Metode ini menggunakan asam sulfosalisilat 20%, caranya adalah 2 tabung
reaksi kecil masing masing di isi 3 ml urin yang akan diperiksa. Urin pada tabung pertama adalah sebagai kontrol sedangkan urin pada tabung kedua adalah yang akan diuji. Tabung kedua ditetesi 8 tetes asam sulfosalisilat 20%, ditunggu selama 5 menit kemudian dikocok perlahan dan dibandingkan kedua tabung dengan latar belakang hitam. Bila tidak terlihat perbedaan kekeruhan antara kedua tabung, maka hasil tes proteinuria dikatakan negatif ( kadar protein < 0.050 g/dl ). Bila tabung kedua lebih keruh dibandingkan dengan tabung pertama maka dikatakan trace jika tampak jelas adanya kekeruhan ( kadar protein 0.020 g/dl ), 1+ jika jelas adanya kekeruhan tetapi tidak dijumpai granulasi ( kadar protein 0.050 g/dl ), 2+ jika kekeruhan dengan disertai granulasi tetapi tidak dijumpai gumpalan ( kadar protein 0.20 g/dl ), 3+ jika kekeruhan dengan granulasi dan disertai gumpalan ( kadar protein 0.5 g/dl ), 4+ jika penggumpalan dari protein yang ada atau penggumpalan yang solid ( kadar protein 1.0 g/dl ). Hasil dari penilaian diatas dapat dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya bila kadar deterjen yang ada dalam tabung tinggi maka akan mempengaruhi hasil demikian juga bila dijumpai bahan radiografik maka penggumpalan yang terjadi akan lebih nyata dan bahan dapat mengkristal (Rukman, 2014).
4. Bagaimana Metode kerja Uji dipstic ?
Jawaban :
Dipstick merupakan metode pemeriksaan urin yang berupa carik-carik kertas
dan sangat praktis, fungsi dipstick sebagai skrining awal dalam urinalisis. Dalam interpretasi hasil pemeriksaan dipstick tes positif ataupun negative sebaiknya disusul dengan pemeriksaan mikroskopik sedimen urin. Adapun metode carik celup ialah secarik plastik kaku yang pada sebelah sisinya dilekatkan dengan kertas isap atau bahkan penyerap lainnya yang mengandung reagen spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin ada dalam urin. Banyaknya zat yang dicari ditandai oleh perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung reagen spesifik. Dipakai untuk menemukan protein urin berdasarkan fenomena kesalahan Penetapan pH oleh adanya protein. Indikator tertentu memperlihatkan warna lain dalam cairan yang bebas protein pada pH tertentu. Derajat perubahan warna itu menjadi ukuran semi kuantitatif pada protein urin (Gandasoebrata R, 2007).
Pemeriksaan protein urin metode carik celup memiliki kelebihan seperti
penggunaannya yang cepat, lebih praktis, hasil lebih muda diinterpretasikan dengan melihat perubahan warna yang terjadi, terdapat kekurangan seperti apabila pembacaan dilakukan kurang dari 30 detik, maka akan terjadi perubahan warna yang dapat menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikan hasil. Metode carik celup ini hanya sensitive terhadap albumin saja, globulin dan protein Bence Jones tidak dapat dinyatakan oleh carik celup (Gandasoebrata R, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata R, 2007, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian rakyat, Jakarta
Rukman., Kiswari, 2014, Hematologi dan Transfusi, Erlangga, Jakarta