Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN PERAWATAN PALIATIF

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA MARGONDA

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA MARGONDA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan anugerah
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga buka panduan Perawatan Paliatif Rumah
Sakit Umum Bunda Margonda ini dapat selesai disusun.

Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda.

Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana perawatan paliatif di
Rumah Sakit ini

Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Perawatan Paliatif
Rumah Sakit Umum Bunda Mangonda.

Depok 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang dapat
disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti kanker, penyakit
degeneratif, penyakit paru obstruktif, Parkinson, Gagal jantung,
Penyakit Genetika dan penyakit infeksi seperti HIV / AIDS yang
memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan promotif,
preventif, kurativ dan rehabilitatif. Namun saat ini pelayanan
kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan
penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, terutama pada stadium
lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada penyembuhan juga
perawatan agar mencapai kwalitas hidup yang terbaik bagi pasien dan
keluarga.
Pada stadium lanjut pasien dengan penyakit kronis tidak hanya
mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas,
penurunan berat badan, gangguan aktifitas tetapi juga mengalami
gangguan spikologisdan spiritual yang mempengaruhi kwalitas hidup
pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut
suatu penyakit tidak hanya pemenuhan / pengobatan gejala fisik
namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan spikologis,
soaial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin
yang dikenal Perawatan Paliatif.
Masyarakat menganggap pelayanan paliatif hanya untuk pasien dalam
kondisi terminal yang akan segera meninggal,namun konsep baru
perawatan paliatif menekankan pentingnya integrasi perawatan
paliatif lebih dini agar masalah fisik, spikologi, dan spiritual dapat
diatasi dengan baik. Perawatan Paliatif adalah Peyanan kesehatan
yang bersifat holistic dan terintegratif dengan melibatkan berbagai
profesi dengan dasar falsafah, bahwa setiap pasien berhak
mendapatkan pelayan terbaik sampai akir hayatnya.
Keadaan sarana pelayanan perawatan paliatif di Rumah Sakit masih
belum memadai sedangkan pasien memiliki hak untuk dapat
mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif, dan holistik
maka diperlukan panduan perawatan paliatif yang memberikan arahan
bagi pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan
perawatan paliatif.
B. Tujuan

Tujuan umum
Sebagai panduan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
perawatan paliatif di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda.

Tujuan khusus
Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang
berlaku di Rumah Sakit.
1. Tersusunya panduan pelaksanaan perawatan paliatif.
2. Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.

C. Sasaran kebijakan pelayanan paliatif


1. Seluruh pasien ( dewasa dan anak ) dan anggota keluarga yang
memerlukan perawatan paliatif di Rumah Sakit Umum Bunda
Margonda.
2. Pelaksana perawatan paliatif : Dokter, Perawat, Tenaga Kesehatan
lainnya dan Tenaga terkait lainnya.
3. Unit terkait
a. Komite medis
b. IRNA, IRJ, IGD, HND, ICU
c. PKRS
d. Umum
4. Institusi terkait misalnya
a. Dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten atau
kota
b. Rumah sakit pemerintahan dan swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan / hospis
e. Fasilitas kesehatan pemerintahan dan swasta lain
BAB II
DEFINISI PERAWATAN PALIATIF

