Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mochamad Rajib Herlambang

NRP : 1514100024

TROPICAL AND SUBTROPICAL SEA


a. Laut Tropis
Laut tropis dan laut subtropis terbagi berdasarkan iklim yang ada di dunia. Kondisi
permukaan laut di daerah tropis umumnya hangat dengan variasi suhu tahunan rendah.
Kondisi ini akan berpengaruh terhadap aktivitas konveksi yang tinggi. Daerah tropis menjadi
penting pada sistem iklim global karena pemanasan yang kuat dan terungkapnya fluktuasi
iklim jangka waktu tahunan maupun interdekadal yang dapat memengaruhi iklim global.
Oleh sebab itu perubahan iklim yang terjadi pada daerah tropis akan menyebabkan
perubahan pada daerah yang lebih luas lagi (Habibie, et. al., 2014). Ekosistem laut tropis
memiliki tingkat biodiversitas dan produktivitas yang tinggi yang mendukung hampir satu
miliar orang tiap tahunnya di Asia (Hansen, et. al., 2010).

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa perairan laut tropis memiliki suhu
25 C dan perairan laut subtropis adalah 15o C (Lalli, et. al., 2006). Laut tropis memliki suhu
o

yang tinggi tiap tahunnya. Range temperatur tiap tahunnya relatif kecil. Namun, bisa naik
hingga 10o C pada area yang makin menjauhi garis ekuator. Suhunya semakin tinggi selama
musim basah dan semakin rendah pada musim kering (Henry, 2017). Suhu laut tropis ini juga
dipengaruhi oleh curah hujan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas
radiasi matahari. Suhu akan menurun secara teratur sesuai dengan bertambahnya kedalaman.
Pada kedalaman melebihi 100 meter, suhu air laut relatif konstan dan biasanya berkisar 2 4 o
C ().
Kelembaban rata-rata pada daerah tropis adalah tinggi karena suhu yang tinggi dan
area yang luas. Sehingga menghasilkan evaporasi yang tinggi dengan rata kelembabannya
adalah 85 95%. Perubahan musiman kelembaban relatif pada daerah tropis pun relatif
tinggi. Presipitasi atau curah hujan pada laut tropis sangat tinggi dikarenakan tingkat
kelembaban yang tinggi. Rata-rata curah hujan adalah sekitar 60 100 inchi tiap tahunnya
(Henry, 2017; Oort, 1974). Jumlah curah hujan yang tinggi di daerah tropis disebabkan
sejumlah faktor penting, yaitu adanya ITCZ (Intertropical Convergence Zone) dan
cakupannya yang memanjang melingkupi area yang luas dan keberadaannya yang hampir
sepanjang tahun. Faktor kedua adalah relief. Kenaikan orografik sangat efisien menghasilkan
hujan, terlebih jika ada angin monsun yang didorong naik melalui pebukitan seperti yang
terjadi di Sumatera. Faktor ketiga adalah siklon. Tropis sebagai zona dengan intensitas curah
hujan tinggi dipengaruhi oleh jalur badai. Faktor keempat berkaitan dengan konvergensi dan
perubahan arah angin pasat ketika mendekati tropis (Juaeni, 2006).
Di wilayah laut tropis hujan sangat sering terjadi liputan awan tinggi, massa udara
jenuh, kecepatan angin rendah serta sering terjadi upwelling massa dingin laut di beberapa
tempat. Semua faktor ini mengurangi laju evaporasi di wilayah laut tropis. Laju evaporasi di
wilayah tropis yang tinggi disebabkan kombinasi curah hujan dan temperatur yang tinggi.
Untuk mencapai kesetimbangan energi di permukaan laut, kelembaban yang tidak terbatas di
atas laut diimbangi dengan evaporasi yang tinggi dan hanya menyisakan sedikit untuk panas
sensibel permukaan dan lapisan di atasnya. Sebaliknya di atas daratan, suplai air terbatas
sehingga lebih banyak energi yang berubah menjadi panas sensibel permukaan sehingga
temperatur udara menjadi tinggi. Ini menjadikan laju evaporasi menjadi tinggi, terutama di
daerah yang banyak tanaman. Terdapat perbedaan jumlah air cair yang dihasilkan oleh proses
kondensasi yang terjadi di wilayah tropis dengan di luar tropis, karena massa udara panas
mengandung uap air lebih banyak daripada massa udara dingin. Jumlah air yang dihasilkan
dari pendinginan 1 m3 udara karena penurunan temperatur 5o C adalah 6.6 gram untuk udara
dengan temperatur awal 30o C, 4.5 gram untuk udara dengan temperatur awal 20oC dan hanya
2.0 gram untuk udara dengan temperatur awal 5o C (Juaeni, 2006).
Dalam segi biodiversitas lamun, lamun yang terdapat di perairan tropis umumnya
