciehlya Sundary 70 Tuntas
3 9998662502 Alihardin 90 Tuntas
4 0023172281 Anggie Aulya Dharma 60 Belum Tuntas
5 0030170571 Arif Arfa Putra 80 Tuntas
6 0017075173 Asmaul Husna 90 Tuntas
7 0010390036 Asrarul Fahmi 80 Tuntas
8 0000365729 Aulia Rahman 60 Belum Tuntas
9 0021241788 Intan Andini 80 Tuntas
10 9982489038 Julian Saputra 70 Tuntas
11 0027010592 Khairunnisak 80 Tuntas
12 0022130519 Laila Sawalna 60 Belum Tuntas
13 0022457290 M. Rian Pratama 60 Belum Tuntas
14 0021494882 Marlina 70 Tuntas
15 0007570895 Muhammad Lutfhi 60 Belum Tuntas
16 0022130548 Nurrabika 70 Tuntas
17 0013191061 Oja Adriana 90 Tuntas
18 0022130532 Rafiqih Ulfi 100 Tuntas
19 0020287787 Rayhan Nisa 80 Tuntas
20 0010755222 Riyan Alfandi 70 Tuntas
21 0022797841 Nurul Adillah 60 Belum Tuntas
22 0023478900 Syahwal 100 Tuntas
23 0016533603 Teuku Furqan 70 Tuntas
24 0010755370 Zulkarnen 100 Tuntas
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Dari hasil pada tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa kemampuan akhir

siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh secara individu tuntas sebanyak 23

orang dari 24 siswa. Persentase ketuntasan siswa secara keseluruhan dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

% Ketuntasan =
Siswa Tuntas x 100%
Siswa Keseluruha n
18
% Ketuntasan = x 100%
24

= 75,0%
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah

mencapai lebih dari 72% seperti yang diharapkan. Dengan demikian jelas bahwa

penerapan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada materi gaya dapat

membantu siswa untuk mencapai ketuntasan belajar.

4.3. Analisa Data

1. Analisis Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan dari data hasil penelitian yang diperoleh dapat diperlihatkan

perolehan nilai pre-test dan post-test siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh

secara keseluruhan pada tabel berikut.

Tabel 3.6. Perolehan Nilai Pre-Test dan Post-Test Keseluruhan Siswa Kelas VIII-1
SMP Negeri 13 Banda Aceh
Perolehan Nilai
No. No. Induk Siswa
Pre-Test Post-Test
1 2 3 4
1 0022130529 60 70
2 0023459864 50 70
3 9998662502 30 90
4 0023172281 40 60
5 0030170571 70 80
6 0017075173 80 90
7 0010390036 30 80
8 0000365729 40 60
9 0021241788 50 80
10 9982489038 20 70
11 0027010592 60 80
12 0022130519 30 60
13 0022457290 20 60
14 0021494882 50 70
15 0007570895 30 60
16 0022130548 10 70
17 0013191061 60 90
18 0022130532 50 100
19 0020287787 70 80
20 0010755222 10 70
1 2 3 4
21 0022797841 10 60
22 0023478900 30 100
23 0016533603 50 70
24 0010755370 20 100
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

2. Analisis Perhitungan Uji Normalitas

a) Perolehan Nilai Pre-Test

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terhadap perolehan nilai pre-test

siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh, berikut ini adalah langkah-

langkahnya:

1) Menghitung Rentang (R), dengan rumus:

R = data terbesar data terkecil

= 80 10

= 70

2) Menghitung banyak kelas (k), dengan rumus:

k = 1 + (3,3) log n sampel (n) = 24

= 1 + (3,3) log 24

= 1 + (3,3) 1,38

= 1 + 4,55

= 5,55 6 (pembulatan)

3) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus:

Re n tan g
P =
Banyak Kelas

70
= = 11,67 12 (pembulatan)
6
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dengan mengambil ujung bawah kelas

interval pertama adalah 10 (data terkecil), maka dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut.

