BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis instrumen adalah cabang dari analisis kimia yang
membahas mengenai analisis secara kualitatif dan kuantitatif
mengenai bahan-bahan yang mengandung senyawa kimia seperti
obat-obatan, kosmetik, bahkan sampai pada produk yang dikonsumsi
manusia seperti makanan dan minuman dengan menggunakan
perangkat instrumen yang memadai.
Teknik analisis spektroskopis (spektofotometri) merupakan
teknik analisi fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi antara
atom atau molekull dari suatu senyawa kimia dengan radiasi
elektromagnetik (REM). Spektrofotometer UV adalah instrumen
analisis yang memanfaatkan sumber REM ultraviolet dekat dengan
panjang gelombang 190-380 nm.
Absorbsi radiasi UV-Vis oleh atom/molekul senyawa melibatkan
energi cukup besar sehingga penggunaanya lebih pada analisi
kualitatif.Selain itu penggunaan spektrofotometri UV-Vis juga bisa
untuk analisis kuantitatif yaitu pada analisis kualitatif bisa ditentukan
dengan melihat panjang gelombangnnya sedanagkan untuk analisis
kuantitatif bisa dengan melihat penetapan kadarnya.
Pengukuran menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis ini
didasarkan pada hubungan antara berkas radiasi elektromagnetik
yang ditransmisikan (diteruskan) atau yang diabsorpsi dengan
tebalnya cuplikan dan konsentrasi dari komponen penyerap.
Berdasarkan hal ini maka untuk dapat mengetahui konsentrasi sampel
berdasarkan data serapan (A) sampel, perlu dibuat suatu kurva
kalibrasi yang menyatakan hubungan antara berkas radiasi yang
diabsorpsi (A) dengan konsentrasi (C) dari serangkaian zat standar
yang telah diketahui.
NHCOCH3
220 nm 0,382
230 nm 0, 539
235 nm 0, 609
240 nm 0, 660
244 nm 0,662
245 m 0,661
246 nm 0,655
250 nm 0,606
260 nm 0,387
0.7
0.6
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
0.2
0.1
0
220 230 235 240 244 245 246 250 260
4 0,279
6 0,390
8 0,532
10 0,662
y
kurva baku parasetamol
12
Y = 0,0148 + 0,0641x
10
6 kurva baku
parasetamol
4
0 x
0 2 4 6
Regresi :
No xi yi )
(xi- )
(
)
(yi-
)
( ) (yi-
(xi- )
28
% = 4 = 4 = 7
1,845
= 4 = 4 = 0,4635
{(xi ) (yi)} 1,282
=
(xi )2
= = 0,0641
20
=
= 0,4635 (0,0641)(7)
= 0,4635 0,4487
= 0,0148
{(xi )(yi)} 1,282 1,282
= = =
( 2 2 (20)(0,082385) 1,647
(xi ) )( (yi) )
1,282
= 1,28335498 = 0,9989441892 = 0,998
% = 0,040 25 100 %
% = 100,26 %
b. Rumus II
=
0,5310,0148
= = = 8,053 mg
0,0641
% = 100 %
8,053 0,05
% = 25 100 %
10
% = 0,04026 25 100 %
% = 100,66%
c. Obat generik parasetamol 500 mg PT Promodrahardrso
Farmasi Industri
a. Rumus I
=
0,490 10 = 0,662
4,90
= 0,662 = 7,401 mg
% = 100 %
7,401 0,05
% = 25 100 %
10
% = 92,5125 %
b. Rumus II
=
0,4900,0148
= = = 7,413 mg
0,0641
% = 100 %
7,413 0,05
% = 25 100 %
10
% = 92,6625%
% = 85,15 %
b. Rumus II
=
0,4510,0148
= = = 6,804 mg
0,0641
% = 100 %
6,804 0,05
% = 25 100 %
10
% = 85,05%
c. Obat paten Rodemol Parasetamol 500 mg
a. Rumus I
=
0,485 8 = 0,523
3,88
= 0,523 = 7,41 mg
% = 100 %
7,41 0,05
% = 25 100 %
10
% = 92,625 %
b. Rumus II
=
0,4850,0148
= = = 7,335 mg
0,0641
% = 100 %
7,335 0,05
% = 25 100 %
10
% = 91,68%
4.1.4 Pembahasan
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek
antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena dengan efek
analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri
ringan sampai sedang. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu
untuk mengidentifikasi ada tidaknya parasetamol dalam suatu
sampel serta untuk menentukan berapa kadar parasetamol yang
terkandung dalam sampel dengan metode spektrofotometri.