A. Pengertian
1. Perawatan paliatif
Adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi
masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah masalah
lain, fisik, psikososial, dan spiritual.
2. Kualitas hidup pasien
Adalah keadaan pasien yang dipersepsikan terhadap
keadaan pasien sesuai konteks budaya dan sistem
niulai yang dianutnya, termasuk tujuan hidup dan
harapan serta niatnya.
Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch
Deborah Dudgeoon dan Harvey Schipper ( 1999 )adalah
:
a. Gejala fisik
b. Kemampuan fungsional ( aktifitas )
c. Kesejahteran keluarga
d. Spiritual
e. Fungsi sosial
f. Kepuasaan terhadap pengobatan ( termasuk
masalah keuangan )
g. Orientasi masa depan
h. Kehidupan seksual termasuk gambaran terhadap
diri sendiri
i. Fungsi dalam kerja
B. Paliatif home care
Adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan
dirumah pasien, oleh tenaga paliatif dan atau keluarga
atas bimbingan atau pengawasan tenaga paliatif.
C. Hospice
Adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium
terminal yang dapat dirawat dirumah namun tidak
melakukan tindakan yang harus dilakukan dirumah sakit.
Pelayanan untuk mengendalikan gejala gejala yang ada
dengan keadaan seperti dirumah pasien sendiri.
D. Sarana kesehatan
Adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan
secara medis bagi masyarakat.
E. Kompeten
Adalah keadaan kesehatan mental pasien sedemikian rupa
sehingga mampu menerima dan memahami informasi
yang diperlukan dan mampu membuat keputusan secara
rasional berdasarkan informasi tersebut.
F. Ruang Lingkup Perawatan Paliatif
1. Jenis Kegiatan Perawatan Paliatif meliputi
a. Penatalaksanaan nyeri
b. Penatalaksanaan keluhan fisik lainnya
c. Asuhan keperawatan
d. Dukungan psikologis
e. Dukungan sosial
f. Dukungan kultural dan spiritual
g. Dukungan persiapan dan selama duka cita
2. Perawatan paliatif dilakukan rawat inap, rawat jalan
dan kunjungan atau rawat rumah.
BAB III
ASPEK MEDIKOLEGAL DAN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM PERAWATAN PALIATIF

A. Persetujuan tindakan medis atau informed concent


untuk pasien
1. Pasien harus memahami pengertian, tujuan, dan
pelaksanaan perawatan paliatif melalui
komunikasi yang intensif dan berkesinambungan
antara tim perawatan paliatif dengan pasien dan
keluarganya.
2. Pelaksanaan informed concent atau persetujuan
tindakan kedokteran pada dasarnya dilakukan
sebagaimana telah diatur dalam peraturan
perundang undangan.
3. Meskipun pada umumnya hanya tindakan
kedokteran ( medis ) yang membutuhkan
informed concents tetapi pada perawatan paliatif
sebaiknya setiap tindakan yang berisiko
dilakukan inform concent.
4. Baik penerima informasi maupun pemberi
persetujuan diutamakan pasien sendiri apabila
dia masih kompeten dengan saksi anggota
keluarga terdekat, waktu yang cukup agar
diberikan kepada pasien untuk berkomunikasi
dengan keluarga terdekatnya. Dalam hal pasien
yang tidak kompeten maka keluarga terdekatnya
melakukan atas nama pasien.
5. Tim perawatan paliatif sebaiknya mengusahakan
untuk memperoleh pesan atau pernyataan
pasien pada saat dia sedang kompeten tentang
apa yang harus boleh atau tidak boleh dilakukan
terhadapnya apabila kompetensinya kemudian
menurun ( advanced directive ). Pasien dapat
memuat secara ekspilisit tindakan apa yang
boleh atau tidak boleh dilakukan atau dapat pula
hanya menunjuk seorang yang nantinya akan
mewakili dalam membuat keputusan pada saat
dia tidak kompeten. Pernyataan tersebut dibuat
tertulis dan akan dijadikan panduan utama bagi
tim perawatan paliatif.