Tabel 3.7. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 13
Banda Aceh
Rentang Frekuensi Titik Tengah
(xi)2 fi . xi fi . (xi)2
Nilai (fi) (xi)
10 21 6 15,5 240,25 93,0 1441,50
22 33 5 27,5 756,25 137,5 3781,25
34 45 2 39,5 1560,25 79,0 3120,50
46 57 5 51,5 2652,25 257,5 13261,25
58 69 3 63,5 4032,25 190,5 12096,75
70 81 3 75,5 5700,25 226,5 17100,75
Jumlah 24 984,0 50802,00
Sumber: Analisa Data 2015

Dari tabel di atas, maka dapat ditentukan nilai mean ( x ), varian (S2) dan

simpangan baku (S) sebagai berikut:

f i . xi 984
Mean ( x ) = =
fi 24

= 41

n f i . xi f i . xi
2 2

Varian (S2) =
n n 1

24 (50802) - (984) 2
=
24(24 1)

1219248 - 968256
=
24(23)

250992
Varian (S2) =
552

= 454,7
Simpangan Baku (S) = S2

= 454,7

= 21,32

Untuk menguji normalitas data, perlu ditentukan batas kelas interval untuk

menghitung luas di bawah kurva normal bagi tiap kelas interval. Untuk batas bawah

kelas dikurang 0,5 dan batas atas ditambah 0,5. Rumus untuk menghitung z-score:

xi x
z-score =
S

Sedangkan untuk mengetahui frekuensi harapan (ei) untuk masing-masing

kelas interval dimana oi adalah frekuensi observasi yaitu menggunakan rumus:

ei = luas daerah kurva x n n (sampel) = 24

Kemudian untuk menghitung nilai chi-kuadrat (2), digunakan rumus:

oi ei 2
2
hitung = ei

Dengan melakukan perhitungan untuk setiap kelas interval, maka dapat

disusun tabel distibusi frekuensi yang akan diuji normalitas sebagai berikut.
Tabel 3.8. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test Siswa Kelas VIII-1
SMP Negeri 13 Banda Aceh

Kelas Batas
Batas Luas oi ei 2
z-score Daerah Daerah ei oi
Interval Kelas ei
Kurva Kurva
9,5 -1,48 0,4306
10 21 0,1120 2,6880 6 4,08
21,5 -0,91 0,3186
22 33 0,1818 4,3632 5 0,09
33,5 -0,35 0,1368
34 45 0,2200 5,2800 2 2,04
45,5 0,21 0,0832
46 57 0,1962 4,7088 5 0,02
57,5 0,77 0,2794
58 69 0,1305 3,1320 3 0,01
69,5 1,34 0,4099
70 81 0,0614 1,4736 3 1,58
81,5 1,90 0,4713
Jumlah 7,82
Sumber: Analisa Data 2015

oi ei 2
Dari tabel di atas, diperoleh nilai chi-kuadrat 2
hitung = ei
= 7,82.

Pada taraf signifikan = 0,05 (95%) dengan derajat kebebasan (dk) = 2, dari tabel

distribusi chi-kuadrat diperoleh nilai 2tabel = 5,99. Jadi 2hitung > 2tabel. Dengan

demikian sebaran data nilai pre-test siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh

berdistribusi normal.

b) Perolehan Nilai Post-Test

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terhadap perolehan nilai post-test

siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh, berikut ini adalah langkah-

langkahnya:

1) Menghitung Rentang (R), dengan rumus:

R = data terbesar data terkecil


R = 100 60

= 40

2) Menghitung banyak kelas (k), dengan rumus:

k = 1 + (3,3) log n sampel (n) = 24

= 1 + (3,3) log 24

= 1 + (3,3) 1,38

= 1 + 4,55

= 5,55 6 (pembulatan)

3) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus:

Re n tan g
P =
Banyak Kelas

40
=
6

= 6,67 7 (pembulatan)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dengan mengambil ujung bawah kelas

interval pertama adalah 60 (data terkecil), maka dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 3.9. Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 13
Banda Aceh
Rentang Frekuensi Titik Tengah
(xi)2 fi . xi fi . (xi)2
Nilai (fi) (xi)
60 66 6 63 3969 378 23814
67 73 7 70 4900 490 34300
74 80 5 77 5929 385 29645
81 87 0 84 7056 0 0
88 94 3 91 8281 273 24843
95 101 3 98 9604 294 28812
Jumlah 24 1820 141414
Sumber: Analisa Data 2015
Dari tabel di atas, maka dapat ditentukan nilai mean ( x ), varian (S2) dan

simpangan baku (S) sebagai berikut:

f i . xi 1820
Mean ( x ) = =
fi 24

= 75,8

n f i . xi f i . xi
2 2

Varian (S2) =
n n 1

24 (141414) - (1820) 2
=
24(24 1)

3393936 - 3312400
=
24(23)

81536
=
552

= 147,71

Simpangan Baku (S) = S2

= 147,71

= 12,15

Selanjutnya untuk menguji normalitas data, perlu ditentukan batas-batas kelas

interval untuk menghitung luas di bawah kurva normal bagi tiap kelas interval.