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi denga cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap
dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang
dielwatkan akan sebanding dengan kosentarasi larutan yang
didalam kuvet.
Metode yang digunakan yaitu analisi penetapan kurva baku
larutan standar (senyawa murni obat ) yang dibuat dengan tiga
konsentrasi yaitu 4, 8, 10 ppm yang merupakan larutan seri
konsentrasi. Sebelum dilakukan pengukuran serapan, maka
masing-masing komponen harus ditentukan panjang gelombang
maksimumnya terlebih dahulu.
Alasan penambahan bahan, pada percobaan ini dilakukan
penentuan kadar sampel paracetamol yang akan ditentukan
kadarnya dengan dilarutkan menggunakan aquades, dalam
praktikum ini metanol tidak digunakan hal ini disebabakan karena
ditakutkan metanol dapat mempengaruhi proses penentuan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan didapatkan
untuk kadar parasetamol dalam sampel obat paten sanmol yaitu
100,26% dan pada persamaan linear yaitu 100,26%. Untuk kadar
parasetamol dalam sampel PT. Promedeahardso farmasi industri yaitu
92, 5125% dan pada persamaan linear yaitu 92, 5125%. Untuk kadar
parasetamol dalam sampel PT. Kimia Farma yaitu 85,15% dan pada
persamaan linear yaitu 85,05%. Dan untuk kadar parasetamol dalam
sampel obat paten Rodemol yaitu 92, 625% dan pada persamaan
linear yaitu 91, 68%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa obat paten
sanmol parasetamol dengan kadar 100,26% dan 100,66% memenuhi
syarat sebagai kadar parasetamol.
5.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya dilakukan pengerjaan yang
maksimal sehingga tidak mempengaruhi hasil yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta,
(hal : 37 dan 96).
Cairns Donal, 2008, Intisari kimia farmasi, EGC, Jakarta, (hal : 21).
Gunawan Gan Sulistia, 2007, Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 5,
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, (hal: 237-238).
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Pembuatan larutan standar
serbuk parasetamol
Dikeringkan pada oven dengan suhu 105 oC
selama 1 jam
Diencerkan aquades
Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
Dicukupkan aquadest sampai 50 mL
Larutan stok 200 ppm
2. Penentuan spektrum absorpsi (panjang gelombang
maksimum)
Larutan standar 5 mL
Dimasukkan ke dalam labu ukur
5 mL larutan standar
Diencerkan hingga 100 mL
5 Dimasukkan
mL ke dalam kuvet dan kuvet lain berisi
larutan blanko
larutan
Diukur absorbansinya
standar
Dicatat setiap interval 10 nm mulai dari 220 nm
5 sampai
mL350 nm.
Dicatat lagi sekitar absorbansi puncak dengan
larutan
interval 5 nm lalu 2 nm.
standar
Panjang gelombang maksimum
3. Penentuan
5 mL larutanKadar Kurva Baku (4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10
standar
ppm) 5
4 macam mL larutan standar
konsentrasi
Konsentrasi 4 ppm,
5 dipipet sebanyak 0,1 mL
mL Konsentrasi
5 mL larutan
larutan 6 ppm, dipipet sebanyak 0,15 mL
standar
standar
Konsentrasi 8 ppm, dipipet sebanyak 0,2 mL
5 mL larutan standar
5 mL
larutan
standar
5 mL
larutan
standar
LAMPIRAN
1. Kurva baku parasetamol