tersebar di perairan laut Atlantik dan Indo-Pasifik. Keanekaragaman lamun di wilayah
perairan tropis sangat tinggi, terutama di wilayah Indo-Pasifik, diketahui terdapat hingga 14
spesies lamun dalam satu ekosistem. Lamun yang terdapat di perairan tropis didominasi oleh
spesies Thalassia sp. Di Indonesia, hingga telah diketahui terdapat 13 spesies lamun dari
tujuh marga, tiga di antaranya (Enhalus, Thalassia, Halophila) termasuk suku
Hydrocaritaceae, sedangkan empat lainnya (Halodule, Cymodocea, Syringodium dan
Thallasodendron) termasuk suku Cymodoceae (Purnomo, et. al., 2017).
b. Laut Subtropis
Pada laut subtropis, rata-rata pada bulan terdingin yaitu antara 0o 18o C dan rata-rata
suhu pada bulan terpanas adalah 22o C atau di atasnya (National Weather Service, 2017).
Karakteristik air pada laut subtropik memiliki suhu berkisar 16.5 o C, kadar salinitas adalah
34.75 dan anomali termosteriknya 250 cl/t (Masuzawa, 1969). Laju evaporasi di wilayah
laut subtropis kecil karena kelembaban rendah. Hal ini juga menyebabkan curah hujan di
wilayah ini juga rendah (Juaeni, 2006).
Pada area perairan subtropis arus angin dan rotasi bumi menyebabkan terjadinya termoklin
dari shoaling dan upwelling. Kondisi tersebut menyebabkan nutrien terangkat ke euphotic
zone dan tingkat produksi primer pun meningkat. Kestablian dan dalamnya (hingga 200 300
meter) thermocline dan nutricline pada perairan subtropis, nutrisi bagi fitoplankton masih
mengalami keterbatasan. Suplai nutrisinya hanya berasal dari difusi pada lapisan thermocline
yang berjalan lambat, peristiwa shoaling dan upwelling pada lapisan thermocline yang
berasosiasi dengan pusaran arus pada laut terbuka dan dari fiksasi nitrogen. Memang bahwa
periran laut subtropis kurang bervariasi dan memiliki thermocline yang dalam sehingga zona
eufotiknya miskin akan nutrisi, tingkat produktivitas primer dan biomassanya rendah, serta
jaring makanan yang panjang dan kompleks (Chavez, et. al., 2011). Karakteristik organisme
fouling pada laut subtropis merupakan spesies yang hidup pada air hangat, seperti
Amphibalanus reticulatus, Perna viridis, Chama spp., Styela plicata, Mytilus edulis,
Amphibalanus amphitrite amphitrite, dan A. improvisus (Heshan, et. al., 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Cavez, Francisco P., Monique Messie, J. Timothy Pennington. 2011. Marine Primary
Production in Relation to Climate Variability and Change. Annu. Rev. Mar. Sci. 3: 227
260
Habibie, Muhammad Najib, Tri Astuti Nuraini. 2014. Karakteristik dan Tren Perubahan Suhu
Permukaan Laut di Indonesia Periode 1982-2009. Jurnal Meteorologi dan Geofisika
Vol. 15, No. 1: 37 49.
Hansen, L. J., J. L. Bringer, J. R. Holfman. 2010. A Users Manual for Building Resistance
and Resiliance to Climate Change in Natural Systems, Chapter 6: Tropical Marine.
WWF.
Henry, Judith. 2017. Characteristic of Equatorial and Tropical Marine Climates.
www.pressreader.com.
Heshan, Lin, Wang Jianjun, Liu Wei, Liu Kun, Zhang Shuyi, He Xuebao, Huang Yaqin, Lin
Junhui, Mou Jianfeng, Zheng Chengxing, Yan Tao. 2017. Fouling community
characteristics in subtropical coastal waters of the southwestern East China Sea. Acta
Oceanol. Sin., Vol. 36, No. 10: 70 78.
Juaeni, Ina. 2006. Analisis Variabilitas Curah Hujan Wilayah Indonesia Berdasarkan
Pengamatan Tahun 1975-2004. Jurnal Matematika Vol. 9, No.2: 171 - 180.
Lalli, Carol M., Timothy R. Parsons. 2006. Biological Oceanography an Introduction
Second Edition. Elsevier Butterworth-Heinemann.
Masuzawa, Jotaro. 1969. Subtropical Mode Water. Deep-Sea Research, Vol. 16: 463 472.
National Weather Service: National Oceanic and Atmospheric Administration. 2017.
http://www.srh.noaa.gov/jetstream/global/climate_max.html. Diakses pada tanggal 5
November 2017.
Oort, Abraham H. 1974. Humidity-Temperature Relationships in the Tropical Troposphere.
Journal of Climate, Vol. 8.
Purnomo, Harxylen Kinanti, Yuni Yusniawati, Afiatry Putrika, Windri Handayani, Yasman.
2017. Keanekaragaman Spesies Lamun pada Beberapa Ekosistem Padang Lamun di
Kawasan Taman Nasional Bali Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, Vol. 3, No. 2:
236-240.

Anda mungkin juga menyukai