Untuk batas bawah kelas dikurang 0,5 dan batas atas kelas ditambah 0,5. Adapun

untuk menghitung z-score digunakan rumus:

xi x
z-score =
S
Sedangkan untuk mengetahui frekuensi harapan (ei) untuk masing-masing

kelas interval dimana oi adalah frekuensi observasi yaitu menggunakan rumus:

ei = luas daerah kurva x n n (sampel) = 24

Kemudian untuk menghitung nilai chi-kuadrat (2), digunakan rumus:

oi ei 2
2
hitung = ei

Dengan melakukan perhitungan untuk setiap kelas interval, maka dapat

disusun tabel distibusi frekuensi yang akan diuji normalitas sebagai berikut.

Tabel 3.10. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Siswa Kelas VIII-1
SMP Negeri 13 Banda Aceh

Kelas Batas
Batas Luas oi ei 2
z-score Daerah Daerah ei oi
Interval Kelas ei
Kurva Kurva
59,5 -1,34 0,4099
60 66 0,1305 3,13 6 2,63
66,5 -0,77 0,2794
67 73 0,2041 4,90 7 0,90
73,5 -0,19 0,0753
74 80 0,2270 5,45 5 0,04
80,5 0,39 0,1517
81 87 0,1798 4,32 0 4,32
87,5 0,96 0,3315
88 94 0,1067 2,56 3 0,08
94,5 1,54 0,4382
95 101 0,0448 1,08 3 3,45
101,5 2,12 0,4830
Jumlah 11,40
Sumber: Analisa Data 2015

oi ei 2
Dari tabel di atas, diperoleh nilai chi-kuadrat 2
hitung = ei
= 11,40.

Pada taraf signifikan = 0,05 (95%) dengan derajat kebebasan (dk) = 2, dari tabel
distribusi chi-kuadrat diperoleh nilai 2tabel = 5,99. Jadi 2hitung > 2tabel. Dengan

demikian sebaran data nilai post-test siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh

berdistribusi normal.

3. Analisis Perhitungan Uji-t (t-score)

Setelah data diuji normalisasi, selanjutnya untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel digunakan

analisis statistik uji-t dengan rumus:

Md
t
xd 2

n(n 1)

Keterangan :

Md : nila rata-rata (mean) deviasi antara post-test dan pre-test


xd2 : jumlah kuadrat deviasi
n : Banyak data (jumlah sampel = 24)

Adapun kriteria pengujian hipotesis diterima jika thitung > ttabel, dengan derajat

kebebasan dk = (n-1) pada taraf signifikan () = 0,05 atau 95%.

Tabel 3.11. Selisih (Gain) Nilai Pre-Test dan Post-Test Siswa Kelas VIII-1 SMP
Negeri 13 Banda Aceh
No. Induk Perolehan Nilai Gain
No. d2
Siswa Pre-Test Post-Test (d)
1 2 3 4 5 6
1 0022130529 60 70 10 100
2 0023459864 50 70 20 400
3 9998662502 30 90 60 3600
4 0023172281 40 60 20 400
5 0030170571 70 80 10 100
6 0017075173 80 90 10 100
7 0010390036 30 80 50 2500
8 0000365729 40 60 20 400
9 0021241788 50 80 30 900
10 9982489038 20 70 50 2500
1 2 3 4 5 6
11 0027010592 60 80 20 400
12 0022130519 30 60 30 900
13 0022457290 20 60 40 1600
14 0021494882 50 70 20 400
15 0007570895 30 60 30 900
16 0022130548 10 70 60 3600
17 0013191061 60 90 30 900
18 0022130532 50 100 50 2500
19 0020287787 70 80 10 100
20 0010755222 10 70 60 3600
21 0022797841 10 60 50 2500
22 0023478900 30 100 70 4900
23 0016533603 50 70 20 400
24 0010755370 20 100 80 6400
Jumlah 850 40100
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015

Nilai Gain (d) pada tabel di atas diperoleh dari selisih nilai tes akhir (post-

test) dengan tes awal (pre-test). Berdasarkan hasil dari tabel di atas, maka dapat

dihitung jumlah kuadrat deviasi dengan menggunakan rumus:

d 2

xd 2
= d 2

= 40100
850 2
24

722500
= 40100
24

= 40100 30104,17

= 9995,83

Selanjutnya untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan cara

membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel digunakan analisis statistik uji-t dengan

rumus:
t
Md
, dimana Md =
d 850 35,42
xd 2 n 24
n(n 1)

35,42
Jadi, thitung =
9995,83
24(24 1)

35,42
=
9995,83
24(23)
35,42
=
9995,83
552
35,42
=
18,11

35,42
=
4,26
thitung = 8,32

4.4. Pembuktian Hipotesis

Dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,71 pada taraf signifikan () =

0,05 atau 95% dengan derajat kebebasan dk = (n-1) = 23. Berdasarkan hasil

pengolahan data diperoleh nilai thitung = 8,32, sehingga diperoleh nilai thitung > ttabel.

Maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ketuntasan belajar pada materi

gaya dengan menerapkan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) siswa kelas

VIII SMP Negeri 13 Banda Aceh sudah berhasil dapat diterima.


4.5. Pembahasan

Berdasarkan pengumpulan data dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

maka diperoleh bahwa perbandingan antara nilai thitung lebih besar daripada ttabel, yaitu

8,32 > 1,71. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada materi gaya dengan

menerapkan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) siswa kelas VIII SMP

Negeri 13 Banda Aceh sudah berhasil. Dengan kata lain, penerapan model kooperatif

tipe Group Investigation (GI) efektif membantu memudahkan pemahaman dan

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya di SMP Negeri 13 Banda Aceh.

Sejalan dengan itu, dari hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) dapat

dilihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan berimplikasi terhadap

ketuntasan belajar siswa baik secara individual maupun klasikal. Dari hasil analisa

pencapaian ketuntasan belajar siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh,

diketahui bahwa pembelajaran fisika pada materi gaya siswa kelas VIII-1 SMP

Negeri 13 Banda Aceh dinyatakan tuntas. Hal ini berdasarkan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) siswa yang ditetapkan adalah 65 untuk perolehan nilai secara

individual dan 72% untuk pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal. Dengan

demikian jelas bahwa penerapan model kooperatif tipe Group Investigation (GI)

pada materi gaya dapat membantu siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh

untuk mencapai ketuntasan belajar.

Walaupun masih ada sebagian siswa yang hasil belajarnya masih belum

tuntas. Hal ini dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran fisika, siswa masih

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan. Kesulitan belajar

fisika siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh salah satunya dipengaruhi oleh
motivasi belajar siswa, faktor guru dalam mengarahkan siswa untuk mencapai

ketuntasan belajar yang diharapkan dan peran aktif orang tua di luar lingkungan

sekolah. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi hanya jika ada peran dan kerjasama

yang baik antara guru dan pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam mengarahkan

motivasi dan minat siswa untuk belajar.

Dukungan guru dan pihak sekolah secara khusus bertugas untuk mendidik

dan membimbing siswa belajar di lingkungan sekolah, dan untuk selanjutnya peran

dan dukungan orang tua di lingkungan luar sekolah terutama di rumah.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil analisa data, maka diperoleh bahwa perbandingan antara

nilai thitung > ttabel, yaitu 8,32 > 1,71. Hal ini menunjukkan hipotesis yang

menyatakan bahwa ketuntasan belajar pada materi gaya dengan menerapkan

model kooperatif tipe Group Investigation (GI) siswa kelas VIII SMP Negeri

13 Banda Aceh sudah berhasil dapat diterima. Dengan kata lain, penerapan

model kooperatif tipe Group Investigation (GI) membantu meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi gaya di SMP Negeri 13 Banda Aceh.

2. Dari hasil analisa pencapaian ketuntasan belajar, diketahui bahwa hasil

pembelajaran fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Banda Aceh dinyatakan

tuntas yaitu mencapai 75% secara klasikal. Hal ini berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) siswa yang ditetapkan adalah 65 secara

individual dan 72% secara klasikal. Dengan demikian jelas bahwa penerapan

model kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada materi gaya dapat

membantu siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 13 Banda Aceh untuk mencapai

ketuntasan belajar.
5.2. Saran-saran

Sedangkan beberapa saran yang direkomendasikan oleh penulis setelah

melakukan penelitian ini adalah:

1. Idealnya demi tercapainya ketuntasan belajar dan perolehan nilai ujian siswa

yang lebih memuaskan, maka diperlukan adanya kajian dan evaluasi terhadap

setiap butir soal ujian fisika baik ditinjau dari aspek indeks daya pembeda

soal maupun tingkat kesukaran soal disamping aspek model pembelajaran

yang dikembangkan oleh guru yang mengajar.

2. Untuk pembelajaran fisika sebaiknya pola dan model pembelajaran

dikembangkan sesuai dengan materi pengajaran untuk memudahkan

pemahaman siswa terhadap materi tertentu dan tercapainya ketuntasan belajar

individual dan klasikal siswa.

Anda mungkin juga menyukai