B. Resusitasi atau Tidak resusitasi pada pasien paliatif


1. Keputusan dilakukan atau tidak dilakukannya
tindakan resusitasi dapat dibuat oleh pasien yang
kompeten atau oleh tim perawatan paliatif
2. Informasi tentang hal sebaiknya diinformasikan
pada saat pasien memasuki atau memulai
perawatan paliatif.
3. Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak
menghendaki resusitasi sepanjang informasi yang
adekuat yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang dipahaminya. Keputusan
tersebut dpat diberikan dalam bentuk pesan atau
dalam informed concent atau menjelang dia
kehilangan kompetensinya.
4. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh
membuat keputusan resusitasi kecuali yang telah
dipesankan dalam advanced directive tertulis.
Namun demikian dlam keadaan tertentu dan atas
pertimbangan tertentu yang layak dan patut.
Permintaan tertulis oleh seluruh anggota
keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan
pengadilan untuk pengesahan.
5. Tim perawatan paliatif dapat membuat
keputusan untuk tidak melakukan resusitasi
sesuai dengan pedoman klinis dibidang ini yaitu
apabila pasien berada dlam tahap terminal dan
tindakan resusitasi diketahui tidak akan
menyembuhkan atau memperbaiki kualitas
hidupnya berdasarkan bukti ilmiah pada saat
tersebut.

C. Perawatan pasien paliatif di ICU


1. Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU
mengikuti ketentuan ketentuan umum yang
berlaku sebagaimana diuraikan diatas.
2. Dalam menghadapi tahap terminal tim
perawatan paliatif harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan
pengehentian peralatan life supporting.

D. Masalah medikolegal lainnya pada perawatan


pasien paliatif
1. Tim perawatan paliatif bekerja berdasarkan
kewenangan yang diberika oleh pimpinan rumah
sakit, termasuk pada saat melakukan perawatan
dirumah pasien.
2. Pada dasarnya tindakan yang bersifat kedokteran
harus dikerjakan oleh tenaga kesehatan tetapi
dengan pertimbangan yang memperhatikan
keselamatan pasien, tindakan tindakan tertentu
didelegasikan kepada tenaga kesehatan non
medis yang terlatih. Komunikasi antara
pelaksana dengan pembuat kebijakan harus
terpelihara.
E. Sumber daya manuasia
1. Pelaksanaan perawatan paliatif adalah tenaga
kesehatan, pekerja sosial, rohaniawan keluarga
dan sosial.
2. Kriteria pelaksana perawatan paliatif adalah
telah mengikuti pendidikan / pelatihan
perawatan paliatif dan telah mendapatkan
sertifikat.
3. Pelatihan
a. Modul pelatihan
b. Terdiri dari modul untuk dokter, modul untuk
perawat, modul untuk keluarga lainnya,
modul untuk tenaga medis lainnya.
4. Pendidikan
a. Pendidikan formal spesialis paliatif (ilmu
kedokteran paliatif,ilmu keperawatan paliatif)

F. Pembinaan dan pengawasan


Pembinaan dan pengawasan dilakukan komite
medis, komite keperawatan dan management
dengan melibatkan dokter, perawat, tenaga medis
dan non medis lainnya.

G. Pengembangan dan peningkatan mutu perawatan


paliatif
Untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu
perawatan paliatif diperlukan :
1. Pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan dan non kesehatan.
2. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan /
countinuing profesional development untuk
perawatan paliatif (SDM ) untuk jumlah, jenis
kwaliatas pelayanan.
3. Menjalankan program keselamatan pasien (
pasien safety )
H. Pendanaan
Pendanaan yang diperlukan untuk
. Pengembangan sarana dan prasarana
. Peningkatan kwalitas SDM / pelatihan
. Pembinaan dan pengawasan
. Peningkatan mutu pelayanan.

BAB IV

PENUTUP

Dalam panduan ini disampaikan kebijakan dan


standar pelayanan Rumah Sakit tentang pelayanan
paliatif. Panduan ini merupakan panduan pertama
yang dibuat Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
berkaitan dengan perawatan paliatif.

Semoga panduan ini dapat di implementasikan dan


berharap masukan serta koreksinya. Panduan ini
akan membantu meringankan beban pasien dan
meningkatkan kwalitas hidup hingga akir hayat.

Demikian dan semoga bermanfaat.

Ditetapkan di Depok

Tanggal 2017

Anda mungkin juga menyukai